Pengaruh Kombinasi Konsentrasi Emulsi Lilin dan Lama Penyimpanan Terhadap Kadar Vitamin C

dehidroaskorbat yang masih mempunyai keaktifan sebagai vitamin C. Asam L- dehidroaskorbat secara kimia sangat labil dan dapat mengalami perubahan lebih lanjut menjadi asam L-diketogulat yang tidak memiliki keaktifan vitamin C lagi Winarno dan Aman, 1981. Reaksi kerusakan vitamin C selama penyimpanan umumnya mengikuti reaksi orde I yaitu semakin lama waktu penyimpanan maka semakin banyak jumlah vitamin C yang rusak Andarwulan dan Koswara, 1992, akibatnya kadar vitamin C dalam buah menjadi semakin kecil.

3.1.3 Pengaruh Kombinasi Konsentrasi Emulsi Lilin dan Lama Penyimpanan Terhadap Kadar Vitamin C

Hasil analisis Pengaruh kombinasi konsentrasi emulsi lilin dan lama penyimpanan terhadap kadar vitamin C dapat dilihat dari analisa sidik ragam pada lampiran 3, bahwa kombinasi emulsi lilin dan lama penyimpanan memberikan pengaruh yang berbeda sangat nyata pada taraf 1 terhadap kadar vitamin C yang dihasilkan. Pengujian lebih lanjut dengan Least Significant Ranges LSR menunjukkan tingkat perbedaan pengaruh kombinasi emulsi lilin dan lama penyimpanan pada setiap taraf yang diberi tanda notasi huruf terhadap kadar vitamin C seperti yang tertera pada tabel 5. Jarak LSR Perlakuan Rataan Notasi Huruf 0,05 0,01 0,05 0,01 - - - K 1 L 1 48,52 a A 2 1,8402 2,4622 K 1 L 2 38,27 bk B 3 1,9364 2,5712 K 1 L 3 27,76 c C 4 1,9941 2,6417 K 1 L 4 19,00 d D 5 2,0390 2,6866 K 1 L 5 10,62 e E 6 2,0710 2,7187 K 2 L 1 48,52 a A 7 2,1031 2,7700 K 2 L 2 40,26 bf BF Universitas Sumatera Utara Tabel 5. Pengujian Least Significant Ranges LSR Pengaruh Kombinasi Konsentrasi Emulsi Lilin dan Lama Penyimpanan Terhadap Kadar Vitamin C Keterangan : - Notasi huruf yang berbeda menunjukkan beda nyata pada taraf 5 dan beda sangat nyata pada taraf 1 - Konsentrasi emulsi, K 1 = 0 ; K 2 = 3 ; K 3 = 6; K 4 = 9 - Lama Penyimpanan, L 1 = 0 hari; L 2 = 5 hari; L 3 = 10 hari; L 4 = 15 hari; L 5 = 20 hari Dari tabel 5 dapat dilihat perlakuan yang memberikan pengaruh berbeda sangat nyata pada taraf 1 dan perlakuan yang memberikan pengaruh berbeda nyata pada taraf 5. Pengaruh kombinasi konsentrasi emulsi lilin dan lama penyimpanan terhadap kadar vitamin C secara jelas dapat dilihat pada gambar 3. Dimana kadar vitamin C tertinggi diperoleh pada perlakuan dengan lama penyimpanan 0 hari L 1 untuk semua variasi konsentrasi emulsi lilin yaitu sebesar 48,52 mg 100g dan kadar Jarak LSR Perlakuan Rataan Notasi Huruf 0,05 0,01 0,05 0,01 8 2,1224 2,7956 K 2 L 3 33,75 g G 9 2,1416 2,8149 K 2 L 4 22,48 h H 10 2,1544 2,8405 K 2 L 5 15,33 i I 11 2,1608 2,8470 K 3 L 1 48,52 a A 12 2,1737 2,8726 K 3 L 2 42,02 fj FJ 13 2,1737 2,8790 K 3 L 3 36,71 k B 14 2,1929 2,9046 K 3 L 4 26,64 c C 15 2,1929 2,9046 K 3 L 5 18,35 d D 16 2,2057 2,9239 K 4 L 1 48,52 a A 17 2,2057 2,9239 K 4 L 2 43,97 j J 18 2,2186 2,9431 K 4 L 3 39,17 b BF 19 2,2186 2,9431 K 4 L 4 31,02 l G 20 2,2250 2,9560 K 4 L 5 23,36 h H Universitas Sumatera Utara 5 10 15 20 25 30 35 40 45 50 5 10 15 20 Lama Penyimpanan hari K ad ar V it am in C m g 100g K1=0 K2=3 K3=6 K4=9 vitamin C terendah diperoleh pada perlakuan kombinasi K 1 L 5 yaitu sebesar 10,62 mg 100g . Gambar 3. Pengaruh Kombinasi Konsentrasi Emulsi Lilin Dan Lama Penyimpanan Terhadap Kadar Vitamin C Kadar vitamin C yang tinggi pada hari 0 tidak dapat memberikan gambaran yang signifikan mengenai pengaruh kombinasi karena buah jeruk masih terdapat dalam keadaan segar dan belum banyak mengalami proses oksidasi. Dengan bertambahnya waktu penyimpanan dan menurunnya konsentrasi emulsi maka vitamin C akan semakin menurun seperti yang dapat dilihat pada gambar 3 dimana kadar vitamin C terendah terdapat pada perlakuan kombinasi K 1 L 5 . 3.2 Nilai Organoleptik Warna Data hasil pengamatan nilai organoleptik warna dapat dilihat pada lampiran 4. Pengaruh masing-masing perlakuan terhadap nilai organoleptik warna yang dihasilkan adalah sebagai berikut : Universitas Sumatera Utara 3.2.1 Pengaruh Konsentrasi Emulsi Lilin Terhadap Nilai Organoleptik Warna Hasil analisis pengaruh konsentrasi emulsi lilin terhadap nilai organoleptik warna dapat dilihat dari analisa sidik ragam pada lampiran 5, bahwa konsentrasi emulsi lilin memberikan pengaruh yang berbeda sangat nyata pada taraf 1 terhadap nilai organoleptik warna yang dihasilkan. Pengujian lebih lanjut dengan Least Significant Ranges LSR menunjukkan tingkat perbedaan pengaruh konsentrasi emulsi lilin pada setiap taraf yang diberi tanda notasi huruf terhadap nilai organoleptik warna seperti yang tertera pada tabel 6. Tabel 6. Pengujian Least Significant Ranges LSR Pengaruh Konsentrasi Emulsi Lilin Terhadap Nilai Organoleptik Warna Keterangan : - Notasi huruf yang berbeda menunjukkan beda nyata pada taraf 5 dan beda sangat nyata pada taraf 1 - Konsentrasi emulsi, K 1 = 0 ; K 2 = 3 ; K 3 = 6; K 4 = 9 Dari tabel 6 dapat dilihat bahwa pada taraf 1 perlakuan konsentrasi emulsi lilin memberikan pengaruh berbeda sangat nyata antara K 1 dengan K 2 , K 3 , K 4 ; K 2 dengan K 3 , K 4 ; dan K 3 dengan K 4. Pengaruh konsentrasi emulsi lilin terhadap nilai organoleptik warna secara jelas dapat dilihat pada gambar 4. Dimana warna yang paling disukai diperoleh Jarak LSR Perlakuan Rataan Notasi Huruf 0,05 0,01 0,05 0,01 - - - K 1 2,49 a A 2 0,0162 0,0221 K 2 3,13 b B 3 0,0170 0,0232 K 3 3,54 c C 4 0,0175 0,0238 K 4 3,69 d D Universitas Sumatera Utara 1 2 3 4 3 6 9 Konsentrasi Emulsi Lilin O r gan ol e p ti k War n a sk or pada perlakuan K 4 skor 3,69 dan warna yang agak disukai diperoleh pada perlakuan K 1 skor 2,49. Gambar 4. Pengaruh Konsentrasi Emulsi Lilin Terhadap Nilai Organoleptik Warna Dengan semakin bertambahnya konsentrasi emulsi lilin maka proses respirasi akan semakin lambat. Sehingga aktivitas metabolisme menurun, akibatnya perombakan molekul klorofil terhambat. Seperti terdapat pada kebanyakan buah, perubahan warna hijau ke kuning dalam buah jeruk ditandai dengan hilangnya klorofil dan munculnya zat warna karotenoid Pantastico, 1993. Penampakan buah jeruk yang tidak baik seperti bercak-bercak coklat juga diakibatkan tidak adanya perlindungan dari pelapisan lilin sehingga buah mudah mengalami kerusakan terutama pada sel-sel minyak epidermal pada kulit jeruk. Lapisan lilin dengan kepekatan yang cukup dapat diberikan untuk menghindarkan oksidasi pada buah dan dapat memberikan perlindungan yang diperlukan terhadap luka dan goresan kecil pada permukaan buah Hadiwiyoto dan Soehardi, 1981. Universitas Sumatera Utara

3.2.2 Pengaruh Lama Penyimpanan Terhadap Nilai Organoleptik Warna