BAB III METODOLOGI PENELITIAN
Penelitian ini bersifat eksperimental yaitu dengan membandingkan variasi konsentrasi emulsi dan variasi lama penyimpanan terhadap kadar vitamin C dan
nilai organoleptik warna,rasa dan aroma sebagai parameter. Penelitian dilakukan di Laboratorium Sintesis Bahan Obat, Fakultas Farmasi, Universitas Sumatera
Utara.
2.1 Alat-alat
Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah alat-alat gelas, batang pengaduk, cawan penguap, statif dan klem, buret, mikroburet, eksikator, magnetic
bar , blender Philips, hotplate magnetic stirrer Cimarec 2, neraca analitik Mettler Toledo, termometer fischer.
2.2 Bahan-bahan
Bahan- bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah air suling, parafin padat, benomyl 50 WP, asam askorbat BPFI , trietanolamin TEA, asam oleat dan
bahan-bahan kimia yang berkualitas proanalisa E. Merck : asam metafosfat, 2,6- diklorofenol indofenol, natrium bikarbonat, asam asetat glasial.
2.3 Prosedur Penelitian 2.3.1 Pengambilan Sampel
Pengambilan sampel dilakukan secara purposif tanpa membandingkannya dengan tumbuhan yang sama pada daerah lain. Buah jeruk manis diambil dari
daerah Kinepen, Kec. Munthe, Kab. Karo, Sumatera Utara. Buah jeruk manis yang diambil adalah buah yang siap panen yaitu berwarna kuning kehijauan dan diambil
buah jeruk yang ukurannya hampir sama pada satu pohon.
Universitas Sumatera Utara
2.3.2 Pembuatan Dan Pembakuan Larutan Pereaksi 2.3.2.1 Pembuatan Larutan 2,6-Diklorofenol indofenol
Timbang seksama 50 mg 2,6-diklorofenol indofenol natrium P yang sebelumnya telah dikeringkan di atas silika gel P dalam eksikator selama 24 jam,
tambahkan 50 air yang mengandung 42 mg natrium bikarbonat P, kocok kuat dan jika sudah terlarut tambahkan air hingga 200,0 ml. Saring ke dalam botol bersumbat
kaca berwarna coklat Ditjen POM, 1995.
2.3.2.2 Pembuatan Larutan Asam Metafosfat Asetat
Asam metafosfat P 30 g dilarutkan dalam 80 ml asam asetat glasial P, tambahkan air suling secukupnya hingga 1 liter. Simpan ditempat sejuk dan
digunakan dalam waktu dua hari Ditjen POM, 1979.
2.3.2.3 Pembuatan Emulsi lilin
a. Formula Emulsi lilin 9 : Parafin padat : 90 gram
Asam oleat : 15 gram Trietanolamin : 30 gram
Air ad 1000 ml b. Formula Emulsi lilin 6 :
Parafin padat : 60 gram Asam oleat : 10 gram
Trietanolamin : 20 gram Air ad 1000 ml
c. Formula Emulsi lilin 3 : Parafin padat : 30 gram
Universitas Sumatera Utara
Asam oleat : 5 gram Trietanolamin : 10 gram
Air ad 1000 ml Zuhairini, 1996
Cara Pembuatan : Fase lilin dibuat dengan melebur parafin padat dalam beaker glass sampai
suhu 60-67 C lalu ditambahkan asam oleat sedikit demi sedikit sambil diaduk. Fase
air dibuat dengan mencampurkan trietanolamin ke dalam 800 ml air lalu dipanaskan sampai suhu 70
C sambil diaduk. Lalu fase air ditambahkan secara perlahan-lahan ke dalam fase lilin sambil diaduk kuat-kuat, dicukupkan volumenya
dengan air suhu 70 C hingga 1000 ml. Dilanjutkan pengadukan hingga dingin
Ditjen POM, 1978.
2.3.2.4 Pembakuan 2,6-diklorofenol indofenol
Ditimbang seksama 50 mg asam askorbat BPFI, pindahkan ke dalam labu tentukur 50 ml bersumbat kaca dengan bantuan volume secukupnya asam
metafosfat asetat LP sampai tanda. Segera pipet 2 ml ke dalam labu erlenmeyer 50 ml berisi 5 ml larutan asam metafosfat asetat LP dan secara cepat titrasi dengan
larutan 2,6-diklorofenol indofenol hingga warna merah muda mantap tidak kurang dari 5 detik. Lakukan titrasi blanko menggunakan 7 ml larutan asam metafosfat
asetat P ditambah dengan sejumlah volume air setara dengan volume larutan 2,6- diklorofenol indofenol yang digunakan dalam titrasi larutan asam askorbat. Kadar
larutan baku dinyatakan dalam kesetaraan, dalam mg asam askorbat Ditjen POM, 1995.
Hasil pembakuan dapat dilihat pada lampiran 10
Universitas Sumatera Utara
Kesetaraan vitamin C dihitung dengan rumus : Kesetaraan = V
pemipetan
x Berat Vitamin C x Kadar V
labu
x Fp x V
titrasi
– V
blanko
Keterangan : V
pemipetan
: Volume pemipetan ml Fp : Faktor Pengenceran
V
labu
: Volume labu takar ml Kadar : kemurnian vitamin C
Perhitungan dapat dilihat pada lampiran 11
2.3.3 Pengolahan Sampel 2.3.3.1 Penyiapan Sampel
a. Untuk pelapisan emulsi lilin : Buah yang baru dipanen disortir dengan baik. Dipilih buah yang bentuk,ukuran
dan warna homogen. Selanjutnya dicuci dengan air bersih kemudian dilap dengan kain bersih.
b. Untuk penetapan kadar vitamin C : Buah jeruk yang telah dilapisi lilin dibelah menjadi dua bagian, dibuang biji dan
kulitnya kemudian diblender. c. Untuk penetapan nilai organoleptik :
Buah jeruk yang telah dilapisi lilin dicuci dengan air bersih kemudian dilap dengan kain bersih.
Universitas Sumatera Utara
2.3.3.2 Pelapisan Emulsi lilin
Buah jeruk dicelupkan ke dalam Benomyl 50 WP 0,4 selama 30 detik lalu ditiriskan dan dikering anginkan. Lalu buah yang telah kering dicelupkan ke dalam
emulsi lilin sesuai dengan perlakuan yaitu : 0, 3, 6 dan 9. Pencelupan dilakukan secara merata keseluruh permukaan buah selama 1 menit. Selanjutnya
buah dikering anginkan sehingga emulsi mengering menutupi permukaan kulit buah. Kemudian dikemas dengan menggunakan kardus dalam keadaan tidak
bertindihan, dan disimpan pada suhu kamar sesuai dengan perlakuan yaitu : 0 hari, 5 hari, 10 hari, 15 hari dan 20 hari.
2.3.4 Pengumpulan Data 2.3.4.1 Penetapan Kadar Vitamin C
Sampel ditimbang sejumlah 10 g, dimasukkan kedalam labu ukur 100 ml dan ditambahkan asam metafosfat asetat sampai volume 100 ml, dikocok kemudian
disaring, ± 3 ml filtrat pertama dibuang. Filtrat yang diperoleh dipipet 10 ml
dimasukkan kedalam labu ukur 50 ml dan ditambahkan asam metafosfat asetat sampai volume 50 ml, dikocok kemudian disaring. Filtrat yang diperoleh dipipet 15
ml ke dalam Erlenmeyer. Kemudian dititrasi dengan larutan 2,6-diklorofenol indofenol sampai warna merah jambu sebagai titik akhir titrasi yang stabil selama
15 detik, dilakukan titrasi blanko AOAC, 1990. Kadar Vitamin C dihitung dengan rumus :
Kadar Vitamin C mgg = V
t
– V
b
x K x V
L
x FP V
p
x W Keterangan :
V
t
: volume titrasi ml V
b
: volume blanko ml
Universitas Sumatera Utara
K : kesetaraan V
L
: volume larutan ml FP : faktor pengenceran
V
p
: volume pemipetan W : berat sampel g
Perhitungan dapat dilihat pada lampiran 12
2.3.4.2 Uji Organoleptik
Uji organoleptik yang digunakan adalah uji kesukaan. Prinsipnya adalah untuk melihat derajat penerimaan konsumenpanelis terhadap atribut warna, aroma
dan rasa dengan merujuk pada tingkat kesukaan. Tingkat penerimaan ini dinyatakan dalam uji hedonik dan numerik Soekarto, 1981.
SKALA HEDONIK SKALA NUMERIK
tidak suka 1
agak suka 2
suka 3
sangat suka 4
amat sangat suka 5
Prosedur uji organoleptik : Panelis diberikan penjelasan singkat mengenai bahan yang diperiksa dan
cara penilaian. Kemudian buah jeruk manis yang telah mengalami perlakuan pelapisan emulsi lilin disuguhi kepada panelis untuk dilihat, dicium dan dirasai.
Setelah panelis melakukan pengamatan, panelis diminta untuk memberi tanggapan berdasarkan tingkat kesukaan dengan penilaian mereka masing-masing. Dilakukan
dengan interval waktu 5 hari, dimulai dari hari 0 sampai hari ke 20 dan dilakukan terhadap 30 panelis.
Universitas Sumatera Utara
Untuk penganalisaan, skala hedonik ditransformasi menjadi skala numerik. Dengan data numerik dapat dilakukan analisa statistik.
2.4 Analisis Data
Pada penelitian dilakukan analisa data statistik dengan menggunakan analisis sidik ragam yang bertujuan untuk menguji hipotesis sehingga dapat
diketahui apakah ada perbedaan pengaruh tunggal dan interaksi dari perlakuan yang dicobakan perhitungan analisis sidik ragam dapat dilihat pada lampiran 13,hal.51.
Pelaksanaan penelitian ini menggunakan model Rancangan Acak Lengkap RAL dalam bentuk faktorial dengan 2 perlakuan, yaitu sebagai berikut:
Faktorial A : Perlakuan konsentrasi emulsi lilin yang terdiri dari 4 taraf, yaitu : K
= konsentrasi 0 K
1
= konsentrasi 3 K
2
= konsentrasi 6 K
3
= konsentrasi 9 Faktorial B : Perlakuan lama penyimpanan yang terdiri dari 4 taraf, yaitu :
L = lama penyimpanan 0 hari
L
1
= lama penyimpanan 5 hari L
2
= lama penyimpanan 10 hari L
3
= lama penyimpanan 15 hari L
4
= lama penyimpanan 20 hari Kombinasi perlakuan t: 5 x 4 = 20, maka jumlah ulangan n adalah :
t-1 n-1 ≥ 15
20-1 n-1 ≥ 15
19 n-1 ≥ 15
Universitas Sumatera Utara
n-1 ≥ 0,79
n ≥ 1,79
Maka, replikasi setiap unit perlakuan harus lebih besar dari 1,79. Metode pengolahan data adalah sebagai berikut :
Yijk = μ + αi + βj +αβij + εijk
dimana : Yijk = hasil pengamatan dari faktor K pada taraf ke-i dan faktor L dari taraf
ke-j dan ulangan ke-k μ = efek nilai tengah
αi = efek dari faktor K pada taraf ke-i βj = efek dari faktor L pada taraf ke-j
αβij = efek interaksi dari faktor K pada taraf ke-i dengan faktor L pada taraf ke-j
εijk = efek galat dari faktor K pada taraf ke-i dengan faktor L pada taraf ke-j dalam ulangan ke-k
Universitas Sumatera Utara
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil penelitian secara umum pengaruh konsentrasi emulsi lilin terhadap parameter yang diamati, yaitu kadar vitamin C, nilai organoleptik warna, aroma dan
rasa yang dihasilkan dapat dilihat pada tabel 1.
Tabel 1. Pengaruh Konsentrasi Emulsi Lilin Terhadap Mutu Buah Jeruk Manis
Dari tabel 1 dapat dilihat bahwa kadar vitamin C, nilai organoleptik warna dan aroma meningkat seiring dengan peningkatan konsentrasi emulsi lilin hingga
9, sedangkan nilai organoleptik rasa meningkat sampai dengan konsentrasi emulsi hingga 6 dan mengalami penurunan kembali pada konsentrasi emulsi 9.
Hasil penelitian secara umum pengaruh lama penyimpanan terhadap parameter yang diamati, yaitu kadar vitamin C, nilai organoleptik warna, aroma dan
rasa yang dihasilkan dapat dilihat pada tabel 2. Konsentrasi
Emulsi Lilin
Kadar Vitamin C
mg 100g
Nilai Organoleptik Skor Warna
Aroma Rasa
28,73 2,49
2,16 3,14
3 32,07
3,13 2,68
3,25 6
34,45 3,54
2,80 3,28
9 37,21
3,69 2,83
2,79
Universitas Sumatera Utara
Tabel 2. Pengaruh Lama Penyimpanan Terhadap Mutu Buah Jeruk Manis
Dari tabel 2 dapat dilihat bahwa kadar vitamin C, nilai organoleptik warna, aroma dan rasa menurun seiring dengan lama penyimpanan hingga 20 hari
Hasil analisa data secara statistik dari setiap parameter yang diamati dapat dilihat pada uraian berikut :
3.1 Kadar Vitamin C