Aktivitas Komunikasi Pemasaran Dan Minat Beli (Studi Korelasional Aktivitas Komunikasi Pemasaran Terhadap Minat Beli Telkomsel Flash Unlimited Corporate di Kalangan Karyawan di PT. Pertamina (Persero) Unit Pemasaran I Medan)

(1)

AKTIVITAS KOMUNIKASI PEMASARAN DAN MINAT

KONSUMEN

(Studi Korelasi Pengaruh Aktivitas Komunikasi

Pemasaran Terhadap Minat Beli Telkomsel

Flash Unlimited Corporate di Kalangan

Karyawan di PT. Pertamina (Persero)

Unit Pemasaran I Medan)

S K R I P S I

Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi Syarat-Syarat Untuk Memperoleh

Gelar Sarjana Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Oleh :

HAFIZ IHSAN

090922047

DEPARTEMEN ILMU KOMUNIKASI

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

2011


(2)

ABSTRAKSI

Penelitian ini berjudul Aktivitas Komunikasi Pemasaran Dan Minat Konsumen (Studi Korelasi Pengaruh Aktivitas Komunikasi Pemasaran Terhadap Minat Beli Telkomsel Flash Unlimited Corporate Di Kalangan Karyawan Di PT. Pertamina (Persero) Unit Pemasaran I Medan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Bagaimana Pengaruh Aktivitas Komunikasi Pemasaran Terhadap Minat Beli Telkomsel Flash Unlimited Corporate Di Kalangan Karyawan Di PT. Pertamina (Persero) Unit Pemasaran I Medan?

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode korelasional, yang bermanfaat untukn mengukur kekuatan hubungan antara dua variable atau lebih dengan skala-skala tertentu.

Populasi dalam penelitian ini adalah karyawan PT. Pertamina (Persero) Unit Pemasaran I Medan yaitu sebanyak 131 orang. Melalui rumus Stratified proporsional random sampling maka besar sampel yang diambil adalah sebanyak 40 responden.

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah melalui dua cara antara lain studi pustaka yaitu mengumpulkan data dari literature dan sumber bacaan yang dianggap relevan dan mendukung penelitian dan melalui data primer yaitu data yang diperoleh melalui studi lapangan (kuesioner)

Teknik analisa data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis tabel tunggal, tabel silang dan uji hipotesa melalui rumus Pearson Product Moment dengan hasil signifikansi X sebesar 0,065 (0,065 > 0,05). Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa hipotesis yang diterima dalam penelitian ini adalah Ha (Hipotesis alternatif), yaitu terdapat hubungan antara Aktivitas Komunikasi Pemasaran dan Minat Beli Telkomsel Flash Unlimited Corporate di Kalangan Karyawan PT. Pertamina (Persero) Unit Pemasaran I Medan.

Selanjutnya untuk mengetahui hubungan atau pengaruh antara kedua variable maka dapat dilakukan uji t, dengan hasil 7,411. Hal ini menunjukkan hipotesis ini diterima dalam penelitian ini terdapat hubungan antara aktivitas komunikasi pemasaran terhadap minat membeli Telkomsel Flash Unlimited Corporated Di Kalangan Karyawan Di PT. Pertamina (Persero) Unit Pemasaran I Medan.


(3)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur peneliti panjatkan kehadirat Allah SWT atas berkah dan Ridho-Nya sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul

“AKTIVITAS KOMUNIKASI PEMASARAN DAN MINAT BELI (Studi

Korelasional Aktivitas Komunikasi Pemasaran Terhadap Minat Beli

Telkomsel Flash Unlimited Corporate di Kalangan Karyawan di PT.

Pertamina (Persero) Unit Pemasaran I Medan)”. Adapun skripsi ini disusun guna memenuhi salah satu syarat dalam menyelesaikan pendidikan di Universitas Sumatera Utara untuk memeperoleh gelar Sarjana Sosial dari Departemen Ilmu Komunikasi.

Peneliti menyadari masih banyak kekurangan yang terdapat dalam penulisan skripsi ini mengingat terbatasnya pengetahuan dan kemampuan peneliti. Oleh karena itu, dengan hati yang tulus dan ikhlas peneliti menerima kritik dan saran yang membangun dari pembaca sehingga kelak akan lebih baik dan berguna di masa yang akan datang.

Dalam penyelesaian skripsi ini peneliti banyak mendapat bimbingan, bantuan, dan doa dari berbagai pihak. Pertama sekali peneliti mengucapkan terima kasih yang sedalam-dalamnya kepada Bapak Rizal Ritonga dan Ibu Mahmiatun

sebagai orang tua yang tidak putus-putusnya memberikan dukungan, doa, serta cinta kasihnya yang amat besar sehingga peneliti mampu menjalani masa pendidikan ini dengan baik. Terimakasih pula peneliti haturkan pada abang-abang peneliti (Jamil Handy dan Irfan Azhari) dan adik peneliti (Rita Astuti) yang


(4)

telah menjadi teman setia sehari-hari peneliti di rumah, terima kasih atas dukungan dan doanya.

Dengan segala kerendahan hati, tidak lupa pula penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Bapak Prof. Drs. Badaruddin, M.Si selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.

2. Ibu Dra. Fatma Wardy Lubis, M.A selaku ketua Departemen Ilmu Komunikasi. Terima kasih atas segala keramahan dan kemudahan yang selalu diberikan.

3. Ibu Dra. Dayana, Msi selaku Sekretaris Departemen Ilmu Komunikasi.

4. Ibu Dra. Dewi Kurniawati, M.Si selaku Dosen Pembimbing yang telah banyak memberikan masukan, arahan, dan bimbingan dalam pengerjaan skripsi ini, terutama buat waktu yang telah diberikan dan kesabaran dalam membimbing.

5. Ibu Dra. Lusiana Andriani Lubis, M.A, Ph.D selaku Dosen Wali selama mengikuti perkuliahan dari awal hingga akhir di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.

6. Pihak Rektorat USU yang telah banyak memberikan bantuan khususnya dalam memperoleh data yang penting dalam pengerjaan skripsi ini.

7. Seluruh dosen dan staf pengajar Departemen Ilmu Komunikasi pada khususnya dan FISIP USU pada umumnya, yang telah mendidik, membimbing, dan membantu penulis selama masa perkuliahan.


(5)

8. Kepada seluruh teman seperjuangan peneliti menuntut ilmu di Departemen Ilmu Komuikasi Ekstensi angkatan 2009, Kak Novi, Fitri, Eva, Kak Siska, Bobby, Bang Ipul, Zaky, dan semua kawan seperjuangan yang tidak dapat disebutkan satu persatu, semoga kita semua sukses.

9. Kepada teman – teman kantor sekaligus keluarga di Star FM Medan, Mira, Mika, Nenesh, Bang Boy, Kak Fitri, Jefry, dkk.

10. Dan kepada semua yang telah mendukung penulis dalam penyelesaian pendidikan dan skripsi ini, yang tidak dapat di sebutkan disini.

Akhir kata penulis mengucapkan terima kasih atas bantuan yang telah diberikan oleh semua pihak. Semoga Tuhan Yesus menyertai dan membalas segala kebaikan dengan limpahan berkat bagi kita semua. Harapan penulis semoga skripsi ini kelak dapat berguna dan jika terdapat kesalahan penulis memohon maaf serta menerima saran dan keritik yang bersifat membangun.

Medan, Juli 2011 Peneliti


(6)

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK

KATA PENGANTAR ... i

DAFTAR ISI ... iii

DAFTAR TABEL ... vi

DAFTAR GAMBAR... vii

BAB I : PENDAHULUAN ... . ... 1

1.1 Latar Belakang Masalah ... . ... 1

1.2 Perumusan Masalah ... . ... 5

1.3 Pembatasan Masalah ... . ... 5

1.4 Tujuan Penelitian dan Manfaat Penelitian ... . ... 6

1.5 Kerangka Teori ... ... 6

1.5.1 Komunikasi ... 6

1.5.2 Komunikasi Pemasaran... 9

1.5.3 Minat membeli (minat konsumen) ... 11

1.5.4 Faktor-faktor yang mempengaruhi Minat beli ... 12

1.5.5 Peran Minat beli konsumen... 14

1.5.6 Teori AIDDA ... 16

1.6 Kerangka Konsep... ... 18

1.7. Model Teoritis... 19

1.8. Variabel Operasional ... 19


(7)

1.10. Hipotesis ... ... 21

BAB II : URAIAN TEORITIS ... . ... 22

2.1 Pengertian Komunikasi... . ... 22

2.2 Komunikasi Pemasaran ... 30

2.3 Minat beli konsumen ... 36

2.4 Teori AIDDA ... 39

BAB III : DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN... . ... 44

3.1. Sejarah singkat PT. Pertamina (Persero) Unit Pemasaran I Medan . 44 3.2. Struktur Organisasi PT. Pertamina (Persero) UPMS I Medan ... . 45

3.3. Deskripsi Lokasi Penelitian ... . ... 50

3.3.1 Waktu Penelitian ... 51

3.3.2 Metode Penelitian ... 51

3.3.3 Populasi dan Sampel ... 51

3.3.4 Teknik pengambilan sampel ... 53

3.3.5 Teknik Pengumpulan Data ... 54

3.3.6 Teknik Analisis data... 54

BAB IV : HASIL DAN PEMBAHASAN ... . ... 57

1.1 Proses Pengumpulan Data ... . ... 57

1.1.1 Langkah-langkah Mengolah Data ... 57

1.2 Analisis Tabel Tunggal ... 58

1.2.1 Karakteristik ... 58

1.2.2 Aktivitas Komunikasi Pemasaran ... 60

1.2.3 Minat Beli ... 66


(8)

1.4 Pengujian Hipotesis ... 78

1.5 Pembahasan ... 80

BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN ... . ... 83

5.1 Kesimpulan ... . ... 83

5.2 Saran-Saran ... . ... 84

DAFTAR PUSTAKA

DAFTAR RIWAYAT HIDUP


(9)

DAFTAR TABEL

Tabel Judul/Teks Halaman

1 Variabel Operasional ... 19 2 AIDDA ... 43


(10)

DAFTAR GAMBAR

Gambar Judul/Teks Halaman

1. Model Teoritis ………... 19 2. Skema AIDDA... 43


(11)

ABSTRAKSI

Penelitian ini berjudul Aktivitas Komunikasi Pemasaran Dan Minat Konsumen (Studi Korelasi Pengaruh Aktivitas Komunikasi Pemasaran Terhadap Minat Beli Telkomsel Flash Unlimited Corporate Di Kalangan Karyawan Di PT. Pertamina (Persero) Unit Pemasaran I Medan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Bagaimana Pengaruh Aktivitas Komunikasi Pemasaran Terhadap Minat Beli Telkomsel Flash Unlimited Corporate Di Kalangan Karyawan Di PT. Pertamina (Persero) Unit Pemasaran I Medan?

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode korelasional, yang bermanfaat untukn mengukur kekuatan hubungan antara dua variable atau lebih dengan skala-skala tertentu.

Populasi dalam penelitian ini adalah karyawan PT. Pertamina (Persero) Unit Pemasaran I Medan yaitu sebanyak 131 orang. Melalui rumus Stratified proporsional random sampling maka besar sampel yang diambil adalah sebanyak 40 responden.

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah melalui dua cara antara lain studi pustaka yaitu mengumpulkan data dari literature dan sumber bacaan yang dianggap relevan dan mendukung penelitian dan melalui data primer yaitu data yang diperoleh melalui studi lapangan (kuesioner)

Teknik analisa data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis tabel tunggal, tabel silang dan uji hipotesa melalui rumus Pearson Product Moment dengan hasil signifikansi X sebesar 0,065 (0,065 > 0,05). Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa hipotesis yang diterima dalam penelitian ini adalah Ha (Hipotesis alternatif), yaitu terdapat hubungan antara Aktivitas Komunikasi Pemasaran dan Minat Beli Telkomsel Flash Unlimited Corporate di Kalangan Karyawan PT. Pertamina (Persero) Unit Pemasaran I Medan.

Selanjutnya untuk mengetahui hubungan atau pengaruh antara kedua variable maka dapat dilakukan uji t, dengan hasil 7,411. Hal ini menunjukkan hipotesis ini diterima dalam penelitian ini terdapat hubungan antara aktivitas komunikasi pemasaran terhadap minat membeli Telkomsel Flash Unlimited Corporated Di Kalangan Karyawan Di PT. Pertamina (Persero) Unit Pemasaran I Medan.


(12)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Seiring dengan kemajuan pesat dalam dunia ilmu pengetahuan dan teknologi, bidang telekomunikasi juga mengalami kemajuan yang cukup pesat. Komunikasi merupakan suatu hal yang penting yang dianggap mampu membantu hidup manusia. Sejak ditemukannya alat komunikasi, gerak hidup manusia menjadi berubah lebih mudah dan terasa dekat. Semakin lama pola pikir konsumen berubah seiring perkembangan jaman. Konsumen yang dulunya hanya menggunakan alat komunikasi, disebut seluler, kini mulai beralih menggunakan telepon seluler, sehingga perusahaan

penyedia jasa layanan telekomunikasi dapat mengambil peluang baru dari keinginan-keinginan dan kebutuhan konsumen yang belum terpenuhi Pilihan-pilihan teknologi telekomunikasi yang dapat dimanfaatkan oleh masyarakat masing-masing memiliki kelebihan dan kekurangan. Salah satunya internet, Internet telah menjadi kebutuhan sehari-hari yang tidak dapat dipisahkan dari gaya hidup masyarakat urban. Teknologi ini begitu fenomenal karena menawarkan kecepatan bertukar informasi dan kemampuan menjangkau ujung dunia sekalipun. Menjamurnya jejaring sosial bahkan semakin meningkatkan penggunaan internet di Indonesia, dapat dilihat dari trafik situs Facebook, Twitter, dan situs jejaring sosial lainnya, pengguna dari Indonesia dalam waktu singkat naik ke peringkat lima besar dan berpotensi untuk terus meningkat.


(13)

Hal ini membawa operator seluler di Indonesia melihat sebagai sebuah target pasar yang sangat menjanjikan, yaitu pasar data. Seperti musim buah, operator seluler berbondong-bondong menawarkan mobile broadband dengan keunggulan masing-masing dan mengaku produknyalah yang terbaik. Telkomsel, Indosat, Smart, 3, Esia, lain-lain menempatkan logo-logo jejaring sosial yang saat ini sedang digandrungi masyarakat dalam iklan-iklannya, seperti Facebook, Twitter, Kaskus, dan logo-logo situs lainnya yang juga memiliki trafik tinggi di Indonesia. Dengan perangkat aplikasi internet yang semakin canggih, kini pengguna dapat mengakses internet dimana saja dan kapan saja.

Telkomsel merupakan perusahaan yang berdasarkan peraturan perundangundangan atau sebagai penyelenggara barang dan jasa telekomunikasi seluler GSM (Global System for Mobile communications), yang diantaranya adalah layanan internet yang bersifat mobile yang sering disebut Telkomsel Flash. Dengan menggunakan Telkomsel Flash Unlimited Corporate semua bisa mengakses internet kapan saja dan dimana saja tanpa terhalang oleh panjangnya kabel atau area wifi yang biasanya disediakan di tempat-tempat tertentu. Telkomsel menguasai pasar hingga hampir 50%, saat ini jumlah pelanggan mobile broadband meningkat hingga 700 persen, atau menjadi 1.6 juta dibanding awal 2009 sebanyak 200 ribu pelanggan. Apa yang membuat konsumen tetap memilih Telkomsel Flash untuk memenuhi kebutuhan mobile broadband mereka? Dengan begitu banyak pilihan produk yang seragam, perusahaan dan merek yang mampu menempati Top of Mind konsumenlah yang akan memenangkan persaingan. Dari survei lembaga independent Frontier Consulting Group dan Majalah Marketing, Telkomsel kembali meraih pengakuan sebagai yang terbaik. Produk-produk Telkomsel berhasil memperoleh (Top Brand Index) TBI tertinggi, unggul lebih


(14)

dari dua kali lipat dari indeks produk sejenis yang beredar di pasar.

Database Corporate Account Management Telkomsel grapari Solo 2010).

Hal ini menunjukkan Telkomsel telah berhasil menempatkan produk-produknya sebagai pilihan utama dalam benak konsumen. Reputasi Telkomsel yang sudah dibangun lebih dari satu dekade sulit terkejar oleh para kompetitornya, Telkomsel berdiri begitu gagah di kancah telekomunikasi Indonesia. Produk-produk Telkomsel dikenal sebagai Produk-produk yang dapatdibawa sampai ke pelosok Indonesia, satu-satunya operator yang telah menjangkau hampir 100% wilayah Indonesia dengan didukung oleh lebih dari 30.000 BTS.

PT. Telkomsel selalu berusaha dan berupaya untuk mendapatkan pelanggan dan meningkatkan penjualan, beberapa kegiatan diprogram dan dilaksanakan, salah satunya yaitu kegiatan presentasi dan temporary outlet (pemeran), selain itu juga dilakukan kegiatan selling oleh Account Manager dan Account Officer dengan mengunjungi instansi-instansi. Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan pelayanan sekaligus sebagai sebagai sarana untuk sosialisasi produk Telkomsel Flash kepada para pelanggannya.

Pelanggan disini pun hanya terbatas untuk perusahaan atau instansi yang sudah bekerja sama dengan Telkomsel atau termasuk dalam salah satu list corporate Telkomsel. Hal ini berlaku karena Telkomsel Flash Unlimited dari kartu Halo memang ditujukan untuk segmen orang yang sudah bekerja atau menengah ke atas.

Paket Telkomsel Flash bisa didapat secara cuma-cuma, hanya dengan datang ke grapari Telkomsel atau menghubugi account officer, mengisi formulir dan melengkapi persyaratan fotocopy KTP dan ID card corporate pelanggan,


(15)

dalam waktu satu kali 24 jam pelanggan dapat langsung menikmati akses internet yang cepat, mudah dan murah.

Salah satu strategi yang digunakan oleh PT. Telkomsel untuk menawarkan produk agar menarik minat konsumen terhadap produk tersebut adalah melalui iklan. Seiring pertumbuhan ekonomi, iklan menjadi sangat penting karena konsumen potensial akan memperhatikan iklan dari produk yang ia akan beli. Fungsi iklan selain sebagai promosi juga berfungsi (Kotler, 2003 : 56); menginformasikan suatu produk atau jasa ataupun profit perusahaan dan sebagai media untuk mengingatkan konsumen terhadap suatu produk atau jasa.

Dengan bergabung sebagai Corporate Telkomsel, pelanggan akan mendapatkan banyak sekali keuntungan diantaranya, pelanggan tidak perlu repot datang dan antri digrapari karena bisa menghubugi account officer darimasing masing grapari, pelanggan tinggal menunggu dikantor masing-masing, dengan prosedur pendaftaran lebih mudah dan cepat.

Telkomsel berusaha memahami konsumen biasanya enggan untuk membuang buang waktu hanya untuk datang kegrapari, untuk itu Telkomsel melakukan aktivitas komunikasi dengan langsung datang ke instansi atau perusahaan yang telah bergabung sebagai corporate Telkomsel. Joseph T. Plumer dalam journal of marketing menyatakan, melalui riset mengenai gaya hidup, semakin baik kita mengenal dan memahami costumer, akan semakin efektif pemasar dapat berkomunikasi dan memasarkan suatu produk atau jasa. ”The basic pemise of life style research is that the more you know and understand about your costumer the more effectively you can communicate and market to them”

Karena itulah peneliti merasa tertarik untuk


(16)

Telkomsel dan pengaruhnya terhadap pembelian Telkomsel Flash Unlimited Corporate di PT. Pertamina (Persero) Unit Pemasaran I Medan.

Berdasarkan latar belakang masalah ini, penulis tertarik untuk melakukan penelitian mengenai ”AKTIVITAS KOMUNIKASI PEMASARAN DAN MINAT KONSUMEN (STUDI KORELASI PENGARUH AKTIVITAS KOMUNIKASI PEMASARAN TERHADAP MINAT MEMBELI TELKOMSEL FLASH UNLIMITED CORPORATE DI KALANGAN KARYAWAN DI PT. PERTAMINA (PERSERO) UNIT PEMASARAN I MEDAN)”.

1.2.Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang, maka penulis mengambil rumusan masalah sebagai berikut: “Bagaimana Aktivitas Komunikasi Pemasaran Dan Minat Konsumen (Studi Korelasi Pengaruh Aktivitas Komunikasi Pemasaran Terhadap Minat Membeli Telkomsel Flash Unlimited Corporate Di Kalangan Karyawan Di PT. Pertamina (Persero) Unit Pemasaran I Medan)?

1.3. Pembatasan Masalah

Sesuai dengan latar belakang yang telah diuaikan, selanjutnya penulis merumuskan pembatasan masalah penelitian. Pembatasan masalah ini bertujuan agar permasalahan yang diteliti menjadi jelas, tearah dan tidak terlalu luas melebar sehingga terhindar dari salah pengertian tentang masalah penelitian. Adapaun pembatasan masalah yang akan diteliti adalah sebagai berikut :

1. Penelitian ini bersifat korelasional yang mencari hubungan antara pengaruh komunikasi pemasaran dengan minat membeli di Telkomsel Flash Unlimited Corporate.


(17)

2. Penelitian ini dibatasi hanya pada minat membeli di Telkomsel Flash Unlimited Corporate.

3. Objek penelitian adalah kalangan karyawan di PT. Pertamina (Persero) Unit Pemasaran I Medan.

1.4. Tujuan Penelitian dan Manfaat Penelitian

1.4.1 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian yang ingin dicapai dengan melalui penelitian ini adalah :

a. Ingin mengetahui bagaimana komunikasi pemasaran berpengaruh signifikan terhadap minat membeli di Telkomsel Flash Unlimited Corporate

b. Untuk mengetahui pengaruh yang positif dan dominan diantara variabel komunikasi pemasaran dengan minat membeli Telkomsel Flash Unlimited Corporate di kalangan karyawan di PT. Pertamina (Persero) Unit Pemasaran I Medan.

1.4.2 Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis

Sebagai wacana tambahan dan bisa dijadikan sebagai bahan pembelajaran ataupun sebagai dasar untuk melakukan penelitian lain yang serupa. Hasil penelitian ini juga diharapkan dapat bermanfaat bagi Telkomsel sebagai bahan pengembangan dalam membuat sebuah kebijakan dalam komunikasi pemasaran. 2. Manfaat praktis

Penelitian ini dapat dgunakan sebagai referensi yang dapat menjadi bahan perbandingan dalam melakukan penelitian di masa yang akan datang.


(18)

1.5. Kerangka Teori

1.5.1 Komunikasi

a. Pengertian komunikasi

Pengertian komunikasi menurut Shimp (2003:162) adalah sesuatu yang dilakukan seseorang dengan orang lain, bukan sesuatu yang dilakukan seseorang kepada orang lain. Sedangkan hakikak komunikasi menurut Effendi (1993:28) adalah proses pernyataan antar manusia. Yang dinyatakan itu adalah pikiran atau perasaan seseorang kepada orang lain dengan menggunakan bahasa sebagai alat penyalurnya.

Komunikasi sering di artikan sebagai proses penyampaian pesan dari konunikator kepada komunikannya. Raymond S. Ross ( 1983 : 8 ) mendefinisikan komunikasi sebagai suatu proses menyortir, memilih dan mengirimkan simbol-simbol demikian rupa, sehingga membantu pendengar membangkitkan makna atau respon dari pikirannya yang serupa dengan yang dimaksudkan oleh sang komunikator. Definisi-definisi diatas tentunya belum mewakili semua definisi yang telah dibuat dari para ahli, namun kita telah mengetahui berbagai pandangan dari para ahli tentang definisi komunikasi. Pada hakikatnya komunikasi adalah proses pernyataan antar manusia, berupa pikiran atau perasaan seseorang atau sekelompok orang kepada orang atau kelompok lain dengan menggunakan lambang-lambang yang dapat dimengerti oleh kedua belah pihak (Effendy, 1993 : 9).

Menurut Severin (2000 : 8), Proses komunikasi ini, para pemasar mulai memandang komunikasi sebagai manajemen proses pembelian pelanggan sepanjang waktu, selama tahap prapenjualan, penjualan, pemakaian dan sesuadah


(19)

pemakaian. Karena pelanggan berbeda-beda program komunikasi harus dibuat sesuai dengan segmen, tempat dan bahkan individu yang berbeda-beda pula.

Jadi proses komunikasi harus dimulai dengan memeriksa semua potensi yang dapat membuat pelanggan target berinteraksi dengan produk atau perusahaan. Pemasar harus mengetahui pengaruhpengaruh yang ditimbulkan oleh pengalaman-pengalaman komunikasi ini pada setiap tahap pembelian. Untuk berkomunikasi secara efektif, pemasar harus memahami bagaimana komunikasi berjalan (kotler : 2001).

c. Aktivitas Komunikasi

Menurut Shimp (2003:163-165), semua aktivitas komunikasi melibatkan delapan elemen berikut ini:

1) Sumber (source)

Sumber atau pengirim adalah orang atau kelompok orang (misalnya sebuah perusahaan) yang memiliki pemikiran (ide, rencana penjualan) untuk disampaikan kepada orang lain. 2) Penerjemah (Encoding) Adalah suatu proses menerjemahkan pemikiran kedalam bentukbentuk simbolis. Sumber tersebut memilih tanda-tanda spesifik dari berbagai kata, struktur kalimat, simbol dan unsur non verbal yang amat luas pilihannya untuk menerjemahkan sebuah pesan sehingga dapat dikomunikasikan dengan efektif kepada khalayak sasaran.

3) Pesan (Message)

Adalah suatu ekspresi simbolis dari pemikiran sang pengirim. Dalam komunikasi pemasaran pesan dapat berbentuk sebuah iklan, sebuah presentasi penjualan, sebuah rancangan kemasan, berbagai petunjuk di tempat-tempat pembelian dan sebagainya.


(20)

4) Penyampaian Pesan (message channel)

Adalah suatu saluran yang dilalui pesan dari pihak pengirim, untuk disampaikan kepada pihak penerima. Perusahaan menggunakan media elektronik dan media cetak sebagai saluran untuk menyampaikan pesan iklan kepada pelanggan secara lansung melalui wiraniaga, melalui telepon, dan secara tidak lansung melalui berita dari mulut ke mulut.

5) Penerima (receiver)

Adalah orang atau kelompok orang yang dengan mereka pihak pengirim berusaha untuk menyampaikan ide-idenya. Dalam komunikasi pemasaran, penerima adalah pelanggan dan calon pelanggan suatu produk atau jasa perusahaan.

6) Interpretasi (decoding)

Adalah melibatkan aktivitas yang dilakukan pihak dalam menginterpretasi atau mengartikan pesan pemasaran.

7) Gangguan atau Distorsi (noise)

Adalah sebuah pesan yang melintas dalam suatu saluran dipengaruhi oleh syimulus-stimulus eksternal yang mengganggu. Stimulus ini mengganggu penerimaan pesan dalam bentuk yang murni dan orisinil.

8) Umpan Balik (feedback)

Memungkinkan sumber pesan memonitor seberapa akurat pesan yang disampaikan dapat diterima. Umpan balik memungkinkan sumber untuk menentukan apakah pesan sampai pada target secara akurat atau apakah pesan tersebut perlu diubah untuk memberikan gambaran yang lebih jelas di benak penerima.


(21)

1.5.2 Komunikasi Pemasaran

Komunikasi pemasaran merupakan usaha untuk menyampaikan pesan kepada publik terutama konsumen sasaran mengenai keberadaan produk di pasar. Komunikasi pemasaran memegang peranan yang sangat penting bagi pemasar. Tanpa komunikasi, konsumen maupun masyarakat secara keseluruhan tidak akan mengetahui keberadaan produk di pasar.

Komunikasi pemasaran menurut Severin, Werner & Tankard (2008: 14) adalah fungsi dalam manajemen yang memusatkan perhatian pada produk atau jasa untuk memenuhi keinginan dan kebutuhan konsumen. Ketika perusahaan mengkomunikasikan pesan yang unik dan positif melalui iklan, penjualan perorangan, promosi penjualan, dan cara cara lain, mereka dapat membedakan merek mereka secara efektif melalui penawaran yang kompetitif dan melindungi diri dari kompetisi harga. Koordinasi dari kegiatan tersebut dapat meningkatkan efisiensi dan efektivitas suatu organisasi yang dikenal sebagai integrated marketing communication(IMC).

Dari beberapa definisi diatas maka disimpulkan bahwa komunikasi pemasaran adalah usaha untuk menyampaikan pesan kepada public terutama konsumen sasaran mengenai keberadaan produk di pasar dan memusatkan perhatian pada produk atau jasa untuk memenuhi keinginan dan kebutuhan konsumen.

Adapun aktivitas komunikasi pemasaran yaitu : 1. Periklanan

Periklanan merupakan salah satu bentuk dari komunikasi massa yang digunakan oleh perusahaan barang atau jasa. Peranan periklanan dalam pemasaran jasa adalah untuk membangun kesadaran terhadap keberadaan jasa yang


(22)

ditawarkan, menambah pengetahuan konsumen tentang jasa yang ditawarkan, membujuk calon konsumen untuk membeli atau menggunakan jasa tersebut, dan membedakan diri perusahaan satu dengan perusahaan lain yang mendukung

positioning jasa.

2. Pemasaran Langsung

Merupakan pemasaran yang dilakukan melalui media. Media yang digunakan antara lain lewatemail dan lain sebagainya. Biasanya dalam pemasaran langsung ini terjadi dialog langsung untuk meminta tanggapan.

3. Penjualan Pribadi

Dalam penjualan pribadi ini, terjadi interaksi tatap muka dengan satu atau beberapa calon pembeli. Cara penjualan personal selling adalah cara yang paling tua dan penting. Cara ini adalah unik, tidak mudah untuk diulang, dapat menciptakan two ways communication antara ide yang berlainan antara penjual dan pembeli. Cara ini adalah satu-satunya cara dari sales promotion yang dapat menggugah hati pembeli dengan segera, dan pada tempat dan waktu itu juga diharapkan konsumen dapat mengambil keputusan untuk membeli.

4. Hubungan Masyarakat dan Pemberitaan

Dalam

program tertentu yang bertujuan untuk mempromosikan barang, atau bisa juga bertujuan untuk memperlihatkan image positif bagi perusahaan kepada masyarakat. Hubungan masyarakat merupakan kiat pemasaran penting lainnya, dimana perusahaan tidak hanya harus berhubungan dengan pelanggan, pemasok, penyalur, tetapi juga harus berhubungan dengan kepentingan public yang lebih besar.


(23)

5. Acara Khusus dan Pengalaman

Dalam hal ini perusahaan memberika

memiliki kegiatan interaktif di dalamnya.

1.5.3 Minat membeli (minat konsumen)

Minat beli merupakan kecenderungan konsumen untuk membeli suatu merek atau mengambil tindakan yang berhubungan dengan pembelian yang diukur dengan tingkat kemungkinan konsumen melakukan pembelian (Sutantio, 2004 : 19).

Liriswati (2004:66) mendefinisikan minat beli sebagai kecenderungan konsumen untuk membeli suatu merek atau mengambil tindakan yang berhubungan dengan pembelian yang diukur dengan tingkat kemungkinan konsumen melakukan pembelian.

Pengertian minat beli menurut Sulistyo (1999: 44) adalah minat beli merupakan sesuatu yang berhubungan dengan rencana konsumen untuk membeli produk tertentu serta berapa banyak unit produk yang dibutuhkan pada periode tertentu. Dapat dikatakan bahwa minat beli merupakan pernyataan mental dari dari konsumen yang merefleksikan rencana pembelian sejumlah produk dengan merek tertentu. Hal ini sangat diperlukan oleh para pemesar untuk mengetahui minat beli konsumen terhadap suatu produk, baik para pemasar maupun ahli ekonomi menggunakan variabel minat untuk memprediksi perilaku konsumen dimasa yang akan datang.

Sedangkan definisi minat beli menurut Thamrin, (2003: 142) adalah merupakan bagian dari komponen perilaku konsumen dalam sikap


(24)

mengkonsumsi, kecenderungan responden untuk bertindak sebelum keputusan membeli benar-benar dilaksanakan.

Rossiter dan Percy (1998: 126) mengemukakan bahwa minat beli merupakan instruksi diri konsumen untuk melakukan pembelian atas suatu produk, melakukan perencanaan, mengambil tindakan-tindakan yang relevan seperti mengusulkan (pemrakarsa) merekomendasikan (influencer), memilih, dan akhirnya mengambil keputusan untuk melakukan pembelian.

1.5.4. Faktor-faktor yang mempengaruhi Minat Beli

Banyak faktor yang mempengaruhi seseorang melakukan pembelian terhadap suatu produk. Manajemen perlu mempelajari faktor-faktor tersebut agar program pemasarannya dapat lebih berhasil. Faktor-faktor tersebut diantaranya adalah faktor ekonomi, psikologis, sosiologis dan antropologis.

Alasan mengapa seseorang membeli produk tertentu atau alasan mengapa membeli pada penjual tertentu akan merupakan faktor yang sangat penting bagi perusahaan dalam menentukan desain produk, harga, saluran distribusi, dan program promosi yang efektif, serta beberapa aspek lain dari program pemasaran perusahaan.

Menurut Purnama (2001 : 89), adapun beberapa teori perilaku konsumen adalah sebagai berikut:

(1) Teori Ekonomi Mikro. Teori ini beranggapan bahwa setiap konsumen akan berusaha memperoleh kepuasan maksimal. Mereka akan berupaya meneruskan pembeliannya terhadap suatu produk apabila memperoleh kepuasan dari produk yang telah dikonsumsinya, di mana kepuasan ini


(25)

sebanding atau lebih besar dengan marginal utility yang diturunkan dari pengeluaran yang sama untuk beberapa produk yang lain;

(2) Teori Psikologis. Teori ini mendasarkan diri pada faktor-faktor psikologis individu yang dipengaruhi oleh kekuatan-kekuatan lingkungan. Bidang psikologis ini sangat kompleks dalam menganalisa perilaku konsumen, karena proses mental tidak dapat diamati secara langsung;

(3) Teori Antropologis. Teori ini juga menekankan perilaku pembelian dari suatu kelompok masyarakat yang ruang lingkupnya sangat luas, seperti kebudayaan, kelas-kelas sosial dan sebagainya.

Menurut Yulianingsih, (2000 : 74), minat dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya adalah:

a. Perhatian terhadap stimulus.

b. Mengerti atau tidaknya audiens terhadap stimulus. c. Penerimaan terhadap stimulus itu serta frekwensi.

1.5.5. Peran minat beli konsumen

Menurut Yulianingsih, (2000 : 76), pembentukan sikap dan pada minat seorang pelanggan terhadap pengguna jasa yang merupakan hasil dari pengalaman mereka sebelumnya. Sikap seorang pelanggan kerap terbentuk sebagai alat dari kontak langsung dengan objek sikap. Pelanggan yang menikmati produk/jasa mungkin akan mengembangkan sikap yang mendukung perusahaan dan jasa tersebut.

Menurut Mursid (2003 : 107), jasa sering dipandang suatu fenomena yang rumit, karena jasa itu sendiri mempunyai banyak arti dari mulai pelayanan personal hingga jasa sebagai suatu produk. Adapun pengertian jasa adalah suatu


(26)

produk yang tidak nyata (ingtangible) dan hasil timbal balik antar pembeli jasa dan penerima jasa dan penerima jasa melalui beberapa aktivitas untuk memenuhi pelanggan.

Menurut Kasmir (2004 : 136), peran pengambilan keputusan perusahaan jasa tertentu yang melakukan pembelian/fasilitas sebagai pusat pembelian. Pusat pembelian terdiri dari semua individu dan kelompok yang berpartisipasi dalam proses pengambilan keputusan yang memiliki beberapa sasaran umum yang sama dan bersama-sama menanggung risiko yang timbul dari keputusan tersebut. Pusat pembelian terdiri dari semua anggota organisasi yang memainkan salah satu dari tujuan peran dalam proses keputusan perusahaan jasa adalah:

a. Pencetus, mereka yang meminta untuk membeli sesuatu. Mereka bisa saja merupakan pemakai atau pihak lain dalam organisasi.

b. Pemakai, mereka yang akan memakai barang atau jasa tertentu. Dalam banyak kasus, dan membantu menetapkan persyaratan produk.

c. Pemberi pengaruh, orang-orang yang mempengaruhi keputusan pembelian. Mereka sering membantu merumuskan spesifikasi dan juga memberikan informasi untuk mengevaluasi alternatif.

d. Pemberi Persetujuan, orang yang mengotori/menyetujui tindakan yang diusulkan oleh pengambilan keputusan atau pembeli.

e. Pengambil keputusan, orang yang memutuskan persyaratan produk dan pemasok.

f. Pembeli, orang yang memiliki wewenang formal untuk memilih pemasok dan menyusun syarat pembeli. Para pembeli dapat membantu menyusun spesifikasi produk, namun peran utama mereka adalah memilih pemasok dan bernegosiasi.


(27)

Dari penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa minat itu adalah suatu keadaan dalam individu yang mampu mengarahkan perhatiannya terhadap objek tertentu yang mampu mendorong seseorang untuk cenderung mencari objek yang disenangi.

Menurut Ferdinand (2002 : 129), minat beli dapat diidentifikasi melalui indikator-indikator sebagai berikut:

a. Minat transaksional, yaitu kecenderungan seseorang untuk membeli produk.

b. Minat refrensial, yaitu kecenderungan seseorang untuk mereferensikan produk kepada orang lain.

c. Minat preferensial, yaitu minat yang menggambarkan perilaku seseorang yang memiliki prefrensi utama pada produk tersebut. Preferensi ini hanya dapat digangti jika terjadi sesuatu dengan produk prefrensinya.

d. Minta eksploratif, minan ini menggambarkan perilaku seseorang yang selalu mencari informasi mengenai produk yang diminatinya dan mencari informasi untuk mendukung sifat-sifat positif dari produk tersebut.

1.5.4 Teori AIDDA

Dalam komunikasi pemasaran perlu dirumuskan tujuan yang ingin dicapai dari proses komunikasi pemasaran yang akan dilakukan. Setelah khalayak sasaran dengan persepsinya, pemasar harus memutuskan respon yang terjadi. Respon khalayak tersebut dapat berupa cognitive (tahap kesadaran), affective (tahap pengaruh), behavioral/conative (tahap tindakan pembelian).

Model AIDDA (Attention, Interest, Desire, Decision, Action) adalah salah satu model hirarki respon yang cukup popular bagi pemasar sebagai pedoman dalam melaksanakan kegiatan pemasaran. Menurut model ini, alat promosi harus


(28)

menarik perhatian, mendapatkan dan mendorong minat, keinginan dan menghasilkan tindakan. Dalam membangun program komunikasi yang efektif, aspek terpenting adalah memahami proses terjadinya respon dari konsumen, misalnya dalam hal konsumen melakukan pembelian suatu produk, maka diperlukan pemahaman mengenai usaha promosi yang dapat mempengaruhi respon konsumen tersebut (Phil Astrid, 2000 : 117).

Berkaitan dengan menumbuhkan nilai beli, tahapan selektivitas konsumen melalui tahapan-tahapan konsep AIDDA, degambarkan sebagai berikut:

(1). Attention (perhatian), dalam tahap ini konsumen mempunyai perhatian terhadap suatu produk.

(2). Interst (minat); kemudian konsumen merasa tertarik dan berusaha untuk memahami apakah produk itu berguna atau tidak berguna baginya.

(3). Desire (kebutuhan/keinginan); tahap selanjutnya konsumen menunjukkan perasaan suka atau tidak suka.

(4). Decision (keputusan); merupakan tahap dimana konsumen mengambil keputusan untuk melakukan pemesanan produk yang diinginkan.

(5). Action (tindakan); sebagai tindakan yang diambil untuk membeli atau tidak membeli produk yang ditawarkan.

Dari model di atas, maka dapat disimpulkan bahwa keputusan untuk membeli atau tidak membeli suatu produk tertentu yang ditawarkan oleh produsen, sangat tergantung pada diri khalayak itu sendiri. Tetapi kecenderungan semakin sering melihat suatu ilkan produk tertentu akan cenderung mempengaruhi pemikiran seseorang untuk membeli. Hingga dalam mencapai pasar penjualan yang diinginkan, produsen senantiasa mempergunakan perhatian


(29)

khalayak untuk sedemikian rupa disampaikan melalui pesan iklan masyarakat memutuskan untuk membeli.

Teori AIDDA menurut Burgin (2005 : 6), mengatakan bahwa pengambilan keputusan pembelian adalah suatu proses psikologis yang dilalui oleh konsumen atau pembeli prosesbnya yang diawali dengan tahap menaruh perhatian (Attention) terhadap barang atau jasa yang kemudian jika berkesan dia akan melangkah ke tahap ketertarikan (Interest) untuk mengetahui lebih jauh tentang keistimewaan prosuk atau jasa tersebut yang jika intensitas ketertarikannya kuat berlanjut ke tahap berhasrat/berminat (Desire) karena barang atau jasa yang ditawarkan sesuai dengan dorongan dari dalam atau rangsangan persuasive dari luar maka konsumen atau pembeli tersebut selanjutnya membuat keputusan (Decision) dan akhirnya melakukan kegiatan pembelian (Action to buy) barang atau jasa yang ditawarkan.

Jika dikaitkan dengan judul skripsi ini, maka tahapan penelitian hubungan komunikasi pemasaran dengan minat membeli adalah sampai tahapan menarik perhatian (Attention) terhadap barang atau jasa, yang kemudian jika berkesan dia akan melangkah ke tahap ketertarikan (Interest) dan untuk mengetahui lebih jauh tentang keistimewaan produk atau jasa tersebut yang jika intensitas ketertarikannya kuat akan berlanjut ke tahap berhasrat/berminat (Desire) untuk kalangan karyawan di PT. Telkom Medan.

1.6.Kerangka Konsep

Berdasarkan kerangka teori tentang mendasari penelitian selanjutnya disusun oleh suatu kerangka konsep yang didalamnya terdapat variabel-variabel dan indicator yang tujuannya menjelaskan masalah penelitian. Hal ini sesuai


(30)

dengan pendapat Sarwono, bahwa Kerangka konsep merupakan defenisi yang digunakan untuk menggambarkan secara abstrak kejadian, keadaan, kelompok atau individu yang menjadi pusat perhatian ilmu sosial. Melalui kerangka konsep, diharapkan akan dapat menyederhanakan pemikiran dengan menggunakan satu istilah untuk beberapa kejadian (events) yang berkaitan satu dengan lainnya (Sarwono, 2006 : 9).

Konsep adalah istilah yang mengekspresikan sebuah ide abstrak yang dibentuk dengan menggeneralisasikan objek atau hubungan fakta-fakta yang diperoleh dari pengamatan. (Kriyantono, 2008 : 17).

Maka, kerangka konsep adalah hasil pemikiran yang rasional dalam menguraikan rumusan hipotesis yang merupakan jawaban sementara dari masalah yang di uji kebenarannya. Agar konsep-konsep dapat diteliti secara empiris, maka harus dioperasionalisasikan dengan mengubahnya menjadi variabel. Variabel-variabel dalam penelitian ini adalah :

1. Variabel bebas (X) yaitu variabel yang mempengaruhi variabel lainnya yaitu variabel (Y). Variabel bebas (X) dalam penelitian ini adalah komunikasi pemasaran

2. Variabel terikat (Y), yaitu variabel yang mempengaruhi variabel lainnya yaitu variabel (X). Variabel (Y) dalam penelitian ini adalah minat membeli.

1.7. Model Teoritis

Model teoritis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut

Variabel bebas (X) : aktivitas Komunikasi

pemasaran

Variabel Antara (Z)

Variabel terikat (Y): Minat membeli


(31)

Gambar 1 Model Teoritis

1.8. Variabel Operasional

Berdasarkan kerangka konsep dan kerangka teori, maka dibuatlah operasional variabel untuk membentuk kesamaan dan kesesuaian dalam penelitian ini, yaitu :

Tabel 1

Variabel Operasional

Variabel Teoritis Variabel Operasional 1. Variabel bebas (X)

Aktivitas komunikasi pemasaran

2. Variabel terikat (Y) Minat membeli

3. Identitas Responden (Variabel Z)

a. Periklanan

b. Promosi penjualan c. Publisitas

d. Hubungan Masyarakat dan Sponsorship

e. Penjualan Langsung (direct selling) a. Minat transaksional

b. Minat refrensial c. Minat preferensial d. Minta eksploratif a. Jenis kelamin b. Usia

c. Pendidikan

1.9. Defenisi Operasional

Dalam operasional merupakan penjabaran lebih lanjut tentang konsep yang telah dikelompokkan dalam kerangka konsep. Dengan kata lain, definisi operasional adalah semacam petunjuk pelaksanaan bagaimana caranya mengukur suatu variabel.

Dalam penelitian ini, variabel-variabel dapat didefinisikan sebagai berikut: 1.Variabel Bebas (X) tentangAktivitas komunikasi pemasaran


(32)

1) Periklanan adalah bentuk komunikasi nonpribadi yang dilakukan pemasar untuk menginformasikan, mendidik, atau membujuk pasar sasaran.

2) Promosi Penjualan adalah sebagai komunikasi pemasaran jangka pendek, sebagai nilai tambah pada penawaran produk yang didisain untuk memotivasi perilaku pembelian.

3) Publisitas adalah pemberitaan perusahaan dan produknya oleh media massa tanpa perusahaan harus membayar biaya pemberitaan tersebut.

4) Hubungan Masyarakat dan Sponsorship adalah upaya merangsang minat yang positif terhadap perusahaan tertentu dan produk-produknya dengan mengirimkan berita baru, melakukan konferensi pers, melaksanakan acara-acara khusus, mensponsori aktivitas yang layak diliput, yang dilakukan oleh pihak ketiga.

5) Penjualan Langsung (direct selling) adalah bentuk komunikasi interaktif yang tujuannya untuk memotivasi respon pembelian kepada pelanggan dan calon pelanggan.

2. Variabel Terikat (Y) tentang Minat membeli

1) Minat transaksional, yaitu kecenderungan seseorang untuk membeli produk.

2) Minat refrensial, yaitu kecenderungan seseorang untuk mereferensikan produk kepada orang lain.

3) Minat preferensial, yaitu minat yang menggambarkan perilaku seseorang yang memiliki prefrensi utama pada produk tersebut. Preferensi ini hanya dapat digangti jika terjadi sesuatu dengan produk prefrensinya.


(33)

4) Minta eksploratif, yaitu minat ini menggambarkan perilaku seseorang yang selalu mencari informasi mengenai produk yang diminatinya dan mencari informasi untuk mendukung sifat-sifat positif dari produk tersebut.

3. Variabel antara (variabel Z), yakni variabel yang berbeda diantara variabel X dan variabel Y, meliputi: jenis kelamin, usia dan pendidikan responden, yakni kalangan karyawan di PT. Pertamina (Persero) Unit Pemasaran I Medan.

1.10. Hipotesis

Dalam penelitian kuantitatif hipotesis memang diturunkan atau lahir dari teori. Sebuah teori ketika digunakan dalam sebuah penelitian kuantitatif, maka peneliti perlu meragukan kebenarannya dengan mengubah dalam bentuk hipotesis. Hipotesis yang menerima kebenaran pernyataan teori dan hipotesis yang menolak kebenaran pernyataan teori (Trihendradi, 2005 : 77).

Adapun hipotesis yang diajukan terhadap rumusan masalah yang telah penulis kemukakan pada bagian terdahulu, maka penulis merumuskan hipotesis penelitian sebagai berikut:

Ho: Tidak terdapat pengaruh yang signifikan aktivitas komunikasi pemasaran dan minat membeli Telkomsel Flash Unlimited Corporate di kalangan karyawan di PT. Pertamina (Persero) Unit Pemasaran I Medan.

Ha: Terdapat pengaruh yang signifikan aktivitas komunikasi pemasaran dan minat membeli Telkomsel Flash Unlimited Corporate di kalangan karyawan di PT. Pertamina (Persero) Unit Pemasaran I Medan.


(34)

BAB II

URAIAN TEORITIS

2.1 Komunikasi

a. Pengertian Komunikasi

Manusia tercipta sebagai mahkluk social yang tidak dapat hidup tanpa adanya bantuan dari orang lain, bantuan tersebut didapatkan melalui sebuah komunikasi antara manusia yang satu dengan lainnya. Dengan adanya komunikasi, maka terciptalah sebuah kehidupan yang saling melengkapi satu sama lain. Istilah komunikasi merupakan terjemahan yang diambil dari bahasa Inggris “communication” yang berasal dari bahasa latin”communicare” yang berarti berpartisipasi atau memberitahukan dan perkataan ini bersumber pada kata communis yang berarti “sama”, yaitu sama makna mengenai suatu hal. Jadi komunikasi berlangsung apabila antara orang-orang yang terlibat terdapat kesamaan makna mengenai sesuatu hal yang dikomunikasikan. Jelasnya, jika seseorang mengerti tentang sesuatu yang dinyatakan oranglain kepadanya, maka komunikasi itu dapat berlangsung dan sebaliknya (Mulyana, 2005 : 3).

Menurut Onong (1993, 3), Istilah komunikasi berasal dari bahasa latin “Communicatio” yang bersumber pada kata “ communis” yang berarti sama dalam arti kata yaitu sama makna. Dengan demikian komunikasi adalah kesamaan antara komunikator dan komunikan dengan tujuan untuk mengubah sikap, opini, dan pandangan / prilaku orang lain tentang pesan yang disampaikan.

Berdasarkan paradigma Onong (2004 : 8), mendefenisikan komunikasi adalah proses penyampaian suatu pesan oleh seseorang kepada orang lain untuk memberitahu atau untuk mengubah sikap, pendapat, atau perilaku, baik langsung


(35)

secara lisan, maupun tak langsung melalui media. Menurut Astrid (2000:19) komunikasi adalah suatu proses dimana dua orang atau lebih membentuk atau melakukan pertukaran informasi dengan satu sama lainnya yang pada gilirannya akan tiba pada saling pengertian yang mendalam. Dari beberapa defenisi diatas, maka dapat disimpulkan bahwa komunikasi adalah proses penyampaian pesan dari seorang komunikator kepada komunikan melalui saluran atau media tertentu dengan maksud untuk mengubah perilaku komunikan sesuai dengan keinginan komunikator.

Komunikasi umumnya diartikan sebagai proses pengoperasian lambang-lambang yang mengandung arti. Menurut Wiryanto (2006 : 10), mendefenisikan komunikasi sebagai bentuk interaksi yang dilakukan melalui lambang-lambang yang mungkin berupa gerakan, gambar, plastik, verbal atau lambang lain yang bertugas sebagai stimuli bagi tingkah laku orang lain yang mungkin tidak bereaksi karena tidak adanya kondisi khusus dari orang yang seharusnya bereaksi.

Rusady (2003: 45), berpendapat bahwa komunikasi adalah suatu usaha yang mengadakan persamaan dengan orang lain. Secara lengkap Effendy (2003:10) mendefenisikan dari dua aspek yaitu: secara umum dan secara pragmatis. Defenisi secara umum adalah proses penyampaian pesan oleh seseorang kepada orang lain, sedangkan defenisi komunikasi secara pragmatis adalah proses penyampaian pesan oleh seseorang kepada orang lain untuk mengubah sikap, pendapat, atau prilaku baik secara langsung maupun tidak langsung dengan menggunakan media. Dalam defenisi secara pragmatis ini, komunikasi mengandung tujuan tertentu, bersifat intensional (intentional), sehingga harus dilakukan perencanaan.


(36)

Widjaja (2000 : 23) menyimpulkan bahwa, secara garis besar komunikasi adalah penyampaian informasi dan pengertian dari seseorang kepada orang lain. Komunikasi akan dapat berhasil apabila sekiranya timbul saling pengertian, yaitu jika kedua belah pihak, sipengirim dan sipenerima informasi dapat memahaminya.

Dari defenisi dan pengertian komunikasi yang dikemukakan para ahli dapat dilihat komponen atau unsur yang dicakup dan merupakan persyaratan terjadinya komunikasi yaitu: Komunikator – Pesan – Media – Komunikan – Efek.

Untuk menguraikan unsur komunikasi tersebut dapat dilihat melalui paradigma, yaitu “ Who Says What In Which Channel to Whom With What Effect? Dari paradigma Cangara (2006 : 14) tersebut diperoleh 5 (lima) komponen atau unsur, yaitu:

1. Komunikator adalah pihak yang menyampaikan pesan pada seseorang atau sejumlah orang, atau sering juga disebut sumber pesan.

2 Pesan adalah pernyataan yang didukung oleh lambing

3. Media adalah sarana atau saluran yang mengandung pesan bila komunikan jauh tempatnya atau banyak jumlahnya.

4. Komunikan adalah orang yang menerima pesan dari komunikator, sering juga disebut dengan penerima (receiver).

5. Efek adalah dampak sebagai pengaruh dari pesan.

Ilmu komunikasi sendiri dalam aplikasinya akan mampu mencegah dan menghilangkan konflik karena semakin banyak manusia yang dicakup, cenderung akan semakin banyak masalah yang timbul. Berkenaan dengan hal di atas, hakekat komunikasi yaitu pernyataan benar antar manusia, yang dinyatakan itu adalah


(37)

pikiran atau perasaan kepada orang lain dengan menggunakan bahasa sebagai alat penyatunya.

b. Tujuan Komunikasi

Kegiatan komunikasi yang manusia lakukan sehari-hari tentu memiliki suatu tujuan tertentu yang berbeda-beda yang nantinya diharapkan dapat tercipta saling pengertian. Berikut tujuan komunikasi menurut Onong Uchjana Effendy (2003 : 11):

1. Perubahan sikap (Attitude change) 2. Perubahan pendapat (Opinion change) 3. Perubahan prilaku (Behavior change) 4. Perubahan sosial (Social change)

Dari empat poin yang dikemukakan oleh Onong Uchjana effendi (2003 : 12), dapat disimpulkan bahwa komunikasi bertujuan untuk merubah sikap, pendapat, perilaku, dan pada perubahan sosial masyarakat. Sedangkan fungsi dari komunikasi adalah sebagai penyampai informasi yang utama, mendidik, menghibur dan yang terakhir mempengaruhi orang lain dalam bersikap dan bertindak.

c. Fungsi Komunikasi

Komunikasi dalam pelaksanaannya memiliki berbagai macam fungsi dalam kehidupan manusia, seperti berikut ini ;

1. Menyampaikan informasi (to inform) 2. Mendidik (to educate)


(38)

4. Mempengaruhi (to influence) (Onong, 2003 :13)

Dari poin tersebut diatas, biasanya selalu ada dan terkandung pada setiap pesan yang disampaikan, baik melalui media cetak atau elektronik ataupun pada lisan dan tulisan. Penyampaian informasi ini merupakan hal umum dan biasa dalam kehidupan sehari-hari, mendidik (to educate) biasanya fungsi ini dilakukan oleh orang yang berprofesi sebagai pengajar (guru, dosen), hiburan merupakan salah satu fungsi komunikasi yang cukup diminati karena adanya faktor kesenangan, mempengaruhi (to influence) biasanya bersatu dengan penyampaian informasi.

d. Proses Komunikasi

Komunikasi tidak bisa terlepas dari proses. Oleh karena itu apakah suatu komunikasi dapat berlangsung dengan baik atau tidak tergantung dari proses yang berlangsung tersebut. Menurut Rusady Ruslan proses komunikasi adalah : “Diartikan sebagai “transfer informasi” atau pesan-pesan (message) dari pengirim pesan sebagai komunikator dan kepada penerima pesan sebagai komunikan, dalam proses komunikasi tersebut bertujuan (feed back) untuk mencapai saling pengertian (mutual understanding) atau antar kedua belah pihak.” (Ruslan, 2003 : 69).

Sementara itu menurut onong Uchjana Effendy (2003 : 15), proses komunikasi terbagi dua tahap, berikut uraiannya :

1. Proses komunikasi secara primer

Proses pencapaian pikiran atau perasaan seseorang kepada orang lain dengan menggunakan lambang (symbol) sebagai media. Lambang sebagai media primer dalam proses komunikasi adalah bahasa, kial, isyarat, gambar, warna dan


(39)

sebagainya yang secara langsung dapat menerjemahkan pikiran atau perasaan komunikator kepada komunikan. Media primer atau lambang yang paling banyak digunakan dalam komunikasi adalah bahasa.

2. Proses komunikasi secara sekunder

Proses penyampaian pesan oleh seseorang kepada orang lain dengan menggunakan alat atau sarana sebagai media kedua setelah memakai lambang sebagai media pertama. Media kedua yang sering digunakan diantaranya adalah surat, telepon, surat kabar, majalah, radio, televisi, film dan lain lain. (Onong, 1993 : 11-17).

Pentingnya peranan media yakni media sekunder dalam proses komunikasi, disebabkan oleh efisiensinya dalam mencapai komunikan dalam jumlah yang amat banyak. Jelas efisien karena dengan menyiarkan sebuah pesan satu kali saja, sudah dapat tersebar luas kepada khalayak yang begitu banyak jumlahnya, bukan satu jutaan, melainkan puluhan juta, bahkan ratusan juta, seperti misalnya pidato kepala negara yang disiarkan melalui radio atau televisi

e. Unsur-Unsur Dalam Proses Komunikasi

Dari berbagai pengertian komunikasi yang telah ada, tampak adanya sejumlah komponen atau unsur yang dicakup, yang merupakan persyaratan terjadinya komunikasi. Menurut Mulyana (2001 : 19), Komponen atau unsur-unsur tersebut adalah sebagai berikut :

- Sumber

Semua peristiwa komunikasi akan melibatkan sumber sebagai pembuat atau pengirim informasi. Dalam komunikasi antar manusia, sumber bisa terdiri dari satu orang, tetapi bisa juga dalam bentuk kelompok, misalnya partai,


(40)

organisasi, atau lembaga. Sumber sering disebut pengirim, komunikator atau dalam bahasa inggrisnya disebut source, sender, atau encoder.

- Pesan

Pesan yang dimaksud dalam proses komunikasi adalah sesuatu yang disampaikan pengirim kepada penerima. Pesan dapat disampaikan dengan cara tatap muka atau melalui media komunikasi. Isinya bisa berupa ilmu pengetahuan, hiburan, informasi, nasihat atau propaganda. Dalam bahasa inggris pesan biasanya diterjemahkan dengan kata message, content atau information.

- Media

Media yang dimaksud disini adalah alat yang digunakan untuk memindahkan pesan dari sumber kepada penerima. Terdapat beberapa pendapat mengenai saluran atau media. Ada yang menilai bahwa media bisa bermacam-macam bentuknya, misalnya dalam komunikasi antar pribadi panca indera dianggap sebagai media komunikasi.

- Penerima

Penerima adalah pihak yang menjadi sasaran pesan yang dikirim oleh sumber. Penerima bisa terdiri dari satu orang atau lebih, bisa dalam bentuk kelompok, partai atau negara. Penerima biasa disebut dengan berbagai macam istilah, seperti khalayak, sasaran, komunikan, atau dalam bahasa inggris disebut audience atau receiver. Dalam proses komunikasi telah dipahami bahwa keberadaan penerima adalah akibat karena adanya sumber. Tidak ada penerima jika tidak ada sumber.

- Pengaruh

Pengaruh atau efek adalah perbedaan antara apa yang dipikirkan, dirasakan dan dilakukan oleh penerima sebelum dan sesudah menerima pesan.


(41)

Pengaruh ini bisa terjadi pada pengetahuan, sikap dan tingkah laku seseorang. Karena itu, pengaruh bisa juga diartikan perubahan atau penguatan keyakinan pada pengetahuan, sikap dan tindakan seseorang sebagai akibat penerimaan pesan. - Tanggapan Balik

Ada yang beranggapan bahwa umpan balik sebenarnya adalah salah satu bentuk daripada pengaruh yang berasal dari penerima. Akan tetapi sebenarnya umpan balik bisa juga berasal dari unsur lain seperti pesan dan media, meski pesan belum sampai pada penerima. Misalnya sebuah konsep surat yang memerlukan perubahan sebelum dikirim, atau alat yang digunakan untuk menyampaikan pesan itu mengalami gangguan sebelum sampai ke tujuan. Seperti itu menjadi tanggapan balik yang diterima oleh sumber.

- Lingkungan

Lingkungan atau situasi ialah faktor-faktor tertentu yang dapat mempengaruhi jalannya komunikasi. Factor ini dapat digolongkan atas empat macam, yakni lingkungan fisik, lingkungan sosial budaya, lingkungan psikologis, dan dimensi waktu. Lingkungan fisik menunjukkan bahwa suatu proses komunikasi hanya bisa terjadi kalau tidak terdapat rintangan fisik, misalnya geografis. Komunikasi sering kali sulit dilakukan karena faktor jarak yang begitu jauh, dimana tidak tersedia fasilitas komunikasi seperti telepon, kantor pos atau jalan raya.

Lingkungan sosial menunjukkan factor sosial budaya, ekonomi dan politik yang bisa terjadi kendala terjadinya komunikasi, misalnya kesamaan bahasa, kepercayaan, adat istiadat, dan status sosial. Dimensi psikologis adalah pertimbangan kejiwaan yang digunakan dalam berkomunikasi. Misalnya menghindari kritik yang menyinggung perasaan orang lain, menyajikan materi


(42)

yang sesuai dengan usia khalayak. Dimensi psikologis ini bisa disebut dimensi internal.

Sedangkan dimensi waktu menunjukkan situasi yang tepat untuk melakukan kegiatan komunikasi. Banyak proses komunikasi tertunda karena pertimbangan waktu, misalnya musim. Namun perlu diketahui karena dimensi waktu maka informasi memiliki nilai. Jadi, setiap unsur memiliki peranan yang sangat penting dalam membangun proses komunikasi. Bahkan ketujuh unsur ini saling bergantung satu sama lainnya. Artinya, tanpa keikutsertaan satu unsur akan memberi pengaruh pada jalannya komunikasi.“ (Cangara, 2006 : 23).

2.2. Komunikasi Pemasaran

a. Pengertian Komunikasi Pemasaran

Komunikasi pemasaran merupakan usaha untuk menyampaikan pesan kepada publik terutama konsumen sasaran mengenai keberadaan produk di pasar. Komunikasi pemasaran memegang peranan yang sangat penting bagi pemasar. Tanpa komunikasi, konsumen maupun masyarakat secara keseluruhan tidak akan mengetahui keberadaan produk di pasar. Komunikasi pemasaran ini memerlukan ataupun menyedot dana yang sangat besar, oleh karena itu pemasar harus hati-hati dan penuh perhitungan dalam menyusun rencana komuniksi pemasaran (Liriswati & Albari, 2004: 7-8).

Komunikasi pemasaran menurut Kasali (1992: 14) adalah fungsi dalam manajemen yang memusatkan perhatian pada produk atau jasa untuk memenuhi keinginan dan kebutuhan konsumen. Ketika perusahaan mengkomunikasikan pesan yang unik dan positif melalui iklan, penjualan perorangan, promosi penjualan, dan cara cara lain, mereka dapat membedakan merek mereka secara efektif melalui penawaran yang kompetitif dan melindungi diri dari kompetisi


(43)

harga. Koordinasi dari kegiatan tersebut dapat meningkatkan efisiensi dan efektivitas suatu organisasi yang dikenal sebagai integrated marketing communication(IMC).

Dari beberapa devinisi diatas maka disimpulkan bahwa komunikasi pemasaran adalah usaha untuk menyampaikan pesan kepada public terutama konsumen sasaran mengenai keberadaan produk di pasar dan memusatkan perhatian pada produk atau jasa untuk memenuhi keinginan dan kebutuhan konsumen.

b. Unsur-Unsur Komunikasi Pemasaran

Menurut Shimp (2003: 2), komunikasi pemasaran dapat dipahami dengan menguraikan dua unsur pokoknya, yaitu komunikasi dan pemasaran.

1. Komunikasi adalah proses dimana pemikiran dan pemahaman disampaikan antar individu, atau antara organisasi dengan individu.

2. Pemasaran adalah sekumpulan kegiatan dimana perusahaan dan organisasi lainnya mentransfer nilai nilai (pertukaran) antara mereka dengan pelanggannya.

Komunikasi pemasaran merepresentatifkan gabungan semua unsur dalam bauran pemasaran merek, yang memfasilitasi terjadinnya pertukaran dengan menciptakan suatu arti yang disebarluaskan kepada pelanggan atau kliennya.

c. Bauran Pemasaran

Menurut Kotler (2003 : 18), bauran pemasaran adalah seperangkat alat pemasaran yang digunakan untuk mencapai tujuan pemasarannya dalam pasar sasaran. McCarthy dalam Kotler (2005), mengklasifikasikan alat-alat bauran


(44)

pemasaran atau marketing mix ke dalam empat kelompok utama, antara lain sebagai berikut :

1) Produk (Product)

Produk adalah segala sesuatu yang dapat ditawarkan ke suatu pasar untuk memenuhi keinginan atau kebutuhan yang meliputi keragaman produk, cirri, kemasan, pelayanan dan lain-lain. Klasifikasi produk menurut Kotler (2005) terdiri dari barang dan jasa. Rinciannya sebagai berikut :

a) Barang

Barang merupakan produk dalam bentuk fisik yang dapat dilihat, dipegang, diraba, dipindahkan, atau perlakuan fisik lainnya.

b) Jasa

Jasa merupakan setiap tindakan atau aktivitas yang dapat ditawarkan oleh satu pihak kepada pihak lain. Jasa tidak berwujud dan tidak mengakibatkan kepemilikan apapun, dengan karakteristik tidak berwujud, tidak terpisahkan, bervariasi dan mudah lenyap.

2) Harga (Price)

Harga merupakan sejumlah uang yang harus dibayarkan oleh konsumen untuk mendapatkan suatu produk untuk dapat memenuhi kebutuhan dan keinginan yang belum terpuaskan. Harga adalah komponen yang berpengaruh langsung terhadap laba perusahaan. Dalam menentukan suatu kebijakan harga dalam suatu perusahaan, sebaiknya memperhatikan bauran harga yang terdiri dari potongan tunai, rabat, jangka pembayaran, daftar harga, dan syarat kredit. Menurut Angipora (2002 : 55), selain penetapan harga, perusahaan harus dapat memperhatikan nilai dan manfaat dari produk yang dihasilkan guna memenuhi keinginan dan kebutuhan konsumen.


(45)

3) Tempat (Place)

Tempat adalah menunjukan berbagai kegiatan yang dilakukan oleh produsen untuk menjadikan suatu produk yang dihasilkan dapat diperoleh dan tersedia bagi konsumen pada waktu dan tempat yang tepat dimanapun konsumen berada. Bauran distribusi (distribution mix) terdiri dari saluran pemasaran, cakupan pasar, daya jangkauan, pengelompokan, lokasi, persediaan dan transportasi (Angipora, 2002 : 47).

4) Promosi (Promotion)

Kasali (1992 : 23) mendefinisikan promosi sebagai, koordinasi dari seluruh upaya yang dimulai pihak penjual untuk membangun berbagai saluran informasi dan persuasi untuk menjual barang dan jasa atau memperkenalkan suatu gagasan.

Promosi merupakan berbagai bentuk kegiatan yang dilakukan perusahaan dengan tujuan utama untuk menginformasikan, membujuk, mempengaruhi dan mengingatkan konsumen akan adanya suatu produk. Tujuan perusahaan melakukan kegiatan promosi adalah untuk mempengaruhi perasaan, pengetahuan, makna, kepercayaan, sikap dan citra konsumen yang berkaitan dengan suatu produk atau merek. Tujuan ini bermuara pada upaya mempengaruhi perilaku konsumen dalam melakukan pembelian.

Jasa adalah sesuatu yang dapat diidentifikasi secara terpisah tidak berwujud, ditawarkan untuk menemui kebutuhan. Jasa dapat dihasilkan dengan menggunakan benda-benda berwujud atau tidak. Menurut Mursid (2003 : 33), pendekatan pemasaran melalui 4P dalam marketing mix seringkali berhasil untuk barang, sedangkan untuk jasa diperlukan 3P tambahan dalam unsur bisnis jasa antara lain:


(46)

a) People (orang)

Sumber daya manusia (SDM) merupakan peubah penting yang memegang peranan penting bagi aktifitas komunikasi pemasaran, baik dalam industri barang maupun jasa. Yang dimaksud dengan SDM atau orang adalah semua partisipan yang memainkan peranan sebagian penyajian jasa, yaitu peran selama proses dan konsumsi jasa berlangsung dalam waktu riil jasa, sehingga mempengaruhi persepsi pembeli. Partisipan adalah staf perusahaan, konsumen dan konsumen lain dalam lingkungan jasa tersebut.

b) Physical evidence (bukti fisik)

Bukti fisik merupakan lingkungan fisik dimana jasa diciptakan dan tempat penyedia jasa, konsumen berinteraksi dan setiap komponen tangible yang memfasilitasi penampilan.

c) Process (proses)

Proses mencerminkan bagaimana semua unsur bauran pemasaran jasa dikoordinasikan untuk menjamin mutu dan konsistensi jasa yang diberikan oleh konsumen. Proses juga merupakan peubah yang cukup berperan dalam menilai keberadaan jasa tersebut. Proses dapat melibatkan unsur-unsur prosedur, tugas, rencana kerja, mekanisme, dan juga aktifitas.

d. Strategi Komunikasi Pemasaran

Ada lima strategi komunikasi pemasaran menurut Kotler (2003 : 78): 1) Periklanan

Adalah cara yang efektif untuk menjangkau para pembeli yang tersebar secara geografis dengan biaya yang rendah untuk setiap tampilannya. Periklanan dapat


(47)

digunakan untuk membangun citra jangka panjang untuk suatu produk dan mempercepat penjualan.

2) Promosi Penjualan

Promosi penjualan merupakan ajakan untuk melakukan transaksi pembelian sekarang. Perusahaan menggunakan alat promosi penjualan untuk menciptakan tanggapan yang lebih kuat dan lebih cepat. Promosi penjualan dapat digunakan untuk mendramatisasi penawaran produk dan mendorong penjualan yang sedang lesu. Namun, pengaruh promosi penjualan biasanya bersifat jangka pendek, dan tidak efektif dalam membangun preferensi merek jangka panjang. 3) Hubungan Masyarakat dan Publisitas

Daya tarik hubungan masyarakat dan publisitas didasarkan pada tiga sifat khusus, kredibilitas tinggi:

a) Berita dan gambar lebih otentik dan dipercaya oleh pembaca dibandingkan dengan iklan.

b) Kemampuan menangkap pembeli yang tidak menduga.

Hubungan masyarakat dapat menjangkau banyak calon pembeli yang cenderung menghindari wiraniaga dan iklan. Pesan diterima oleh pembeli lebih sebagai berita, bukan sebagai komunikasi bertujuan penjualan.

4) Penjualan Personal

Adalah alat yang paling efektif, biaya pada tahapan lebih lanjut dalam proses pembelian, terutama dalam membangun preferensi, keyakinan, dan tindakan pembeli. Alasannya adalah karena penjualan personal, jika dibandingkan dengan periklanan, memiliki tiga manfaat sendiri:


(48)

Penjualan personal mencangkup hubungan yang hidup, lansung dan interaktif antara dua orang atau lebih.

b) Mempererat

Penjualan personal memungkinkan timbulnya berbagai jenis hubungan mulai dari hubungan penjualan sampai ke hubungan persahabatan.

c) Tanggapan

Penjualan personal membuat pembeli merasa berkewajiban mendengarkan wiraniaga. Pembeli harus menanggapi, walau tanggapan tersebut hanya ucapan “terima kasih” secara sopan.

5) Pemasaran Langsung

Bentuk pemasaran langsung, surat langsung, pemasaran lewat telepon, pemasaran elektronik. Semuanya memiliki empat karakteristik. Pemasaran lansung bersifat:

a) Non publik

Pesan biasanya ditujukan kepada orang tertentu. b) Disesuaikan

Pesan dapat disesuaikan untuk menarik orang yang dituju. c) Terbaru

Pesan disiapkan sangat cepat untuk diberikan kepada seseorang d) Interaktif


(49)

2.3. Minat Beli Konsumen

Minat beli (willingness to buy) merupakan bagian dari komponen perilaku dalam sikap mengkonsumsi. Menurut Kinnear dan Taylor (1995 : 10), minat beli adalah tahap kecenderungan responden untuk bertindak sebelum keputusan membeli benar-benar dilaksanakan. Minat beli juga dapat didefinisikan sebagai kemungkinan bola pembeli bermaksud untuk membeli suatu produk (Husein :2004 : 36). Segala sesuatu sesuatu yang menjadi sama, minat beli secara positif berhubungan dengan persepsi keseluruhan pada akuisisi dan transaksi nilai (Cravens, 1996 : 37). Suatu produk dapat dikatakan telah dikonsumsi oleh konsumen apabila produk tersebut telah diputuskan untuk dibeli. Keputusan untuk membeli dipengaruhi oleh nilai produk yang dievaluasi. Bila manfaat yang dirasakan lebih besar dibandingkan pengorbanan untuk mendapatkannya, maka dorongan untuk membelinya semakin tinggi. Sebaliknya bila manfaatnya lebih kecil dibandingkan pengorbanannya maka biasanya pembeli akan menolak untuk membeli dan pada umumnya beralih mengevaluasi produk lain yang sejenis.

Pada kebanyakan orang, perilaku pembelian konsumen seringkali diawali dan dipengaruhi oleh banyaknya rangsangan (stimuli) dari luar dirinya, baik berupa rangsangan pemasaran maupun rangsangan dari lingkungannya. Rangsangan tersebut kemudian diproses dalam diri seusai dengan karakteristik pribadinya, sebelum akhirnya diambil keputusan pembelian. Karakteristik pribadi konsumen yang dipergunakan untuk memproses rangsangan tersebut sangat komplek dan salah satunya adalah motivasi untuk membeli.

Menurut Keller (1998 : 71), minat beli konsumen adalah seberapa besar kemungkinan konsumen membeli suatu merek atau seberapa besar kemungkinan konsumen membeli suatu merek atau seberapa besar kemungkinan konsumen


(50)

berpindah dari satu merek ke merek lainnya. Sedangkan Mittal (1999 : 62) menemukan bahwa fungsi dari minat konsumen merupakan mutu produk dan mutu layanan. Minat konsumen untuk membeli suatu produk adalah berhubungan dengan karakteristik pada suatu negara dan orangnya. Selanjutnya Oliver (1993 : 77) menyatakan bahwa pengalaman pembelian tetap tertarik pada produk tersebut, yang akhirnya mengarah pada pembelian ulang.

Minat beli dapat diidentifikasikan melalui indikator-indikator sebagai berikut: minat transaksional, minat referensial, minat preferensial dan minat ekploratif (Ferdinand:2002). mengatakan bahwa minat beli yang diakibatkan daya tarik produk atau jasa yang ditawarkan meruapakan suatu mental dari konsumen untuk merefleksikan rencana pembelian suatu produk terhadap merek tertentu. Selain itu juga Purnama (2001 : 31) juga berpendapat bahwa naiknya daya tarik terhadap suatu produk yang sudah ditetapkan dapat meningkatkan tingkat konsumsi. Tingkat konsumsi disini sama halnya dengan minat beli konsumen.

Pada dasarnya, minat dalam diri seseorang/konsumen apabila terdapat unsur-unsur sebagai berikut :

1. Terjadinya sesuatu hal yang menarik

2. Terdapatnya kontras yaitu antara hal yang satu dengan hal yang lainnya sehingga apa yang menonjol itu menimbulkan perhatian.

3. Terdapatnya harapan akan mendapatkan keuntungan atau mungkin gangguan dari hal yang dimaksud.

Menurut Widjaya (2000:45), secara teori minat memiliki ciri-ciri sebagai berikut :

1. Minat tidak dibawa sejak lahir


(51)

3. Tidak berdiri sendiri, senantiasa mengandung reaksi dengan stimulus maupun objek

4. Objek itu dapat merupakan sesuatu hal tertentu, tapi dapat juga merupakan kumpulan dari hal-hal tersebut.

Minat menggunakan yang timbul dalam diri konsumen sangat didukung oleh beberapa faktor. Menurut Kotler dan Armstrong (2001 : 34), seorang konsumen dalammengambil keputusan untuk membeli suatu produk ataupun jasa dipengaruhi oleh dua faktor yaitu:

1. Faktor luar, yaitu faktor lingkungan tempat tinggal yang mempengaruhi konsumen. Misalnya, karena dorongan teman, mengikuti orang lain yang menggunakan barang dan jasa tersebut dan sebagainya.

2. Faktor dalam, yaitu faktor pemikiran atau kejiwaan dari dalam diri konsumen itu sendiri yang bersifat rasional.

Apabila dikaitkan dengan penelitian ini, maka kegiatan personal sellingi di televisi harus dikreasikan semenarik mungkin agar dapat menarik perhatian konsumen. Dari perhatian dan ketertarikan itu akan timbul minat dalam diri calon customer untuk membeli parfum Lomani.

2.4. Teori AIDDA

Teori yang relevan untuk digunakan dalam penelitian ini adalah teori AIDDA yang sering disebut A-A Procedure atau Attention ro action Procedure. Aidda merupakan akronim dari kata Attention (Perhatian), Interest (Minat), Desire (Keinginan), Decision (Keputusan), dan Action Tindakan). Tahapan tersebut mengandung pengertian bahwa proses komunikasi antar pribadi dalam pembentukan konsep diri siswa/i yang berpengaruh dalam prestasi belajar


(52)

hendaknya dimulai sengan membangkitkan perhatian, dimana dalam hal ini, seorang guru harus mengetahui cara yang tepat untuk menarik perhatian siswa agar siswa memiliki minat melalui pesan yang berisi informasi yang disampaikan guru sehingga akan timbul keinginan dan akhirnya diambil keputusan untuk bertindak terhadap pesan tersebut. (Nawawi, 1998:31)

Teori AIDDA merupakan suatu poses psikologi pada diri komunikan. Berdasarkan formula AIDDA ini, komunikasi persuasive didahului dengan upaya membangkitkan perhatian. Upaya ini tidak hanya dilakukan dalam gaya bicara dengan kata-kata yang merangsang tetapi juga dengan penampilan (appearance) ketika menghadapai komunikan. Apabila ditinjau dari segi psikologisnya, maka komponen perubahan yang terjadi pada teori AIDDA juga bisa ditinjau dari komponen perubahan sikap yang terjadi pada diri manusia akibat terpaan pesan (Wiryanto, 2006:52) yaitu:

1. Cognitive: Pesan yangdisampaikan ditujukan pada pikiran komunikan. Hal ini dilakukan agar komunikan tahu dan paham akan pesan yang disampaikan. Hal ini sama dengan Attention dalam Teori AIDDA.

2. Afektif: Pada tahap ini tujuan komunikator tidak hanya supaya komunikan tergerak hatinya hingga timbul perasaan tertentu seperti minat yang muncul akibat adanya perhatian.

3. Behavioral: Dampak yang timbul adalah berupa tindakan atau kegiatan. Hal ini sudah bisa mulai dilihat pada proses pengambuilan keputusan.

Penelitian ini ingin mengetahui sejauh mana pengaruh komunikasi antar pribadi dalam membentuk konsep diri siswa/i yang berpengaruh dalam prestasi belajar dan bagaimana hasil yang diperoleh jika komunikasi antar pribadi tersebut berhasil.


(53)

Dalam model AIDDA hal utama yang harus dilakukan adalah membangkitkan dan menumbuhkan perhatian komunikan. Dalam hal ini berhasil atau tidaknya perhatian dipengaruhi oleh daya tarik komunikator (source attractiveness). Komunikasi yang diawali dengan membangkitkan perhatian (attention) akan merupakan awal suksesnya komunikasi. Apabila perhatian komunikan telah terbangkitkan, hendaknya disusul dengan upaya menumbuhkan minat (interest) yang merupakan derajat yang lebih tinggi dari perhatian. Minat adalah kelanjutan dari perhatian yang merupakan titik tolak bagi timbulnya hasrat (desire) untuk melakukan suatu kegiatan yang diharapkan oleh komunikator. Hanya ada hasrat saja pada diri komunikan belum berarti apa-apa, sebab harus dilanjutkan dengan datangnya keputusan (decision), yakni keputusan untuk melakukan kegiatan (action). Berikut akan ditampilkan skema AIDDA.

Gambar 2. Skema AIDDA

Hal yang perlu diperhatikan dalam membangkitkan perhatian adalah dihindarkannya kemunculan himbauan (appeal) yang negatif. Himbauan negatif tidak menumbuhkan kegilisahan (anxiety arrousing), melainkan menumbuhkan kegelisahan (anxiety arrousing). Menurut Trihendradi (2005 : 39), komunikasi


(54)

menegaskan dalam karnyanya “Persuation” bahwa anxiety arrousing comunication menimbulkan efek ganda. Pada satu pihak menimbulkan rasa takut akan bahaya sehingga mempertinggi motivasi untuk melakukan tindakan pencegahan (preventive). Sedangkan pada pihak lain rasa takut itu menimbulkan sikap kesiapan bertarung (fight to fight) yang dalam yang dalam kasus komunikasi dapat berbentuk sikap permusuhan pada komunikator atau tidak menaruh perhatian sama sekali terhadap pesan yang disampaikan komunikator.

Berdasarkan formula AIDDA maka komunikasi persuasif didahului dengan upaya membangkitkan perhatian (attention). Dalam hal ini, kegiatan Personal Selling harus mampu menimbulkan atensi atau menarik perhatian orang lain, khususnya para customer pengunjung Matahari Departemen Store Grand Palladium Medan, melalui dimensi-dimensi penting yang dimiliki oleh sang beauty advisor, seperti promosi yang ditawarkan, jenis produk serta berbagai hal mengenaiparfum Lomani. Apabila

perhatian komunikan telah terbangkitkan, maka disusul dengan upaya menumbuhkan minat (interest). Minat, yaitu suatu keinginan yang kuat ataupun kecenderungan hati yang sangat tinggi terhadap sesuatu, yang merupakan derajat yang lebih tinggi dari perhatian, yang dalam hal ini adalah minat menggunakan parfum Lomani. Minat adalah kelanjutan dari perhatian yang merupakan titik tolak bagi timbulnya hasrat (desire). Hasrat, yaitu suatu keinginan yang amat sangat untuk bergabung dan memiliki parfum Lomani tersebut. Dengan adanya hasrat, kemudian harus dilanjutkan dengan datangnya keputusan (decision).

Keputusan, yaitu segala putusan yang telah ditetapkan, sesudah dipertimbangkan ataupun dipikirkan, dan merupakan sikap terakhir ataupun langkah yang harus dijalankan. Dalam hal ini, para customer di Matahari


(55)

Departemen Store Grand Palladium Medan yang juga merupakan pengguna parfum Lomani sudah mulai mengambil keputusan bahwa ia akan menggunakan parfum Lomani. Yang pada akhirnya keputusan tersebut dilanjutkan dengan mengambil suatu tindakan (action).

Tindakan, yaitu perbuatan atau sesuatu yang dilaksanakan untuk mengatasi/memenuhi sesuatu, yang dalam hal ini adalah melakukan aktivasi ataupun berlanjut menggunakan parfum Lomani dan mulai menggunakan parfum tersebut sebagai wewangian pribadinya.

Untuk lebih memudahkan dalam memahami konsep AIDDA dalam penelitian ini, maka dapat dilihat dalam tabel berikut ini :


(56)

(57)

BAB III

DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN

3.1. Sejarah singkat PT. Pertamina (Persero) Unit Pemasaran I Medan

PT. Pertamina adalah bagian dari perjalanan panjang sejarah perminyakan di Indonesia. Berawal pada masa pendudukan Jepang, penyediaan dan pemasaran BBM (bahan bakar minyak) sangat terbatas karena BBM yang dihasilkan terutama untuk keperluan perang Jepang. Sebagai bahan bakar, minyak bumi saat ini merupakan sesuatu yang sangat vital. Selain digunakan untuk sebagian masyarakat, juga digunakan untuk keperluan Jepang. Dalam perang kemerdekaan, para pejuang berusaha merebut dari penguasaan Jepang atas pembekalan BBM di dalam negeri beserta sarana penimbunan dan pengangkutannya. Pada perang kemerdekaan, tiga wilayah perminyakan utama, yaitu Pulau Jawa, Sumatera Utara, dan Sumatera Selatan merupakan awal dari perkembangan perusahaan nasional dalam bidang usaha pertambangan minyak dan gas bumi.

Perusahaan Tambang Minyak Milik Negara Republik Indonesia (PTMNRI) Sumatera Utara didirikan pada September 1945 oleh laskar minyak setelah pihak Jepang menyerahkannya kepada Indonesia. Kilang Pangkalan Brandan dikuasai oleh PTMNRI Sumatera Utara. Bukan hanya di Pangkalan Brandan, kegiatan tambang minyak pada saat itu juga berpusat ke daerah Langsa, Aceh Timur. Daerah operasinya Rantau dan sekitarnya.

Perang perminyakan seperti di Sumatera juga sangat sengit di pulau Jawa. Para pejuang mengambil alih kilang minyak Cepu dari Jepang, pada tanggal 5 Oktober 1945 daerah perminyakan Cepu resmi menjamin pengadaan BBM untuk


(58)

rakyat dan pertahanan di Jawa. Dalam suasana yang belum teratur di masa awal itu, peredaran produk minyak dari PTMNRI belum merata dan tidak menentu.

Lapangan minyak Sumatera Utara dan Langsa di Aceh pada tahun 1945 di- gabungkan di bawah satu perusahaan yang diberi nama Perseroan Terbatas Tambang Minyak Sumatera Utara (PT.TMSU). Untuk menasionalkan PT. TMSU maka A.H. Nasution memerintahkan agar namanya diubah dan tidak menunjukkan milik propinsi saja.

Pada tanggal 10 Desember 1957, nama PT. TMSU diubah menjadi diubah menjadi PT. Pertamina (Perusahaan Minyak Nasional) dan sejak tanggal 5 Juni 1961 menjadi Perusahaan Negara (PN) Pertamina.

3.2. Struktur Organisasi PT. Pertamina (Persero) UPMS I Medan

Struktur organisasi merupakan suatu gambaran mengenai mekanisme kerja antar bagian, unit atau departemen yang ada di suatu organisasi atau perusahaan sebagai dasar dalam melaksanakan prosedur kerja dan menunjukkan fungsi masing-masing bagian, unit atau departemen. Dengan adanya struktur organisasi, maka akan terlihat jelas pembagian tugas, wewenang dan tanggung jawab.

Masing-masing fungsi dan tugas dari struktur organisasi PT. Pertamina (Persero) Unit Pemasaran I Medan adalah sebagai berikut :


(59)

1. General Manager

Tugas pokok general manager adalah :

a. Mengkoordinasikan kegiatan pemasaran bahan bakar minyak dan gas bumi wilayah kerja PT. Pertamina Unit Pemasaran I.

b. Mengkoordinasikan kegiatan pemasaran yang meliputi pengadaan, penjualan, pengangkutan, penimbunan, penyaluran dan menjaga mutu produk.

c. Mengendalikan dan melaksanakan pengawasan kegiatan operasi di wilayah kerja PT. Pertamina (Persero) Unit Pemasaran I Medan.

d. Mengkoordinasikan kegiatan administrasi penunjang dan pembinaan SDM sehubungan dengan kegiatan pemasaran bahan bakar agar terwujud suatu sistem kerja yang produktif, objektif dan efisien.

e. Mengkoordinasikan hubungan kerja secara terpadu dengan pihak luar sehubungan dengan operasi wilayah kerja PT. Pertamina Unit Pemasaran I Medan.

2. Sales engineer

Tugas pokok Sales engineer adalah sebagai berikut :

a. Mengkoordinasikan perencanaan, pengawasan hasil-hasil minyak dan gas bumi, dan produk-produk lainnya di wilayah kerja PT. Pertamina Unit Pemasaran I yang meliputi Sumatera Utara, Sumatera Barat, Riau dan NAD.

b. Mengendalikan dan melaksanakan pengawasan kegiatan penjualan dan pemasaran di UPMS I.

c. Mengkoordinasikan perencanaan, pengawasan, pelaksanaan penjualan BBM dan pengawasan mutu BBM.


(60)

d. Mengkoordinasikan kegiatan penyelenggaraan administrasi penjualan BBM dan produk-produk lainnya.

3. Pengadaan

Tugas pokok pengadaan adalah sebagai berikut :

a. Mengkoordinasikan perencanaan dan pengawasan distribusi BBM dan non BBM serta gas untuk kebutuhan di wilayah kerja PT. Pertamina (Persero) UPMS I.

b. Mengkoordinasikan kegiatan pembinaan dan perawatan SDM.

c. Mengkoordinasikan penyusunan laporan tentang hasil kegiatan penyediaan BBM, non BBM dan gas termasuk sarana penunjang serta memberikan saran atas pemecahan berbagai masalah yang timbul.

d. Mengkoordinasikan perencanaan dan pengawasan atas kegiatan operasional depot, DPPU dan Instalasi di terminal transit di bawah operasional PT. Pertamina (Persero) UPMS I.

4. Teknik

Tugas pokok teknik adalah sebegai berikut :

a. Melaksanakan koordinasi dan pengawasan penyelenggaraan administrasi teknik.

b. Menyusun dan mengevaluasi kebijakan di bidang teknik.

c. Menyusun program kegiatan dan kebutuhan anggaran di bagian teknik. d. Memonitor dan mengevaluasi kinerja bidang teknik

e. Menyelenggarakan pelaksanaan koordinasi terhadap kegiatan pembangunan baru dan pemeliharaan sarana pembekalan dan pemasaran di PT. Pertamina (Persero) UPMS I.


(1)

Trihendradi, Cornelius, 2005, “Statistik Inferen Teori dan Dasar Aplikasinya”,ANDI,

Yogyakarta.

Tunggal, Amin Widjaja. (2000). Management Audit. Suatu Pengantar. Jakarta: Rineka Cipta.

Wiryanto. 2006. Pengantar Ilmu Komunikasi. PT Grasindo. Jakarta.

Telkomsel grapari Solo 2010


(2)

BIODATA PENELITI

Nama : Hafiz Ihsan

Tempat, Tanggal Lahir : Martebing, 2 Agustus 1988

NIM : 090922047

Departemen : Ilmu Komunikasi

Alamat : Jl. Dr. Mansur No. 80A Medan

Pendidikan : SD 102062 B.Bandar

MTS Alwashliyah

SMU F.Tandean Tebingtinggi

Departemen Keuangan Ekonomi USU 2006

Departemen Komunikasi FISIP USU Ekstensi 2009

Nama Orangtua :

1. Ayah : Rizal Ritonga, SP 2. Ibu : Mahmiatun, S.Pd

Anak ke- : Tiga dari empat bersaudara

Nama Saudara :

1. Jamil Handy 2. Irfan Azhari 3. Rita Astuti


(3)

Lampiran:

KUESIONER

AKTIVITAS KOMUNIKASI PEMASARAN DAN MINAT BELI

(Studi Korelasi Pengaruh Aktivitas Komunikasi Pemasaran Terhadap Minat

Beli Telkomsel Flash Unlimited Corporate di Kalangan Karyawan di PT. Pertamina (Persero) Unit Pemasaran I Medan

Petunjuk Pengisian Kuesioner :

1. Kuesioner ini semata-mata untuk keperluan akademis atau penelitian, mohon dijawab secara jujur dan mengenai kerahasiaannya akan dijaga oleh peneliti.

2. Baca dan jawablah setiap pertanyaan tanpa ada yang terlewatkan. 3. Berilah tanda silang (X) pada jawaban yang dianggap sesuai.

4. Kotak kode bernomor disebelah kanan pertanyaan mohon jangan diisi. 5. Terima kasih atas partisipasinya.

No.Responden :

I. Karakteristik Responden

1. Nomor Responden : 1 2

2. Jenis Kelamin : 1. Perempuan

2. Laki-laki 3

3. Usia : 1. 19 - 25 2. 26 - 30 3. 31 - 35

4 4. 36 keatas

4. Pendidikan : 1. D1/D3 2. S1

5 3. S2


(4)

II. Variabel Bebas (Aktivitas komunikasi Pemasaran)

5. Apakah bentuk (desain) dari Telkomsel flash unlimited corporated sudah baik?

1. Sangat Baik 2. Baik

3. Kurang Baik 6

4. Tidak Baik

6. Apakah periklanan yang dimuat dalam Telkomsel flash unlimited corporated memberikan respon yang positif pada para karyawan?

1. Sangat Setuju

2. Setuju

3. Kurang Setuju 7

4. Tidak Setuju

7. Apakah keuntungan dari penggunaan Telkomsel flash unlimited corporate terlihat jelas pada media promosi?

1. Sangat Jelas

2. Jelas

3. Kurang Jelas 8

4. Tidak Jelas

8. Apakah media promosi Telkomsel flash unlimited corporate sering dilihat? 1. Sangat Sering

2. Sering

3. Jarang 9

4. Tidak Pernah

9. Apakah tampilan Telkomsel flash unlimited corporate memberikan kesan positif pada karyawan?

1. Sangat Positif

2. Positif

3. Kurang Positif 10

4. Negatif

10. Apakah flyer Telkomsel flash unlimited corporate menarik dan mudah dipahami?

1. Sangat Menarik

2. Menarik

3. Kurang Menarik 11

4. Tidak Menarik

11. Apakah penawaran harga promo yang diberikan akan meningkatkan daya beli pasaran?

1. Sangat Setuju

2. Setuju

3. Kurang Setuju 12

4. Tidak Setuju

12. Apakah bentuk dan layanan jasa yang ditawarkan Telkomsel flash unlimited corporate berupa penampilan promosi, harga dan souvenir mengacu pada kesan yang baik bagi kalangan karyawan?


(5)

1. Sangat Baik

2. Baik 13

3. Kurang Baik 4. Tidak Baik

13. Apakah kegiatan promo yang dilakukan untuk mempromosikan Telkomsel Flash Unlimited Corporate akan meningkatkan penjualan?

1. Sangat Setuju

2. Setuju

3. Kurang Setuju 14

4. Tidak Setuju

14. Apakah setiap orang membutuhkan alat komunikasi berupa Telkomsel flash unlimited corporate?

1. Sangat Butuh

2. Butuh

3. Kurang Butuh 15

4. Tidak Butuh

III. Variabel Y (Minat Beli)

15. Apakah jaringan yang ditampilkan Telkomsel flash unlimited corporate memberikan kecepatan yang terbaik?

1. Sangat Baik

2. Baik

3. Kurang Baik 16

4. Tidak Baik

16. Apakah informasi yang disampaikan oleh promo mencerminkan citra positif yang muncul?

1. Sangat Positif

2. Positif

3. Kurang Positif 17

4. Negatif

17. Apakah kebutuhan akan akses internet mobile dapat menarik minat karyawan?

1. Sangat Berminat

2. Berminat

3. Kurang Berminat 18

4. Tidak Berminat

18. Apakah alasan anda membeli Telkomsel flash unlimited corporate, karena kebutuhan akan akses internet yang tinggi?

1. Sangat Setuju

2. Setuju

3. Kurang Setuju 19

4. Tidak Setuju

19. Apakah tempat membeli Telkomsel flash unlimited corporate secara tidak langsung datang ke Grapari Telkomsel berpengaruh terhadap minat beli?


(6)

1. Sangat Berpengaruh

2. Berpengaruh

3. Kurang Berpengaruh 20

4. Tidak Berpengaruh

20. Apakah setelah membandingkan Telkomsel flash unlimited corporate dengan produk lain,anda yakin untuk membelinya?

1. Sangat Yakin 2. Yakin

3. Kurang Yakin 21

4. Tidak Yakin

21. Apakah Telkomsel flash unlimited corporate banyak disenangi oleh kalangan karyawan saat ini?

1. Sangat Disenangi

2. Disenangi 22

3. Kurang Disenangi 4. Tidak Disenangi

22. Apakah dengan pilihan unlimited, anda dapat menggunakan internet sepuasnya tanpa khawatir dengan batasan waktu dan kelebihan biaya akses?

1. Sangat Puas

2. Puas 23

3. Kurang Puas 4. Tidak Puas

23. Apakah anda dapat menikmati pengalaman akses internet dengan kecepatan hingga 7,2 Mbps?

1. Sangat Menikmati 2. Menikmati

3. Kurang Menikmati 24


Dokumen yang terkait

Analisis Pengaruh Display Produk Terhadap Minat Beli Konsumen Pada Swalayan Willow Mart Binjai

24 208 110

Program Pertamina Way Pasti Pas dan Citra Perusahaan (Studi Korelasional Program Pertamina terhadap Peningkatan Citra PT Pertamina Unit Pemasaran I Medan)

7 52 158

Strategi Bundling Esia Dan Minat Beli (Studi Korelasional Strategi Bundling Esia Terhadap Minat Beli Mahasiswa USU)

2 32 204

Iklan BlackBerry dan Minat Beli (Studi Korelasional Hubungan Tayangan Iklan BlackBerry di Televisi terhadap Minat Beli Mahasiswa FISIP USU)

4 59 123

Strategi IklanTelkomsel 4G LTE Terhadap Minat Beli Pelanggan. (Studi Korelasional tentang Strategi Iklan Telkomsel 4G LTE terhadap Minat Beli Pelanggan di kalangan Mahasiswa FISIP USU )

13 103 93

Komunikasi Pemasaran Produk Big-Cola Dan Coca-Cola Terhadap Minat Beli Konsumen (Studi Komparatif Komunikasi Pemasaran Produk Big-Cola Dan Coca-Cola Terahadap Minat Beli Konsumen Pada Mahasiswa Di Universitas Sumatera Utara )

7 75 144

Aktivitas Komunikasi Pemasaran

0 4 3

KOMUNIKASI PEMASARAN “ TELKOMSELFLASH” ( Studi Deskriptif Kualitatif Tentang Aktivitas Bauran Komunikasi Pemasaran Telkomsel Flash oleh PT. Telkomsel Surakarta Periode 2009 )

0 3 70

BAB II URAIAN TEORITIS 2.1. Teknologi Komunikasi - Strategi Komunikasi Pemasaran di Instagram dan Minat Beli (Studi Koresional tentang Strategi Komunikasi Pemasaran Brodo Footwear Melalui Instagram dan Minat Beli Mahasiswa FISIP USU)

0 1 20

BAB I PENDAHULUAN 1. Latar belakang - Strategi Komunikasi Pemasaran di Instagram dan Minat Beli (Studi Koresional tentang Strategi Komunikasi Pemasaran Brodo Footwear Melalui Instagram dan Minat Beli Mahasiswa FISIP USU)

0 0 7