Dari penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa minat itu adalah suatu keadaan dalam individu yang mampu mengarahkan perhatiannya terhadap objek
tertentu yang mampu mendorong seseorang untuk cenderung mencari objek yang disenangi.
Menurut Ferdinand 2002 : 129, minat beli dapat diidentifikasi melalui indikator-indikator sebagai berikut:
a. Minat transaksional, yaitu kecenderungan seseorang untuk membeli produk.
b. Minat refrensial, yaitu kecenderungan seseorang untuk mereferensikan produk kepada orang lain.
c. Minat preferensial, yaitu minat yang menggambarkan perilaku seseorang yang memiliki prefrensi utama pada produk tersebut. Preferensi ini hanya
dapat digangti jika terjadi sesuatu dengan produk prefrensinya. d. Minta eksploratif, minan ini menggambarkan perilaku seseorang yang
selalu mencari informasi mengenai produk yang diminatinya dan mencari informasi untuk mendukung sifat-sifat positif dari produk tersebut.
1.5.4 Teori AIDDA
Dalam komunikasi pemasaran perlu dirumuskan tujuan yang ingin dicapai dari proses komunikasi pemasaran yang akan dilakukan. Setelah khalayak sasaran
dengan persepsinya, pemasar harus memutuskan respon yang terjadi. Respon khalayak tersebut dapat berupa cognitive tahap kesadaran, affective tahap
pengaruh, behavioralconative tahap tindakan pembelian. Model AIDDA Attention, Interest, Desire, Decision, Action adalah salah
satu model hirarki respon yang cukup popular bagi pemasar sebagai pedoman dalam melaksanakan kegiatan pemasaran. Menurut model ini, alat promosi harus
Universitas Sumatera Utara
menarik perhatian, mendapatkan dan mendorong minat, keinginan dan menghasilkan tindakan. Dalam membangun program komunikasi yang efektif,
aspek terpenting adalah memahami proses terjadinya respon dari konsumen, misalnya dalam hal konsumen melakukan pembelian suatu produk, maka
diperlukan pemahaman mengenai usaha promosi yang dapat mempengaruhi respon konsumen tersebut Phil Astrid, 2000 : 117.
Berkaitan dengan menumbuhkan nilai beli, tahapan selektivitas konsumen melalui tahapan-tahapan konsep AIDDA, degambarkan sebagai berikut:
1. Attention perhatian, dalam tahap ini konsumen mempunyai perhatian terhadap suatu produk.
2. Interst minat; kemudian konsumen merasa tertarik dan berusaha untuk memahami apakah produk itu berguna atau tidak berguna baginya.
3. Desire kebutuhankeinginan; tahap selanjutnya konsumen menunjukkan perasaan suka atau tidak suka.
4. Decision keputusan; merupakan tahap dimana konsumen mengambil keputusan untuk melakukan pemesanan produk yang diinginkan.
5. Action tindakan; sebagai tindakan yang diambil untuk membeli atau tidak membeli produk yang ditawarkan.
Dari model di atas, maka dapat disimpulkan bahwa keputusan untuk membeli atau tidak membeli suatu produk tertentu yang ditawarkan oleh
produsen, sangat tergantung pada diri khalayak itu sendiri. Tetapi kecenderungan semakin sering melihat suatu ilkan produk tertentu akan cenderung
mempengaruhi pemikiran seseorang untuk membeli. Hingga dalam mencapai pasar penjualan yang diinginkan, produsen senantiasa mempergunakan perhatian
Universitas Sumatera Utara
khalayak untuk sedemikian rupa disampaikan melalui pesan iklan masyarakat memutuskan untuk membeli.
Teori AIDDA menurut Burgin 2005 : 6, mengatakan bahwa pengambilan keputusan pembelian adalah suatu proses psikologis yang dilalui oleh konsumen
atau pembeli prosesbnya yang diawali dengan tahap menaruh perhatian Attention terhadap barang atau jasa yang kemudian jika berkesan dia akan
melangkah ke tahap ketertarikan Interest untuk mengetahui lebih jauh tentang keistimewaan prosuk atau jasa tersebut yang jika intensitas ketertarikannya kuat
berlanjut ke tahap berhasratberminat Desire karena barang atau jasa yang ditawarkan sesuai dengan dorongan dari dalam atau rangsangan persuasive dari
luar maka konsumen atau pembeli tersebut selanjutnya membuat keputusan Decision dan akhirnya melakukan kegiatan pembelian Action to buy barang
atau jasa yang ditawarkan. Jika dikaitkan dengan judul skripsi ini, maka tahapan penelitian hubungan
komunikasi pemasaran dengan minat membeli adalah sampai tahapan menarik perhatian Attention terhadap barang atau jasa, yang kemudian jika berkesan dia
akan melangkah ke tahap ketertarikan Interest dan untuk mengetahui lebih jauh tentang keistimewaan produk atau jasa tersebut yang jika intensitas
ketertarikannya kuat akan berlanjut ke tahap berhasratberminat Desire untuk kalangan karyawan di PT. Telkom Medan.
1.6.Kerangka Konsep
Berdasarkan kerangka teori tentang mendasari penelitian selanjutnya disusun oleh suatu kerangka konsep yang didalamnya terdapat variabel-variabel
dan indicator yang tujuannya menjelaskan masalah penelitian. Hal ini sesuai
Universitas Sumatera Utara
dengan pendapat Sarwono, bahwa Kerangka konsep merupakan defenisi yang digunakan untuk menggambarkan secara abstrak kejadian, keadaan, kelompok
atau individu yang menjadi pusat perhatian ilmu sosial. Melalui kerangka konsep, diharapkan akan dapat menyederhanakan pemikiran dengan menggunakan satu
istilah untuk beberapa kejadian events yang berkaitan satu dengan lainnya Sarwono, 2006 : 9.
Konsep adalah istilah yang mengekspresikan sebuah ide abstrak yang dibentuk dengan menggeneralisasikan objek atau hubungan fakta-fakta yang
diperoleh dari pengamatan. Kriyantono, 2008 : 17. Maka, kerangka konsep adalah hasil pemikiran yang rasional dalam
menguraikan rumusan hipotesis yang merupakan jawaban sementara dari masalah yang di uji kebenarannya. Agar konsep-konsep dapat diteliti secara empiris, maka
harus dioperasionalisasikan dengan mengubahnya menjadi variabel. Variabel- variabel dalam penelitian ini adalah :
1. Variabel bebas X yaitu variabel yang mempengaruhi variabel lainnya yaitu variabel Y. Variabel bebas X dalam penelitian ini adalah komunikasi
pemasaran 2. Variabel terikat Y, yaitu variabel yang mempengaruhi variabel lainnya yaitu
variabel X. Variabel Y dalam penelitian ini adalah minat membeli.
1.7. Model Teoritis