Perumusan Masalah Pembatasan Masalah Model Teoritis Variabel Operasional

Telkomsel dan pengaruhnya terhadap pembelian Telkomsel Flash Unlimited Corporate di PT. Pertamina Persero Unit Pemasaran I Medan. Berdasarkan latar belakang masalah ini, penulis tertarik untuk melakukan penelitian mengenai ”AKTIVITAS KOMUNIKASI PEMASARAN DAN MINAT KONSUMEN STUDI KORELASI PENGARUH AKTIVITAS KOMUNIKASI PEMASARAN TERHADAP MINAT MEMBELI TELKOMSEL FLASH UNLIMITED CORPORATE DI KALANGAN KARYAWAN DI PT. PERTAMINA PERSERO UNIT PEMASARAN I MEDAN”.

1.2. Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang, maka penulis mengambil rumusan masalah sebagai berikut: “Bagaimana Aktivitas Komunikasi Pemasaran Dan Minat Konsumen Studi Korelasi Pengaruh Aktivitas Komunikasi Pemasaran Terhadap Minat Membeli Telkomsel Flash Unlimited Corporate Di Kalangan Karyawan Di PT. Pertamina Persero Unit Pemasaran I Medan?

1.3. Pembatasan Masalah

Sesuai dengan latar belakang yang telah diuaikan, selanjutnya penulis merumuskan pembatasan masalah penelitian. Pembatasan masalah ini bertujuan agar permasalahan yang diteliti menjadi jelas, tearah dan tidak terlalu luas melebar sehingga terhindar dari salah pengertian tentang masalah penelitian. Adapaun pembatasan masalah yang akan diteliti adalah sebagai berikut : 1. Penelitian ini bersifat korelasional yang mencari hubungan antara pengaruh komunikasi pemasaran dengan minat membeli di Telkomsel Flash Unlimited Corporate. Universitas Sumatera Utara 2. Penelitian ini dibatasi hanya pada minat membeli di Telkomsel Flash Unlimited Corporate. 3. Objek penelitian adalah kalangan karyawan di PT. Pertamina Persero Unit Pemasaran I Medan.

1.4. Tujuan Penelitian dan Manfaat Penelitian

1.4.1 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian yang ingin dicapai dengan melalui penelitian ini adalah : a. Ingin mengetahui bagaimana komunikasi pemasaran berpengaruh signifikan terhadap minat membeli di Telkomsel Flash Unlimited Corporate b. Untuk mengetahui pengaruh yang positif dan dominan diantara variabel komunikasi pemasaran dengan minat membeli Telkomsel Flash Unlimited Corporate di kalangan karyawan di PT. Pertamina Persero Unit Pemasaran I Medan.

1.4.2 Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis Sebagai wacana tambahan dan bisa dijadikan sebagai bahan pembelajaran ataupun sebagai dasar untuk melakukan penelitian lain yang serupa. Hasil penelitian ini juga diharapkan dapat bermanfaat bagi Telkomsel sebagai bahan pengembangan dalam membuat sebuah kebijakan dalam komunikasi pemasaran. 2. Manfaat praktis Penelitian ini dapat dgunakan sebagai referensi yang dapat menjadi bahan perbandingan dalam melakukan penelitian di masa yang akan datang. Universitas Sumatera Utara 1.5. Kerangka Teori 1.5.1 Komunikasi a. Pengertian komunikasi Pengertian komunikasi menurut Shimp 2003:162 adalah sesuatu yang dilakukan seseorang dengan orang lain, bukan sesuatu yang dilakukan seseorang kepada orang lain. Sedangkan hakikak komunikasi menurut Effendi 1993:28 adalah proses pernyataan antar manusia. Yang dinyatakan itu adalah pikiran atau perasaan seseorang kepada orang lain dengan menggunakan bahasa sebagai alat penyalurnya. Komunikasi sering di artikan sebagai proses penyampaian pesan dari konunikator kepada komunikannya. Raymond S. Ross 1983 : 8 mendefinisikan komunikasi sebagai suatu proses menyortir, memilih dan mengirimkan simbol- simbol demikian rupa, sehingga membantu pendengar membangkitkan makna atau respon dari pikirannya yang serupa dengan yang dimaksudkan oleh sang komunikator. Definisi-definisi diatas tentunya belum mewakili semua definisi yang telah dibuat dari para ahli, namun kita telah mengetahui berbagai pandangan dari para ahli tentang definisi komunikasi. Pada hakikatnya komunikasi adalah proses pernyataan antar manusia, berupa pikiran atau perasaan seseorang atau sekelompok orang kepada orang atau kelompok lain dengan menggunakan lambang-lambang yang dapat dimengerti oleh kedua belah pihak Effendy, 1993 : 9. Menurut Severin 2000 : 8, Proses komunikasi ini, para pemasar mulai memandang komunikasi sebagai manajemen proses pembelian pelanggan sepanjang waktu, selama tahap prapenjualan, penjualan, pemakaian dan sesuadah Universitas Sumatera Utara pemakaian. Karena pelanggan berbeda-beda program komunikasi harus dibuat sesuai dengan segmen, tempat dan bahkan individu yang berbeda-beda pula. Jadi proses komunikasi harus dimulai dengan memeriksa semua potensi yang dapat membuat pelanggan target berinteraksi dengan produk atau perusahaan. Pemasar harus mengetahui pengaruhpengaruh yang ditimbulkan oleh pengalaman-pengalaman komunikasi ini pada setiap tahap pembelian. Untuk berkomunikasi secara efektif, pemasar harus memahami bagaimana komunikasi berjalan kotler : 2001. c. Aktivitas Komunikasi Menurut Shimp 2003:163-165, semua aktivitas komunikasi melibatkan delapan elemen berikut ini: 1 Sumber source Sumber atau pengirim adalah orang atau kelompok orang misalnya sebuah perusahaan yang memiliki pemikiran ide, rencana penjualan untuk disampaikan kepada orang lain. 2 Penerjemah Encoding Adalah suatu proses menerjemahkan pemikiran kedalam bentukbentuk simbolis. Sumber tersebut memilih tanda-tanda spesifik dari berbagai kata, struktur kalimat, simbol dan unsur non verbal yang amat luas pilihannya untuk menerjemahkan sebuah pesan sehingga dapat dikomunikasikan dengan efektif kepada khalayak sasaran. 3 Pesan Message Adalah suatu ekspresi simbolis dari pemikiran sang pengirim. Dalam komunikasi pemasaran pesan dapat berbentuk sebuah iklan, sebuah presentasi penjualan, sebuah rancangan kemasan, berbagai petunjuk di tempat-tempat pembelian dan sebagainya. Universitas Sumatera Utara 4 Penyampaian Pesan message channel Adalah suatu saluran yang dilalui pesan dari pihak pengirim, untuk disampaikan kepada pihak penerima. Perusahaan menggunakan media elektronik dan media cetak sebagai saluran untuk menyampaikan pesan iklan kepada pelanggan secara lansung melalui wiraniaga, melalui telepon, dan secara tidak lansung melalui berita dari mulut ke mulut. 5 Penerima receiver Adalah orang atau kelompok orang yang dengan mereka pihak pengirim berusaha untuk menyampaikan ide-idenya. Dalam komunikasi pemasaran, penerima adalah pelanggan dan calon pelanggan suatu produk atau jasa perusahaan. 6 Interpretasi decoding Adalah melibatkan aktivitas yang dilakukan pihak dalam menginterpretasi atau mengartikan pesan pemasaran. 7 Gangguan atau Distorsi noise Adalah sebuah pesan yang melintas dalam suatu saluran dipengaruhi oleh syimulus-stimulus eksternal yang mengganggu. Stimulus ini mengganggu penerimaan pesan dalam bentuk yang murni dan orisinil. 8 Umpan Balik feedback Memungkinkan sumber pesan memonitor seberapa akurat pesan yang disampaikan dapat diterima. Umpan balik memungkinkan sumber untuk menentukan apakah pesan sampai pada target secara akurat atau apakah pesan tersebut perlu diubah untuk memberikan gambaran yang lebih jelas di benak penerima. Universitas Sumatera Utara

1.5.2 Komunikasi Pemasaran

Komunikasi pemasaran merupakan usaha untuk menyampaikan pesan kepada publik terutama konsumen sasaran mengenai keberadaan produk di pasar. Komunikasi pemasaran memegang peranan yang sangat penting bagi pemasar. Tanpa komunikasi, konsumen maupun masyarakat secara keseluruhan tidak akan mengetahui keberadaan produk di pasar. Komunikasi pemasaran menurut Severin, Werner Tankard 2008: 14 adalah fungsi dalam manajemen yang memusatkan perhatian pada produk atau jasa untuk memenuhi keinginan dan kebutuhan konsumen. Ketika perusahaan mengkomunikasikan pesan yang unik dan positif melalui iklan, penjualan perorangan, promosi penjualan, dan cara cara lain, mereka dapat membedakan merek mereka secara efektif melalui penawaran yang kompetitif dan melindungi diri dari kompetisi harga. Koordinasi dari kegiatan tersebut dapat meningkatkan efisiensi dan efektivitas suatu organisasi yang dikenal sebagai integrated marketing communication IMC. Dari beberapa definisi diatas maka disimpulkan bahwa komunikasi pemasaran adalah usaha untuk menyampaikan pesan kepada public terutama konsumen sasaran mengenai keberadaan produk di pasar dan memusatkan perhatian pada produk atau jasa untuk memenuhi keinginan dan kebutuhan konsumen. Adapun aktivitas komunikasi pemasaran yaitu : 1. Periklanan Periklanan merupakan salah satu bentuk dari komunikasi massa yang digunakan oleh perusahaan barang atau jasa. Peranan periklanan dalam pemasaran jasa adalah untuk membangun kesadaran terhadap keberadaan jasa yang Universitas Sumatera Utara ditawarkan, menambah pengetahuan konsumen tentang jasa yang ditawarkan, membujuk calon konsumen untuk membeli atau menggunakan jasa tersebut, dan membedakan diri perusahaan satu dengan perusahaan lain yang mendukung positioning jasa. 2. Pemasaran Langsung Merupakan pemasaran yang dilakukan melalui media. Media yang digunakan antara lain lewat sms , telepon, fax, email dan lain sebagainya. Biasanya dalam pemasaran langsung ini terjadi dialog langsung untuk meminta tanggapan. 3. Penjualan Pribadi Dalam penjualan pribadi ini, terjadi interaksi tatap muka dengan satu atau beberapa calon pembeli. Cara penjualan personal selling adalah cara yang paling tua dan penting. Cara ini adalah unik, tidak mudah untuk diulang, dapat menciptakan two ways communication antara ide yang berlainan antara penjual dan pembeli. Cara ini adalah satu-satunya cara dari sales promotion yang dapat menggugah hati pembeli dengan segera, dan pada tempat dan waktu itu juga diharapkan konsumen dapat mengambil keputusan untuk membeli. 4. Hubungan Masyarakat dan Pemberitaan Dalam hubungan masyarakat dan pemberitaan ini biasanya dibuat program- program tertentu yang bertujuan untuk mempromosikan barang, atau bisa juga bertujuan untuk memperlihatkan image positif bagi perusahaan kepada masyarakat. Hubungan masyarakat merupakan kiat pemasaran penting lainnya, dimana perusahaan tidak hanya harus berhubungan dengan pelanggan, pemasok, penyalur, tetapi juga harus berhubungan dengan kepentingan public yang lebih besar. Universitas Sumatera Utara 5. Acara Khusus dan Pengalaman Dalam hal ini perusahaan memberikan sponsor untuk acara-acara yang memiliki kegiatan interaktif di dalamnya.

1.5.3 Minat membeli minat konsumen

Minat beli merupakan kecenderungan konsumen untuk membeli suatu merek atau mengambil tindakan yang berhubungan dengan pembelian yang diukur dengan tingkat kemungkinan konsumen melakukan pembelian Sutantio, 2004 : 19. Liriswati 2004:66 mendefinisikan minat beli sebagai kecenderungan konsumen untuk membeli suatu merek atau mengambil tindakan yang berhubungan dengan pembelian yang diukur dengan tingkat kemungkinan konsumen melakukan pembelian. Pengertian minat beli menurut Sulistyo 1999: 44 adalah minat beli merupakan sesuatu yang berhubungan dengan rencana konsumen untuk membeli produk tertentu serta berapa banyak unit produk yang dibutuhkan pada periode tertentu. Dapat dikatakan bahwa minat beli merupakan pernyataan mental dari dari konsumen yang merefleksikan rencana pembelian sejumlah produk dengan merek tertentu. Hal ini sangat diperlukan oleh para pemesar untuk mengetahui minat beli konsumen terhadap suatu produk, baik para pemasar maupun ahli ekonomi menggunakan variabel minat untuk memprediksi perilaku konsumen dimasa yang akan datang. Sedangkan definisi minat beli menurut Thamrin, 2003: 142 adalah merupakan bagian dari komponen perilaku konsumen dalam sikap Universitas Sumatera Utara mengkonsumsi, kecenderungan responden untuk bertindak sebelum keputusan membeli benar-benar dilaksanakan. Rossiter dan Percy 1998: 126 mengemukakan bahwa minat beli merupakan instruksi diri konsumen untuk melakukan pembelian atas suatu produk, melakukan perencanaan, mengambil tindakan-tindakan yang relevan seperti mengusulkan pemrakarsa merekomendasikan influencer, memilih, dan akhirnya mengambil keputusan untuk melakukan pembelian.

1.5.4. Faktor-faktor yang mempengaruhi Minat Beli

Banyak faktor yang mempengaruhi seseorang melakukan pembelian terhadap suatu produk. Manajemen perlu mempelajari faktor-faktor tersebut agar program pemasarannya dapat lebih berhasil. Faktor-faktor tersebut diantaranya adalah faktor ekonomi, psikologis, sosiologis dan antropologis. Alasan mengapa seseorang membeli produk tertentu atau alasan mengapa membeli pada penjual tertentu akan merupakan faktor yang sangat penting bagi perusahaan dalam menentukan desain produk, harga, saluran distribusi, dan program promosi yang efektif, serta beberapa aspek lain dari program pemasaran perusahaan. Menurut Purnama 2001 : 89, adapun beberapa teori perilaku konsumen adalah sebagai berikut: 1 Teori Ekonomi Mikro. Teori ini beranggapan bahwa setiap konsumen akan berusaha memperoleh kepuasan maksimal. Mereka akan berupaya meneruskan pembeliannya terhadap suatu produk apabila memperoleh kepuasan dari produk yang telah dikonsumsinya, di mana kepuasan ini Universitas Sumatera Utara sebanding atau lebih besar dengan marginal utility yang diturunkan dari pengeluaran yang sama untuk beberapa produk yang lain; 2 Teori Psikologis. Teori ini mendasarkan diri pada faktor-faktor psikologis individu yang dipengaruhi oleh kekuatan-kekuatan lingkungan. Bidang psikologis ini sangat kompleks dalam menganalisa perilaku konsumen, karena proses mental tidak dapat diamati secara langsung; 3 Teori Antropologis. Teori ini juga menekankan perilaku pembelian dari suatu kelompok masyarakat yang ruang lingkupnya sangat luas, seperti kebudayaan, kelas-kelas sosial dan sebagainya. Menurut Yulianingsih, 2000 : 74, minat dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya adalah: a. Perhatian terhadap stimulus. b. Mengerti atau tidaknya audiens terhadap stimulus. c. Penerimaan terhadap stimulus itu serta frekwensi.

1.5.5. Peran minat beli konsumen

Menurut Yulianingsih, 2000 : 76, pembentukan sikap dan pada minat seorang pelanggan terhadap pengguna jasa yang merupakan hasil dari pengalaman mereka sebelumnya. Sikap seorang pelanggan kerap terbentuk sebagai alat dari kontak langsung dengan objek sikap. Pelanggan yang menikmati produkjasa mungkin akan mengembangkan sikap yang mendukung perusahaan dan jasa tersebut. Menurut Mursid 2003 : 107, jasa sering dipandang suatu fenomena yang rumit, karena jasa itu sendiri mempunyai banyak arti dari mulai pelayanan personal hingga jasa sebagai suatu produk. Adapun pengertian jasa adalah suatu Universitas Sumatera Utara produk yang tidak nyata ingtangible dan hasil timbal balik antar pembeli jasa dan penerima jasa dan penerima jasa melalui beberapa aktivitas untuk memenuhi pelanggan. Menurut Kasmir 2004 : 136, peran pengambilan keputusan perusahaan jasa tertentu yang melakukan pembelianfasilitas sebagai pusat pembelian. Pusat pembelian terdiri dari semua individu dan kelompok yang berpartisipasi dalam proses pengambilan keputusan yang memiliki beberapa sasaran umum yang sama dan bersama-sama menanggung risiko yang timbul dari keputusan tersebut. Pusat pembelian terdiri dari semua anggota organisasi yang memainkan salah satu dari tujuan peran dalam proses keputusan perusahaan jasa adalah: a. Pencetus, mereka yang meminta untuk membeli sesuatu. Mereka bisa saja merupakan pemakai atau pihak lain dalam organisasi. b. Pemakai, mereka yang akan memakai barang atau jasa tertentu. Dalam banyak kasus, dan membantu menetapkan persyaratan produk. c. Pemberi pengaruh, orang-orang yang mempengaruhi keputusan pembelian. Mereka sering membantu merumuskan spesifikasi dan juga memberikan informasi untuk mengevaluasi alternatif. d. Pemberi Persetujuan, orang yang mengotorimenyetujui tindakan yang diusulkan oleh pengambilan keputusan atau pembeli. e. Pengambil keputusan, orang yang memutuskan persyaratan produk dan pemasok. f. Pembeli, orang yang memiliki wewenang formal untuk memilih pemasok dan menyusun syarat pembeli. Para pembeli dapat membantu menyusun spesifikasi produk, namun peran utama mereka adalah memilih pemasok dan bernegosiasi. Universitas Sumatera Utara Dari penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa minat itu adalah suatu keadaan dalam individu yang mampu mengarahkan perhatiannya terhadap objek tertentu yang mampu mendorong seseorang untuk cenderung mencari objek yang disenangi. Menurut Ferdinand 2002 : 129, minat beli dapat diidentifikasi melalui indikator-indikator sebagai berikut: a. Minat transaksional, yaitu kecenderungan seseorang untuk membeli produk. b. Minat refrensial, yaitu kecenderungan seseorang untuk mereferensikan produk kepada orang lain. c. Minat preferensial, yaitu minat yang menggambarkan perilaku seseorang yang memiliki prefrensi utama pada produk tersebut. Preferensi ini hanya dapat digangti jika terjadi sesuatu dengan produk prefrensinya. d. Minta eksploratif, minan ini menggambarkan perilaku seseorang yang selalu mencari informasi mengenai produk yang diminatinya dan mencari informasi untuk mendukung sifat-sifat positif dari produk tersebut.

1.5.4 Teori AIDDA

Dalam komunikasi pemasaran perlu dirumuskan tujuan yang ingin dicapai dari proses komunikasi pemasaran yang akan dilakukan. Setelah khalayak sasaran dengan persepsinya, pemasar harus memutuskan respon yang terjadi. Respon khalayak tersebut dapat berupa cognitive tahap kesadaran, affective tahap pengaruh, behavioralconative tahap tindakan pembelian. Model AIDDA Attention, Interest, Desire, Decision, Action adalah salah satu model hirarki respon yang cukup popular bagi pemasar sebagai pedoman dalam melaksanakan kegiatan pemasaran. Menurut model ini, alat promosi harus Universitas Sumatera Utara menarik perhatian, mendapatkan dan mendorong minat, keinginan dan menghasilkan tindakan. Dalam membangun program komunikasi yang efektif, aspek terpenting adalah memahami proses terjadinya respon dari konsumen, misalnya dalam hal konsumen melakukan pembelian suatu produk, maka diperlukan pemahaman mengenai usaha promosi yang dapat mempengaruhi respon konsumen tersebut Phil Astrid, 2000 : 117. Berkaitan dengan menumbuhkan nilai beli, tahapan selektivitas konsumen melalui tahapan-tahapan konsep AIDDA, degambarkan sebagai berikut: 1. Attention perhatian, dalam tahap ini konsumen mempunyai perhatian terhadap suatu produk. 2. Interst minat; kemudian konsumen merasa tertarik dan berusaha untuk memahami apakah produk itu berguna atau tidak berguna baginya. 3. Desire kebutuhankeinginan; tahap selanjutnya konsumen menunjukkan perasaan suka atau tidak suka. 4. Decision keputusan; merupakan tahap dimana konsumen mengambil keputusan untuk melakukan pemesanan produk yang diinginkan. 5. Action tindakan; sebagai tindakan yang diambil untuk membeli atau tidak membeli produk yang ditawarkan. Dari model di atas, maka dapat disimpulkan bahwa keputusan untuk membeli atau tidak membeli suatu produk tertentu yang ditawarkan oleh produsen, sangat tergantung pada diri khalayak itu sendiri. Tetapi kecenderungan semakin sering melihat suatu ilkan produk tertentu akan cenderung mempengaruhi pemikiran seseorang untuk membeli. Hingga dalam mencapai pasar penjualan yang diinginkan, produsen senantiasa mempergunakan perhatian Universitas Sumatera Utara khalayak untuk sedemikian rupa disampaikan melalui pesan iklan masyarakat memutuskan untuk membeli. Teori AIDDA menurut Burgin 2005 : 6, mengatakan bahwa pengambilan keputusan pembelian adalah suatu proses psikologis yang dilalui oleh konsumen atau pembeli prosesbnya yang diawali dengan tahap menaruh perhatian Attention terhadap barang atau jasa yang kemudian jika berkesan dia akan melangkah ke tahap ketertarikan Interest untuk mengetahui lebih jauh tentang keistimewaan prosuk atau jasa tersebut yang jika intensitas ketertarikannya kuat berlanjut ke tahap berhasratberminat Desire karena barang atau jasa yang ditawarkan sesuai dengan dorongan dari dalam atau rangsangan persuasive dari luar maka konsumen atau pembeli tersebut selanjutnya membuat keputusan Decision dan akhirnya melakukan kegiatan pembelian Action to buy barang atau jasa yang ditawarkan. Jika dikaitkan dengan judul skripsi ini, maka tahapan penelitian hubungan komunikasi pemasaran dengan minat membeli adalah sampai tahapan menarik perhatian Attention terhadap barang atau jasa, yang kemudian jika berkesan dia akan melangkah ke tahap ketertarikan Interest dan untuk mengetahui lebih jauh tentang keistimewaan produk atau jasa tersebut yang jika intensitas ketertarikannya kuat akan berlanjut ke tahap berhasratberminat Desire untuk kalangan karyawan di PT. Telkom Medan. 1.6.Kerangka Konsep Berdasarkan kerangka teori tentang mendasari penelitian selanjutnya disusun oleh suatu kerangka konsep yang didalamnya terdapat variabel-variabel dan indicator yang tujuannya menjelaskan masalah penelitian. Hal ini sesuai Universitas Sumatera Utara dengan pendapat Sarwono, bahwa Kerangka konsep merupakan defenisi yang digunakan untuk menggambarkan secara abstrak kejadian, keadaan, kelompok atau individu yang menjadi pusat perhatian ilmu sosial. Melalui kerangka konsep, diharapkan akan dapat menyederhanakan pemikiran dengan menggunakan satu istilah untuk beberapa kejadian events yang berkaitan satu dengan lainnya Sarwono, 2006 : 9. Konsep adalah istilah yang mengekspresikan sebuah ide abstrak yang dibentuk dengan menggeneralisasikan objek atau hubungan fakta-fakta yang diperoleh dari pengamatan. Kriyantono, 2008 : 17. Maka, kerangka konsep adalah hasil pemikiran yang rasional dalam menguraikan rumusan hipotesis yang merupakan jawaban sementara dari masalah yang di uji kebenarannya. Agar konsep-konsep dapat diteliti secara empiris, maka harus dioperasionalisasikan dengan mengubahnya menjadi variabel. Variabel- variabel dalam penelitian ini adalah : 1. Variabel bebas X yaitu variabel yang mempengaruhi variabel lainnya yaitu variabel Y. Variabel bebas X dalam penelitian ini adalah komunikasi pemasaran 2. Variabel terikat Y, yaitu variabel yang mempengaruhi variabel lainnya yaitu variabel X. Variabel Y dalam penelitian ini adalah minat membeli.

1.7. Model Teoritis

Model teoritis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut Variabel bebas X : aktivitas Komunikasi pemasaran Variabel Antara Z Variabel terikat Y: Minat membeli Universitas Sumatera Utara Gambar 1 Model Teoritis

1.8. Variabel Operasional

Berdasarkan kerangka konsep dan kerangka teori, maka dibuatlah operasional variabel untuk membentuk kesamaan dan kesesuaian dalam penelitian ini, yaitu : Tabel 1 Variabel Operasional Variabel Teoritis Variabel Operasional 1. Variabel bebas X Aktivitas komunikasi pemasaran 2. Variabel terikat Y Minat membeli 3. Identitas Responden Variabel Z a. Periklanan b. Promosi penjualan c. Publisitas d. Hubungan Masyarakat dan Sponsorship e. Penjualan Langsung direct selling a. Minat transaksional b. Minat refrensial c. Minat preferensial d. Minta eksploratif a. Jenis kelamin b. Usia c. Pendidikan

1.9. Defenisi Operasional

Dokumen yang terkait

Analisis Pengaruh Display Produk Terhadap Minat Beli Konsumen Pada Swalayan Willow Mart Binjai

24 208 110

Program Pertamina Way Pasti Pas dan Citra Perusahaan (Studi Korelasional Program Pertamina terhadap Peningkatan Citra PT Pertamina Unit Pemasaran I Medan)

7 52 158

Strategi Bundling Esia Dan Minat Beli (Studi Korelasional Strategi Bundling Esia Terhadap Minat Beli Mahasiswa USU)

2 32 204

Iklan BlackBerry dan Minat Beli (Studi Korelasional Hubungan Tayangan Iklan BlackBerry di Televisi terhadap Minat Beli Mahasiswa FISIP USU)

4 59 123

Strategi IklanTelkomsel 4G LTE Terhadap Minat Beli Pelanggan. (Studi Korelasional tentang Strategi Iklan Telkomsel 4G LTE terhadap Minat Beli Pelanggan di kalangan Mahasiswa FISIP USU )

13 103 93

Komunikasi Pemasaran Produk Big-Cola Dan Coca-Cola Terhadap Minat Beli Konsumen (Studi Komparatif Komunikasi Pemasaran Produk Big-Cola Dan Coca-Cola Terahadap Minat Beli Konsumen Pada Mahasiswa Di Universitas Sumatera Utara )

7 75 144

Aktivitas Komunikasi Pemasaran

0 4 3

KOMUNIKASI PEMASARAN “ TELKOMSELFLASH” ( Studi Deskriptif Kualitatif Tentang Aktivitas Bauran Komunikasi Pemasaran Telkomsel Flash oleh PT. Telkomsel Surakarta Periode 2009 )

0 3 70

BAB II URAIAN TEORITIS 2.1. Teknologi Komunikasi - Strategi Komunikasi Pemasaran di Instagram dan Minat Beli (Studi Koresional tentang Strategi Komunikasi Pemasaran Brodo Footwear Melalui Instagram dan Minat Beli Mahasiswa FISIP USU)

0 1 20

BAB I PENDAHULUAN 1. Latar belakang - Strategi Komunikasi Pemasaran di Instagram dan Minat Beli (Studi Koresional tentang Strategi Komunikasi Pemasaran Brodo Footwear Melalui Instagram dan Minat Beli Mahasiswa FISIP USU)

0 0 7