Telkomsel dan pengaruhnya terhadap pembelian Telkomsel Flash Unlimited Corporate di PT. Pertamina Persero Unit Pemasaran I Medan.
Berdasarkan latar belakang masalah ini, penulis tertarik untuk melakukan penelitian mengenai ”AKTIVITAS KOMUNIKASI PEMASARAN DAN
MINAT KONSUMEN STUDI KORELASI PENGARUH AKTIVITAS KOMUNIKASI PEMASARAN TERHADAP MINAT MEMBELI TELKOMSEL
FLASH UNLIMITED CORPORATE DI KALANGAN KARYAWAN DI PT. PERTAMINA PERSERO UNIT PEMASARAN I MEDAN”.
1.2. Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang, maka penulis mengambil rumusan masalah sebagai berikut: “Bagaimana Aktivitas Komunikasi Pemasaran Dan
Minat Konsumen Studi Korelasi Pengaruh Aktivitas Komunikasi Pemasaran Terhadap Minat Membeli Telkomsel Flash Unlimited Corporate Di Kalangan
Karyawan Di PT. Pertamina Persero Unit Pemasaran I Medan?
1.3. Pembatasan Masalah
Sesuai dengan latar belakang yang telah diuaikan, selanjutnya penulis merumuskan pembatasan masalah penelitian. Pembatasan masalah ini bertujuan
agar permasalahan yang diteliti menjadi jelas, tearah dan tidak terlalu luas melebar sehingga terhindar dari salah pengertian tentang masalah penelitian.
Adapaun pembatasan masalah yang akan diteliti adalah sebagai berikut : 1. Penelitian ini bersifat korelasional yang mencari hubungan antara pengaruh
komunikasi pemasaran dengan minat membeli di Telkomsel Flash Unlimited Corporate.
Universitas Sumatera Utara
2. Penelitian ini dibatasi hanya pada minat membeli di Telkomsel Flash Unlimited Corporate.
3. Objek penelitian adalah kalangan karyawan di PT. Pertamina Persero Unit Pemasaran I Medan.
1.4. Tujuan Penelitian dan Manfaat Penelitian
1.4.1 Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian yang ingin dicapai dengan melalui penelitian ini adalah :
a. Ingin mengetahui bagaimana komunikasi pemasaran berpengaruh signifikan terhadap minat membeli di Telkomsel Flash Unlimited
Corporate b. Untuk mengetahui pengaruh yang positif dan dominan diantara variabel
komunikasi pemasaran dengan minat membeli Telkomsel Flash Unlimited Corporate di kalangan karyawan di PT. Pertamina Persero Unit
Pemasaran I Medan.
1.4.2 Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis Sebagai wacana tambahan dan bisa dijadikan sebagai bahan pembelajaran
ataupun sebagai dasar untuk melakukan penelitian lain yang serupa. Hasil penelitian ini juga diharapkan dapat bermanfaat bagi Telkomsel sebagai bahan
pengembangan dalam membuat sebuah kebijakan dalam komunikasi pemasaran. 2. Manfaat praktis
Penelitian ini dapat dgunakan sebagai referensi yang dapat menjadi bahan perbandingan dalam melakukan penelitian di masa yang akan datang.
Universitas Sumatera Utara
1.5. Kerangka Teori 1.5.1 Komunikasi
a. Pengertian komunikasi Pengertian komunikasi menurut Shimp 2003:162 adalah sesuatu yang
dilakukan seseorang dengan orang lain, bukan sesuatu yang dilakukan seseorang kepada orang lain. Sedangkan hakikak komunikasi menurut Effendi 1993:28
adalah proses pernyataan antar manusia. Yang dinyatakan itu adalah pikiran atau perasaan seseorang kepada orang lain dengan menggunakan bahasa sebagai alat
penyalurnya. Komunikasi sering di artikan sebagai proses penyampaian pesan dari
konunikator kepada komunikannya. Raymond S. Ross 1983 : 8 mendefinisikan komunikasi sebagai suatu proses menyortir, memilih dan mengirimkan simbol-
simbol demikian rupa, sehingga membantu pendengar membangkitkan makna atau respon dari pikirannya yang serupa dengan yang dimaksudkan oleh sang
komunikator. Definisi-definisi diatas tentunya belum mewakili semua definisi yang telah dibuat dari para ahli, namun kita telah mengetahui berbagai pandangan
dari para ahli tentang definisi komunikasi. Pada hakikatnya komunikasi adalah proses pernyataan antar manusia, berupa pikiran atau perasaan seseorang atau
sekelompok orang kepada orang atau kelompok lain dengan menggunakan lambang-lambang yang dapat dimengerti oleh kedua belah pihak Effendy, 1993 :
9. Menurut Severin 2000 : 8, Proses komunikasi ini, para pemasar mulai
memandang komunikasi sebagai manajemen proses pembelian pelanggan sepanjang waktu, selama tahap prapenjualan, penjualan, pemakaian dan sesuadah
Universitas Sumatera Utara
pemakaian. Karena pelanggan berbeda-beda program komunikasi harus dibuat sesuai dengan segmen, tempat dan bahkan individu yang berbeda-beda pula.
Jadi proses komunikasi harus dimulai dengan memeriksa semua potensi yang dapat membuat pelanggan target berinteraksi dengan produk atau
perusahaan. Pemasar harus mengetahui pengaruhpengaruh yang ditimbulkan oleh pengalaman-pengalaman komunikasi ini pada setiap tahap pembelian. Untuk
berkomunikasi secara efektif, pemasar harus memahami bagaimana komunikasi berjalan kotler : 2001.
c. Aktivitas Komunikasi Menurut Shimp 2003:163-165, semua aktivitas komunikasi melibatkan
delapan elemen berikut ini: 1 Sumber source
Sumber atau pengirim adalah orang atau kelompok orang misalnya sebuah perusahaan yang memiliki pemikiran ide, rencana penjualan untuk
disampaikan kepada orang lain. 2 Penerjemah Encoding Adalah suatu proses menerjemahkan pemikiran kedalam bentukbentuk simbolis. Sumber tersebut
memilih tanda-tanda spesifik dari berbagai kata, struktur kalimat, simbol dan unsur non verbal yang amat luas pilihannya untuk menerjemahkan sebuah pesan
sehingga dapat dikomunikasikan dengan efektif kepada khalayak sasaran. 3 Pesan Message
Adalah suatu ekspresi simbolis dari pemikiran sang pengirim. Dalam komunikasi pemasaran pesan dapat berbentuk sebuah iklan, sebuah presentasi
penjualan, sebuah rancangan kemasan, berbagai petunjuk di tempat-tempat pembelian dan sebagainya.
Universitas Sumatera Utara
4 Penyampaian Pesan message channel Adalah suatu saluran yang dilalui pesan dari pihak pengirim, untuk
disampaikan kepada pihak penerima. Perusahaan menggunakan media elektronik dan media cetak sebagai saluran untuk menyampaikan pesan iklan kepada
pelanggan secara lansung melalui wiraniaga, melalui telepon, dan secara tidak lansung melalui berita dari mulut ke mulut.
5 Penerima receiver Adalah orang atau kelompok orang yang dengan mereka pihak pengirim
berusaha untuk menyampaikan ide-idenya. Dalam komunikasi pemasaran, penerima adalah pelanggan dan calon pelanggan suatu produk atau jasa
perusahaan. 6 Interpretasi decoding
Adalah melibatkan aktivitas yang dilakukan pihak dalam menginterpretasi atau mengartikan pesan pemasaran.
7 Gangguan atau Distorsi noise Adalah sebuah pesan yang melintas dalam suatu saluran dipengaruhi oleh
syimulus-stimulus eksternal yang mengganggu. Stimulus ini mengganggu penerimaan pesan dalam bentuk yang murni dan orisinil.
8 Umpan Balik feedback Memungkinkan sumber pesan memonitor seberapa akurat pesan yang
disampaikan dapat diterima. Umpan balik memungkinkan sumber untuk menentukan apakah pesan sampai pada target secara akurat atau apakah pesan
tersebut perlu diubah untuk memberikan gambaran yang lebih jelas di benak penerima.
Universitas Sumatera Utara
1.5.2 Komunikasi Pemasaran
Komunikasi pemasaran merupakan usaha untuk menyampaikan pesan kepada publik terutama konsumen sasaran mengenai keberadaan produk di pasar.
Komunikasi pemasaran memegang peranan yang sangat penting bagi pemasar. Tanpa komunikasi, konsumen maupun masyarakat secara keseluruhan tidak akan
mengetahui keberadaan produk di pasar. Komunikasi pemasaran menurut Severin, Werner Tankard 2008: 14
adalah fungsi dalam manajemen yang memusatkan perhatian pada produk atau jasa untuk memenuhi keinginan dan kebutuhan konsumen. Ketika perusahaan
mengkomunikasikan pesan yang unik dan positif melalui iklan, penjualan perorangan, promosi penjualan, dan cara cara lain, mereka dapat membedakan
merek mereka secara efektif melalui penawaran yang kompetitif dan melindungi diri dari kompetisi harga. Koordinasi dari kegiatan tersebut dapat meningkatkan
efisiensi dan efektivitas suatu organisasi yang dikenal sebagai integrated marketing communication IMC.
Dari beberapa definisi diatas maka disimpulkan bahwa komunikasi pemasaran adalah usaha untuk menyampaikan pesan kepada public terutama
konsumen sasaran mengenai keberadaan produk di pasar dan memusatkan perhatian pada produk atau jasa untuk memenuhi keinginan dan kebutuhan
konsumen. Adapun aktivitas komunikasi pemasaran yaitu :
1. Periklanan Periklanan merupakan salah satu bentuk dari komunikasi massa yang
digunakan oleh perusahaan barang atau jasa. Peranan periklanan dalam pemasaran jasa adalah untuk membangun kesadaran terhadap keberadaan jasa yang
Universitas Sumatera Utara
ditawarkan, menambah pengetahuan konsumen tentang jasa yang ditawarkan, membujuk calon konsumen untuk membeli atau menggunakan jasa tersebut, dan
membedakan diri perusahaan satu dengan perusahaan lain yang mendukung positioning
jasa. 2. Pemasaran Langsung
Merupakan pemasaran yang dilakukan melalui media. Media yang digunakan antara lain lewat
sms , telepon, fax, email dan lain sebagainya.
Biasanya dalam pemasaran langsung ini terjadi dialog langsung untuk meminta tanggapan.
3. Penjualan Pribadi Dalam penjualan pribadi ini, terjadi interaksi tatap muka dengan satu atau
beberapa calon pembeli. Cara penjualan personal selling adalah cara yang paling tua dan penting. Cara ini adalah unik, tidak mudah untuk diulang, dapat
menciptakan two ways communication antara ide yang berlainan antara penjual dan pembeli. Cara ini adalah satu-satunya cara dari sales promotion yang dapat
menggugah hati pembeli dengan segera, dan pada tempat dan waktu itu juga diharapkan konsumen dapat mengambil keputusan untuk membeli.
4. Hubungan Masyarakat dan Pemberitaan Dalam
hubungan masyarakat dan pemberitaan ini biasanya dibuat program-
program tertentu yang bertujuan untuk mempromosikan barang, atau bisa juga bertujuan untuk memperlihatkan image positif bagi perusahaan kepada
masyarakat. Hubungan masyarakat merupakan kiat pemasaran penting lainnya, dimana perusahaan tidak hanya harus berhubungan dengan pelanggan, pemasok,
penyalur, tetapi juga harus berhubungan dengan kepentingan public yang lebih besar.
Universitas Sumatera Utara
5. Acara Khusus dan Pengalaman Dalam hal ini perusahaan memberikan
sponsor untuk acara-acara yang
memiliki kegiatan interaktif di dalamnya.
1.5.3 Minat membeli minat konsumen
Minat beli merupakan kecenderungan konsumen untuk membeli suatu merek atau mengambil tindakan yang berhubungan dengan pembelian yang
diukur dengan tingkat kemungkinan konsumen melakukan pembelian Sutantio, 2004 : 19.
Liriswati 2004:66 mendefinisikan minat beli sebagai kecenderungan konsumen untuk membeli suatu merek atau mengambil tindakan yang
berhubungan dengan pembelian yang diukur dengan tingkat kemungkinan konsumen melakukan pembelian.
Pengertian minat beli menurut Sulistyo 1999: 44 adalah minat beli merupakan sesuatu yang berhubungan dengan rencana konsumen untuk membeli
produk tertentu serta berapa banyak unit produk yang dibutuhkan pada periode tertentu. Dapat dikatakan bahwa minat beli merupakan pernyataan mental dari
dari konsumen yang merefleksikan rencana pembelian sejumlah produk dengan merek tertentu. Hal ini sangat diperlukan oleh para pemesar untuk mengetahui
minat beli konsumen terhadap suatu produk, baik para pemasar maupun ahli ekonomi menggunakan variabel minat untuk memprediksi perilaku konsumen
dimasa yang akan datang. Sedangkan definisi minat beli menurut Thamrin, 2003: 142 adalah
merupakan bagian dari komponen perilaku konsumen dalam sikap
Universitas Sumatera Utara
mengkonsumsi, kecenderungan responden untuk bertindak sebelum keputusan membeli benar-benar dilaksanakan.
Rossiter dan Percy 1998: 126 mengemukakan bahwa minat beli merupakan instruksi diri konsumen untuk melakukan pembelian atas suatu
produk, melakukan perencanaan, mengambil tindakan-tindakan yang relevan seperti mengusulkan pemrakarsa merekomendasikan influencer, memilih, dan
akhirnya mengambil keputusan untuk melakukan pembelian.
1.5.4. Faktor-faktor yang mempengaruhi Minat Beli
Banyak faktor yang mempengaruhi seseorang melakukan pembelian terhadap suatu produk. Manajemen perlu mempelajari faktor-faktor tersebut agar
program pemasarannya dapat lebih berhasil. Faktor-faktor tersebut diantaranya adalah faktor ekonomi, psikologis, sosiologis dan antropologis.
Alasan mengapa seseorang membeli produk tertentu atau alasan mengapa membeli pada penjual tertentu akan merupakan faktor yang sangat penting bagi
perusahaan dalam menentukan desain produk, harga, saluran distribusi, dan program promosi yang efektif, serta beberapa aspek lain dari program pemasaran
perusahaan. Menurut Purnama 2001 : 89, adapun beberapa teori perilaku konsumen
adalah sebagai berikut: 1 Teori Ekonomi Mikro. Teori ini beranggapan bahwa setiap konsumen akan
berusaha memperoleh kepuasan maksimal. Mereka akan berupaya meneruskan pembeliannya terhadap suatu produk apabila memperoleh
kepuasan dari produk yang telah dikonsumsinya, di mana kepuasan ini
Universitas Sumatera Utara
sebanding atau lebih besar dengan marginal utility yang diturunkan dari pengeluaran yang sama untuk beberapa produk yang lain;
2 Teori Psikologis. Teori ini mendasarkan diri pada faktor-faktor psikologis individu yang dipengaruhi oleh kekuatan-kekuatan lingkungan. Bidang
psikologis ini sangat kompleks dalam menganalisa perilaku konsumen, karena proses mental tidak dapat diamati secara langsung;
3 Teori Antropologis. Teori ini juga menekankan perilaku pembelian dari suatu kelompok masyarakat yang ruang lingkupnya sangat luas, seperti
kebudayaan, kelas-kelas sosial dan sebagainya. Menurut Yulianingsih, 2000 : 74, minat dipengaruhi oleh beberapa
faktor, diantaranya adalah: a. Perhatian terhadap stimulus.
b. Mengerti atau tidaknya audiens terhadap stimulus. c. Penerimaan terhadap stimulus itu serta frekwensi.
1.5.5. Peran minat beli konsumen
Menurut Yulianingsih, 2000 : 76, pembentukan sikap dan pada minat seorang pelanggan terhadap pengguna jasa yang merupakan hasil dari pengalaman
mereka sebelumnya. Sikap seorang pelanggan kerap terbentuk sebagai alat dari kontak langsung dengan objek sikap. Pelanggan yang menikmati produkjasa
mungkin akan mengembangkan sikap yang mendukung perusahaan dan jasa tersebut.
Menurut Mursid 2003 : 107, jasa sering dipandang suatu fenomena yang rumit, karena jasa itu sendiri mempunyai banyak arti dari mulai pelayanan
personal hingga jasa sebagai suatu produk. Adapun pengertian jasa adalah suatu
Universitas Sumatera Utara
produk yang tidak nyata ingtangible dan hasil timbal balik antar pembeli jasa dan penerima jasa dan penerima jasa melalui beberapa aktivitas untuk memenuhi
pelanggan. Menurut Kasmir 2004 : 136, peran pengambilan keputusan perusahaan
jasa tertentu yang melakukan pembelianfasilitas sebagai pusat pembelian. Pusat pembelian terdiri dari semua individu dan kelompok yang berpartisipasi dalam
proses pengambilan keputusan yang memiliki beberapa sasaran umum yang sama dan bersama-sama menanggung risiko yang timbul dari keputusan tersebut. Pusat
pembelian terdiri dari semua anggota organisasi yang memainkan salah satu dari tujuan peran dalam proses keputusan perusahaan jasa adalah:
a. Pencetus, mereka yang meminta untuk membeli sesuatu. Mereka bisa saja merupakan pemakai atau pihak lain dalam organisasi.
b. Pemakai, mereka yang akan memakai barang atau jasa tertentu. Dalam banyak kasus, dan membantu menetapkan persyaratan produk.
c. Pemberi pengaruh, orang-orang yang mempengaruhi keputusan pembelian. Mereka sering membantu merumuskan spesifikasi dan juga memberikan
informasi untuk mengevaluasi alternatif. d. Pemberi Persetujuan, orang yang mengotorimenyetujui tindakan yang
diusulkan oleh pengambilan keputusan atau pembeli. e. Pengambil keputusan, orang yang memutuskan persyaratan produk dan
pemasok. f. Pembeli, orang yang memiliki wewenang formal untuk memilih pemasok dan
menyusun syarat pembeli. Para pembeli dapat membantu menyusun spesifikasi produk, namun peran utama mereka adalah memilih pemasok dan
bernegosiasi.
Universitas Sumatera Utara
Dari penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa minat itu adalah suatu keadaan dalam individu yang mampu mengarahkan perhatiannya terhadap objek
tertentu yang mampu mendorong seseorang untuk cenderung mencari objek yang disenangi.
Menurut Ferdinand 2002 : 129, minat beli dapat diidentifikasi melalui indikator-indikator sebagai berikut:
a. Minat transaksional, yaitu kecenderungan seseorang untuk membeli produk.
b. Minat refrensial, yaitu kecenderungan seseorang untuk mereferensikan produk kepada orang lain.
c. Minat preferensial, yaitu minat yang menggambarkan perilaku seseorang yang memiliki prefrensi utama pada produk tersebut. Preferensi ini hanya
dapat digangti jika terjadi sesuatu dengan produk prefrensinya. d. Minta eksploratif, minan ini menggambarkan perilaku seseorang yang
selalu mencari informasi mengenai produk yang diminatinya dan mencari informasi untuk mendukung sifat-sifat positif dari produk tersebut.
1.5.4 Teori AIDDA
Dalam komunikasi pemasaran perlu dirumuskan tujuan yang ingin dicapai dari proses komunikasi pemasaran yang akan dilakukan. Setelah khalayak sasaran
dengan persepsinya, pemasar harus memutuskan respon yang terjadi. Respon khalayak tersebut dapat berupa cognitive tahap kesadaran, affective tahap
pengaruh, behavioralconative tahap tindakan pembelian. Model AIDDA Attention, Interest, Desire, Decision, Action adalah salah
satu model hirarki respon yang cukup popular bagi pemasar sebagai pedoman dalam melaksanakan kegiatan pemasaran. Menurut model ini, alat promosi harus
Universitas Sumatera Utara
menarik perhatian, mendapatkan dan mendorong minat, keinginan dan menghasilkan tindakan. Dalam membangun program komunikasi yang efektif,
aspek terpenting adalah memahami proses terjadinya respon dari konsumen, misalnya dalam hal konsumen melakukan pembelian suatu produk, maka
diperlukan pemahaman mengenai usaha promosi yang dapat mempengaruhi respon konsumen tersebut Phil Astrid, 2000 : 117.
Berkaitan dengan menumbuhkan nilai beli, tahapan selektivitas konsumen melalui tahapan-tahapan konsep AIDDA, degambarkan sebagai berikut:
1. Attention perhatian, dalam tahap ini konsumen mempunyai perhatian terhadap suatu produk.
2. Interst minat; kemudian konsumen merasa tertarik dan berusaha untuk memahami apakah produk itu berguna atau tidak berguna baginya.
3. Desire kebutuhankeinginan; tahap selanjutnya konsumen menunjukkan perasaan suka atau tidak suka.
4. Decision keputusan; merupakan tahap dimana konsumen mengambil keputusan untuk melakukan pemesanan produk yang diinginkan.
5. Action tindakan; sebagai tindakan yang diambil untuk membeli atau tidak membeli produk yang ditawarkan.
Dari model di atas, maka dapat disimpulkan bahwa keputusan untuk membeli atau tidak membeli suatu produk tertentu yang ditawarkan oleh
produsen, sangat tergantung pada diri khalayak itu sendiri. Tetapi kecenderungan semakin sering melihat suatu ilkan produk tertentu akan cenderung
mempengaruhi pemikiran seseorang untuk membeli. Hingga dalam mencapai pasar penjualan yang diinginkan, produsen senantiasa mempergunakan perhatian
Universitas Sumatera Utara
khalayak untuk sedemikian rupa disampaikan melalui pesan iklan masyarakat memutuskan untuk membeli.
Teori AIDDA menurut Burgin 2005 : 6, mengatakan bahwa pengambilan keputusan pembelian adalah suatu proses psikologis yang dilalui oleh konsumen
atau pembeli prosesbnya yang diawali dengan tahap menaruh perhatian Attention terhadap barang atau jasa yang kemudian jika berkesan dia akan
melangkah ke tahap ketertarikan Interest untuk mengetahui lebih jauh tentang keistimewaan prosuk atau jasa tersebut yang jika intensitas ketertarikannya kuat
berlanjut ke tahap berhasratberminat Desire karena barang atau jasa yang ditawarkan sesuai dengan dorongan dari dalam atau rangsangan persuasive dari
luar maka konsumen atau pembeli tersebut selanjutnya membuat keputusan Decision dan akhirnya melakukan kegiatan pembelian Action to buy barang
atau jasa yang ditawarkan. Jika dikaitkan dengan judul skripsi ini, maka tahapan penelitian hubungan
komunikasi pemasaran dengan minat membeli adalah sampai tahapan menarik perhatian Attention terhadap barang atau jasa, yang kemudian jika berkesan dia
akan melangkah ke tahap ketertarikan Interest dan untuk mengetahui lebih jauh tentang keistimewaan produk atau jasa tersebut yang jika intensitas
ketertarikannya kuat akan berlanjut ke tahap berhasratberminat Desire untuk kalangan karyawan di PT. Telkom Medan.
1.6.Kerangka Konsep
Berdasarkan kerangka teori tentang mendasari penelitian selanjutnya disusun oleh suatu kerangka konsep yang didalamnya terdapat variabel-variabel
dan indicator yang tujuannya menjelaskan masalah penelitian. Hal ini sesuai
Universitas Sumatera Utara
dengan pendapat Sarwono, bahwa Kerangka konsep merupakan defenisi yang digunakan untuk menggambarkan secara abstrak kejadian, keadaan, kelompok
atau individu yang menjadi pusat perhatian ilmu sosial. Melalui kerangka konsep, diharapkan akan dapat menyederhanakan pemikiran dengan menggunakan satu
istilah untuk beberapa kejadian events yang berkaitan satu dengan lainnya Sarwono, 2006 : 9.
Konsep adalah istilah yang mengekspresikan sebuah ide abstrak yang dibentuk dengan menggeneralisasikan objek atau hubungan fakta-fakta yang
diperoleh dari pengamatan. Kriyantono, 2008 : 17. Maka, kerangka konsep adalah hasil pemikiran yang rasional dalam
menguraikan rumusan hipotesis yang merupakan jawaban sementara dari masalah yang di uji kebenarannya. Agar konsep-konsep dapat diteliti secara empiris, maka
harus dioperasionalisasikan dengan mengubahnya menjadi variabel. Variabel- variabel dalam penelitian ini adalah :
1. Variabel bebas X yaitu variabel yang mempengaruhi variabel lainnya yaitu variabel Y. Variabel bebas X dalam penelitian ini adalah komunikasi
pemasaran 2. Variabel terikat Y, yaitu variabel yang mempengaruhi variabel lainnya yaitu
variabel X. Variabel Y dalam penelitian ini adalah minat membeli.
1.7. Model Teoritis
Model teoritis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut
Variabel bebas X : aktivitas Komunikasi
pemasaran Variabel Antara Z
Variabel terikat Y: Minat membeli
Universitas Sumatera Utara
Gambar 1 Model Teoritis
1.8. Variabel Operasional
Berdasarkan kerangka konsep dan kerangka teori, maka dibuatlah operasional variabel untuk membentuk kesamaan dan kesesuaian dalam penelitian
ini, yaitu :
Tabel 1 Variabel Operasional
Variabel Teoritis Variabel Operasional
1. Variabel bebas X Aktivitas komunikasi pemasaran
2. Variabel terikat Y Minat membeli
3. Identitas Responden Variabel Z a. Periklanan
b. Promosi penjualan c. Publisitas
d. Hubungan Masyarakat dan
Sponsorship e. Penjualan Langsung direct selling
a. Minat transaksional b. Minat refrensial
c. Minat preferensial d. Minta eksploratif
a. Jenis kelamin b. Usia
c. Pendidikan
1.9. Defenisi Operasional