Pengertian Komunikasi Interpersonal dan Ruang Lingkupnya

16 voice. 5 Sementara Barnlund mendefinisikan komunikasi antarpribadi sebagai pertemuan antara dua, tiga orang, atau mungkin empat orang, yang terjadi sangatspontan dan tidak berstruktur. Barnlund sebagaimana dikutip oleh Alo Liliweri mengemukakan beberapa ciri untuk mengenali komunikasi antarpribadi, sebagai berikut : a. Bersifat spontan b. Tidak mempunyai struktur c. Terjadi secara kebetulan d. Tidak mengejar tujuan yang telah direncanakan e. Identitas keanggotaanya tidak jelas f. Dapat terjadi hanya sambil lalu. 6 2.2 Komunikasi Antarpribadi Berdasarkan Hubungan Diadik Hubungan diadik mengartikan komunikasi antarpribadi sebagai komunikasi yang berlangsung di antara dua orang yang mempunyai hubungan yang mantap dan jelas. Komunikasi tatap muka antara suami istri, pramuniaga dengan pembeli merupakan bentuk komunikasi diadik. Definisi hubungan diadik dapat diperluas sehingga mencakup sekelompok kecil orang. Pemikiran mengenai bentuk hubungan diadik dikemukakan oleh Laing, Phillipson, dan Lee. Mereka menyatakan bahwa untuk memahami perilaku seseorang , harus mengikutsertakan paling tidak dua orang 5 John R. Bittner. 1985. Broadcasting and Telecommunication, An Introduction. New Jersey: Prentice- Hall. 6 Alo Liliweri, Komunikasi Antarpribadi Bandung: Citra Aditya Bakti, 1991. 17 peserta dalam situasi bersama. Hubungan diadik ini harus menggambarkan interaksi pengalaman bersama mereka. Trenholm dan Jensen mendefinisikan komunikasi antarpribadi sebagai komunikasi antara dua orang yang berlangsung secara tatap muka. Nama lain dari komunikasi ini adalah diadik dyadic. Komunikasi diadik biasanya bersifat spontan dan informal. Partisipan satu dengan yang lain saling menerima umpan balik secara maksimal. Partisipan berperan secra fleksibel sebagai pengirim dan penerima. Segera setelah orang ketiga bergabung didalam interaksi, berhentilah komunikasi anatarpribadi, dan menjadi komunikasi kelompok kecil small-group communication. Walaupun ukuran kelompok kecil beragam, komunikasi ini mengharuskan adanya interaksi secara bebas untuk setiap orang yang terlibat. 7 Saluran komunikasi antarpribadi dapat digunakan untuk struktur keluarga. Karena saluran komunikasi ini paling tinggi frekuensinya digunakan untuk berkomunikasi. Beberapa anggota keluarga lebih banyak menggunakan waktunya berbicara dengan yang lain. Menurut Trenholm dan Jensen, tipikal pola interaksi dalam keluarga menunjukan jaringan komunikasi. Struktur jaringan keluarga sangat bervariasi satu dengan yang lain. Jaringan tersebut terpusat pada salah satu anggota 7 Sarah Trenholm, and Arthur Jensen. 1995. Interpersonal Communication. Belmont, California: Wadsworth Publish-ing Company. 18 keluarga yang melayani sebagai gate keeper untuk menjaring beberapa pesan. Kemudian dipertukarkan kepada seluruh anggota keluarga. Komunitas yang ada disekeliling tempat tinggal berperan di dalam mendukung lancarnya komunikasi antarpribadi di antara keluarga dan masyarakat. 2.3 Pendekatan Komunikasi Antarpribadi Berdasarkan Pengembangan Komunikasi antarpribadi dilihat sebagai perkembangan dari komunikasi impersonal pada satu sisi, menjadi komunikasi pribadi atau intim di sisi lain. Oleh karena itu, derajat hubungan antarpribadi turut berpengaruh terhadap keluasaan dan kedalaman informasi yang dikomunikasikan, sehingga memudahkan perubahan sikap. Pandangan developmental dapat dilihat dari pendapat. Komunikasi antarpribadi dalam pengertian penetrasi. Semakin banyak komunikator mengetahui satu sama lain, maka semakin banyak karakter antarpribadi yang terbawa di dalam komunikasi tersebut. Oleh karena itu, komunikasi antarpribadi adalah proses sesungguhnya dari penetrasi social. Dikatakan, “ Bila komunikator meneruskan hubungan mereka, yakni, jika mereka cukup termotivasi untuk melakukan usaha melanjutkan hubungannya, dan ketrampilan antarpribadi mereka cukup memadai untuk memungkinkan pertumbuhannya, maka hubungan mereka mengalami perubahan secara kualitatif. Ketika perubahan-perubahan itu menyertai pengembangan 19 hubungan, pertukaran-pertukaran komunikasi akan meningkatkan hubungan antarpribadi. 8 Pendekatan hubungan dala menganalisis proses komunikasi antarpribadi mengasumsikan, bahwa hubungan antarpribadi dapat membentuk struktur social yang diciptakan melauim proses komunikasi. Pembentukannya proses komunikasi tersebut. Komunikasi tampak sebagai proses sibernetika umpan balik yang dihasilkan melalui penegasan diri dalam berhubungan dengan orang lain. Bentuk hubungan secara ilmiah berlangsung secara terus menerus. Individu berpartisipasi aktif dalam komunikasi. Mereka berimprovisasi, menghubungkan makna, memberdayakan dan memaksakan tindakan satu sama lain. 9 Everett M. Rogers mengartikan bahwa komunikasi antarpribadi merupakan komunikasi dari mulut ke mulut yang terjadi interaksi tatap muka antara beberapa pribadi. Ciri-ciri komunikasi antarpribadi menurut Rogers adalah sebagai berikut : a. Arus pesan cenderung dua arah b. Konteks komunikasinya dua arah c. Tingkat umpan balik yang terjadi tinggi 8 Gerald R. Miller Mark Steinberg. Between People: A New Analysis of Interpersonal Communication. Michigan State University Science Research Associates. 1975 9 Edna Rogers, Relation Communication Processes and Patern in Rethinking Communication Vol.2, ed Brenda Dervin et. al., hal.1, 2002 at http:www.brocku.cacommstudiescourses2F50 relationala.html. 20 d. Kemampuan mengatasi tingkat selektivitas, terutama selektivitas keterpaan tinggi e. Kecepatan jangkauan terhadap khalayak yang besar relatif lambat f. Efek yang mungkin terjadi adalah perubahan sikap . 10 3. Komunikasi Antarpribadi dilihat dari proses pengembangannya Menurut perspektif ini komunikasi adalah suatu proses yang berkembang, yaitu dari yang bersifat impersonal menjadi interpersonal atau intim. Artinya, ada peningkatkan hubungan di antara para pelaku komunikasi. 11 Definisi ini membedakan komunikasi impersonal dengan interpersonal berdasarkan tiga faktor : a. Prediksi-prediksi berdasarkan data psikologis b. Interaksi-interaksi yang berdasarkan pada pengetahuan c. Interaksi berdasarkan pada aturan yang dikemukakan sendiri

B. Pengertian Anak Tunarungu

Tunarungu atau anak yang mengalami gangguan pada pendengaran Sekolah Luar Biasa Bagian B adalah anak yang menunjukkan ketidakmampuan mendengar dari yang ringan sampai yang berat sekali yang digolongkan kepada 10 Eduard Depari dan Colin MacAndrews, Peranan Komunikasi Massa dalam Pembangunan Yogyakarta: Gadjah Mada University Press, 1995 11 Marhaeni Fajari, Ilmu Komunikasi Teori Dan Praktik Jogjakarta: Graha Ilmu, 2009, cet.1, h.86-87 21 tuli deaf dan kurang dengar a hard of hearing. Orang yang tuli a deaf person adalah seseorang yang mengalami ketidakmampuan mendengar sehingga mengalami hambatan didalam memproses informasi bahasa melalui pendengarannya dengan atau tanpa menggunakan alat bantu dengar hearing aid, sedangkan yang kurang dengar a hard of hearing person adalah sesorang yang biasanya dengan menggunakan alat bantu dengar, sisa pendengarannya cukup memungkinkan untuk keberhasilan memproses informasi bahasa melalui pendengarannya, artinya apabila orang yang kurang dengar tersebut menggunakan hearing aid ia masih dapat menangkap pembicaraan melalui pendengarannya. 12 Ketunarunguan dapat diklasifikasikan berdasarkan empat hal, yaitu tingkat kehilangan pendengaran, saat terjadinya ketunarunguan, letak gangguan pendengaran secara anatomis, serta etiologis. Berdasarkan tingkat kehilangan pendengaran yang diperoleh melalui tes dengan menggunakan audiometer ketunarunguan dapat diklasifikasikan sebagai berikut: 1. Tunarungu ringan mild hearing loss 2. Tunarungu sedang moderate hearing loss 3. Tunarungu agak berat moderately csevere hearing loss 4. Tunarungu berat severe hearing loss 12 Departemen Pendidikan Nasional, Keterampilan Kompensatoris Bagi Anak Dengan Gangguan Penglihatan Tunanetra dan Gangguan Pendengaran Tunarungu, Direktur Jendral Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah Direktur Pembinaan Sekolah Luar Biasa Jakarta : September 2006 22 5. Tunarungu berat sekali profound hearing loss Berdasarkan saat terjadinya ketunarunguan dapat diklasifikasikan sebagai berikut. 1. Ketunarunguan prabahasa prelingual deafness, yaitu kehilangan pendengaran yang terjadi sebelum kemampuan bicara da bahsa berkembang. 2. Ketunarunguan pascabahasa post lingual deafness, yaitu kehilangan pendengaran yang terjadi beberapa tahun setelah kemampuan bicara dan bahasa berkembang. 13 Berdasarkan letak gangguan pendengaran secara anatomis, ketunarunguan dapat diklasifasikan sebagai berikut. 1. Tunarungu tipe konduktif, yaitu kehilangan pendengaran yang disebabkan oleh terjadinya kerusakan pada telinga bagian luar dan tengah, yang berfungsi sebagai alat konduksi atau pengantar getaran suara menuju telinga bagian dalam. 2. Tunarungu tipe sensorineural, yaitu tunarungu yang disebabkan oleh terjadinya kerusakan pada telinga dalam serta saraf pendengaran nervus chochlearis. 3. Tunarungu tipe campuran yang merupakan gabungan tipe konduktif dan sensorineural, artinya kerusakan terjadi pada telinga luartengah dengan telinga dalamsaraf pendengaran. 13 Wardhani IGAK. Pengantar Pendidikan Luar Biasa. Jakarta : Universitas terbuka, 2007. 23 Berdasarkan etiologi atau asal usul ketunarunguan diklasifikasikan sebagai berikut. 1. Tunarungu endogen, yaitu tunarungu yang disebabkan oleh faktor genetik keturunan 2. Tunarungu eksogen, yaitu tunarungu yang disebabkan oleh factor nongenetik bukan keturunan Klasifikasi ketunarunguan sangat bervariasi menurut BOOThroyd. Klasifiksi dan karakteristik ketunarunguan diantaranya didsarkan pada: 1. Kelompok I : Kehilangan 15-30 dB: mild hearing losses atau ketunarunguan ringan; daya tangkap suara cakapan manusia normal. 2. Kelompok II : Kehilangan 31-60 dB: moderate hearing losses atau ketunarunguan sedang; daya tangkap terhadap cakapan manusia hanya sebagian. 3. Kelompok III : Kehilangan 61-90 dB: severve hearing losses atau ketunarunguan berat; daya tangkap terhadap cakapan suara manusia tidak ada. 4. Kelompok IV : Kehilangan 91-120 dB: profound hearing losses atau ketunarunguan sangat berat; daya tangkap terhadap suara cakapan manusia tidak ada sama sekali.