36
3. Data Murid SMALB B-C Negeri 1 Jakarta Tahun Pelajaran 2012 2013.
5
Tabel 3
SMALB B TUNARUNGU Kelas : X.A
Kelas : X.B Guru : Dra Dewi
Guru : Retno S.Pd
Nama Murid 1.
Iza Resita 2.
Malik Nurul Huda 3.
Dika Kurniawan 4.
Istiar Lutfiani 5.
Lidian Setieny 6.
Asri Aliyani Nama Murid
1. Gunawan
2. M. Rabbani Abbas
3. Mahbub Dwi Ashari
4. Ilham Fadillah
5. Siti Aisyah
6. Fitriah
7. Acmad Septiadi
5
Wowo, Data Murid SMALB B-C Negeri 1 Jakarta Tahun Pelajaran 2012 2013, 21 Februari 2013
Kelas : XI Kelas : XII
Guru : Iim Maskiah, S.Pd Guru : Samsul Huda, S.Ag.
Nama Murid 1.
Made Triyanto 2.
Hidayah Catur Anindita 3.
Luky Putri Wijayanti 4.
Muhammad Syahquro 5.
Muhammad Ziyan Sajjad 6.
Ryan Priandika 7.
Samuel Tulus Eliasta 8.
Renita Oktaviani 9.
Sahid Dwi Posorio 10.
Galih Prih Nama Murid
1. Bertha Margaretha
2. Harwinda Agustian
3. Heny Setiawati
4. Rizky Mandalika Putra
37
SMALB C TUNAGRAHITA
Kelas : XI Kelas : XII
Guru : Drs. Sugiharto Guru : Suhartinah
Nama Murid 1.
Bobby Rahmatillah 2.
Fajar Ahmad Abdila 3.
Iin Alfianti 4.
Tri Utama Putra Sakti 5.
Indriyani Komala 6.
Fatur Rahma Nama Murid
1. Wahyudi
2. Astika Aprillia
3. Haposan Willy
4. Rio Pramudio
5. Ishal Ridho
6. Widya Aprillia
7. Imam Prakarti Budi S
8. Amal Gufron
9. Rian Firmansyah
10. Kamaludin
11. Indriyani Komala
Kelas : X Guru : Tugianto
Nama 1.
Maharani Mancak 2.
Lisa Umami 3.
Wildan Nabela Angusta 4.
Ikhwan Aulia 5.
Syaipul Anwar 6.
Hafid Fadillah 7.
M. Jumri 8.
Sendi Nopayana 9.
Ihwan Fahmi 10.
Siga Wicaksono 11.
Bimo Rabian Rachman 12.
Agung wahyudi 13.
Mailasari Adawiyah 14.
Ana Mardiana
38
D. Prestasi-prestasi Anak Tunarungu.
6
Tabel 4 NO
NAMA SISWA PRESTASI PERINGKAT
TAHUN TINGKAT
1 Nur Annisa O.H
Seni Lukis 2
2008 DKI Jakarta
2 Utria Lesmi
Seni Lukis 3
2009 DKI Jakarta
3 Muthasim .A
Bulu Tangkis
2 2009
Jak-Sel 4
Agung Wahyudi Lempar
Jauh 2
2009 DKI Jakarta
5 Mery Amelia
Lempar Cakram
1 2009
Nasional 6
Winda Tolak
Peluru 1
2009 Nasional
7 Putri Widasari
Sains 2
2010 Jak-Sel
8 M. Syehquro
Desain Grafis
2 2010
DKI Jakarta 9
Badrina Alfi Hantaran
1 2010
DKI Jakarta 10
Malik Pantonim
1 2011
DKI Jakarta 11
Syechquro Desain
Grafis 1
2011 DKI Jakarta
12 Winda
Lempar Cakram
1 2011
DKI Jakarta 13
Ade Fauzan Lempar
Cakram 2
2011 DKI Jakarta
14 Aditya
Desain Grafis
2 2011
DKI Jakarta 15
Penggalang Kebersihan
1 2011
Jambore Cabang Jakarta Selatan
16
Fajar.a
Bola basket 1
2012
DKI Jakarta
17 Chaidir zein
Bulu tangkis
1 2012
DKI Jakarta 18
Agung . W Atletik
2 2012
DKI Jakarta 19
Sega.w Sepak bola
3 2012
DKI Jakarta 20
Aulia Bocce
Harapan 1 2012
DKI Jakarta
6
Wowo, Prestasi-prestasi Anak Tunarungu di SLB Negeri 1 Lebak Bulus , 21 Februari 2013
39
E. Peserta didik di SLB Negeri B-C 1 Lebak Bulus Jakarta Selatan
1. Tunarungu adalah keadaan kehilangan pendengaran meliputi seluruh gradasi
tingkat baik ringan, sedang, berat dan sangat berat, yang akan mengakibatkan pada gangguan komunikasi dan bahasa. Keadaan ini walaupun telah diberikan
alat bantu mendengar tetap memerlukan pelayanan pendidikan khusus.
7
2. Tunagrahita atau anak yang mengalami keterlambatan dalam belajar Sekolah
Luar Biasa Bagian C disebabkan karena kemampuan mereka berada di bawah rata-rata atau biasa disebut dengan tunagrahita. Kata lain dari tunagrahita
adalah retardasi mental mental retardation. Secara etimologi kata tuna adalah kurang, sedangkan grahita adalah lemah daya tangkap. Dengan demikian ciri
utama dari anak tunagrahita adalah lemah dalam berpikir atau bernalar. Kurangnya kemampuan anak dalam berpikir dan bernalar mengakibatkan
kemampuan belajar, dan adaptasi sosial berada di bawah rata-rata.
8
Berdasarkan PP No. 72 Tahun 1991 istilah yang digunakan pada saat ini untuk anak yang memiliki tingkat kecerdasan rendah yaitu tunagrahita. Tunagrahita
adalah anak yang kecerdasannya berada dibawah rata-rata, sehingga sukar untuk mengedakan interaksi dengan orang lain.
7
Departemen Pendidikan Nasional, Keterampilan Kompensatoris Bagi Anak Dengan Gangguan Penglihatan Tunanetra dan Gangguan Pendengaran Tunarungu, Jakarta : September 2006
8
Endang Rochyadi, Pengembangan Program Pembelajaran Individual bagi anak Tunagrahita Jakarta: Depertemen Pendidikan Nasional, 2005
40
Secara historis terdapat lima basis yang dapat dijadikan pijakan konseptual dalam memahami tunagrahita yaitu:
a. Tunagrahita merupakan kondisi
b. Kondisi tersebut ditandai oleh adanya kemampuan mental jauh di bawah
rata-rata c.
Memiliki hambatan dalam penyesuaian diri secara social d.
Berkaitandenegan adanya kerusakan organik pada susunan syaraf pusat e.
Tunagrahita tidak dapat disembuhkan Ada beberapa klasifikasi atau pengelompokan tunagrahita berdasarkan
berbagai tinjauan diantaranya : a.
Berdasarkan Kapasitas Intelektual skor IQ 1
Tubagrahita ringan IQ 50-70 2
Tunagrahita sedang IQ 35-50 3
Tunagrahita berat IQ 20-35 4
Sangat berat memiliki IQ dibawah 20 b. Berdasarkan kemampuan akademik
1 Tunagrahita mampudidik
2 Tunagrahita mampulatih
3 Tungrahita perlu rawat
c. Berdasarkan tipe klini pada fisik 1
Down’s Syndrome mongolism 2
Macro Cephalic
41
BAB IV TEMUAN DAN ANALISIS DATA
A. Penerapan Komunikasi Interpersonal Antara Guru dan Anak Tunarungu
Dalam menjelaskan komunikasi interpersonal antara guru agama dan anak tunarungu dalam proses belajar mengajar merupakan suatu tahap pembekalan
yang dilakukan oleh guru, agar si anak kelak menjadi anak yang soleh dan soleha. Serta bisa membahagiakan kedua orang tua mereka nantinya. Bahkan bisa
bermanfaat untuk masyarakat setempat.
Proses komunikasi sering kita lakukan dalam kehidupan sehari-hari baik langsung maupun tidak langsung. Komunikasi merupakan unsur terpenting dalam
kehidupan manusia. Sebab manusia itu adalah makhluk sosial yang dalam kesehariannya memerlukan orang disekitar untuk diajak berkomunikasi. Dalam
dunia pendidikan, komunikasi sangat bermanfaat sekali karena komunikasi di jadikan sarana untuk menyampaikan pengetahuan baik umum maupun agama.
Di Sekolah Luar Biasa Negeri 1 Lebak Bulus Jakarta Selatan memiliki banyak kesamaan materi dengan SLB lainnya. Tetapi yang membedakan hanya
penyampaian materi dimasing-masing sekolah. Setiap sekolah memiliki ciri khas tersendiri. Jika di sekolah biasa penyampaian materi hanya di lakukan sekali tetapi
berbeda hal dengan SLB yang terletak di Lebak Bulus ini. Penyampaian materi disini dilakukan berulang kali tidak cukup hanya sekali saja. Karena daya tangkap
anak tunarungu disini berbeda-beda, ada yang daya tangkap cepat dan lambat. Dan