Penerapan Komunikasi Interpersonal Antara Guru dan Anak Tunarungu
44
simulasi, peragaan langsung harus digabungkan secara bersama-sama untuk mengajarkan ke anak, ketika anak tidak mampu mendengar maka guru lebih
mengutamakan metode yang bisa merangsang visual anak untuk anak paham, karena anak tunarungu lebih mengandalkan penglihatan, ketika seorang guru
menerangkan tata-tata cara shalat misalkan, maka guru meggerakan seluruh anggota badannya agar anak mengikutinya, kemudian masalah pendengaran ketika
anak tidak mendengar, perlu alat bantu yang lain agar si anak bisa mendengar misalakan menggabungkan dengan komunikasi bahasa isyarat sebab anak tidak
bisa mendengar maka guru mengisyaratkan tentang takbir allahu akbar artinya guru menjelaskan allah adalah maha besar begitu caranya itu dinamakan metode
demonstrasi. Catatan saya bahwa mengajar anak tunarungu sesungguhnya totalitas metode harus dipakai tidak cukup dengan metode demo saja sebab guru harus
berkomunikasi total dengan anak tunarungu jadi tidak hanya menggunakan lisan tapi body,isyarat, bahasa tubuh, mimik, sehingga anak paham apa yang diajarkan.
5
Anak tunarungu mengetahui bahwa metode demonstrasi ialah metode yang memberi contoh.
6
Setelah dapat referensi dari buku bacaan, akhirnya penulis menarik kesimpulan bahwa. Metode demonstrasi adalah suatu cara penyajian dalam
kegiatan belajar mengajar dengan cara mempraktekan kepada anak tunarungu tentang materi yang ingin disampaikan misalkan tentang materi ibadah shalat.
Materi tersebut seorang guru mempraktekan bagaimana shalat yang baik dan benar kepada anak muridnya. Dan metode demonstrasi biasanya itu diimbangi oleh
metode oral lisan. Hal itu dilakukan untuk mempermudah anak tunarungu lebih memahami tentang ibadah shalat. Seorang guru akan menyesuaikan dengan
karakter dari masing-masing anak. Dan setiap anak tunarungu memiliki karakter yang berbeda-beda. Jadi dengan begitu berbeda-beda pula metode yang digunakan.
5
Wawancara Pribadi dengan Bapak Muhafid, Guru Agama SLB Negeri 1 Lebak Bulus Jakarta Selatan, Jakarta 18 April 2013.
6
Wawancara Pribadi dengan M. Ziyan, Anak tunarungu di SLB Negeri 1 Lebak Bulus Jakarta Selatan, Jakarta 29 Mei 2013.
45
Pada saat penyampaian materi terkadang seorang guru akan menemukan kesulitan, karena anak tunarungu asik dengan dunia sendiri dan banyak pula yang
sedang becanda dengan teman-teman sebayanya, biarpun begitu seorang guru harus dapat mengatasi semua kendala yang ada di depan mata, caranya dengan
menyapa dan memberi peringatan yang baik terhadap anak tersebut. Setelah penyampaikan materi, seorang guru memberi kesempatan kepada
anak muridnya untuk menanyakan kembali materi yang disampaikanya tadi. Hal ini sering dilakukan guna melihat pesan yang disampaikan ke anak muridnya
diterima baik atau tidak. Barulah seorang akan memberi pelatihan sesudah proses tanya jawab. Dalam pelaksanaan pelatihan terkadang murid akan menemukan
ketidakpahaman materi yang tadi sudah disampaikan. Bila hal itu terjadi murid akan merespon dengan menanyakan kembali. Dan disinilah proses komunikasi
interpersonal berlangsung antara guru dan anak tunarungu, menanggapi respon anak muridnya maka guru akan menjelaskan kembali materi yang tadi ditanyakan
muridnya. Bahkan penjelasan yang dilakukan guru itu tidak cukup hanya satu atau dua kali saja. Untuk mempermudah penyampaian materi kadang kala guru
memanfaatkan alat bantu yang di sediakan sekolah tersebut. Biasanya setelah dijelaskan beberapa kali, murid sedikit dekit akan paham, barulah guru akan
memberi tugas untuk menghafal dirumah. Tujuan dari pemberian tugas itu adalah agar si anak mau mengulang kembali materi yang tadi diajarkan dan makin cepat
paham.
46
Sebelum jam pulang tiba, seorang guru akan mengajak anak muridnya mengulang bahan bacaan shalat dan doa harian secara bersama-sama, maksudnya
agar si anak bisa cepat hafal dan menerapkan pada kehidupan sehari-hari nantinya. Pada saat diluar kelas murid anak tunarungu dibiasakan untuk menegur
siapa saja yang ditemuinya. Hal itu dilakukan agar menambah keakraban satu sama lain. Dan peran orangtua terhadap anak diluar kelas cukup berat. Orang tua
wajib mengingatkan anaknya tentang tugas yang diberikan oleh guru dan mengawasi di lingkungan sekitar. Agar tidak terjadi dengan hal-hal yang tidak
diinginkan. Setelah penulis amati, komunikasi interpersonal yang dilakukan seorang
guru sebagai komunikator dalam proses belajar mengajar di sekolah luar biasa negeri 1 lebak bulus ialah strateginya dengan menggunakan bahasa yang mudah
dipahami atau sederhana, mudah ditangkap oleh anak tunarungu selaku komunikan yang memberi feedbeck setelah menerima pesan dari seorang komunikator.