Berdasarkan grafik 2, menunjukkan bahwa kurva memiliki model miring positif. Hal ini menggambarkan bahwa data menyebar pada nilai
nilai dibawah nilai rata-rata. Siswa dibawah nilai rata-rata lebih banyak dibandingkan dengan siswa yang memperoleh nilai diatas rata-rata.
3. Analisis Homogenitas Pretest
Dari hasil perhitungan nilai pretes skala berpikir kritis siswa diperoleh nilai varians kelas eksperimen sebesar 61,324 dan varians kelas kontrol
sebesar 61,926. Sehingga didapat F
hitung
= 1,009. Dengan taraf signifikan α
= 0,05 untuk dk
pembilang
= 33 dan dk
penyebut
= 34, dengan interpolasi didapat F
tabel
= 1,782. Karena F
hitung
F
tabel
maka H
o
diterima. Sehingga dapat disimpulkan bahwa kedua varians kedua kelas tersebut homogen.
Hasil perhitungan uji homogenitas pretest disajikan pada tabel berikut ini:
Tabel 4.5 Uji Homogenitas Pretest Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol
Variabel Kelas
Varians Taraf
signifikan F
hitung
F
o
F
tabel
F
t
Kesimpulan Eksperimen
61,324 0,05
Kontrol 61,926 0,05
1,009 1,782 Homogen
Jadi dapat disimpulkan bahwa kondisi awal kedua kelas sebelum diberi perlakuan yang berbeda dalam penelitian adalah homogen.
C. Deskripsi Data Postest 1. Skor berpikir kritis siswa setelah diberikan perlakuan menggunakan
pendekatan reciprocal teaching kelompok eksperimen
Dari data tes berpikir kritis matematika siswa yang diberikan kepada kelas eksperimen dengan jumlah siswa sebanyak 35 orang siswa, maka
diperoleh data sebagai berikut:
Tabel 4.6 Rangkuman Skor Akhir Berpikir Kritis Siswa kelas Eksperimen
Statistika Deskriptif Perolehan Skor
Jumlah Siswa N 35
Minimum X
min
42,5 Maksimum X
max
95,5 Mean X
68,51 Varians S
2
154,54 Simpangan Baku S
12,43 Skewnes Kemiringan
-0,390123 Kurtosis Ketajaman
-0,221572
Tabel diatas menunjukkan bahwa dikelas experimen diperoleh nilai tertinggi yaitu 95,5 dan nilai terendah 42,5. Dengan kemampuan rata-rata
seluruh siswa adalah 68,51. dari nilai simpangan baku yang diperoleh yaitu sebesar 12,43 menunjukkan bahwa rentang nilai sebenarnya yang
diperoleh dikelas eksperimen berkisar antara nilai 58,08 68,51 – 12,43 sampai 80,94 68,51 + 12,43. Meskipun pada data terdapat nilai diatas
80,94, nilai tersebut merupakan pencilan. Adapun kemiringannya sebesar -0,390123 dan kurtosisnya sebesar -0,221572 yang berarti kurang dari 3
dengan kurva berbentuk platikurtik mendatar sehingga nilai rata-rata tersebar secara merata.
Dari data tes akhir berpikir kritis siswa kelas eksperimen diperoleh data sebagai berikut dalam bentuk distribusi frekuensi dibawah ini:
Tabel 4.7 Distribusi Frekuensi Skor Akhir Berpikir Kritis Siswa Kelas Eksperimen
Frekuensi NO Interval
Absolut Kumulatif Relatif
1 42,5 – 50,5
4
4
11,43 2
51,5 – 59,5 4
8
11,43 3
60,5 – 68,5 7
15
20 4
69,5 – 77,5 13
28
37,14 5
78,5 – 86,5 6
34
17,14 6
87,5 – 95,5 1
35
2,86
Jumlah 35 100
Berdasarkan tabel 4.7 dapat diinterpretasikan bahwa dari 35 siswa yang memperoleh nilai diatas rata-rata sebanyak 57,14 yaitu 20 siswa,
sedangkan yang mendapat nilai dibawah rata-rata sebanyak 42,86 yaitu 15 siswa.
Secara visual penyebaran datanya dapat dilihat pada histogram dan polygon frekuensi dibawah ini:
ambar 2
Grafik 3: Histogram dan Poligon Distribusi Frekuensi Skor Akhir Berpikir Kritis Siswa Kelompok Eksperimen
12 10
8 6
4 2
42 51
60 69
78 87
96 x
y
Frekuensi
Interval Data
Berdasarkan grafik 3, menunjukkan bahwa kurva memiliki model miring negatif yang berarti siswa yang mempunyai nilai diatas rata-rata
lebih banyak dibandingkan dengan siswa yang memperoleh nilai dibawah rata-rata.
2. Skor berpikir kritis siswa setelah diberikan perlakuan menggunakan pembelajaran konvensional kelompok kontrol
Dari data tes berpikir kritis matematika siswa yang diberikan kepada kelas kontrol dengan jumlah siswa sebanyak 34 orang siswa, maka
diperoleh data sebagai berikut:
Tabel 4.8 Rangkuman Skor Akhir Berpikir Kritis Siswa kelas kontrol
Statistika Deskriptif Perolehan Skor
Jumlah Siswa N 34
Minimum X
min
32,5 Maksimum X
max
80 Mean X
54,912 Varians S
2
202,83 Simpangan Baku S
14,242 Skewnes Kemiringan
-0,02047 Kurtosis Ketajaman
-1,07786 Tabel 4.8 menunjukkan bahwa dikelas eksperimen diperoleh nilai
tertinggi yaitu 80 dan nilai terendah 32,5. Dengan kemampuan rata-rata seluruh siswa adalah 54,912. dari nilai simpangan baku yang diperoleh
yaitu sebesar 14,242 menunjukkan bahwa rentang nilai sebenarnya yang diperoleh dikelas eksperimen berkisar antara nilai 40,67 54,912- 14,242
sampai 69,154 54,912 + 14,242. Meskipun pada data terdapat nilai diatas 69,154 nilai tersebut merupakan pencilan. Adapun kemiringannya sebesar
-0,02047 dan kurtosisnya sebesar -1,07786 yang berarti kurang dari 3 dengan kurva berbentuk platikurtik mendatar sehingga nilai rata-rata
tersebar secara merata.
Dari data tes akhir berpikir kritis siswa kelompok kontrol diperoleh data sebagai berikut dalam bentuk distribusi frekuensi dibawah ini:
Tabel 4.9 Distribusi Frekuensi Skor Akhir Berpikir Kritis Siswa Kelas Kontrol
Frekuensi NO Interval
Absolut Kumulatif Relatif
1 32,5 – 40,5
8
8
23,53 2
41,5 – 49,5 3
11
12,5 3
50,5 – 58,5 10
21
29,41 4
59,5 – 67,5 6
27
17,64 5
68,5 – 76,5 6
33
17,64 6
77,5 – 85,5 1
34
2,94
Jumlah 34 100
Berdasarkan tabel 4.9 dapat diinterpretasikan bahwa dari 34 siswa yang memperoleh nilai diatas rata-rata yaitu sebanyak 18 siswa, sedangkan
yang mendapat nilai dibawah rata-rata yaitu sebanyak 16 siswa. Secara visual penyebaran datanya dapat dilihat pada histogram dan
polygon frekuensi dibawah ini:
ambar 2
Grafik 4: Histogram dan Poligon Distribusi Frekuensi Skor Akhir Berpikir Kritis Siswa Kelompok kontrol
11 9
7 5
3 1
32 41
50 59
68 77
86 x
y
Frekuensi
Interval Data
Berdasarkan grafik 4, menunjukkan bahwa kurva menyebar pada nilai diatas nilai rata-rata. Siswa diatas nilai rata-rata lebih banyak
dibandingkan dengan siswa yang memperoleh nilai dibawah rata-rata.
3. Rangkuman Data Postest
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan pada dua kelas, yaitu kelas eksperimen dan kelas kontrol. Peneliti memperoleh data nilai
kemampuan berpikir kritis siswa kelas eksperimen yang diberikan pengajaran terbalik dan kelas kontrol yang tidak diberikan pengajaran
terbalik. Sebagai perbandingan peneliti sajikan rekapitulasi data dari kedua kelas tersebut. Deskripsi statistika dari kedua kelompok tersebut dapat
dilihat pada tabel berikut:
Tabel 4.10 Rekapitulasi Data Statistika Postest
Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol
Kelas Statistik Deskriptif
Eksperimen Kontrol
Jumlah Siswa N 35
34 Minimum X
min
42,5 32,5 Maksimum X
max
95,5 80 Mean X
68,51 54,912 Varians S
2
154,54 202,83 Simpangan Baku S
12,43 14,242
Skewness Kemiringan -0,390123
-0,02047 Kurtosis Ketajaman
-0,221572 -1,07786
Dari rekapitulasi data diatas dapat terlihat dengan mudah perbedaan statistik deskriptifnya baik pada kelas eksperimen maupun kelas kontrol.
D. Pengujian Prasyarat Analisis