D. Populasi dan Teknik Pengambilan Sampel.
1. Populasi adalah keseluruhan dari subjek penelitian. Adapun yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah:
a. Populasi target: Seluruh siswa SMP AL-HASRA yang terdaftar pada tahun ajaran 2009-2010
b. Populasi Terjangkau: Seluruh siswa kelas VIII di SMP ALHASRA yang terdaftar pada tahun 2009-2010
2. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan cluster random sampling
yaitu pengambilan unit siswa sebanyak 2 kelas dari beberapa kelas yang ada, yaitu pengambilan 2 unit kelas dari 5 kelas yang
ada. Dari 2 kelas tersebut, diundi secara acak kelas mana yang menjadi kelas eksperimen dan kelas mana kontrol sehingga diperoleh kelas VIII.4
sebagai kelas ekperimen dan kelas VIII.3 sebagai kelas kontrol.
E. Teknik Pengumpulan Data.
Data diperoleh dari hasil tes kedua kelompok sampel dengan pemberian tes berpikir kritis yang sama, yang dilakukan pada akhir pokok bahasan materi
yang telah dipelajari dan disusun berdasarkan silabus. Adapun hal-hal yang harus diperhatikan dalam pengumpulan data
tersebut adalah sebagai berikut: 1. Variabel yang diteliti
Metode pengajaran terbalik dan kemampuan berpikir kritis 2. Sumber Data
Sumber data sampel yang terdiri dari kelas kontrol dan kelas eksperimen. Data juga diperoleh dari tes matematika pada pokok bahasan fungsi,
sebelum kedua kelas diberi perlakuan yang berbeda, maka kedua kelas diberi pretes untuk melihat apakah kedua kelas homogen atau tidak, dan
setelah pokok bahasan itu diajarkan, diberikan tes yang sama pada kedua kelompok, yaitu kelompok eksperimen yang diberikan pengajaran terbalik
dan kelompok kontrol yang tidak diberi pengajaran terbalik.
3. Instrumen Penelitian Instrumen Penelitian yang digunakan dalam penelitian ini berupa tes
bentuk berpikir kritis dengan tipe uraian dan terdiri dari 10 soal. ”Tes bentuk esai uraian adalah jenis tes kemajuan belajar yang memerlukan
jawaban yang bersifat pembahasan atau uraian kata-kata”
54
4. Uji Instrumen Tes Penelitian Tes yang digunakan dalam penelitian perlu dilakukan uji validitas agar
ketetapan alat penilaian terhadap konsep yang dinilai sesuai, sehingga betul-betul menilai apa yang seharusnya dinilai. Uji validitas yang
digunakan dalam penelitian ini menggunakan validitas tes secara rasional yang terdiri dari validitas konstruksi dan validitas isi. “Validitas konstruksi
adalah uji validitas dengan meminta pendapat para ahli tentang instrumen yang telah disusun, mungkin para ahli akan memberi keputusan:
instrumen dapat digunakan tanpa perbaikan, ada perbaikan, dan mungkin dirombak total
.”
55
Sedangkan “Validitas isi adalah uji validitas dengan membandingkan antara isi instrumen dengan materi pelajaran yang
diajarkan.”
56
Validitas isi dilakukan dengan cara menyusun tes yang bersumber dari kurikulum kompetensi dasar pokok bahasan. Secara
teknis pengujian validitas konstruksi dan validitas isi dapat dibantu dengan menggunakan kisi-kisi instrumen, atau matrik pengembangan instrumen.
Dalam kisi-kisi terdapat variabel yang diteliti, indikator sebagai tolok ukur dan nomor butir item pertanyaan atau pernyataan yang telah dijabarkan
dari indikator. Dengan kisi-kisi instrumen, maka pengujian validitas dapat dilakukan dengan mudah dan sistematis.
Diawal pembuatan instrumen penulis membuat 8 butir soal untuk meminta pendapat para ahli, ternyata setelah dikoreksi, untuk soal nomor 1
masih terlalu mudah, soal nomor 2 bisa digunakan sebagai instrumen hanya perlu diperbaiki redaksinya, untuk soal nomor 3 dan 4 hanya pada
54
Suharsimi Arikunto, Dasar-Dasar Evaluasi....., h.162
55
Sugiyono, Metode penelitian kuantitatif, kualitataif, dan R D, Bandung: Alfabeta, 2006, h. 139
56
Sugiyono, Metode penelitian kuantitatif..., h. 143
tahap C2, soal nomor 5 termasuk berpikir kritis, dapat digunakan sebagai instrumen, sedangkan soal nomor 6, 7 dan 8 bukan merupakan soal
berpikir kritis. lihat lampiran 3, Hal.106, karena soal yang bisa digunakan hanya 2 nomor, kemudian pada revisi kedua penulis
menambahkan 4 butir soal lagi, hingga menjadi 6 butir soal untuk diajukan kepada para ahli, setelah dikoreksi para ahli menyatakan bahwa soal
nomor 1 bukan merupakan soal berpikir kritis, soal nomor 5 perlu dirubah untuk mencari rumus fungsinya, sedangkan soal nomor 2, 3, 4 dan 6 juga
dibuat menjadi 2 nomor dengan model yang sama, hingga menjadi 8 soal lihat lampiran 3, Hal.107. Pada revisi ketiga penulis mengajukan 10 butir
soal, yaitu 4 butir soal yang telah dikoreksi pada revisi sebelumnya, 4 butir soal dengan model yang sama, dan 2 butir soal yang telah dirubah untuk
mencari rumus fungsinya, Lihat Lampiran 5, Hal.109 sehingga 10 butir soal inilah yang digunakan menjadi instrumen berpikir kritis pada materi
fungsi.
F. Analisis Data 1. Uji Normalitas