BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Data
Penelitian ini dilaksanakan di SMP ALHASRA dengan mengambil dua kelas untuk dijadikan sebagai sampel penelitian yaitu kelas VIII.3 sebagai
kelas kontrol dan kelas VIII.4 sebagai kelas ekperimen. Sebelum kedua kelas tersebut diberikan perlakuan, terlebih dahulu diberikan pretest soal berpikir
kritis. Hal ini dimaksudkan untuk melihat kondisi awal kedua sampel serta menentukan apakah sampel yang diambil memiliki sifat homogen atau tidak.
Setelah itu, kedua kelas tersebut diberikan perlakuan yang berbeda selama proses pembelajaran matematika. Kemudian pada akhir penelitian kedua kelas
tersebut diberikan postest soal berpikir kritis. Berikut dijelaskan deskripsi data mengenai skor dari masing-masing kelas:
B. Deskripsi Data Pretest 1. Skor berpikir kritis siswa sebelum diberikan perlakuan menggunakan
pendekatan reciprocal teaching kelompok eksperimen
Berdasarkan pretest yang diberikan pada kelas eksperimen diperoleh data sebagai berikut:
Tabel 4.1 Rangkuman Skor Awal Berpikir Kritis Siswa kelas Eksperimen
Statistika Deskriptif Perolehan Skor
Jumlah Siswa N 35
Minimum X
min
2,5 Maksimum X
max
30 Mean X
14,5 Varians S
2
61,324 Simpangan Baku S
7,830 Skewnes Kemiringan
-0,01681 Kurtosis Ketajaman
-0,9957
Tabel diatas menunjukkan bahwa dikelas eksperimen diperoleh nilai tertinggi yaitu 30 dan nilai terendah 2,5. Dengan kemampuan rata-rata
seluruh siswa adalah 14,5. dari nilai simpangan baku yang diperoleh yaitu sebesar 7,830 menunjukkan bahwa rentang nilai sebenarnya yang
diperoleh dikelas eksperimen berkisar antara nilai 6,67 14,5 - 7,830 sampai 22,33 14,5 + 7,830. Meskipun pada data terdapat nilai diatas
22,33, nilai tersebut merupakan pencilan. Adapun kemiringannya sebesar -0,01681 sebaran data miring kekiri dan nilai cenderung berkumpul pada
interval dengan nilai dibawah rata-rata dan kurtosisnya sebesar -0,9957 yang berarti kurang dari 3 dengan kurva berbentuk platikurtik mendatar
sehingga nilai rata-rata tersebar secara merata. Dari data tes awal berpikir kritis siswa kelas eksperimen maka
diperoleh data sebagai berikut dalam bentuk distribusi frekuensi.
Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Skor Awal Berpikir Kritis Siswa Kelas Eksperimen
Frekuensi NO Interval
Absolut Kumulatif Relatif
1 2,5 – 6,5
7
7
20 2
7,5 – 11,5 5
12
14,29 3
12,5 – 16,5 7
19
20 4
17,5 – 21,5 9
28
25,71 5
22,5 – 26,5 5
33
14,29 6
27,5 – 31,5 2
35
5,71
Jumlah 35 100
Berdasarkan tabel 4.2 dapat diinterpretasikan bahwa dari 35 siswa yang memperoleh nilai diatas rata-rata sebanyak 45,71 yaitu 16 siswa,
sedangkan yang mendapat nilai dibawah rata-rata sebanyak 54,29 yaitu 19 siswa.
Adapun penyebaran datanya dapat dilihat pada histogram dan polygon frekuensi dibawah ini:
ambar 2
Grafik 1: Histogram dan Poligon Distribusi Frekuensi Skor Awal Berpikir Kritis Siswa Kelas Eksperimen
Berdasarkan grafik 1, menunjukkan bahwa kurva memiliki model miring positif. Hal ini menggambarkan bahwa data menyebar pada nilai
nilai dibawah nilai rata-rata. Siswa dibawah nilai rata-rata lebih banyak dibandingkan dengan siswa yang memperoleh nilai diatas rata-rata.
2. Skor berpikir kritis siswa sebelum diberikan perlakuan menggunakan pembelajaran konvensional kelompok kontrol
Berdasarkan pretest yang diberikan pada kelas kontrol diperoleh data sebagai berikut:
11 9
7 5
3 1
2 7
12 17
22 27
32 x
y
Frekuensi
Interval Data
Tabel 4.3 Rangkuman Skor Awal Berpikir Kritis Siswa kelas Kontrol
Statistika Deskriptif Perolehan Skor
Jumlah Siswa N 34
Minimum X
min
2,5 Maksimum X
max
27,5 Mean X
12,426 Varians S
2
61,926 Simpangan Baku S
7,869 Skewnes Kemiringan
0,307183 Kurtosis Ketajaman
-0,948171
Tabel diatas menunjukkan bahwa dikelas eksperimen diperoleh nilai tertinggi yaitu 27,5 dan nilai terendah 2,5. Dengan kemampuan rata-rata
seluruh siswa adalah 12,426. dari nilai simpangan baku yang diperoleh yaitu sebesar 7,869 menunjukkan bahwa rentang nilai sebenarnya yang
diperoleh dikelas eksperimen berkisar antara nilai 4,557 12,426 - 7,869 sampai 20,295 12,426 + 7,869. Meskipun pada data terdapat nilai diatas
20,295, nilai tersebut merupakan pencilan. Adapun kemiringannya sebesar 0,307183 dan kurtosisnya sebesar -0,948171 yang berarti kurang dari 3
dengan kurva berbentuk platikurtik mendatar sehingga nilai rata-rata tersebar secara merata.
Dari tes awal yang diberikan pada kelas kontrol maka diperoleh data sebagai berikut dalam bentuk distribusi frekuensi.
Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi Skor Awal Berpikir Kritis Siswa Kelas Kontrol
Frekuensi NO Interval
Absolut Kumulatif Relatif
1 2,5 – 6,5
7
7
20,59 2
7,5 – 11,5 8
15
23,53 3
12,5 – 16,5 7
22
20,59 4
17,5 – 21,5 7
29
20,59 5
22,5 – 26,5 4
33
11,76 6
27,5 – 31,5 1
34
2,94
Jumlah 34 100
Berdasarkan tabel 4.4 dapat diinterpretasikan bahwa dari 34 siswa yang memperoleh nilai diatas rata-rata sebanyak 55,88 yaitu 19 siswa,
sedangkan yang mendapat nilai dibawah rata-rata sebanyak 44,12 yaitu 15 siswa.
Adapun penyebaran datanya dapat dilihat pada histogram dan polygon frekuensi dibawah ini:
ambar 2
Grafik 2: Histogram dan Poligon Distribusi Frekuensi Skor Awal Berpikir Kritis Siswa Kelas Kontrol.
11 9
7 5
3 1
2 7
12 17
22 27
32 x
y
Frekuensi
Interval Data
Berdasarkan grafik 2, menunjukkan bahwa kurva memiliki model miring positif. Hal ini menggambarkan bahwa data menyebar pada nilai
nilai dibawah nilai rata-rata. Siswa dibawah nilai rata-rata lebih banyak dibandingkan dengan siswa yang memperoleh nilai diatas rata-rata.
3. Analisis Homogenitas Pretest
Dari hasil perhitungan nilai pretes skala berpikir kritis siswa diperoleh nilai varians kelas eksperimen sebesar 61,324 dan varians kelas kontrol
sebesar 61,926. Sehingga didapat F
hitung
= 1,009. Dengan taraf signifikan α
= 0,05 untuk dk
pembilang
= 33 dan dk
penyebut
= 34, dengan interpolasi didapat F
tabel
= 1,782. Karena F
hitung
F
tabel
maka H
o
diterima. Sehingga dapat disimpulkan bahwa kedua varians kedua kelas tersebut homogen.
Hasil perhitungan uji homogenitas pretest disajikan pada tabel berikut ini:
Tabel 4.5 Uji Homogenitas Pretest Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol
Variabel Kelas
Varians Taraf
signifikan F
hitung
F
o
F
tabel
F
t
Kesimpulan Eksperimen
61,324 0,05
Kontrol 61,926 0,05
1,009 1,782 Homogen
Jadi dapat disimpulkan bahwa kondisi awal kedua kelas sebelum diberi perlakuan yang berbeda dalam penelitian adalah homogen.
C. Deskripsi Data Postest 1. Skor berpikir kritis siswa setelah diberikan perlakuan menggunakan