Anemia gizi besi Bulimia dan Anoreksia nervosa

2.7.1. Anemia gizi besi

Anemia gizi besi adalah anemia yang terjadi akibat kekurangan zat besi dalam darah. Artinya konsentrasi hemoglobin dalam darah berkurang karena terganggunya pembentukan sel-sel darah merah akibat kurangnya kadar zat besi dalam darah Ronal, 1996. Remaja puteri rentan mengalami kurang gizi pada periode puncak tumbuh kembang, kurang asupan gizi karena pola makan yang salah, dan pengaruh dari lingkungan ingin langsing. Remaja puteri yang sedang melakukan diet cenderung tidak mengkonsumsi makanan yang berasal dari hewani sehingga banyak remaja putri yang mengalami anemia gizi besi Khomsan, 2003. Bahan makanan yang mengandung Fe yaitu : daging, ikan, unggas, kacang-kacangan, sayuran berwarna hijau Sayogo , 2006. Gejala-gejala yang timbul karena anemia gizi besi yaitu : lemah, letih, lesu, lunglai, lalai5L, sering pusing dan mata berkunang-kunang, gejala lebih lanjut kelopak mata, bibir, lidah, kulit, dan telapak tangan menjadi pucat, dada cenderung berdebar-debar karena Hb dibawah normal sehingga jantung dipaksa bekerja ekstra, sesak nafas dan telinga terasa berdengung Ronal, 1996. Akibat yang ditimbulkan dari anemia gizi besi yaitu : mengganggu pertumbuhan, menurunkan kemampuan fisik, menurunkan kemampuan bekerja dan konsentrasi belajar, menurunkan ketahanan tubuh dalam menghadapi penyakit infeksi, menurunkan kebugaran, dan mengakibatkan muka pucat Sayogo, 2006. Universitas Sumatera Utara

2.7.2. Bulimia dan Anoreksia nervosa

Bulimia dan anoreksia nervosa merupakan keadaan buruk akibat ingin kurus, sehingga menolak makan atau memuntahkan kembali makanan yang telah dimakan. Penderita bulimia dan anoreksia lebih banyak diderita oleh remaja puteri. Karena mereka lebih mementingkan body image yang langsing dan cantik Khomsan, 2003. Bulimia adalah gangguan makan yang ditandai dengan mengkonsumsi makanan yang banyak dalam waktu yang singkat dan kehilangan kendali terhadap makanan disertai tingkah laku unuk menurunkan berat badan seperti merangsang muntah, gerak berlebih, dan puasa berkepanjangan. Penderita bulimia dapat mengkonsumsi makanan sekitar 3000-7000 kkal. Gangguan makan pada penderita bulimia timbul akibat rangsangan emosional seperti depresi, jemu, marah dan kemudian diikuti oleh puasa yang berkepanjangan Soetjiningsih, 2004 Penderita bulimia mempunyai nafsu makan seperti penderita obesitas yaitu ingin makan berlebihan karena pengaruh faktor eksternal bau, rasa, dan bentuknya lebih dominan daripada faktor internal rasa lapar. Karena penderita bulimia tidak ingin memiliki berat badan yang berlebih, maka mereka memuntahkan kembali makanan yang telah di makannya. Penderita bulimia kadang-kadang memilih makanan tertentu yang harus dimuntahkan biasanya snacks. Jadi makanan utama pagi, siang, malam selalu dikonsumsi secara normal. Dampak negatif dari bulimia yaitu kerusakan gigi dan iritasi pada kerongkongan Khomsan, 2003. Universitas Sumatera Utara Anoreksia nervosa adalah bentuk penyimpangan perilaku makan yang hampir mirip dengan bulimia. Penderita anoreksia melakukan pembatasan makan secara tidak wajar. Penderita anoreksia makan seperti halnya individu normal tetapi dikeluarkan lagi dengan cara muntah disengaja, dan sering melakukan olah raga berlebihan. Dampak negatif bagi penderita anoreksia nervosa yaitu kehilangan bobot tubuh yang berlebihan sehingga kekurangan gizi, terjadi amenorrhea menstruasi tidak lancarterhambat. Anoreksia nervosa dan bulimia keduanya merupakan keadaan buruk karena ingin langsing Khomsan, 2003.

2.7.3. Kurang Gizi