Perumusan Masalah Manfaat Penelitian Diet

yang timbul yaitu Yulianti gampang uring-uringan dan sering pusing. Dari kasus diatas tampak jelas diet yang dilakukan tidak sehat. Pada wawancara ke beberapa siswa pada bulan November 2007 di SMU Dharmawangsa Medan, mereka berdiet karena faktor ikut-ikutan agar tubuh terlihat lebih indah seperti selebritis, selain itu ada yang mengatakan tidak percaya diri pada bentuk tubuh mereka, dan ada juga alasan mereka diet karena teman-temannya mengatakan tubuh mereka gemuk. Berdasarkan keterangan dari Kepala Sekolah SMU Dharmawangsa Medan, salah satu siswa pernah melakukan diet ketat yang akhirnya siswa tersebut dirawat di Rumah Sakit, karena melakukan diet yang tidak sehat. Oleh karena itu sangatlah penting untuk memperhatikan perilaku mereka didalam melakukan diet untuk mendapatkan tubuh yang ideal dan langsing agar kelihatan tampak cantik dan menarik tanpa mengabaikan faktor kesehatan. Untuk itu penulis ingin mengangkat suatu judul ”Perilaku Remaja Puteri Terhadap Diet Sehat di SMU Dharmawangsa Medan 2008”, sebagai judul penelitian.

1.2. Perumusan Masalah

Sesuai dengan latar belakang yang telah dikemukakan diatas maka yang menjadi permasalahan dalam penelitian ini adalah “Bagaimana perilaku remaja puteri tentang diet sehat di SMU Dharmawangsa Medan tahun 2008”. 1.3. Tujuan Penelitian 1.3.1. Tujuan Umum Untuk mengetahui perilaku remaja puteri tentang diet sehat di SMU Dharmawangsa Medan tahun 2008. Universitas Sumatera Utara

1.3.2. Tujuan Khusus

1. Untuk mengetahui pengetahuan remaja puteri tentang diet sehat di SMU Dharmawangsa Medan tahun 2008. 2. Untuk mengetahui sikap remaja puteri tentang diet sehat di SMU Dharmawangsa Medan tahun 2008. 3. Untuk mengetahui tindakan remaja puteri tentang diet sehat di SMU Dharmawangsa Medan tahun 2008. 4. Untuk mengetahui karakteristik responden meliputi tinggi badan dan berat badan 5. Untuk mengetahui sumber informasi diet sehat responden

1.4. Manfaat Penelitian

1. Memberi informasi bagi remaja puteri tentang diet sehat di SMU Dharmawangsa Medan tahun 2008. 2. Memberi informasi bagi instansi terkait seperti Dinas Kesehatan dan Dinas Pendidikan 3. Memberi informasi bagi remaja puteri lainnya 4. Memberi informasi bagi peneliti lain. Universitas Sumatera Utara BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Konsep Perilaku

Menurut ensiklopedia Amerika, perilaku diartikan sebagai suatu reaksi organisme terhadap lingkungannya, yang berarti bahwa perilaku baru terjadi apabila ada suatu yang diperlukan untuk menimbulkan reaksi rangsangan, dengan demikian suatu rangsangan tertentu akan menghasilkan reaksi atau perilaku tertentu. Menurut Notoatmodjo 2003 yang mengutip pendapat Robert Kwick menyatakan bahwa perilaku adalah tindakan atau perbuatan suatu organisme yang dapat dinikmati dan bahkan dapat dipelajari. Menurut Notoatmodjo 2003 yang mengutip pendapat Benyamin Bloom, seorang ahli psikologi pendidikan membagi kedalam tiga domain atau ranahkawasan, meskipun kawasan-kawasan tersebut tidak mempunyai batasan yang dan tegas. Pembagian kawasan ini dilakukan untuk kepentingan tujuan pendidikan, taitu mengembangkan atau meningkatkan ketiga domain perilaku tersebut yang terdiri dari: 1. Pengetahuan knowledge 2. Sikap attitude 3. Tindakan practice Universitas Sumatera Utara Menurut Notoatmodjo 2007 yang mengutip pendapat dari Bandura. Meskipun perilaku adalah bentuk respon atau reaksi terhadap stimulus atau rangsangan dari luar organismeorang, namun dalam memberikan respon sangat tergantung pada karakteristik atau faktor-faktor lain dari orang yang bersangkutan. Hal ini berarti meskipun stimulusnya sama bagi beberapa orang. Namun respon tiap-tiap orang berbeda. Faktor- faktor yang membedakan respon terhadap stimulus yang berbeda disebut determinan perilaku. Determinan perilaku ini dapat dibedakan menjadi dua, yakni : 1. Determinan atau faktor internal, yakni karakteristik orang yang bersangkutan, yang bersifat given atau bawaan, misalnya : tingkat kecerdasan, tingkat emosional, jenis kelamin, dan sebagainya. 2. Determinan atau faktor eksternal, yakni lingkungan, baik lingkunagn fisik, sosial, budaya, ekonomi, politik, dan sebagainya. Faktor lingkungan ini sering merupakan faktor yang dominan yang mewarnai perilaku seseorang.

2.1.1. Pengetahuan knowledge

Pengetahuan adalah merupakan hasil tahu dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap objek tertentu.Pengetahuan merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang over behavior. Pengetahuan yang dicakup didalam domain kognitif mempunyai 6 tingkatan, yaitu : 1. Tahu know Tahu diartikan sebagai suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya. Termasuk kedalam pengetahuan tingkat ini adalah mengingat kembali terhadap suatu yang spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan yang telah diterima. Universitas Sumatera Utara 2. Memahami comprehension Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan secara benar objek yang diketahui dan dapat menginterpretasikan materi secara benar. 3. Aplikasi application Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi sebenarnya. 4. Analisis analysa Analisa adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau subjekl kedalam komponen-komponen, tetapi masih didalam suatu struktur organisasi dan masih ada kaitannya satu sama lain. 5. Sintesis syntesis Sintesis menunjukkan kepada suatu kemampuan untuk meletakkan atau menghubungkan bagian-bagian didalam suatu kemampuan untuk menyusun formulasi baru dari formulasi-formulasi yang ada. 6. Evaluasi evaluation Evaluasi berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi atau penilaian Terhadap suatu objek atau materi. Penilaian-penilaian itu berdasarkan suatu kriteria yang ditentukan sendiri, atau menggunakan kriteria-kriteria yang telah ada.

2.1.2. Sikap attitude

Sikap merupakan reaksi atau respon yang masih tertutup dari seseorang terhadap suatu stimulus atau objek. Sikap secara nyata menunjukkan konotasi adanya Universitas Sumatera Utara kesesuaian reaksi terhadap stimulus tertentu yang dalam kehidupan sehari-hari merupakan reaksi yang bersifat emosional terhadap stimulus sosial. Menurut Notoatmodjo 2003 yang mengutip pendapat Allport, menyatakan sikap mempunyai tiga komponen pokok, yaitu : 1. Kepercayaan keyakinan, ide terhadap suatu objek. 2. Kehidupan emosional atau evaluasi terhadap suatu objek. 3. Kecenderungan untuk bertindak. Seperti halnya pengetahuan, sikap juga terdiri dari berbagai tingkatan, yaitu : 1. Menerima receiving Artinya bahwa orang subjek mau dan memperhatikan stimulus yang diberikan oleh objek. 2. Merespon responding Yaitu memberikan jawaban apabila ditanya, mengerjakan dan menyelesaikan tugas yang diberikan adalah suatu indikasi dari sikap. 3. Menghargai valuing Mengajak orang lain untuk mengerjakan atau mendiskusikan suatu masalah adalah suatu indikasi sikap tingkat tiga kecenderungan untuk bertindak. 4. Bertanggung jawab responsible Yaitu yang bertanggung jawab atas segala sesuatu yang telah dipilihnya dengan segala resiko adalah merupakan sikap yang paling tinggi. Ciri-ciri sikap adalah sebagai berikut : - Sikap seseorang tidak dibawa lahir, tetapi harus dipelajari selama perkembangan hidupnya. Universitas Sumatera Utara - Sikap itu tidak semata-mata berdiri sendiri, melainkan selalu berhubungan dengan suatu objek pada umumnya sikap tidak berkenaan dengan suatu objek saja, melainkan juga dapat berkenaan dengan deret-deretan objek yang serupa. - Sikap pada umumnya mempunyai segi-segi motivasi dan emosi, sedangkan pada kecakapan dan pengetahuan hal ini tidak ada Ahmadi, 1991.

2.1.3. Tindakan Practise

Tindakan adalah aturan yang dilakukan, melakukanmengadakan aturan –aturan untuk mengatasi sesuatu atau perbuatan. Adanya hubungan yang erat antara sikap dan tindakan di dukung oleh pengertian yang menyatakan bahwa sikap merupakan kecenderungan untuk bertindak. Tindakan nampak menjadi lebih konsisten serasi,sesuai dengan sikap bila sikap individu sama dengan sikap kelompok dimana ia adalah bagiannya atau anggotanya. Menurut Notoatmodjo2003, praktek atau tindakan itu mempunyai beberapa tingkatan yaitu : 1. Persepsi perseption yaitu mengenal dan memilih berbagai objek sehubungan dengan tindakan yang akan diambil. 2. Respon terpimpin guided respon, bila seseorang dapat melakukan sesuatu dengan urutan yang benar. 3. Mekanisme mechanism, bila seseorang telah dapat melakukan sesuatu dengan benar dan secara otomatis. 4. Adaptasi adaptation, merupakan suatu praktek atau tindakan yang sudah berkembang dengan baik, artinya tindakan itu sudah di modifikasi tanpa mengurangi kebenaran tindakan itu. Universitas Sumatera Utara 2.2. Remaja dan Pertumbuhannya 2.2.1. Remaja Remaja adalah fase perkembangan anak menjadi dewasa Khomsan, 2003. Menurut Saraswati 2006 yang mengutip data WHO. Remaja adalah masa peralihan, dari masa kanak-kanak menuju masa dewasa, yang ditandai dengan adanya perkembangan fisik yang cepat, mental, emosi, dan sosial. Umumnya usia remaja berkisar antara 12-20 tahun. Masa remaja merupakan saat terjadinya perubahan-perubahan cepat dalam proses pertumbuhan fisik, kognitif dan psikologitingkah laku. Khusus pada remaja puteri, masa ini juga merupakan masa persiapan menjadi calon ibu. Keadaan gizi pada masa masa remaja puteri dapat berpengaruh terhadap kehamilannya kelak, juga terhadap keadaan bayi yang akan dilahirkannya Sayogo, 2006. Pada masa remaja terjadi kematangan seksual dan tercapainya bentuk dewasa karena pematangan fungsi endokrin. Ovariumindung telur menghasilkan estrogen progresteron dan sejumlah kecil androgen. Pubertas merupakan satu titik dalam masa remaja yaitu pada saat seorang anak perempuan mampu mengalami pembuahankonsepsi yaitu dengan terjadinya haid pertama. Pada masa tersebut terjadi perkembangan seks sekunder, dan berlangsung antara 2 sampai 3 tahun. Hormon- hormon steroid adrenal, estrogen dan androgen mempunyai peran penting dalam perubahan-perubahan yang terjadi dalam masa tersebut. Estrogen dan progesteron menyokong tersedianya deposisi lemak. Dalam proses pematangan fisik, juga terjadi perubahan komposisi tubuh. Dalam periode prepubertas, proporsi lemak dan otot pada anak perempuan cenderung serupa dengan anak laki-laki, yaitu lemak tubuh Universitas Sumatera Utara sekitar 19 dari berat badan total pada anak perempuan dan 15 pada anak laki-laki. Selama masa pubertas, terjadi penambahan lemak lebih banyak pada remaja puteri, yaitu lemak tubuh kurang lebih 22 dibanding 15 pada laki-laki Sayogo, 2006. 2.2.2. Pertumbuhan Remaja 2.2.2.1. Karakteristik Fisik Selama masa remaja terjadi perubahan fisik yang diakibatkan pengaruh hormonal. Pertumbuhan ditinjau dari tinggi dan berat badan bersifat akselerasi tinggi mendahului masa pubertas dan kemudian menjadi semakin lambat sampai berhentinya pertumbuhan tulang. Fase pertumbuhan yang tercepat pada masa remaja ini dikenal sebagai growth spurs dan titik tertinggi dari growth spurs disebut masa puncakpeak. Pada masa tersebut proporsi dan ukuran tubuh menyerupai dewasa muda serta peningkatan tinggi badan Sayogo, 2006. Tumbuh kembang remaja dibagi 3 tahap yaitu masa remaja awal, menengah, dan lanjut. Masa remaja awal pada anak perempuan terjadi pada usia 10-11 tahun, berlangsung 6 bulan sampai 1 tahun. Masa remaja menengah terjadi pada usia 12-14 tahun dan berlangsung antara 2-3 tahun, sedangkan masa remaja lanjut perempuan rata-rata tercapai pada usia antara 15-17 tahun Sayogo, 2006.

2.2.2.2. Perkembangan Psikososial dan Kognitif

Pada masa remaja juga terjadi perubahan psikososialtingkah laku, terjadi perubahan dalam hubungan dengan ayah dan ibu yaitu timbulnya konflik-konflik, mudah tersinggung, “merasa kurang bahagia”, ketidak tergantungan dalam proses pengambilan keputusan . Perkembangan kognitif juga menunjukkan kemajuan berupa Universitas Sumatera Utara kemampuan berfikir dalam arti dapat memahami akibat dari perbuatan tingkah laku, serta dapat melakukan beberapa tindakan secara serentak Sayogo, 2006. Tahap remaja awal memiliki karakteristik antara lain kekhawatiran pada body image suatu konsep mental pribadi yang berhubungan dengan laju pertumbuhan dan perubahan komposisi tubuh, mempercayai dan menghargai orang dewasa, kekhawatiran tentang teman sebaya, dan sebagainya Sayogo, 2006. Tahap remaja menengah memiliki beberapa karakteristik yaitu sangat dipengaruhi oleh teman sebaya, kehilangan kepercayaan pada orang dewasa, mencoba mandiri dan sebagainya. Pada masa ini remaja lebih mendengarkan teman sebayanya daripada orang tuanya atau orang dewasa lainnya. Keinginan untuk mandiri sering tampak dalam bentuk penolakan terhadap pola makan keluarga Sayogo,2006. Pada masa remaja lanjut karakteristik yang tampak antara lain merencanakan masa depan dan bersifat lebih mandiri. Selain itu, pada masa ini remaja telah mempunyai persepsi terhadap bodi image. Sayogo, 2006.

2.3. Diet

Menurut Saraswati2006, diet adalah “Membatasi dengan cermat konsumsi kalori atau jenis makanan tertentu”. Pada prinsipnya diet penurunan berat badan adalah membatasi konsumsi makanan sampai di bawah kebutuhan ideal tubuh. Dengan demikian, kekurangan sumber energi dari makanan, terpaksa dipenuhi dari cadangan lemak dalam tubuh, sehingga timbunan lemak berkurang. Bila proses Universitas Sumatera Utara seperti ini berlangsung beberapa lama, berarti timbunan lemak menipis dan akan tercapai berat badan ideal Ronal, 1996. Selama diet dilakukan secara proporsional dengan memperhatikan kebutuhan- kebutuhan tubuh, diet bisa membuat berat badan berkurang dan tubuh tetap sehat. Akan tetapi, bila diet dilakukan secara sembarangan bisa berakibat fatal, terutama bagi remaja yang sedang dalam masa pertumbuhan karena kekurangan nutrisi dalam jenis dan jumlah yang tepat dapat menganggu pertumbuhan dan kesehatan tubuh secara keseluruhan. Adapun cara menghitung berat badan ideal bagi remaja puteri, yaitu Ronald, 1996 : 1. Menggunakan standar Brooca Standar Brooca salah satu cara yang banyak digunakan orang untuk menghitung berat badan ideal. Defenisi berat badan ideal menurut standar Brooca adalah Tinggi Badan – 100 - 10. Standar Brooca ini lebih cocok bila diterapkan untuk remaja puteri Sayogo, 2006. 2. Menggunakan Indeks Massa Tubuh IMT IMT adalah cara menentukan berat badan ideal yang sehat dan juga cocok dengan orang dewasa yang berusia diatas 18 tahun dan juga remaja Ronal, 1996. Perhitungannya adalah : IMT = 2 m n TinggiBada kg BeratBadan Keadaan gizi : P5 : gizi kurang kurus P5-P85 : gizi normalideal P85 dan P96 : gizi lebih obesitas Universitas Sumatera Utara 2.4. Jenis Diet Yang Berbahaya Bagi Remaja Puteri 2.4.1. Diet Tinggi Karbohidrat