motif strategi; motif perilaku; dan
motif ekonomi. Dalam motif strategi dibedakan dalam hal mencari pasar, mencari bahan baku,
mencari efisiensi produksi, mencari pengetahuan, dan mencari keamanan politik. Motif perilaku merupakan rangsangan lingkungan eksternal dan yang lain dari
organisasi didasarkan pada kebutuhan dan komitmen individu atau kelompok. Motif ekonomi merupakan motif untuk mencari keutungan dengan cara memaksimalkan
keuntungan jangka panjang dan harga pasar saham perusahaan.
F. Perbankan Syariah
1. Pengertian dan Tujuan Bank Syariah
a. Pengertian
Kata bank berasal dari kata banque dalam bahasa Prancis, dan dari banco dalam bahasa Italia, yang artinya peti lemari atau bangku. Kata peti atau lemari
menyiratkan fungsi sebagai tempat menyimpan benda-benda berharga, seperti peti emas, peti berlian, peti uang dan sebagainya.
33
33
Zainul Arifin, Dasar-Dasar Manajemen Bank Syariah Jakarta: Alvabet, 2002, h.2.
Bank Islam yang biasa disebut Bank Syariah memiliki beberapa definisi yang disetujui oleh General Secretariat of the Organization of the Islamic Conference
OIC sebagai berikut:
34
1 “….Bank Islam adalah institusi keuangan yang memiliki hukum, aturan dan
prosedur sebagai wujud dari komitmen kepada prinsip syariah dan melarang menerima dan membayar bunga dalam proses operasi yang dijalankan ….”
Ali dan Sarkar, 1995 2
Bank Islam adalah “Bisnis bank Islam berarti bisnis bank yang memiliki tujuan dan operasi tidak memasukkan elemen yang tidak diijinkan oleh agama
Islam…” Sedangkan pengertian Bank Syariah berdasarkan Undang-Undang No. 21
Tahun 2008 tentang Perbankan Syariah pasal 1 ayat 7 menyatakan bahwa “Bank
Syariah adalah Bank yang menjalankan kegiatan usahanya berdasarkan Prinsip Syariah dan menurut jenisnya terdiri atas Bank Umum Syariah dan Bank
Pembiayaan Rakyat Syariah.” b.
Tujuan Bank syariah mempunyai beberapa tujuan diantaranya sebagai berikut:
35
1 Mengarahkan kegiatan ekonomi umat untuk ber-muamalat secara Islam,
khususnya muamalat yang berhubungan dengan perbankan, agar terhindar
34
Veithzal Rivai dan Arviyan Arifin, Islamic Banking: Sebuah Teori, Konsep, dan Aplikasi, Edisi I, Cetakan I Jakarta: Bumi Aksara, 2010, h.31.
35
Warkum Sumitro, Azaz-Azaz Perbankan Islam dan Lembaga-Lembaga Terkait Jakarta: PT. Grafindo Persada, 1996, h.18.
dari praktek-praktek riba atau jenis-jenis usahaperdagangan lain yang mengandung unsur gharar tipuan, dimana jenis-jenis usaha tersebut selain
dilarang dalam Islam, juga telah menimbulkan dampak negatif terhadap kehidupan ekonomi rakyat.
2 Untuk menciptakan suatu keadilan di bidang ekonomi dengan jalan
meratakan pendapatan melalui kegiatan investasi, agar tidak terjadi kesenjangan yang amat besar antara pemilik modal denagn pihak yang
membutuhkan dana. 3
Untuk meningkatkan kualitas hidup umat dengan jalan membuka peluang berusaha yang lebih besar terutama kelompok miskin, yang diarahkan
kepada kegiatan usaha produktif, menuju terciptanya kemandirian usaha. 4
Untuk menanggulangi masalah kemiskinan, yang pada umumnya merupakan program utama dari negara-negara yang sedang berkembang. Upaya bank
syariah di dalam mengentaskan kemiskinan ini berupa pembinaan nasabah yang lebih menonjol sifat pembinaan pengusaha produsen, pembinaan
pedagang perantara, program pembinaan konsumen, program pengembangan modal kerja dan program pengembangan usaha bersama.
5 Untuk menjaga stabilitas ekonomi dan moneter. Dengan aktivitas bank
syariah akan mampu menghindari pemanasan ekonomi diakibatkan adanya inflasi, menghindari persaingan yang tidak sehat antara lembaga keuangan.
6 Untuk menyelamatkan ketergantungan umat Islam terhadap bank non-
syariah.
2. Visi dan Misi Perbankan Syariah