1. Investasi yang bersumber dari modal asing PMA merupakan investasi yang
bersumber dari pembiayaan luar negeri. 2.
Investasi yang bersumber dari modal dalam negeri PMDN merupakan investasi yang bersumber dari pembiayaan dalam negeri.
d. Investasi berdasarkan bentuknya.
Investasi berdasarkan bentuknya merupakan investasi yang didasarkan pada cara menanamkan investasinya. Investasi cara ini dibagi menjadi dua macam, yaitu:
1. Investasi portofolio, investasi ini dilakukan melalui pasar modal dengan
instrumen surat berharga, seperti saham dan obligasi. 2.
Investasi langsung, investasi ini merupakan bentuk investasi dengan jalan membangun, membeli total, atau mengakuisisi perusahaan.
3. Investasi Dalam Perspektif Islam
Islam mengatur hubungan yang kuat antara akhlak, aqidah, ibadah, dan muamalah. Aspek muamalah merupakan aturan main bagi manusia dalam
menjalankan kehidupan sosial, sekaligus merupakan dasar untuk membangun sistem perekonomian yang sesuai dengan nilai-nilai Islam.
Antonio berpendapat bahwa perekonomian yang menyeimbangkan aspek dunia dan akhirat merupakan karakteristik unik ekonomi Islam. Karena itu, kesejahteraan
hidup menurut Islam adalah kesejahteraan di dunia tanpa melupakan kebahagiaan hakikat di akhirat.
20
20
Muhammad Syafi‟i Antonio, Bank Syariah dari Teori ke Praktik Jakarta: Gema Insani, 2001, h. 13.
Kehidupan sosial ekonomi Islam, termasuk investasi tidak dapat dilepaskan dari prinsip-prinsip syariah. Investasi syariah adalah investasi yang didasarkan atas
prinsip-prinsip syariah, baik investasi pada sektor riil maupun sektor keuangan. Islam mengajarkan investasi yang menguntungkan semua pihak win win solution dan
melarang manusia melakukan investasi yang mengandung unsur riba, gharar, maysir judi, menjual sesuatu yang tidak dimiliki, dan transaksi lain yang merugikan salah
satu pihak.
21
Investasi syariah tidak selalu membicarakan persoalan duniawi sebagaimana yang dikemukakan para ekonom sekuler. Ada unsur lain yang sangat menentukan
berhasil tidaknya suatu investasi di masa depan, yaitu ketentuan dan kehendak Allah.
22
Islam memerintahkan umatnya meraih kesuksesan dan berupaya meningkatkan hasil investasi. Islam memerintahkan umatnya untuk meninggalkan investasi yang
tidak menguntungkan sebagaimana sabda Rasulullah saw: “Jadilah orang pertama, jangan menjadi yang kedua, apalagi yang ketiga.
Barang siapa yang hari ini lebih baik dari hari kemarin maka ia termasuk golongan yang beruntung. Barang siapa yang hari ini sama dengan hari kemarin
maka ia termasuk golongan yang merugi. Dan barang siapa yang hari ini lebih buruk dari hari kemarin maka ia termasuk golongan yang celaka.” HR.
Thabrani
21
Muhammad Nafik, Bursa Efek dan Investasi Syariah Jakarta: PT. Serambi Ilmu Semesta, 2009, h. 23.
22
Q.S. Luqman: 34
Islam memandang semua perbuatan manusia dalam kehidupan sehari-harinya, termasuk aktivitas ekonominya sebagai investasi yang akan mendapatkan hasil
return. Investasi yang melanggar syariah akan mendapatkan balasan yang setimpal, begitu pula investasi sesuai dengan syariah. Return investasi dalam Islam sesuai
dengan besarnya sumber daya yang dikorbankan. Selain itu, semua investasi dilakukan dalam rangka ibadah kepada Allah untuk mencapai kebahagiaan lahir batin
di dunia dan akhirat baik bagi generasi sekarang maupun generasi yang akan datang.
23
Kewajiban melakukan upaya kerja produktif dan pengembangan harta kekayaan melalui investasi sangat ditekankan oleh Nabi Muhammad SAW. Dan Khalifah Umar
pernah menyuruh kaum muslimin untuk menggunkan modal mereka secara produktif dengan mengatakan: “siapa saja yang memiliki uang, hendaklah ia
menginvestasikannya dan siapa saja yang memiliki tanah hendaklah ia menanaminya.”
24
Dengan demikian ajaran-ajaran tersebut menunjukkan bahwa Islam sangat mengakui peranan modal sebagai suatu faktor produksi.
Dan dalam Islam, investor diharuskan untuk melihat dan mempertimbangkan dimensi yang lain yaitu aturan atau hukm-hukum yang telah dijelaskan melalui al-
Qur‟an dan hadits dimana para pelaku dilarang untuk melanggarnya. Dan investasi hanya dapat dilakukan pada asset atau kegiatan usaha yang halal, tahir, spesifik tidak
23
Ibid., h. 70.
24
Ahmad Rodoni, Investasi Syariah. Jakarta: Lembaga Penelitian UIN Jakarta, 2009, h. 30- 31.
membahayakan dan bermanfaat. Sebagaimana firman Allah SWT dalam QS. Al- Baqarah ayat 168.
Artinya: Hai sekalian manusia, makanlah yang halal lagi baik dari apa yang terdapat di bumi, dan janganlah kamu mengikuti langkah-langkah syaitan;
karena Sesungguhnya syaitan itu adalah musuh yang nyata bagimu. Adapun aturan-aturan yang lain yang sudah termaktub dalam al-
Qur‟an dan hadits diantaranya adalah aturan yang berkenaan dengan halal haramnya investasi, riba,
kerusakan lingkungan serta kegiatan yang mengandung unsur judi dan spekulasi.
25
E. Penanaman Modal Asing PMA