37
2.6.1 Motif-motif pembelian Buying motives
Menurut Karmela dan Junaedi 2009 para pembeli memiliki motif-motif pembelian yang mendorong mereka untuk melakukan pembelian. Mengenai
buying motives ini terdapat tiga macam yaitu: a. Primary buying motive, yaitu motif untuk membeli yang sebenarnya
misalnya, kalau orang mau makan ia akan mencari nasi. b. Selective buying motive, yaitu pemilihan terhadap ini berdasarkan
ratio, berdasarkan waktu berdasarkan emosi. Jadi Selective buying motive dapat berbentuk rational buying motive, emotional buying
motive atau impulse pembelian seketika. c. Patronage buying motive, ini adalah selective buying motive yang
ditujukan kepada tempat atau toko tertentu. Pemilihan ini bisa timbul karena layanan yang memuaskan, tempatnya dekat, cukup persediaan
barang, ada halaman parkir, orang-orang besar suka berbelanja ke situ dan sebagainya.
2.6.2 Faktor-faktor yang mempengaruhi minat beli
Super dan Crites dalam Lidyawati, 1998 menjelaskan bahwa ada beberapa faktor yang mempengaruhi minat, yaitu:
a. Perbedaan pekerjaan, artinya dengan adanya perbedaan pekerjaan seseorang dapat diperkirakan minat terhadap tingkat pendidikan yang
ingin dicapainya, aktivitas yang dilakukan, penggunaan waktu senggangnya, dan lain-lain.
38
b. Perbedaan sosial ekonomi, artinya seseorang yang mempunyai sosial ekonomi tinggi akan lebih mudah mencapai apa yang diinginkan
daripada yang mempunyai sosial ekonomi rendah. c. Perbedaan hobi atau kegemaran, artinya bagaimana seseorang
menggunakan waktu senggangnya. d. Perbedaan jenis kelamin, artinya minat wanita akan berbeda dengan
minat pria, misalnya dalam pembelanjaan. e. Perbedaan usia, artinya usia anak-anak, remaja, dewasa dan orang tua
akan berbeda minatnya terhadap suatu barang, aktivitas benda dan seseorang.
Sedangkan menurut Kotler, Bowen, dan Makens 1999:156 terdapat dua faktor yang mempengaruhi minat beli seseorang dalam proses pengambilan
keputusan pembelian, yaitu situasi tidak terduga unexpected situation dan sikap terhadap orang lain Respect to Others.
Schiffman dan Kanuk 2004:146 mengatakan bahwa persepsi seseorang tentang produk akan berpengaruh terhadap minat membeli yang terdapat pada
individu. Persepsi yang positif tentang atribut produk akan merangsang timbulnya minat konsumen untuk membeli yang diikuti oleh perilaku pembelian.
Indikator-indikator dari minat beli dari Schiffman dan Kanuk 2004:470, sebagai berikut:
1. Tertarik untuk mencari informasi mengenai produk 2. Ingin mengetahui produk
39
3. Tertarik untuk mencoba 4. Mempertimbangkan untuk membeli
5. Ingin memiliki produk Adapun indikator-indikator minat beli menurut Crow dan Crow dalam
Astuti, 2010 sebagai berikut: 1. Ketertarikan, yaitu ketertarikan konsumen yang menimbulkan rasa
senang, puas, dalam diri seseorang yang dapat membangkitkan rasa ingin membeli.
2. Perhatian, yaitu keaktifan pikiran, akal, ingatan yang dapat membangkitkan rasa ingin membeli.
3. Pencarian informasi, yaitu adanya rasa ingin tahu yang dapat membangkitkan rasa ingin membeli.
Menurut Ferdinand 2002:129, minat beli dapat diidentifikasi melalui indikator-indikator sebagai berikut:
a. Minat transaksional, yaitu kecenderungan seseorang untuk membeli produk.
b. Minat refrensial, yaitu kecenderungan seseorang untuk merefrensikan produk kepada orang lain.
c. Minat preferensial, yaitu minat yaitu minat yang menggambarkan perilaku seseorang yang memiliki preferensi utama pada produk
tersebut. Preferensi ini hanya dapat diganti jika terjadi sesuatu dengan produk preferensinya.
40
d. Minat eksploratif, minat ini menggambarkan perilaku seseorang yang selalu mencari informasi mengenai produk yang diminatinya
dan mencari informasi untuk mendukung sifat-sifat positif dari prouk tersebut.
2.7 Penelitian Terdahulu