e = error tolerance persen kelonggaran ketidaktelitian karena kesalahan pengambilan 12
n = n = 55,64 = 56
Pada umumnya persentase kesalahan yang bisa ditolerir pada penelitian sosial sebesar 5 - 20 karena pada hasil penelitian sosial sulit dipastikan keakuratan
data seperti pada penelitian ilmu pasti. Pada penelitian ini digunakan toleransi kesalahan sebesar 12, yaitu diantara 5 hingga 20. Perhitungan diatas
diperoleh nilai sampel yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu sebanyak 56 petani kopi Arabika dianggap sudah mewakili dari keseluruhan petani yaitu
sebanyak 280 petani. Metode yang digunakan dalam pengambilan sampel ialah metode Purposive
dimana semua unsur dari populasi petani kopi Arabika dipilih berdasarkan criteria dan tujuan tertentu.
3.3 Metode Pengumpulan Data
Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini terdiri dari data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh dari petani yang membudidayakan kopi Arabika
yang menjadi sampel penelitian dengan menggunakan daftar pertanyaan, wawancara langsung dan dokumentasi. Sedangkan data sekunder diperoleh dari
BPS Sumatera Utara, Dinas Perkebunan Kabupaten Samosir, PPL, Kepala Desa , literature, buku, dan media internet yang sesuai dengan penelitian ini.
Universitas Sumatera Utara
3.4 Metode Analisis Data
Pendapatan usahatani merupakan selisih antara penerimaan usahatani dengan biaya usahatani. Dalam pendapatan usahatani ada dua unsur yang digunakan yaitu
unsur penerimaan dan pengeluaran dari usahatani tersebut. Penerimaan adalah hasil perkalian jumlah produk total dengan satuan harga jual, sedangkan
pengeluaran atau biaya yang dimaksudkan sebagai nilai penggunaan sarana produksi dan lainlain yang dikeluarkan pada proses produksi tersebut
Ahmadi, 2001. Menurut Soekartawi 1995, penerimaan dalam usahatani merupakan perkalian
antara produksi fisik dengan harga jual atau harga produksi. Sedangkan menurut Boediono 1995, penerimaan total total revenue adalah penerimaan produsen
dari hasil penjualan output-nya. Secara sistematis dapat dirumuskan sebagai berikut:
TR = Q x P
Keterangan: TR = Penerimaan total Rp
Q = Jumlah produksi yang dihasilkan kg P = Harga Rp
Pengeluaran yang dikeluarkan oleh petani dalam satu kali masa tanam terdiri dari biaya tetap dan biaya variabel. Biaya tetap diartikan sebagai biaya yang
dikeluarkan oleh petani yang tidak tergantung pada besarnya output yang dihasilkan.Biaya variabel diartikan sebagai biaya yang besar kecilnya dipengaruhi
oleh output yang dihasilkan. Kedua biaya tersebut jika dijumlahkan akan menghasilkan biaya total.
Universitas Sumatera Utara
Untuk menghitung seluruh biaya digunakan rumus :
TC = FC + VC
Dimana : TC = Total cost
FC = Fixed Cost VC = Variabel Cost
Pendapatan bersih keuntungan petani adalah selisih antara total penerimaan TR dengan total biaya yang dikeluarkan oleh petani dalam satu kali masa tanam
TC. Untuk menghitung jumlah pendapatan petani digunakan rumus :
π = TR –TC
Dimana: π = Pendapatan petani
TR = Total Revenue TC = Total Cost
Pendapatan petani dinyatakan lebih besar apabila usahatani yang dilakukan efisien, dalam artian penggunaan faktor produksi menggunakan biaya minimal
untuk menghasilkan produksi kopi yang maksimal. Karena keberhasilan petani tidak hanya diukur dari besarnya hasil produksi, akan tetapi juga dilihat dari
besarnya biaya dalam proses proses selama produksi berlangsung. Hal ini dikarenakan dalam proses produksi sangat menentukan pendapatan bersih petani.
Keuntungan merupakan insentif bagi petani untuk melakukan proses produksi. Keuntungan inilah yang mengarahkan petani untuk mengalokasikan sumberdaya
Universitas Sumatera Utara
ke proses produksi tertentu. Petani bertujuan untuk memaksimumkan keuntungan dengan kendala yang dihadapi Sunaryo, 2001.
Untuk tujuan pertama, yaitu menganalisis kelayakan usahatani kopi Arabika digunakan alat analisis dengan menggunakan metode analisis NPV, Net BC dan
IRR dalam Ibrahim 2009, dengan mengamati arus kas dari usahatani.
Net Present Value NPV
NPV merupakan manfaat yang diperoleh pada suatu masa proyek yang diukur pada tingkat suku bunga tertentu. Bila NPV 0, maka usahatani tersebut layak.
Dimana :
NPV = Nilai uang sekarang dan waktu tertentu Bt- Ct = Pendapatan bersih pada tahun t
i = Tingkat suku Bunga yang berlaku
t = Jangka waktu tahun ke
I = Investasi awal usaha
Internal Rate of Return IRR
Internal rate of return IRR adalah nilai tingkat pengembalian investasi, dihitung
pada saat NPV sama dengan nol. Rumusnya sebagai berikut:
Bila IRR ≥ i maka usahatani dikatakan layak
Bila IRR ≤ i maka usahatani dikatakan tidak layak
Universitas Sumatera Utara
Net BC
BC ratio mengukur mana yang lebih besar, biaya yang dikeluarkan dibanding hasil output yang diperoleh. Biaya yang dikeluarkan dinotasikan dengan C
cost. Output yang dihasilkan dinotasikan dengan B benefit.
Apabila net BC 1, maka usahatani kopi layak untuk dilaksanakan. Demikian pula sebaliknya, apabila net BC 1, maka usahatani tidak layak untuk
dilaksanakan. Dimana:
Bt = Benefit usahatani pada tahun t
Ct = Biaya usahatani pada tahun t
n = Umur ekonomis
t = Jangka waktu tahun ke
I = Investasi Awal usaha
i = Tingkat suku bunga yang berlaku
Untuk tujuan kedua, yaitu untuk mengetahui berapa besar proporsi pendapatan usaha tani kopi Arabika terhadap pendapatan total keluarga yang disebut dengan
kontribusi pendapatan keluarga digunakan alat analisis dengan menggunakan metode analisis proporsi. Dengan analisis ini petani dapat mengetahui persentase
yang dihasilkan dari pendapatan usahatani selain kopi Arabika, dan pendapatan dari kegiatan non usahatani termasuk kegiatan non pertanian, terutama pendapatan
Universitas Sumatera Utara
usahatani kopi Arabika sebagai komoditas utama keluarga terhadap pendapatan total keluarga. Analisis proporsi ditentukan dengan menggunakan Rumus dari Tan
1977, yaitu: Y
=
x 100
Dimana : Y = Proporsi pendapatan kontribusi pendapatan
A = Jumlah pendapatan usahatani kopi Arabika B = Pendapatan rumahtangga petani Pendapatan Total Keluarga
i = 1,2,3,…………..n
Keterangan
, dengan ketentuan apabila : Kontribusi Pendapatan Usahatani kopi Arabika 50 Kontribusinya besar
Kontribusi Pendapatan Usahatani kopi Arabika 50 Kontribusinya rendah Pendapatan total keluarga petani diperoleh dengan menjumlahkan pendapatan
usahatani dan pendapatan non usahatani baik yang berasal dari sektor pertanian maupun sektor non pertanian.
Untuk tujuan ketiga, yaitu untuk mengetahui hambatan-hambatan teknis usahatani kopi Arabika dalam upaya peningkatan produktivitas dijelaskan secara deskriptif
sesuai dengan keadaan yang ada di daerah penelitian.
Universitas Sumatera Utara
3.5. Defenisi Dan Batasan Operasional 3.5.1 Defenisi