4.2. Karakteristik Sampel
Petani sampel yang dimaksud disini adalah seluruh petani kopi Arabka yang memiliki usahatani kopi Arabika dan menjualnya dalam bentuk biji putih yang
berada di Desa Paraduan, Kecamatan Ronggur Nihuta, Kabupaten Samosir. Karakteristik petani sampel dalam penelitian ini terdiri dari umur petani, tingkat
pendidikan petani, lama berusahatani, luas lahan kopi Arabika, jumlah tanggungan keluarga, dan umur tanaman kopi Arabika.
4.2.1. Umur Petani Sampel
Dalam hal ini umur petani merupakan salah satu faktor yang berkaitan langsung dengan kemampuan petani dalam melaksanakan kegiatan usahataninya.
Semakin tua umur petani maka kemampuan bekerjanya pun cenderung menurun, yang akhirnya dapat mempengaruhi produksi dan pendapatan yang
diperoleh petani itu sendiri. Hal ini dikarenakan pekerjaan sebagai petani lebih banyak mengandalkan kondisi fisik dari petani. Rata-rata keadaan umur petani
sampel di Desa Paraduan ialah 47 tahun dengan interval umur antara 27-75 tahun. Untuk lebih jelasnya mengenai keadaan umur petani sampel dapat dilihat
pada Tabel 11 :
Tabel 11. Keadaan Umur Petani Sampel di Desa Paraduan, Kecamatan Ronggur Nihuta, Kabupaten Samosir, Tahun 2015
No. Kelompok Umur
Tahun Jumlah
Jiwa Persentase
1 25
– 35 9
16,07 2
36 – 45
19 33,99
3 46
– 55 17
30,34 4
55 11
19,6
Jumlah 56
100
Sumber : Analisis Data Primer, Lampiran 1.
Universitas Sumatera Utara
Dari Tabel 11 dapat dilihat bahwa jumlah petani sampel yang terbesar berada pada kelompok umur 36-45 tahun yaitu dengan jumlah petani sebanyak 19 orang
atau sekitar 33,99 dari jumlah petani sampel. Artinya petani sampel didaerah penelitian berada pada usia produktif yang masih berpotensi dalam
mengoptimalkan usahataninya. Sedangkan jumlah terkecil berada pada kelompok 25-35 tahun yaitu dengan jumlah petani sebanyak 9 orang atau sekitar 16,07
dari jumlah petani sampel.
4.2.2. Pendidikan Petani Sampel
Pendidikan petani sangat erat kaitannya dengan kemampuan petani dalam mengadopsi teknologi baru yang dapat menunjang usahataninya yang pada
akhirnya dapat meningkatkan pendapatan petani. Pendidikan petani yang semakin tinggi membuat petani memiliki pendapatan yang semakin tinggi pula. Hal ini
dapat dilihat pada lampiran 1 dimana rata-rata pendidikan petani sampel ialah 7 tahun atau setara dengan jenjang SMP. Untuk lebih jelas lagi mengenai tingkat
pendidikan petani sampel dapat dilihat pada Tabel 12 :
Tabel 12. Tingkat Pendidikan Petani Sampel di Desa Paraduan, Kecamatan Ronggur Nihuta, Kabupaten Samosir, Tahun 2015
No. Tingkat Pendidikan
Jumlah Jiwa
Persentase
1. Tidak bersekolah
10 17,86
2. SD
15 26,78
3. SMP
10 17,86
4. SMA
21 37,5
Jumlah 56
100
Sumber : Analisis Data Primer, Lampiran 1 Dari Tabel 12 dapat dilihat bahwa sebagian besar petani sampel memiliki tingkat
pendidikan SMA, yaitu sebanyak 21 orang petani atau sekitar 37,5 dari total jumlah petani sampel.
Universitas Sumatera Utara
4.2.3. Luas Lahan kopi Arabika Petani Sampel
Luas lahan penanaman kopi Arabika sangat berkaitan langsung terhadap jumlah produksi kopi Arabika serta pendapatan petani kopi Arabika serta pendapatan
petani kopi karena pada penelitian ini objek utama peneliti ialah pendapatan keluarga petani kopi Arabika. Semakin luas lahan penanaman kopi Arabika maka
hasil produksinya pun cenderung meningkat yang akhirnya dapat meningkatkan pendapatan yang diperoleh petani itu sendiri, begitu pula sebaliknya. Hal ini dapat
dilihat pada lampiran 1 dimana rata rata luas lahan petani sampel adalah 0,58 ha. Namun ada hal lain yang dapat membedakan jumlah produksi kopi Arabika
terhadap dua ukuran luas lahan yang sama, yaitu , jarak tanam kopi Arabika itu sendiri. Di Desa Paraduan terdapat berbagai jenis tanam yang diberlakukan oleh
petani sampel, yaitu, 2mx2m, 3mx3m dan 1,5mx1,5m. Untuk lebih jelasnya mengenai luas lahan penanaman kopi Arabika di daerah penelitian dapat dilihat
pada Tabel 13 :
Tabel 13. Luas lahan Penanaman kopi Arabika Petani Sampel di Desa Paraduan, Kecamatan Ronggur Nihuta, Kabupaten Samosir,
Tahun 2015
No. Kelompok Luas Lahan
Hektar Jumlah
Jiwa Persentase
1. 0,0 - 0,5
38 67,85
2. 0,5
– 1.0 10
17,85 3.
1,0 – 1,5
2 3,58
4. 1,5
– 2,0 5
8,93 5.
2,0 1
1,78
Jumlah 56
100,00
Sumber : Analisis Data Primer, Lampiran 1.
Dari Tabel 13 dapat dilihat bahwa sebagian besar petani sampel di Desa Paraduan memiliki luas penanaman kopi Arabika yang tidak terlalu luas dan bahkan di
bawah 0,5 ha. Ukuran 1 ha di Desa Paraduan sama dengan 25 rante, sedangkan ukuran 1 rante sama dengan 400m
2
20mx20m. Luas lahan petani sampel
Universitas Sumatera Utara
terbanyak terdapat pada kelompok luas lahan 0,0-0,5 hektar dengan jumlah sebanyak 38 petani atau sekitar 67,85 dari seluruh petani.
4.2.4. Jumlah Tanggungan Keluarga Petani Sampel
Perbedaan jumlah tanggungan keluarga petani sampel akan mempengaruhi jumlah penggunaan tenaga kerja dalam mengelola usahatani keluarga yang nantinya dapat
berdampak pada jumlah pendapatan yang diterima petani. Semakin banyak jumlah anggota keluarga petani dalam usia produktif maka pengelolaan usahatani petani
akan semakin mudah sehingga dapat meningkatkan pendapatan petani. Hal ini dapat dilihat pada lampiran 1 dimana rata-rata jumlah tanggungan petani sampel
adalah sebanyak 4 orang. Klasifikasi jumlah tanggungan keluarga petani sampel dapat dilihat pada Tabel 14:
Tabel 14. Jumlah Tanggungan Petani Sampel di Desa Paraduan, Kecamatan Ronggur Nihuta, Kabupaten Samosir, Tahun 2015.
No. Kelompok Jumlah Tanggungan
Tahun Jumlah
Jiwa Persentase
1 – 2
7 12,5
2 3
– 5 33
58,92 3
≥ 6 16
28,58
Jumlah 56
100,00
Sumber : Analisis data Primer, Lampiran 1
. Dari Tabel 14 dapat dilihat bahwa jumlah tanggungan keluarga petani sampel
terbesar di Desa Paraduan berada pada kelompok tanggungan 3-5 orang yaitu sebanyak 33 petani atau sekitar 58,92 dari jumlah tanggungan petani sampel di
Desa Paraduan. Sedangkan jumlah tanggungan petani sampel pada kelompok 0-2 orang yaitu sebanyak 7 petani atau sekitar 12,5 dan pada kelompok
≥ 6 orang berjumlah 16 petani dengan jumlah persentase sekitar 28,58.
Universitas Sumatera Utara
4.2.5. Umur Tanaman Kopi Arabika Petani Sampel
Umur tanaman kopi Arabika merupakan salah satu faktor penting yang berkaitan langsung terhadap produksi biji kopi arabika. Semakin tua umur tanaman kopi
arabika maka kemampuan tanaman kopi Arabika dalam memproduksi biji kopi pun cenderung menurun yang akhirnya dapat mempengaruhi pendapatan yang
diperoleh petani itu sendiri. Hal ini dapat dilihat pada lampiran 1 dimana rata-rata umur tanaman kopi Arabika petani sampel adalah 11,9 tahun. Tanaman kopi
arabika di Desa Paraduan mulai menghasilkan biji kopi panen pertama ketika tanaman tersebut telah berumur 3 tahun dari masa pembibitan, sedangkan usia
maksimal tanaman kopi Arabika adalah 15 tahun. Tanaman kopi Arabika di Desa
Paraduan umur produktif tanaman kopi Arabika berada dalam interval 6-9 tahun. Untuk interval 3-5 tahun, tanaman kopi Arabika termasuk dalam kategori belum
produktif. Sedangkan untuk tanaman kopi Arabika yang berumur lebih dari 10 tahun termasuk kedalam kategori tidak produktif sehingga apabila umur tanaman
kopi Arabika berumur lebih dari 10 tahun sangat dianjurkan untuk melakukan penanaman kembali replanting. Rata-rata umur tanaman kopi Arabika petani
sampel adalah 11,9 tahun dengan interval umur antara 3-30 tahun. Untuk lebih jelasnya lagi mengenai keadaan umur tanaman kopi Arabika di Desa Paraduan
dapat dilihat pada Tabel 15 :
Tabel 15. Umur Tanaman kopi Arabika Petani Sampel di Desa Paraduan, Kecamatan Ronggur Nihuta, Kabupaten Samosir, tahun 2015.
No. Kelompok Umur
Tahun Jumlah
Jiwa Persentase
1 3
– 8 17
30,35 2
9 – 15
29 51,79
3 ≥ 16
10 17,86
Jumlah 56
100,00
Sumber : Analisis Data Primer, Lampiran 1.
Universitas Sumatera Utara
Dari Tabel 15 dapat dilihat bahwa sebagian besar petani sampel di Desa Paraduan memiliki tanaman kopi yang masih produktif yaitu sebanyak 29 petani atau sekitar
51,79 dari seluruh petani sampel. Tanaman kopi arabika yang tidak produktif dimiliki oleh 10 petani atau sekitar 17,86 dari seluruh petani sampel.
Sedangkan untuk tanaman kopi Arabika yang belum produktif dimiliki oleh 17 petani atau sekitar 30,35 dari seluruh petani sampel.
Universitas Sumatera Utara
52
BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN