BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS
2.1. Tinjauan Pustaka
2.1.1. Pengertian Sistem Informasi Untuk dapat memahami sistem informasi, pertama-tama kita harus
mengetahui apa yang dimaksud dengan sistem informasi. Definisi dari sistem informasi adalah seperangkat komponen yang saling berhubungan hardware,
software, people, data, procedure yang bekerja bersama untuk mengumpulkan, mengambil, memproses, menyimpan dan menyebarkan informasi Davis dan Olson,
1985: 17. Salah satu sistem informasi yang paling sering digunakan dalam organisasi
adalah sistem informasi manajemen. Sistem informasi manajemen adalah suatu metode formal yang memungkinkan tersedianya informasi yang akurat dan tepat
waktu bagi kepentingan manajemen untuk pembuatan keputusan dan memungkinkan dilaksanakannya perencanaan, pengendalian dan operasional organisasi secara efektif
Stoner; 1989: 645. Sedangkan James O. Hicks mendefinisikan sistem informasi manajemen dalam Loudon 1991: 43 adalah suatu sistem informasi komputer formal
yang dapat mengintegrasikan data yang berasal dari berbagai sumber untuk keperluan pembuatan keputusan oleh manajemen.
Jadi pada dasarnya sistem informasi manajemen mentransformasikan data mentah menjadi suatu bentuk informasi yang bermanfaat untuk mengkoordinasikan
Azmi Seftriadi : Pengaruh Keahlian Dalam Penggunaan Sistem Informasi Terhadap Kinerja Auditor Pada…, 2008 USU e-Repository © 2008
aliran kerja dalam perusahaan, membantu manajer dalam pembuatan keputusan ataupun penyelesaian masalah lain yang dihadapi oleh suatu perusahaan.
2.1.2. Dukungan Sistem Informasi Terhadap Peran Knowledge Worker Titik berat penelitian ini adalah pada kinerja knowledge worker dalam
kaitannya dengan pembuatan keputusan. Oleh karena itu yang dimaksudkan dengan dukungan sistem informasi terhadap knowledge worker dalam penelitian ini adalah
dukungan yang diberikan oleh sistem informasi terutama dalam hal pembuatan keputusan.
Dukungan sistem informasi terhadap pembuatan keputusan pada dasarnya dapat dikategorikan menjadi beberapa macam, yaitu :
a. Dukungan sistem informasi dalam tahap-tahap pembuatan keputusan.
Menurut Herbert A. Simon dalam Davis dan Olson 1985: 164, tahapan dalam proses pembuatan keputusan terdiri dari tiga tahap, yaitu :
1 Tahap Intellegence. Tahap ini terdiri dari tahap penemuan masalah dan tahap
kemungkinan timbulnya masalah. Dari penemuan ini kemudian dilakukan perumusan masalah dengan mempertimbangkan data-data yang ada.
2 Tahap Design. Tahap ini ditentukan perumusan tindakan yang akan diambil
untuk memecahkan masalah. Termasuk di dalamnya pengolahan data, penemuan solusi berdasarkan alat-alat analisis yang sesuai, dan menguji solusi
yang dihasilkan. 3
Tahap Choice. Dalam tahap ini dilakukan pemilihan terhadap alternatif solusi yang memberikan pemecahan masalah terbaik. Dalam hal ini sistem informasi
Azmi Seftriadi : Pengaruh Keahlian Dalam Penggunaan Sistem Informasi Terhadap Kinerja Auditor Pada…, 2008 USU e-Repository © 2008
dapat dirancang sesuai dengan kebutuhan yang dituntut oleh tahapan-tahapan pembuatan keputusan diatas. Untuk lebih lengkapnya dukungan yang
diberikan oleh sistem informasi terhadap proses pembuatan keputusan dapat dilihat pada tabel 2.1.
Tabel 2.1 Dukungan Sistem Informasi terhadap Proses Pembuatan Keputusan Tahap Pembuatan
Keputusan Dukungan Sistem Informasi Terhadap
Proses Pembuatan Keputusan
Intelligence Sistem informasi dapat memberikan kemampuan bagi pemakai sistem
informasi untuk menemukan masalah dengan cepat dan teliti. Sistem informasi dapat dirancang untuk menemukan permasalahan secara
otomatis atau tergantung dari adanya inkuiri pemakai.
Design Sistem informasi dapat dirancang untuk memasukkan modul-modul
untuk analisis permasalahan maupun model-model pembuatan keputusan yang dapat digunakan oleh pemakai untuk membuat alternatif solusi.
Choice Sistem informasi dapat dirancang untuk menampilkan alternatif solusi
dalam format yang jelas dan mudah dimengerti sehingga memudahkan pemakai untuk mengambil keputusan.
Sumber: Davis dan Oslon, 1985, Management Information System .
b. Dukungan sistem informasi terhadap keputusan terprogram dan tidak terprogram.
Dukungan sistem informasi terhadap pembuatan keputusan yang terprogram dilakukan dengan merancang sistem informasi berdasarkan atas adanya prosedur
atau aturan yang jelas. Prosedur atau aturan tersebut dapat berupa rumus formula, diagram alur, tabel keputusan maupun tehnik-tehnik baku lainnya.
Sedangkan dukungan terhadap pengambilan keputusan yang tidak dapat terprogram atau semi-terprogram dilakukan dengan memberikan akses terhadap
semua data yang diperlukan, dan tersedianya alat-alat analisa yang diperlukan untuk pemecahan masalah.
Azmi Seftriadi : Pengaruh Keahlian Dalam Penggunaan Sistem Informasi Terhadap Kinerja Auditor Pada…, 2008 USU e-Repository © 2008
c. Dukungan sistem informasi terhadap pembuatan keputusan dibawah tekanan
under stress. Dukungan terhadap pembuatan keputusan dibawah tekanan dilakukan dengan
merancang sistem informasi yang memasukkan modul pembuatan keputusan yang telah diprogram sebelumnya pre-programmed yang memungkinkan sistem
informasi untuk dapat memberikan alternatif solusi secara cepat kepada pemakai. d.
Dukungan sistem informasi terhadap pembuatan keputusan yang berkualitas. Sangat sulit bagi kita untuk mengevaluasi kualitas sebuah keputusan yang telah
dibuat, tetapi walaupun begitu kita dapat mengevaluasi kualitas proses pembuatan keputusan. Menurut I.L. Janis dan L. Mann dalam Davis dan Olson 1985: 190,
mengidentifikasi tujuh kriteria utama untuk menilai kualitas proses pembuatan keputusan. Suatu proses pembuatan keputusan yang berkualitas dapat dicapai
apabila seorang pengambil keputusan sesuai dengan kemampuan terbaiknya dan dalam batas kemampuannya untuk mengolah informasi :
1 Secara seksama memilih alternatif tindakan yang mungkin.
2 Meneliti keseluruhan tujuan yang akan dicapai dan nilai-nilai values yang
dipengaruhi oleh pilihan solusi yang dibuat. 3
Secara hati-hati menimbang apakah dia mengetahui mengenai biaya cost dan resiko sebagai akibat dampak negatif – begitu pula dengan dampak positif-
yang mungkin timbul dari masing-masing alternatif solusi. 4
Secara intensif mencari informasi-informasi baru yang relevan untuk mengevaluasi alternatif solusi secara lebih jauh.
Azmi Seftriadi : Pengaruh Keahlian Dalam Penggunaan Sistem Informasi Terhadap Kinerja Auditor Pada…, 2008 USU e-Repository © 2008
5 Mengasimilasi dan mempertimbangkan setiap informasi baru yang
diperolehnya secara benar. 6
Menguji ulang dampak negatif dan positif dari semua alternatif yang ada termasuk diantaranya alternatif yang semula dianggap tidak dapat diterima
unacceptable. 7
Membuat prosisi yang seksama dalam penerapan keputusan atau pelaksanaan alternatif tindakan yang telah dipilih dan jangan membuat rencana
berkontinjensi apabila berbagai macam resiko yang telah diidentifikasi berubah menjadi kenyataan.
Disini dukungan yang dapat diberikan sistem informasi terhadap pembuatan keputusan yang berkualitas adalah sistem informasi dapat dirancang untuk membuat
keputusan dengan berdasarkan prosedur pembuatan keputusan yang memenuhi kriteria-kriteria diatas.
2.1.3. Pendekatan Sosiotehnikal dalam Sistem Informasi Manajemen Tidak dapat dipungkiri bahwa salah satu tujuan pembentukan sistem
informasi dimaksudkan untuk meningkatkan kinerja karyawan yang pada akhirnya diharapkan dapat digunakan untuk meningkatkan kinerja perusahaan pula. Penelitian-
penelitian terdahulu membuktikan bahwa kinerja seseorang yang menggunakan komputer sistem informasi tidak hanya dipengaruhi oleh faktor teknologi informasi
saja, tetapi juga melibatkan banyak faktor lainnya. Konsep sosiotehnikal Laudon, 1991: 15 menyatakan bahwa pelaksanaan sistem informasi yang baik memerlukan
koordinasi yang baik pula dari faktor teknologi, manusia user dan organisasi.
Azmi Seftriadi : Pengaruh Keahlian Dalam Penggunaan Sistem Informasi Terhadap Kinerja Auditor Pada…, 2008 USU e-Repository © 2008
Faktor teknologi memegang peranan yang sangat penting dalam sebuah sistem informasi. Walaupun begitu dalam pelaksanaannya teknologi tidak dapat
diterapkan begitu saja tanpa memperhatikan faktor manusia dan faktor organisasi. Pengalaman terdahulu membuktikan bahwa penerapan sistem informasi yang hanya
menitikberatkan pada faktor teknologi tidak dapat memberikan hasil yang memuaskan.
Untuk memahami hubungan antara ketiga faktor tersebut, penulis akan menerangkannya melalui dua kerangka pikiran berikut :
a. Karakteristik kemampuan manusia dalam mengolah informasi dan pengaruhnya
terhadap desain sistem informasi. b.
Implikasi dari struktur organisasional dan teori manajemen terhadap sistem informasi.
2.1.3.1. Karakteristik Kemampuan Manusia dalam Mengolah Informasi dan Pengaruhnya terhadap Desain Sistem Informasi
Pembentukan sistem informasi dimaksudkan untuk membantu manusia dalam pelaksanaan tugas dan tanggung-jawabnya. Oleh karena itu untuk dapat
memaksimalkan peran sistem informasi, sistem tersebut haruslah dirancang dengan memperhatikan bagaimana manusia memproses dan menangani informasi. Berikut ini
adalah karakteristik-karakteristik yang dimiliki manusia dalam mengolah informasi secara umum :
Azmi Seftriadi : Pengaruh Keahlian Dalam Penggunaan Sistem Informasi Terhadap Kinerja Auditor Pada…, 2008 USU e-Repository © 2008
a. Kebutuhan akan umpan balik feedback
Dalam suatu sistem komputer, berbagai macam mekanisme digunakan untuk menentukan bahwa output telah diterima. Sebuah printer mengirimkan suatu
sinyal kepada komputer bahwa dirinya telah diaktifkan. Sebuah terminal data mengembalikan sinyal untuk menandakan bahwa sekelompok paket data telah
diterima. Mekanisme feedback semacam juga perlu disediakan untuk pemakai sistem informasi, bukan saja untuk tujuan pengawasan kesalahan error control
tetapi juga untuk tujuan memenuhi kebutuhan psikologis manusia untuk memastikan bahwa output telah diterima.
Dalam suatu sistem yang telah on-line, salah satu aspek yang penting dari feedback adalah waktu respon, yaitu waktu antara seorang pemakai memasukkan
data atau input dengan diterimanya respon yang diberikan oleh sistem komputer. Kesalahan yang biasa terjadi dalam perancangan sistem informasi adalah waktu
respon yang terlalu lama. Hal ini menyebabkan pemakai merasa gelisah dan kehilangan konsentrasi. Di lain pihak waktu respon yang terlalu cepat juga dapat
menyebabkan pemakai merasa ditekan oleh sistem informasi dan menyebabkan timbulnya kesalahan. Oleh karena itu, penentuan waktu respon yang sesuai sangat
perlu diperhatikan oleh perancang sistem informasi. 1
Nilai psikologis data yang tidak terpakai Sebuah fenomena yang terdapat dalam suatu sistem informasi suatu organisasi
adalah adanya akumulasi dan penyimpanan data yang memiliki kemungkinan
Azmi Seftriadi : Pengaruh Keahlian Dalam Penggunaan Sistem Informasi Terhadap Kinerja Auditor Pada…, 2008 USU e-Repository © 2008
sangat kecil untuk digunakan. Hal ini dipengaruhi oleh hal-hal sebagai berikut:
a Adanya tambahan rasa percaya diri pada diri pembuat keputusan dengan
adanya tambahan data walaupun itu sebenarnya tidak diperlukan. b
Informasi digunakan sebagai simbol atas komitmen terhadap pilihan rasional rational choice. Dalam suatu kultur organisasi, tersedianya
informasi merupakan suatu simbol dari kompetensi dan menumbuhkan rasa percaya diri terhadap kemampuan untuk membuat suatu keputusan,
tanpa memperhatikan apakah informasi tersebut digunakan atau tidak. 2
Berlebihnya informasi information overload Adanya kemajuan di bidang tehnologi yang diikuti dengan semakin murahnya
biaya untuk mendapatkan teknologi tersebut telah menyebabkan dapat disimpannya data dalam jumlah yang tidak dapat dibayangkan sebelumnya.
Dengan adanya kemampuan untuk menyimpan data dalam jumlah yang sangat banyak ini menyebabkan manusia dijejali oleh informasi.
Salah satu kelemahan manusia dalam mengolah informasi adalah terbatasnya kapasitas otak manusia untuk menerima input dari lingkungan. Dengan
keterbatasan ini manusia tidak akan mampu untuk menerima informasi yang terlalu banyak. Oleh karena itu dalam perancangan sistem informasi perlu
dipikirkan adanya mekanisme yang memungkinkan adanya proses penyaringan dan peringkasan terhadap proses data sehingga pemakai dapat
memperoleh informasi yang dikehendaki.
Azmi Seftriadi : Pengaruh Keahlian Dalam Penggunaan Sistem Informasi Terhadap Kinerja Auditor Pada…, 2008 USU e-Repository © 2008
3 Perbedaan-perbedaan individual
Pemakaian sistem informasi selalu melibatkan banyak individu yang berbeda. Perbedaan ini dapat disebabkan oleh adanya faktor psikologis, kepribadian,
demografi, situasional dan lain-lain. Adanya perbedaan-perbedaan ini dapat mempengaruhi kinerja dan kepuasan kerja para pemakai sistem informasi.
Adanya perbedaan-perbedaan ini mengharuskan para perancang sistem untuk dapat mengidentifikasi adanya perbedaan-perbedaan yang secara kritis dapat
mempengaruhi kesuksesan penerapan sistem informasi dan mengakomodasinya dalam sistem informasi yang tengah dirancangnya, dapat
dilihat pada tabel 2.2 berikut ini.
Azmi Seftriadi : Pengaruh Keahlian Dalam Penggunaan Sistem Informasi Terhadap Kinerja Auditor Pada…, 2008 USU e-Repository © 2008
Tabel 2.2 Perbedaan-Perbedaan Individu dan Implikasinya terhadap Sistem Informasi
Perbedaan Individu Keterangan
Pengaruh terhadap Pengolahan Informasi
Dogmatism tinggi-rendah
Sampai sejauh mana seseorang positif terhadap kepercayaan dan
opini Dogmatism
rendah berhubungan dengan lebih banyak kegiatan untuk
menceri informasi, pertimbangan yang lebih masak, dan kurangnya
kepercayaan dalam pembuatan keputusan
Keberanian mengambil resiko
tinggi-rendah Sampai sejauh mana seseorang
berani untuk mengambil resiko Lebih berani seseorang mengambil
resiko berhubungan dengan semakin banyaknya kativitas untuk mencari
informasi
Intelegensia tinggi-rendah
Berhubungan dengan tingkat kepandaian seseorang
Semakin tinggi tingakat intelegensia seseorang berarti makin cepat dia
mengolah informasi, pemilihan informasi yang lebih efisien, lebih
cepat membuat keputusan dan lain- lain
Kemampuan kualitatif tinggi-rendah
Berhubungan dengan kemampuan seseorang untuk melakukan
perhitungan, pembuatan rumus, dan keputusan yang berdasarkan
angka Kemampuan kuantitatif yang tinggi
berhubungan dengan penggunaan ingatan jangka pendek yang lebih
banyak dibandingkan dengan ingatan jangka panjang
Kemampuan verbal tinggi-rendah
Berhubungan dengan kemampuan kosa kata dan penggunaannya
untuk mengungkapkan pikiran, pendapat dan lain-lain
Tingginya kemampuan verbal menunjukkan ingatan jangka pendek
yang lebih efektif
Pengalaman dalam pembuatan keputusan
Berhubungan dengan pengalaman dalam pembuatan keputusan
formal Pengalaman berhubungan dengan
lebih efektifnya seleksi informasi, kurang efektifnya integrasi, lebih
fleksibel, dan lebih sedikit kepercayaan
Pengetahuan terhadap tugas
tinggi-rendah Berhubungan dengan pengetahuan
untuk mengerjakan tugas Pengetahuan yang lebih tinggi
berhubungan dengan semakin sedikitnya aktivitas pencarian
informasi
Level manajemen Yaitu tingkatan manajemen dalam
organisasi Manajemen tingkat tinggi
berhubungan dengan semakin sedikitnya waktu untuk membuat
keputusan
Sumber : Davis dan Olson, 1985, Management Information System
2.1.3.2 Implikasi Struktur Organisasional dan Teori Manajemen terhadap Sistem Informasi
Dalam pelaksanaannya, sistem informasi dan struktur organisasi dapat saling mempengaruhi. Sistem informasi manajemen dapat mempengaruhi struktur
Azmi Seftriadi : Pengaruh Keahlian Dalam Penggunaan Sistem Informasi Terhadap Kinerja Auditor Pada…, 2008 USU e-Repository © 2008
organisasi di masa depan, sedangkan struktur organisasi yang ada saat ini mempengaruhi bagaimana sistem informasi dirancang, dapat dilihat pada tabel 2.3
berikut ini:
Tabel 2.3 Struktur Organisasional dan Implikasinya terhadap Sistem Informasi Konsep
Implikasi terhadap sistem informasi
Hirarki kekuasaan Hirarki kekuasaan yang panjang dengan cakupan pengendalian yang
relatif sempit membutuhkan pengendalian information force yang lebih banyak dibandingkan hirarki kekuasaan yang rata flat dengan
cakupan pengendalian yang relatif luas
Kultur organisasi Kultur organisasi mempengaruhi kebutuhan informasi information
requirements dan penerimaan sistem system acceptance Kekuatan organisasional
Organizational Power Kekuatan organisaional mempengeruhi perilaku organisasional selama
tahap perencanaan sistem, alokasi sumber daya dan implementasi. Sistem komputer dapat memberikan kekuatan organisasional melalui
akses terhadap informasi
Siklus pertumbuhan organisaional
growth cycle
Sistem informasi mungkin memerlukan perubahan atau modifikasi seiring dengan tahapan perkembangan organisasi
Organisasi sebagai sosiotehnikal
Menyediakan pendekatan terhadap penentuan persyaratan dan desain kerja atau tugas dimana baik pertimbangan sosial maupun tehnis
dilibatkan Modifikasi atas model
dasar basic model Sistem informasi dapat dirancang untuk mendukung produk atau jasa
organisasi, organisasi proyek, hubungan lateral horisontal, dan matriks organisasi
Model informasi dari organisasi
Mekanisme-mekanisme organisasi mengurangi kebutuhan pengolahan informasi dan komunikasi. sistem informasi digunakan untuk
mengkoordinasikan aktivitas lateral Sentralisasi
Sistem informasi dapat dirancang untuk memenuhi setiap level dari sentralisasi
Ketidaktepatan penetapan sasaran
Perlu diberikan perhatian pada saat penentuan tujuan dalam proses penentuan kebutuhan requirements determination untuk
menghindari adanya ketidaktepatan penetapan sasaran goal Sumber : Davis dan Olson, 1985, Management Information System
2.1.4. Pengertian Auditor dan Pengukuran Kinerja Auditor 2.1.4.1. Pengertian Auditor
Auditor adalah seseorang yang memiliki keahlian dalam menghimpun dan menafsirkan bukti pemeriksaan Amir Abadi Jusuf, 1996, dapat dibedakan menjadi:
Azmi Seftriadi : Pengaruh Keahlian Dalam Penggunaan Sistem Informasi Terhadap Kinerja Auditor Pada…, 2008 USU e-Repository © 2008
a. Auditor Internal, yaitu auditor yang bekerja pada suatu perusahaan untuk
melakukan audit bagi kepentingan manajemen. b.
Auditor Eksternal, yaitu auditor yang memberikan jasa profesionalnya kepada pihak ekstern di luar perusahaan.
c. Auditor Pemerintahan, yaitu auditor yang bekerja bagi kepentingan pemerintahan,
yaitu melaksanakan fungsi sebagai Badan Pemeriksa Keuangan. Auditor Pemerintahan inilah yang menjadi fokus pembahasan pada penelitian ini, yaitu
auditor yang bekerja pada Kantor Perwakilan BPK-RI. 2.1.4.2. Pengukuran Kinerja Auditor BPK-RI
Dalam rangka perwujudan BPK sebagai lembaga negara yang profesional, bebas, dan mandiri melalui pengembangan kelembagaan yang terintegrasi dan
komprehensif, telah ditetapkan Implementasi Rencana Strategis BPK 2006-2010 yang disusun berdasarkan suatu kerangka kerja yang memenuhi kriteria keunggulan kinerja
berdasarkan Metode Malcolm Baldrige, yang disebut dengan Baldrige Criteria for Excelellence Performance. Evaluasi keunggulan kinerja tersebut digunakan untuk
menilai tingkat pencapaian kinerja Badan dan unit kerja berdasarkan Rencana Implementasi yang telah disetujui.
Keberhasilan pelaksanaan tugas dan fungsi BPK diuji dengan “bagaimana kinerja BPK dalam melaksanakan tugas pemeriksaan, menyajikan laporan hasil
pemeriksaan baik yang berupa laporan hasil pemeriksaan LHP parsial maupun yang berbentuk Ikhtisar Hasil Pemeriksaan Semesteran IHPS, memenuhi kebutuhan dan
harapan pemilik kepentingan, pemberdayaan SDM, mengelola tugas pendukung dan
Azmi Seftriadi : Pengaruh Keahlian Dalam Penggunaan Sistem Informasi Terhadap Kinerja Auditor Pada…, 2008 USU e-Repository © 2008
penunjang pemeriksaan, menyusun dan menyampaikan bentuk pertanggungjawaban pelaksanaan tugas dan fungsi BPK dalam mendorong terwujudnya pengelolaan dan
tangung jawab keuangan negara yang semakin baik, akuntabel dan transparan” BPK- RI, 2006.
Menurut Rencana Strategis BPK 2006-2010, Indikator-indikator sukses yang menjadi dasar pengukuran kinerja BPK dibagi menjadi 6 enam bidang, yaitu bidang
kepegawaian, pemilik kepentingan, hasil, kualitas, ketepatan waktu dan biaya.
2.2. Tinjauan Penelitian Terdahulu