Tinjauan Pustaka TINJAUAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS

2.1. Tinjauan Pustaka

2.1.1. Pengertian Sistem Informasi Untuk dapat memahami sistem informasi, pertama-tama kita harus mengetahui apa yang dimaksud dengan sistem informasi. Definisi dari sistem informasi adalah seperangkat komponen yang saling berhubungan hardware, software, people, data, procedure yang bekerja bersama untuk mengumpulkan, mengambil, memproses, menyimpan dan menyebarkan informasi Davis dan Olson, 1985: 17. Salah satu sistem informasi yang paling sering digunakan dalam organisasi adalah sistem informasi manajemen. Sistem informasi manajemen adalah suatu metode formal yang memungkinkan tersedianya informasi yang akurat dan tepat waktu bagi kepentingan manajemen untuk pembuatan keputusan dan memungkinkan dilaksanakannya perencanaan, pengendalian dan operasional organisasi secara efektif Stoner; 1989: 645. Sedangkan James O. Hicks mendefinisikan sistem informasi manajemen dalam Loudon 1991: 43 adalah suatu sistem informasi komputer formal yang dapat mengintegrasikan data yang berasal dari berbagai sumber untuk keperluan pembuatan keputusan oleh manajemen. Jadi pada dasarnya sistem informasi manajemen mentransformasikan data mentah menjadi suatu bentuk informasi yang bermanfaat untuk mengkoordinasikan Azmi Seftriadi : Pengaruh Keahlian Dalam Penggunaan Sistem Informasi Terhadap Kinerja Auditor Pada…, 2008 USU e-Repository © 2008 aliran kerja dalam perusahaan, membantu manajer dalam pembuatan keputusan ataupun penyelesaian masalah lain yang dihadapi oleh suatu perusahaan. 2.1.2. Dukungan Sistem Informasi Terhadap Peran Knowledge Worker Titik berat penelitian ini adalah pada kinerja knowledge worker dalam kaitannya dengan pembuatan keputusan. Oleh karena itu yang dimaksudkan dengan dukungan sistem informasi terhadap knowledge worker dalam penelitian ini adalah dukungan yang diberikan oleh sistem informasi terutama dalam hal pembuatan keputusan. Dukungan sistem informasi terhadap pembuatan keputusan pada dasarnya dapat dikategorikan menjadi beberapa macam, yaitu : a. Dukungan sistem informasi dalam tahap-tahap pembuatan keputusan. Menurut Herbert A. Simon dalam Davis dan Olson 1985: 164, tahapan dalam proses pembuatan keputusan terdiri dari tiga tahap, yaitu : 1 Tahap Intellegence. Tahap ini terdiri dari tahap penemuan masalah dan tahap kemungkinan timbulnya masalah. Dari penemuan ini kemudian dilakukan perumusan masalah dengan mempertimbangkan data-data yang ada. 2 Tahap Design. Tahap ini ditentukan perumusan tindakan yang akan diambil untuk memecahkan masalah. Termasuk di dalamnya pengolahan data, penemuan solusi berdasarkan alat-alat analisis yang sesuai, dan menguji solusi yang dihasilkan. 3 Tahap Choice. Dalam tahap ini dilakukan pemilihan terhadap alternatif solusi yang memberikan pemecahan masalah terbaik. Dalam hal ini sistem informasi Azmi Seftriadi : Pengaruh Keahlian Dalam Penggunaan Sistem Informasi Terhadap Kinerja Auditor Pada…, 2008 USU e-Repository © 2008 dapat dirancang sesuai dengan kebutuhan yang dituntut oleh tahapan-tahapan pembuatan keputusan diatas. Untuk lebih lengkapnya dukungan yang diberikan oleh sistem informasi terhadap proses pembuatan keputusan dapat dilihat pada tabel 2.1. Tabel 2.1 Dukungan Sistem Informasi terhadap Proses Pembuatan Keputusan Tahap Pembuatan Keputusan Dukungan Sistem Informasi Terhadap Proses Pembuatan Keputusan Intelligence Sistem informasi dapat memberikan kemampuan bagi pemakai sistem informasi untuk menemukan masalah dengan cepat dan teliti. Sistem informasi dapat dirancang untuk menemukan permasalahan secara otomatis atau tergantung dari adanya inkuiri pemakai. Design Sistem informasi dapat dirancang untuk memasukkan modul-modul untuk analisis permasalahan maupun model-model pembuatan keputusan yang dapat digunakan oleh pemakai untuk membuat alternatif solusi. Choice Sistem informasi dapat dirancang untuk menampilkan alternatif solusi dalam format yang jelas dan mudah dimengerti sehingga memudahkan pemakai untuk mengambil keputusan. Sumber: Davis dan Oslon, 1985, Management Information System . b. Dukungan sistem informasi terhadap keputusan terprogram dan tidak terprogram. Dukungan sistem informasi terhadap pembuatan keputusan yang terprogram dilakukan dengan merancang sistem informasi berdasarkan atas adanya prosedur atau aturan yang jelas. Prosedur atau aturan tersebut dapat berupa rumus formula, diagram alur, tabel keputusan maupun tehnik-tehnik baku lainnya. Sedangkan dukungan terhadap pengambilan keputusan yang tidak dapat terprogram atau semi-terprogram dilakukan dengan memberikan akses terhadap semua data yang diperlukan, dan tersedianya alat-alat analisa yang diperlukan untuk pemecahan masalah. Azmi Seftriadi : Pengaruh Keahlian Dalam Penggunaan Sistem Informasi Terhadap Kinerja Auditor Pada…, 2008 USU e-Repository © 2008 c. Dukungan sistem informasi terhadap pembuatan keputusan dibawah tekanan under stress. Dukungan terhadap pembuatan keputusan dibawah tekanan dilakukan dengan merancang sistem informasi yang memasukkan modul pembuatan keputusan yang telah diprogram sebelumnya pre-programmed yang memungkinkan sistem informasi untuk dapat memberikan alternatif solusi secara cepat kepada pemakai. d. Dukungan sistem informasi terhadap pembuatan keputusan yang berkualitas. Sangat sulit bagi kita untuk mengevaluasi kualitas sebuah keputusan yang telah dibuat, tetapi walaupun begitu kita dapat mengevaluasi kualitas proses pembuatan keputusan. Menurut I.L. Janis dan L. Mann dalam Davis dan Olson 1985: 190, mengidentifikasi tujuh kriteria utama untuk menilai kualitas proses pembuatan keputusan. Suatu proses pembuatan keputusan yang berkualitas dapat dicapai apabila seorang pengambil keputusan sesuai dengan kemampuan terbaiknya dan dalam batas kemampuannya untuk mengolah informasi : 1 Secara seksama memilih alternatif tindakan yang mungkin. 2 Meneliti keseluruhan tujuan yang akan dicapai dan nilai-nilai values yang dipengaruhi oleh pilihan solusi yang dibuat. 3 Secara hati-hati menimbang apakah dia mengetahui mengenai biaya cost dan resiko sebagai akibat dampak negatif – begitu pula dengan dampak positif- yang mungkin timbul dari masing-masing alternatif solusi. 4 Secara intensif mencari informasi-informasi baru yang relevan untuk mengevaluasi alternatif solusi secara lebih jauh. Azmi Seftriadi : Pengaruh Keahlian Dalam Penggunaan Sistem Informasi Terhadap Kinerja Auditor Pada…, 2008 USU e-Repository © 2008 5 Mengasimilasi dan mempertimbangkan setiap informasi baru yang diperolehnya secara benar. 6 Menguji ulang dampak negatif dan positif dari semua alternatif yang ada termasuk diantaranya alternatif yang semula dianggap tidak dapat diterima unacceptable. 7 Membuat prosisi yang seksama dalam penerapan keputusan atau pelaksanaan alternatif tindakan yang telah dipilih dan jangan membuat rencana berkontinjensi apabila berbagai macam resiko yang telah diidentifikasi berubah menjadi kenyataan. Disini dukungan yang dapat diberikan sistem informasi terhadap pembuatan keputusan yang berkualitas adalah sistem informasi dapat dirancang untuk membuat keputusan dengan berdasarkan prosedur pembuatan keputusan yang memenuhi kriteria-kriteria diatas. 2.1.3. Pendekatan Sosiotehnikal dalam Sistem Informasi Manajemen Tidak dapat dipungkiri bahwa salah satu tujuan pembentukan sistem informasi dimaksudkan untuk meningkatkan kinerja karyawan yang pada akhirnya diharapkan dapat digunakan untuk meningkatkan kinerja perusahaan pula. Penelitian- penelitian terdahulu membuktikan bahwa kinerja seseorang yang menggunakan komputer sistem informasi tidak hanya dipengaruhi oleh faktor teknologi informasi saja, tetapi juga melibatkan banyak faktor lainnya. Konsep sosiotehnikal Laudon, 1991: 15 menyatakan bahwa pelaksanaan sistem informasi yang baik memerlukan koordinasi yang baik pula dari faktor teknologi, manusia user dan organisasi. Azmi Seftriadi : Pengaruh Keahlian Dalam Penggunaan Sistem Informasi Terhadap Kinerja Auditor Pada…, 2008 USU e-Repository © 2008 Faktor teknologi memegang peranan yang sangat penting dalam sebuah sistem informasi. Walaupun begitu dalam pelaksanaannya teknologi tidak dapat diterapkan begitu saja tanpa memperhatikan faktor manusia dan faktor organisasi. Pengalaman terdahulu membuktikan bahwa penerapan sistem informasi yang hanya menitikberatkan pada faktor teknologi tidak dapat memberikan hasil yang memuaskan. Untuk memahami hubungan antara ketiga faktor tersebut, penulis akan menerangkannya melalui dua kerangka pikiran berikut : a. Karakteristik kemampuan manusia dalam mengolah informasi dan pengaruhnya terhadap desain sistem informasi. b. Implikasi dari struktur organisasional dan teori manajemen terhadap sistem informasi. 2.1.3.1. Karakteristik Kemampuan Manusia dalam Mengolah Informasi dan Pengaruhnya terhadap Desain Sistem Informasi Pembentukan sistem informasi dimaksudkan untuk membantu manusia dalam pelaksanaan tugas dan tanggung-jawabnya. Oleh karena itu untuk dapat memaksimalkan peran sistem informasi, sistem tersebut haruslah dirancang dengan memperhatikan bagaimana manusia memproses dan menangani informasi. Berikut ini adalah karakteristik-karakteristik yang dimiliki manusia dalam mengolah informasi secara umum : Azmi Seftriadi : Pengaruh Keahlian Dalam Penggunaan Sistem Informasi Terhadap Kinerja Auditor Pada…, 2008 USU e-Repository © 2008 a. Kebutuhan akan umpan balik feedback Dalam suatu sistem komputer, berbagai macam mekanisme digunakan untuk menentukan bahwa output telah diterima. Sebuah printer mengirimkan suatu sinyal kepada komputer bahwa dirinya telah diaktifkan. Sebuah terminal data mengembalikan sinyal untuk menandakan bahwa sekelompok paket data telah diterima. Mekanisme feedback semacam juga perlu disediakan untuk pemakai sistem informasi, bukan saja untuk tujuan pengawasan kesalahan error control tetapi juga untuk tujuan memenuhi kebutuhan psikologis manusia untuk memastikan bahwa output telah diterima. Dalam suatu sistem yang telah on-line, salah satu aspek yang penting dari feedback adalah waktu respon, yaitu waktu antara seorang pemakai memasukkan data atau input dengan diterimanya respon yang diberikan oleh sistem komputer. Kesalahan yang biasa terjadi dalam perancangan sistem informasi adalah waktu respon yang terlalu lama. Hal ini menyebabkan pemakai merasa gelisah dan kehilangan konsentrasi. Di lain pihak waktu respon yang terlalu cepat juga dapat menyebabkan pemakai merasa ditekan oleh sistem informasi dan menyebabkan timbulnya kesalahan. Oleh karena itu, penentuan waktu respon yang sesuai sangat perlu diperhatikan oleh perancang sistem informasi. 1 Nilai psikologis data yang tidak terpakai Sebuah fenomena yang terdapat dalam suatu sistem informasi suatu organisasi adalah adanya akumulasi dan penyimpanan data yang memiliki kemungkinan Azmi Seftriadi : Pengaruh Keahlian Dalam Penggunaan Sistem Informasi Terhadap Kinerja Auditor Pada…, 2008 USU e-Repository © 2008 sangat kecil untuk digunakan. Hal ini dipengaruhi oleh hal-hal sebagai berikut: a Adanya tambahan rasa percaya diri pada diri pembuat keputusan dengan adanya tambahan data walaupun itu sebenarnya tidak diperlukan. b Informasi digunakan sebagai simbol atas komitmen terhadap pilihan rasional rational choice. Dalam suatu kultur organisasi, tersedianya informasi merupakan suatu simbol dari kompetensi dan menumbuhkan rasa percaya diri terhadap kemampuan untuk membuat suatu keputusan, tanpa memperhatikan apakah informasi tersebut digunakan atau tidak. 2 Berlebihnya informasi information overload Adanya kemajuan di bidang tehnologi yang diikuti dengan semakin murahnya biaya untuk mendapatkan teknologi tersebut telah menyebabkan dapat disimpannya data dalam jumlah yang tidak dapat dibayangkan sebelumnya. Dengan adanya kemampuan untuk menyimpan data dalam jumlah yang sangat banyak ini menyebabkan manusia dijejali oleh informasi. Salah satu kelemahan manusia dalam mengolah informasi adalah terbatasnya kapasitas otak manusia untuk menerima input dari lingkungan. Dengan keterbatasan ini manusia tidak akan mampu untuk menerima informasi yang terlalu banyak. Oleh karena itu dalam perancangan sistem informasi perlu dipikirkan adanya mekanisme yang memungkinkan adanya proses penyaringan dan peringkasan terhadap proses data sehingga pemakai dapat memperoleh informasi yang dikehendaki. Azmi Seftriadi : Pengaruh Keahlian Dalam Penggunaan Sistem Informasi Terhadap Kinerja Auditor Pada…, 2008 USU e-Repository © 2008 3 Perbedaan-perbedaan individual Pemakaian sistem informasi selalu melibatkan banyak individu yang berbeda. Perbedaan ini dapat disebabkan oleh adanya faktor psikologis, kepribadian, demografi, situasional dan lain-lain. Adanya perbedaan-perbedaan ini dapat mempengaruhi kinerja dan kepuasan kerja para pemakai sistem informasi. Adanya perbedaan-perbedaan ini mengharuskan para perancang sistem untuk dapat mengidentifikasi adanya perbedaan-perbedaan yang secara kritis dapat mempengaruhi kesuksesan penerapan sistem informasi dan mengakomodasinya dalam sistem informasi yang tengah dirancangnya, dapat dilihat pada tabel 2.2 berikut ini. Azmi Seftriadi : Pengaruh Keahlian Dalam Penggunaan Sistem Informasi Terhadap Kinerja Auditor Pada…, 2008 USU e-Repository © 2008 Tabel 2.2 Perbedaan-Perbedaan Individu dan Implikasinya terhadap Sistem Informasi Perbedaan Individu Keterangan Pengaruh terhadap Pengolahan Informasi Dogmatism tinggi-rendah Sampai sejauh mana seseorang positif terhadap kepercayaan dan opini Dogmatism rendah berhubungan dengan lebih banyak kegiatan untuk menceri informasi, pertimbangan yang lebih masak, dan kurangnya kepercayaan dalam pembuatan keputusan Keberanian mengambil resiko tinggi-rendah Sampai sejauh mana seseorang berani untuk mengambil resiko Lebih berani seseorang mengambil resiko berhubungan dengan semakin banyaknya kativitas untuk mencari informasi Intelegensia tinggi-rendah Berhubungan dengan tingkat kepandaian seseorang Semakin tinggi tingakat intelegensia seseorang berarti makin cepat dia mengolah informasi, pemilihan informasi yang lebih efisien, lebih cepat membuat keputusan dan lain- lain Kemampuan kualitatif tinggi-rendah Berhubungan dengan kemampuan seseorang untuk melakukan perhitungan, pembuatan rumus, dan keputusan yang berdasarkan angka Kemampuan kuantitatif yang tinggi berhubungan dengan penggunaan ingatan jangka pendek yang lebih banyak dibandingkan dengan ingatan jangka panjang Kemampuan verbal tinggi-rendah Berhubungan dengan kemampuan kosa kata dan penggunaannya untuk mengungkapkan pikiran, pendapat dan lain-lain Tingginya kemampuan verbal menunjukkan ingatan jangka pendek yang lebih efektif Pengalaman dalam pembuatan keputusan Berhubungan dengan pengalaman dalam pembuatan keputusan formal Pengalaman berhubungan dengan lebih efektifnya seleksi informasi, kurang efektifnya integrasi, lebih fleksibel, dan lebih sedikit kepercayaan Pengetahuan terhadap tugas tinggi-rendah Berhubungan dengan pengetahuan untuk mengerjakan tugas Pengetahuan yang lebih tinggi berhubungan dengan semakin sedikitnya aktivitas pencarian informasi Level manajemen Yaitu tingkatan manajemen dalam organisasi Manajemen tingkat tinggi berhubungan dengan semakin sedikitnya waktu untuk membuat keputusan Sumber : Davis dan Olson, 1985, Management Information System 2.1.3.2 Implikasi Struktur Organisasional dan Teori Manajemen terhadap Sistem Informasi Dalam pelaksanaannya, sistem informasi dan struktur organisasi dapat saling mempengaruhi. Sistem informasi manajemen dapat mempengaruhi struktur Azmi Seftriadi : Pengaruh Keahlian Dalam Penggunaan Sistem Informasi Terhadap Kinerja Auditor Pada…, 2008 USU e-Repository © 2008 organisasi di masa depan, sedangkan struktur organisasi yang ada saat ini mempengaruhi bagaimana sistem informasi dirancang, dapat dilihat pada tabel 2.3 berikut ini: Tabel 2.3 Struktur Organisasional dan Implikasinya terhadap Sistem Informasi Konsep Implikasi terhadap sistem informasi Hirarki kekuasaan Hirarki kekuasaan yang panjang dengan cakupan pengendalian yang relatif sempit membutuhkan pengendalian information force yang lebih banyak dibandingkan hirarki kekuasaan yang rata flat dengan cakupan pengendalian yang relatif luas Kultur organisasi Kultur organisasi mempengaruhi kebutuhan informasi information requirements dan penerimaan sistem system acceptance Kekuatan organisasional Organizational Power Kekuatan organisaional mempengeruhi perilaku organisasional selama tahap perencanaan sistem, alokasi sumber daya dan implementasi. Sistem komputer dapat memberikan kekuatan organisasional melalui akses terhadap informasi Siklus pertumbuhan organisaional growth cycle Sistem informasi mungkin memerlukan perubahan atau modifikasi seiring dengan tahapan perkembangan organisasi Organisasi sebagai sosiotehnikal Menyediakan pendekatan terhadap penentuan persyaratan dan desain kerja atau tugas dimana baik pertimbangan sosial maupun tehnis dilibatkan Modifikasi atas model dasar basic model Sistem informasi dapat dirancang untuk mendukung produk atau jasa organisasi, organisasi proyek, hubungan lateral horisontal, dan matriks organisasi Model informasi dari organisasi Mekanisme-mekanisme organisasi mengurangi kebutuhan pengolahan informasi dan komunikasi. sistem informasi digunakan untuk mengkoordinasikan aktivitas lateral Sentralisasi Sistem informasi dapat dirancang untuk memenuhi setiap level dari sentralisasi Ketidaktepatan penetapan sasaran Perlu diberikan perhatian pada saat penentuan tujuan dalam proses penentuan kebutuhan requirements determination untuk menghindari adanya ketidaktepatan penetapan sasaran goal Sumber : Davis dan Olson, 1985, Management Information System 2.1.4. Pengertian Auditor dan Pengukuran Kinerja Auditor 2.1.4.1. Pengertian Auditor Auditor adalah seseorang yang memiliki keahlian dalam menghimpun dan menafsirkan bukti pemeriksaan Amir Abadi Jusuf, 1996, dapat dibedakan menjadi: Azmi Seftriadi : Pengaruh Keahlian Dalam Penggunaan Sistem Informasi Terhadap Kinerja Auditor Pada…, 2008 USU e-Repository © 2008 a. Auditor Internal, yaitu auditor yang bekerja pada suatu perusahaan untuk melakukan audit bagi kepentingan manajemen. b. Auditor Eksternal, yaitu auditor yang memberikan jasa profesionalnya kepada pihak ekstern di luar perusahaan. c. Auditor Pemerintahan, yaitu auditor yang bekerja bagi kepentingan pemerintahan, yaitu melaksanakan fungsi sebagai Badan Pemeriksa Keuangan. Auditor Pemerintahan inilah yang menjadi fokus pembahasan pada penelitian ini, yaitu auditor yang bekerja pada Kantor Perwakilan BPK-RI. 2.1.4.2. Pengukuran Kinerja Auditor BPK-RI Dalam rangka perwujudan BPK sebagai lembaga negara yang profesional, bebas, dan mandiri melalui pengembangan kelembagaan yang terintegrasi dan komprehensif, telah ditetapkan Implementasi Rencana Strategis BPK 2006-2010 yang disusun berdasarkan suatu kerangka kerja yang memenuhi kriteria keunggulan kinerja berdasarkan Metode Malcolm Baldrige, yang disebut dengan Baldrige Criteria for Excelellence Performance. Evaluasi keunggulan kinerja tersebut digunakan untuk menilai tingkat pencapaian kinerja Badan dan unit kerja berdasarkan Rencana Implementasi yang telah disetujui. Keberhasilan pelaksanaan tugas dan fungsi BPK diuji dengan “bagaimana kinerja BPK dalam melaksanakan tugas pemeriksaan, menyajikan laporan hasil pemeriksaan baik yang berupa laporan hasil pemeriksaan LHP parsial maupun yang berbentuk Ikhtisar Hasil Pemeriksaan Semesteran IHPS, memenuhi kebutuhan dan harapan pemilik kepentingan, pemberdayaan SDM, mengelola tugas pendukung dan Azmi Seftriadi : Pengaruh Keahlian Dalam Penggunaan Sistem Informasi Terhadap Kinerja Auditor Pada…, 2008 USU e-Repository © 2008 penunjang pemeriksaan, menyusun dan menyampaikan bentuk pertanggungjawaban pelaksanaan tugas dan fungsi BPK dalam mendorong terwujudnya pengelolaan dan tangung jawab keuangan negara yang semakin baik, akuntabel dan transparan” BPK- RI, 2006. Menurut Rencana Strategis BPK 2006-2010, Indikator-indikator sukses yang menjadi dasar pengukuran kinerja BPK dibagi menjadi 6 enam bidang, yaitu bidang kepegawaian, pemilik kepentingan, hasil, kualitas, ketepatan waktu dan biaya.

2.2. Tinjauan Penelitian Terdahulu

Dokumen yang terkait

Pengaruh Integrasi dan Independensi Terhadap Kinerja Auditor (Penelitian pada Kantor Akuntan Publik di Wilayah Bandung yang Terdaftar di BPK RI)

4 26 50

PENGARUH PENERAPAN NILAI DASAR KODE ETIK BPK RI TERHADAP KINERJA AUDITOR PEMERINTAH : Studi Pada Auditor BPK-RI Perwakilan Provinsi Jawa Barat.

1 6 43

PENGARUH KOMPETENSI DAN INDEPENDENSI AUDITOR TERHADAP KUALITAS AUDIT INVESTIGATIF PADA KANTOR PERWAKILAN BPK-RI YOGYAKARTA.

0 2 28

Pengaruh Penerapan Kode Etik Dan Penggunaan Teknik Audit Berbantuan Komputer (TABK) Terhadap Efektivitas Audit Oleh Auditor BPK RI Perwakilan Provinsi Sumatera Utara

0 0 20

Pengaruh Penerapan Kode Etik Dan Penggunaan Teknik Audit Berbantuan Komputer (TABK) Terhadap Efektivitas Audit Oleh Auditor BPK RI Perwakilan Provinsi Sumatera Utara

0 0 3

Pengaruh Penerapan Kode Etik Dan Penggunaan Teknik Audit Berbantuan Komputer (TABK) Terhadap Efektivitas Audit Oleh Auditor BPK RI Perwakilan Provinsi Sumatera Utara

0 0 8

Pengaruh Penerapan Kode Etik Dan Penggunaan Teknik Audit Berbantuan Komputer (TABK) Terhadap Efektivitas Audit Oleh Auditor BPK RI Perwakilan Provinsi Sumatera Utara

0 0 17

Pengaruh Penerapan Kode Etik Dan Penggunaan Teknik Audit Berbantuan Komputer (TABK) Terhadap Efektivitas Audit Oleh Auditor BPK RI Perwakilan Provinsi Sumatera Utara

0 1 3

Pengaruh Penerapan Kode Etik Dan Penggunaan Teknik Audit Berbantuan Komputer (TABK) Terhadap Efektivitas Audit Oleh Auditor BPK RI Perwakilan Provinsi Sumatera Utara

0 0 46

PENGARUH INDEPENDENSI, PENERAPAN TEKNOLOGI INFORMASI, DAN PEMAHAMAN GOOD GOVERNANCE TERHADAP KINERJA AUDITOR (Studi Kasus Pada Auditor di BPK RI Perwakilan Provinsi Jawa Barat)

0 0 11