Prinsip-Prinsip Penilaian yang Baik Model penilaian penerjemahan

2.2.2 Frans Sayogie 2.2.2.1 Pengantar Frans Sayogie dalam bukunya, Penerjemahan Bahasa Inggris ke dalam Bahasa Indonesia , menyebutkan bahwa penilaian terjemahan merupakan bagian penting dalam konsep teori penerjemahan. Oleh karena itu, kriteria aspek penilaian terjemahan membawa pada konsep terjemahan yang berbeda-beda dan penilaian yang berbeda pula. Namun Sayogie berharap penilaian yang diberikan dapat menilai terjemahan dengan baik karena untuk menentukan kualitas terjemahan, penilaian sangat diperlukan. 12

2.2.2.2 Prinsip-Prinsip Penilaian yang Baik

Menurut Sayogie ada prinsip-prinsip penerjemahan yang baik ada lima, yaitu: 1. Terjemahan yang tidak menyimpang dari isi yang terdapat dalam teks bahasa sumber, 2. Terjemahan yang dapat dimengerti dan mudah dipahami pembaca, 3. Terjemahan yang menggunakan kalimat-kalimat yang mengikuti aturan kaidah-kaidah bahasa sasaran dan tidak asing bagi pembaca, 4. terjemahan yang lebih mementingkan pengungkapan isi teks daripada persamaan bentuk ujaran, 5. Terjemahan yang tidak tampak sebagai terjemahan tetapi sebagai karya asli. 13

2.2.2.3 Model penilaian penerjemahan

Sayogie mengemukakan bahwa model merupakan realisasi teori berupa objek yang dapat diukur. Model adalah acuan dari sesuatu yang akan dibuat atau 12 Frans Sayogie, Penerjemahan Bahasa Inggris ke dalam Bahasa Indonesia, Jakarta: Lembaga Penelitian UIN Syarif Hidayatullah, 2008, h. 145 13 Frans Sayogie, Penerjemahan Bahasa Inggris ke dalam Bahasa Indonesia, h. 147 15 dihasilkan dengan karakteristik tertentu, dalam hal ini model penilaian penerjemahan didasari oleh teori-teori penerjemahan. Menurut sayogie model penilaian terjemahan yang ada memiliki satu ciri umum yaitu pengkategorian kesalahan pada pada setiap pendekatan yang berbeda berdasarkan ada atau tiadanya pengukuran kuantitatif. Sayogie mengutip pendapat Williams, membagi model penilaian terjemahan kedalam dua kelompok, yaitu model dengan pengukuran kuantitatif dan kualitatif. 14 Model-model yang termasuk kategori model kuantitatif adalah: 1. Canadian Language Quality Measurement Sistem Sical, yaitu model yang dikembangkan oleh Kantor Penerjemahan Pemerintah Kanada. 2. The Cauncil of Translator and Interpreter of Canada CTIC, yaitu model yang menggunakan perbandingan model sebagai ujian sertifikasi penerjemah. 3. Analisis Wcana oleh Bensoussan dan Rosenhouse. 4. Tekstologi oleh Larose. Sedangkan model yang termasuk kategori model kualitatif adalah: 1. Model skoposteory. Model ini berdasarkan fungsi dan tujuan teks bahasa sasaran dalam budaya sasaran dan dapat diaplikasikan secara pragmatic seperti pada dokumen sastra. 2. Model penjelasan deskriptif descriptive explanatory, yaitu dengan menggunakan teks fungsional. 15 Model-model tersebut dapat dirumuskan dengan tabel berikut: 14 Frans Sayogie, Penerjemahan Bahasa Inggris ke dalam Bahasa Indonesia, h. 150 15 Frans Sayogie, Penerjemahan Bahasa Inggris ke dalam Bahasa Indonesia, h. 150-152 16 Tabel 3. Model-Model Penilaian No Model Cara menilai Kegunaan Kriteria Teks Terjemahan A 1. 2. 3. 4. Model Kuantitatif Sical CTIC Bensoussan dan Resenhouse Tekstologi Melihat jumlah kesalahan mayor dan minor dalam 400 kata suatu teks. Setiap jenis kesalahan diberi nilai kuantitatif, seperti: -10, -5 lalu jumlah kesalahan total dikurangi 100 - penilaian berdasarkan kesetiaan pada tingkat linguistik dan tingkat cultural. Nilai berdasarkan pada terjemahan yang benar pada setiap unit. - Penilaian ditetapkan berdasarkan kesepakatan, skala 1-5 yang akan ditambahkan dengan factor yang memberatkan - Berupa kisi-kisi untuk analisis multikriteria - alat uji - membantu menilai kualitas 300 juta kata terjemahan instrument setiap tahun - ujian sertifikasi penerjemah - Evaluasi terjemahan siswa - Menilai pemahaman dalam konteks TEFL - Membuat table frekuensi kesalahan pada setiap criteria - berterima: hanya 12 kesalahan transfer pada kesalahan mayor dalam 400 kata - dapat direvisi - tidak berterima Lulus: nilai 75 - tidak ada kriteria standar Terjemahan terbaik yang mempunyai nilai kumulatif tertinggi 17

B. 1.

2. Model Kualitatif Skopost teori Penjelasan Deskriptif - tidak perlu analisis kesalahan - teks sasaran sebagai tolak ukur penilaian terjemahan - penilaian dilakukan secara alami - tidak ada standar kualitas khusus

C. Perpaduan Kuantitatif

dan Kualitatif Argumentasi Williams - membandingkan keberadaan keenam elemen dalam bahasa sumber dan bahasa sasaran - menilai terjemahan professional dan mahasiswa - standar tinggi - standar rendah Model penilaian yang telah disebutkan di atas memiliki kelemahan. Kelemahan-kelemahan tersebut diuraikan dalam tabel berikut: Tabel 4. Kelemahan Model No Jenis Model Kelemahan 1. Kuantitatif • karena keterbatasan waktu, hanya dapat menilai probabilitas statistik dasar dan tidak dapat menilai hasil terjemahan seluruhnya. • Analisis mikrotekstual tidak dapat menghindari beberapa penilaian serius terhadap kandungan makrostruktur terjemahan. • Adanya ambang keberterimaan berdasarkan jumlah kesalahan khusus tidak dapat dikritisi baik dengan teori.

2. Kualitatif

• Tidak dapat menawarkan ambang keberterimaan yang meyakinkan, diperkirakan karena model ini tidak dapat mengajukan bobot kesalahan dan hitungan untuk teks individu. 18

2.2.2.4 Model Penilaian Penerjemahan Frans Sayogie