4.2 Profil Penerjemah Tersumpah Al-Hadi
Zen Muhamad Al-Hadi adalah penerjemah tersumpah di Penerjemah Resmi Al- Hadi, sekaligus pendiri lembaga tersebut. Penerjemah yang biasa dipanggil
Ustadz Zen ini merupakan alumni pondok pesantren Darul Hadits Malang Jawa Timur. Studinya lalu dilanjutkan di Fakultas Syariah IAIN Syarif Hidayatullah
Jakarta. Setelah mendapat gelar S1 di IAIN Syarif Hidayatullah, beliau menempuh gelar Lc-nya di Fakultas Syariah Universitas Al-Azhar Kairo Mesir.
Kemudian gelar S2-nya ia peroleh di Fakultas Perbandingan Hukum Fikih Universitas yang sama.
Sejak tahun 1982, beliau diangkat menjadi penerjemah tersumpah sworn translator
bahasa Arab-Indonesia atau sebaliknya, melalui SK Gubernur DKI Jakarta. Beliau lebih memilih bekerja sendiri dengan membangun lembaga
penerjemah dari pada bekerja di kantor-kantor hukum. Lembaga ini dinamai Penerjemah Resmi Al-Hadi yang telah penulis jelaskan pada profil lembaga.
Beliau pernah menjadi dosen honorer di Fakultas Syariah UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dan dosen matakuliah Agama Islam di berbagai perguruan
tinggi swasta di Jakarta. Penerjemah yang mempinyai misi membentuk umat qurani ini juga aktif menulis artikel baik di sebuah buletin seperti buletin
Himpunan Dai’ Mawar , maupun di jejaring Facebook.
Selain menerjemahkan dokumen hukum, beliau juga menulis beberapa buku yang diterbitkan oleh Zahra, antara lain:
1. Bayang-Bayang Allah
2. Hidup Tenang
3. Ma’rifatullah
54
4. Ruqyah Jin
5. Rahasia Juz’ama
Sementara itu, kini beliau aktif sebagai pembina, penasehat, dan pengurus di beberapa yayasan sosial. Beliau juga merupakan penceramah dan pengajar tetap
pada masjid dan majlis taklim di daerah tempat tinggalnya, Kramat Jati. Beliau juga pernah memberikan ceramah di beberapa kota, TV swasta dan TVRI. Selain
aktif ceramah, beliau dikenal sebagai konsultan tetap dirubrik majalah ADIL serta sebagai redaktur dan wartawan di majalah Bening Media Dakwah Islam.
55
BAB V KRITIK DAN PENILAIAN ATAS TERJEMAHAN DOKUMEN
RESMI MILIK PENERJEMAH TERSUMPAH AL-HADI 5.1
Kritik dan penilaian atas terjemahan Ijazah
Dalam ijazah Arab terdapat kalimat doa’ pada kalimat pertama. Kemudian kalimat tersebut diterjemahkan secara harfiah oleh Al-Hadi. Padahal pada format
ijazah Indonesia kalimat doa’ tersebut tidak ada. Oleh karena itu, sebaiknya Al- Hadi tidak perlu menerjemahkannya. Kalimat tersebut sebagai berikut:
ﻟﺎﻌﻟا بر ﷲ ﺪ ﻟا ﺳﺮ ﻟا و ءﺎ ﻷا ﺎ ﻰ مﻼ ﻟا و ةﻼ ﻟا و
ﻪ و ﻪﻟﺁ ﻰ و
ﺪﻌ و
Segala puji bagi Allah, shalawat serta salam tercurah pada Nabi Besar Muhammad saw para keluarga dan sahabat setia
Selanjutnya, kata
نﺈﻓ
diterjemahkan yang bertanda tangan di bawah ini dengan ini menerangkan bahwa:
. Terjemahan tersebut terlalu panjang, berlebih- lebihan dan pilihan katanya pun kurang tepat. Kata menerangkan sebaiknya
diubah dengan kata menyatakan sebagaimana yang digunakan UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta dalam penulisan ijazah. Kemudian kalimat yang seperti itu
pun terulang kembali pada kalimat berikut:
لﺪﻌ سﻮ رﻮﻟﺎﻜ ﻟا ﺔ رد ﻪ ﻣ ﺔﻌﻣﺎ ﻟا ﻣ رﺮ ﻚﻟذ ﻰ ءﺎ و
2.64
و طﺎﻘ رأ ﺔ ﺎﺜﻟا فﺮﺸﻟا ﺔ ﺮﻣ ﻣ اﺪ ﺪ ﺮ ﺮﻘ و ﻂﻘﻓ ﺔﺋﺎ ﻟا ﻰﻓ ﻌ رأ و
Berdasarkan penelitian yang kami lakukan, Majlis Universitas dengan ini memberikan ijazah Licence Lc kepada mahasiswa tersebut dengan nilai 2,64
yudisium cukup. Berdasarkan format penulisan yang dipakai UIN Sunan Kalijaga, menurut
penulis kalimat tersebut sebaiknya diterjemah sebagai berikut:
56