BAB III KERANGKA TEORI
3.1 Pengantar
Pada bab ini, penulis akan menguraikan landasan-landasan yang akan digunakan dalam menganalisis dokumen. Uraian tersebut penulis ambil dari kajian terdahulu.
Akan tetapi, penulis menguraikannya secara ringkas. Penulis hanya meletakan 2 pembahasan saja pada bab ini, karena kedua bahasan tersebut merupakan teori
penting yang penulis pakai dalam menganalisis dokumen. Pertama
, penulis meletakan uraian mengenai kritik dan penilaian terjemahan. Uraian tersebut menjelaskan metode yang penulis pakai dalam menganalisis
dokumen. Kedua, penulis meletakan aspek gramatikal. Uraian tersebut menjelaskan teori apa saja yang penulis pakai dalam menganalisis dokumen.
3.2 Kritik dan Penilaian Terjemahan
Dari sekian metode penilaian yang penulis uraikan di kajian terdahulu untuk menganalisis dokumen-dokumen penulis mengunakan cara penilaian milik Moch.
Syarif Hidayatullah. Cara penilaian yang ia pakai selain dengan mengamati dan membaca dengan cermat secara langsung, ia juga memakai cara yang bersifat
matematis. Meskipun menurut Maurits D.S. Simatupang menilai hasil terjemah tidak dapat dilakukan dengan cara yang bersifat matematis, karena cara tersebut
sangat mudah dilakukan dan penilaian tersebut bersifat subjektif-relatif. Akan tetapi, penilaian secara matematis perlu dilakukan.
46
Metode penilaian Hidayatullah, menurut penulis lebih praktis dan prosesnya hanya memerlukan waktu yang cukup singkat. Sehingga penulis tidak terlalu
mengalami kesulitan dalam menganalisis dokumen. Sementara metode penilaian tokoh lain bersifat tidak praktis dan prosesnya memakan waktu yang cukup
panjang. Seperti metode milik E. Sadtono, metodenya dapat dikatakan kurang praktis, harus melakukan penilaian berkali-kali. Bahkan memerlukan lebih dari
satu orang penilai, sehingga proses penilaian tersebut tidak cukup waktu yang singkat. Metode tersebut memakan waktu yang cukup panjang.
Sebelum memberi penilaian penulis memberi kritikan terlebih dahulu pada beberapa terjemahan Al-Hadi. Kritikan yang penulis lakukan adalah dari aspek
gramatikal yang akan penulis jelaskan pada uraian aspek gramatikal. Sebelum mengeritik penulis mengamati dan membaca teks sumber dan teks terjemahan
secara cermat. Kemudian penulis memberi penilaian pada terjemahan tersebut dengan cara
1 mengurangi 10 poin pada kalimat atau klausa yang tidak diterjemahkan, 2 mengurangi 5 poin pada terjemahn yang yang pesannya salah, 3 mengurangi 2
poin pada diksi, frase, kolokasi, komposisi dan tata bahasa yang tidak tepat, dan 4 mengurangi 1 poin pada ejaan dan tanda baca yang tidak tepat. Keempat
pengurangan kesalahan tersebut penulis sajikan dalam bentuk tabel seperti pada tabel 6.
Setiap terjemahan diberi skor 100 poin. Dengan demikian, skor tersebut dikurangi dengan jumlah skor kesalahan yang terdapat dalam terjemahan.
Dikarenakan dokumen yang penulis analisis hanya memilki satu halaman, maka
47
hasil nilai tersebut merupakan nilai akhir. Setelah itu hasil akhir dicocokan pada kriteria penilaian sebagai berikut:
90-100 = Istimewa 80 - 89 = Sangat Baik
70 - 79 = Baik 60 - 69 = Cukup
50 - 59 = Kurang 0 – 49 = Buruk
Sebagai contoh, pada sebuah dokumen hukum terdapat 10 poin kalimat yang tidak diterjemahkan; 5 poin pada terjemahan yang salah pesan; dan 14 poin pada
diksi,ejaan dan tata bahasa yang tidak tepat. Setelah itu kesalahan dijumlahkan. Contoh tersebut penulis rumuskan pada tabel berikut:
Jenis Kesalahan Kasus Kesalahan
Skor Nilai
Kalimat tidak diterjemahkan -10
Kalimat terjemahan salah pesan
-5
Ketidaktepatan diksi, ejaan dan tata bahasa
-14
Jumlah Total -29
Selanjutnya, 100 poin awal dikurangi jumlah total kesalahan, maka skornya menjadi 71 poin. Kemudian dicocokan dengan kriteria penilaian dan hasilnya
adalah baik.
3.3 Aspek Gramatikal