Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Para ahli bahasa mengatakan bahwa bahasa sebagai alat komunikasi secara genetis hanya ada pada manusia. Implementasinya manusia mampu membentuk lambang atau memberi nama guna menandai setiap kenyataan, sedangkan binatang tidak mampu melakukan itu semua. Bahasa hidup di masyarakat dan dipakai oleh warganya untuk berkomunikasi. Kelangsungan hidup sebuah bahasa sangat dipengaruhi oleh dinamika yang terjadi dalam budaya dan dialami penuturnya. Dengan kata lain, budaya yang ada di sekeliling bahasa tersebut akan ikut menentukan wajah dari bahasa itu. 1 Bahasa merupakan bagian dari kebudayaan dan keduanya mempunyai hubungan yang sangat erat, sehingga tidak dapat dipisahkan. Bahasa dan budaya merupakan hal yang sangat penting dalam penerjemahan. Penerjemahan adalah proses pengalihan pesan dari bahasa sumber Bsa ke dalam bahasa sasaran Bsa. Maksud “proses” disini adalah proses pengambilan keputusan dalam komunikasi interlingual lintas dua bahasa yang berbeda. 2 Dalam penerjemahan, pemahaman Bsu merupakan pengalihan aspek tekstual dari teks bahasa sumber Tsu ke teks bahasa sasaran Tsa. Dengan demikian 1 Komunitas anak sastra Universitas Pendidikan Indonesia, Sosiolinguistik: Hubungan Bahasa dan Budaya , anaksastra.blogspot.com diakses pada tanggal 2 Desember 2009 2 Mangatur Nababan, Kompetensi dan Dampaknya pada Kualitas Terjemahan, www.uns.ac.idcpppenelitian.php diakses pada tanggal 2 Desember 2009 1 dapat dikatakan bahwa untuk bisa menerjemahkan, seorang penerjemah harus benar-benar memahami Tsu. Selain itu pula, agar penerjemahan bisa mentranformasikan pesan yang dipahaminya dari Tsu ke dalam benak pembaca, seorang penerjemah harus mempunyai faktor-faktor keterbacaan, di antaranya: seorang penerjemah harus bisa menyampaikan ide dan pesan pada Tsu secara tegas dan tidak bertele-tele. Dengan kata lain ia punya wewenang untuk membuang hal-hal yang bertele-tele dalam Tsu. Seorang penerjemah juga harus bisa menyampaikan ide dan pesan pada Tsu dengan bahasa yang popular dan lazim. Ia harus berani membuang arti kata-kata tertentu yang sebetulnya sudah tidak popular lagi dalam penggunaan Bsa. 3 Selain hal-hal tersebut, di berbagai belahan dunia sekarang ini penerjemahan kembali mendapatkan perhatian, terutama karena arus dan ledakan informasi yang disebabkan oleh globalisasi. Seiring dengan ledakan ini, lahirlah kode etik, tata cara menerjemahkan dan sebagainya. Di samping itu, kegiatan penerjemahan kemudian menjadi tingkat spesialis, sehingga di beberapa universitas di luar negeri ada pendidikan khusus tingkat pascasarjana untuk penerjemah dan juru bahasa, misalnya di Prancis, Australia dan Inggris. 4 Di Indonesia, baru Universitas Indonesia yang dalam proses pemantapan menyelenggarakan pendidikan serupa. Kualifikasi melalui pendidikan tersebut diiringi pula dengan pembakuan dan pengesahan kualifikasi penerjemah. Misalnya, di Jakarta, khususnya untuk Daerah Khusus Ibukota 3 Moch. Syarif Hidayatullah, Tarjim Al-An: Cara Mudah Menerjemahkan Arab-Indonesia. Tangerang: Dikara, 2009, cet ke-3, h.16 4 Rohayah Machali, Pedoman Bagi Penerjemah, Jakarta: Grasindo, 2000, h. 3 2 DKI, terdapat ujian kualifikasi Penerjemah dan “Penerjemah Bersumpah atau Tersumpah”, yang sebenarnya memberikan kualifikasi sebagai penerjemah hukum. Jasa penerjemah tersumpah biasanya dibutuhkan untuk menerjemahkan dokumen-dokumen pribadi seperti akte kelahiran, ijazah, rapor siswa, kartu keluarga, dan lain sebagainya. Jasa ini diperlukan terutama oleh mereka yang bermaksud untuk melanjutkan sekolah di luar negeri atau mengurus dokumen keimigrasian di luar negeri. 5 Sebagian sekolah, universitas danatau kedutaan mensyaratkan dokumen yang diperlukan, terutama yang ditulis dalam bahasa Indonesia untuk diterjemahkan ke dalam bahasa asing atau sebaliknya oleh penerjemah tersumpah. Ketika menerjemahkan dokumen tersebut, tidak ada pilihan lain penerjemah tersumpah harus mengakrabkan diri dengan contoh penerapan pada dokumen dalam kedua bahasa, dan membekali diri dengan system yang berlaku di masing- masing Negara agar hasil terjemah terbaca akrab dan lazim. Sekarang ini, banyak sekali penerjemah tersumpah di Indonesia yang membuka jasa penerjemahan untuk membantu mereka baik yang bermaksud untuk melanjutkan sekolah di Indonesia atau mengurus dokumen keimigrasian di Indonesia dengan mengalihkan bahasa dokumen tersebut ke dalam bahasa Indonesia. Di Depok ada Absa Translation servise yang membuka jasanya lewat situs internet. Begitu pula di Bekasi ‘BNS Translation Service’, di Bali ‘Bali Translator’, dan lain sebagainya juga membuka jasanya lewat situs internet. 5 Wikimu, Apa sih penerjemah tersumpah?, wikimu.comNewsDisplayNews.aspx 3 Mereka melayani berbagai macam bahasa di antaranya bahasa Inggris, Jepang, Korea, Arab, Prancis, Cina dan lain-lainnya. Penulis telah meminta informasi pada beberapa penerjemah melalui e-mail. Akan tetapi, tidak ada tanggapan sama sekali dari pihak penerjemah. Akhirnya, penulis mendapatkan informasi penerjemah tersumpah yang terletak di Kramat Jati, yaitu Penerjemah Resmi Al-Hadi. Penerjemah tersebut khusus menerjemah dokumen-dokumen berbahasa Arab. Oleh karena itu, penulis menjadikannya kajian di dalam skripsi penulis. Dalam dokumen berbahasa Arab, misalnya dalam ijazah berbahasa Arab nomor penetapan surat diletakan di bagian bawah. Padahal dalam ijazah yang berbahasa Indonesia, nomor penetapan ijazah di letakan di bagian atas. Contoh lain dalam ijazah berbahasa Arab biasanya dibuka dan ditutup dengan doa, sedangkan dalam ijazah berbahasa Indonesia tidak terdapat kalimat doa. Contohnya dalam ijazah Arab di bagian bawah terdapat doa sebagai berikut: و ﻮ ﻣﺎﻌﻟا ءﺎ ﻌﻟا ﺳ ﻪ ﻚﻟﺄ نأ و ﺰ ﷲا لﺄ و ﷲا ىﻮﻘ ﻪ Kemudian diterjemahkan oleh Al-Hadi sebagai berikut:“Seraya kami bermohon semoga Allah memberinya kemudahan dalam mengikuti jalan para ulama” Sedangkan dalam ijazah Indonesia kalimat doa ini tidak ada. Apabila penerjemah membuang kata-kata dalam bahasa sumber Bsu tidak mengurangi makna ketika dialihkan ke dalam bahasa sasaran Bsa, maka itu boleh. Oleh karena itu, penerjemah dituntut untuk memahami kaidah-kaidah penulisan bahasa sumber dan bahasa sasaran. Menerjemahkan bukan 4 memindahkan atau mengganti kata demi kata, melainkan memindahkan pesan, pikiran atau amanat. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa yang menjadi dasar dalam melakukan penelitian ini adalah penerjemahan dalam pengertian pemindahan makna dari Bsu ke Bsa sebagai cara yang dapat diandalkan, bukan penerjemahan kata demi kata. Untuk memindahkan makna tersebut dibutuhkan kalimat-kalimat terjemahan efektif dalam Bsa. Dari contoh di atas, dengan kekurangan dan kelebihan yang terdapat dalam terjemahan dokumen oleh penerjemah tersumpah, penulis tertarik untuk mengkritisi dan menilai terjemahan tersebut. Sehingga penulis memberi judul skripsi dengan judul “Penerjemahan Dokumen Resmi Arab-Indonesia Studi Kritik Gramatikal Terjemahan Penerjemah Resmi Al-Hadi”.

1.2 Pembatasan dan Rumusan Masalah