BAB IV UPAYA PENYELESAIAN PEMBIAYAAN BERMASALAH
NONPERFORMING FINANCING PADA PEMBIAYAAN BANK SYARIAH DALAM PRESPEKTIF
KUH PERDATA
A. Faktor-faktor Penyebab Terjadinya Pembiayaan Bermasalah
Bank syariah dalam menjalankan salah satu fungsinya yaitu menyalurkan dana kepada nasabah tentunya memiliki resiko. dimana resiko yang berkaitan dengan
tugas bank syariah sebagai penyalur dana kepada nasabah adalah terjadinya pembiayaan bermasalah.
Pembiayaan bermasalah pada bank syariah ini terjadi karena tidak kembalinya pokok pembiayaan, tidak mendapat imbalan, ujrah, atau bagi hasil sebagaimana
yang telah disepakati dalam akad pembiayaan antara bank syariah dengan nasabah penerima fasilitas pembiayaan, atau dengan kata lain bahwa nasabah telah
melanggar akad pembiayaan yang telah disepakati. Dimana tidak terpenuhinya prestasi dalam suatu kontrak atau akad pembiayaan pada bank syariah disebut
juga sebagai wanprestasi. Dimana wanprestasi sendiri adalah perbuatan pihak debitur yang tidak sama sekali melakukan prestasi, atau keliru dalam melakukan
prestasi, atau terlambat dalam melakukan prestasi, yang mengakibatkan lahirnya hak dari pihak yang dirugikan untuk menuntut ganti rugi. Dimana saat dimulainya
wanprestasi sendiri ialah pada saat setelah debitur dinyatakan lalai oleh kreditur somasi dan telah lampau waktu untuk memenuhi perikatan-perikatan.
60
Menurut Aidil Wakil Kepala Cabang Bank Sumut Syariah Capem Kota Baru Marelan penyebab terjadinya pembiayaan bermasalah pada bank syariah sendiri,
dapat dilihat dari 2 sisi yaitu baik dari pihak bank syariah sendiri maupun dari pihak nasabah. Adapun faktor-faktor tersebut antara lain:
61
2. Faktor yang datangnya dari pihak nasabah
1. Faktor yang datangnya dari pihak bank Faktor ini terjadi akibat kesalahan analisis yang dilakukan oleh pihak Bank dalam
menentukan kelayakan seorang nasabah untuk menerima fasilitas pembiayaan, sehingga apa yang seharusnya terjadi, tidak dapat diprediksi sebelumnya, dimana
kesalahan analisis ini misalnya kesalahan menganalisa dalam menentukan jenis pembiayaan yang diberikan sehingga peruntukan pembiayaan tidak sesuai dengan
jenis pembiayan. Selain kesalahan analisis dalam pemberian pembiayaan, faktor lain yang datangnya dari pihak bank adalah karena adanya Kolusi dari pihak
analisis pembiayaan dengan pihak nasabah sehingga dalam analisisnya dilakukan secara subjektif.
Faktor yang datangnya dari pihak nasabah sendiri adalah karena terjadinya wanprestasi, dimana wanprestasi yang terjadi disebabkan oleh beberapa hal antara
lain : a.
Adanya unsur kesengajaan : dimana dalam hal ini karakter dari pihak nasabah sendirilah yang dari awal sudah tidak mau untuk membayar
60
Mariam Darus Badruldzaman, Hukum Perikatan dalam KUH Perdata Buku Ketiga Yurisprudensi, Doktrin serta Penjelasan, PT. Citra Aditya Bakti, Bandung, 2015, hlm.30
61
Aidil, Wawancara, Bagian Wakil Kepala Cabang, Bank Sumut Syariah Capem Kota Baru, Marelan, Medan, 7 Juli 2015
pembiayaanya, atau mungkin hal ini terjadi karena adanya kebutuhan keluarga yang lebih diutamakan dibandingkan dengan kewajiban nasabah
sendiri untuk membayar angsuran pembiayaanya. b.
Adanya unsur ketidaksengajaan : dimana dalam hal ini terjadi akibat karena kemampuan nasabah untuk membayar angsuran pembiayaan
mengalami penurunan yang disebabkan oleh omset usaha yang mengalami penurunan, ataupun terjadinya Force Meyer terhadap usaha milik nasabah,
seperti misalnya gempa, kebakaran, ataupun kebanjiran, sehingga menyebabkan menurunya kemampuan nasabah untuk membayar angsuran
pembiayaan
B. Penanganan atau Penyelesaian Pembiayaan Bermasalah yang Dilakukan