Kriteria Pembiyaan Bermasalah Aspek Hukum Terhadap Upaya Penyelesaian Pembiayaan Bermasalah (Non Performing Financing) Dalam Setiap Pemberian Pembiayaan Oleh Bank Syariah (Studi Pada PT. Bank Sumut Syariah Capem Kota Baru, Marelan)

bersumber dari berbagai aktivitas fungsional bank seperti penyaluran pinjaman, kegiatan investasi, dan kegiatan jasa pembiayaan perdagangan, yang tercatat dalam buku bank. Disisi lain resiko ini timbul karena kinerja satu atau lebih debitor yang buruk, dimana kinerja debitur yang buruk ini dapat berupa ketidakmampuan ataupun ketidakmauan debitor untuk memenuhi sebagian atau seluruh perjanjian kredit yang telah disepakati bersama sebelumnya. Dimana dalam hal ini yang menjadi perhatian bank bukan hanya kondisi keuangan dan nilai pasar dari jaminan kredit termasuk colletaral tetapi juga karakter dari debitor. 50

B. Kriteria Pembiyaan Bermasalah

Berdasarkan uraian di atas maka dapat disimpulkan bahwa pembiayaan bermasalah merupakan resiko pihak bank syariah sendiri dalam melaksanakan salah satu fungsinya sebagai penyalur dana masyarakat, dimana resiko tersebut terjadi karena ketidak lancaran pihak nasabah dalam mengangsur pembiayaan, serta pembiayaan pembiayaan yang pihak debitornya tidak memenuhi persyaratan yang dijanjikan seperti misalnya persyaratan pembayaran bagi hasil, pengembalian pokok pinjaman. Sehingga hal-hal tersebut menimbulkan dampak negatif bagi kedua belah pihak baik pihak bank sendiri maupun pihak nasabah. Hidup matinya suatu bank sangatlah dipengaruhi oleh jumlah kredit danatau pembiayaan yang disalurkan dalam suatu periode. Artinya, semakin banyak kredit danatau pembiayaan yang disalurkan, maka semakin besar pula perolehan laba dari bidang ini. Bahkan hampir semua bank masih mengandalkan penghasilan 50 Robert Tampubolon, Risk Management : Pendekatan Kualitatif untuk Bank Kommersial, PT Elex Media Komputindo, Jakarta, 2004, hlm. 24 utamanya dari jumlah penyaluran kredit danatau pembiayaan, disamping dari penghasilan atas biaya-biaya dari jasa bank lainya yang dibebankan kepada nasabah. 51 Pada praktiknya banyaknya jumlah kredit danatau pembiayaan yang disalurkan juga harus memperhatikan kualitas kredit danatau pembiayaan tersebut. Artinya semakin berkualitas kredit danatau pembiayaan yang diberikan atau memang layak untuk disalurkan, akan memperkecil resiko terhadap kemungkinan terjadinya kredit danatau pembiayaan bermasalah. 52 1. Kriteria I, lancar; Oleh, karena itu penggolongan kualitas kredit danatau pembiayaan sangatlah penting untuk mengetahui apakah suatu kredit danatau pembiayaan yang disalurkan oleh bank itu termasuk dalam kredit danatau pembiayaan bermasalah atau tidak. Pada bank syariah sendiri kualitas pembiayaan dapat digolongkan menjadi 5 kriteria. Adapun kelima kriteria tersebut antara lain: 2. Kriteria II, dalam perhatian khusus; 3. Kriteria III, kurang lancar; 4. Kriteria IV, diragukan; 5. Kriteria V, macet. Berdasarkan penggolongan pembiayaan tadi, maka pembiayaan bermasalah masuk ke dalam penggolongan kriteria yang ketiga sampai dengan kriteria yang kelima. Adapun yang menjadi kriteria pembiayaan bermasalah tersebut antara lain: 53 51 Kasmir, Op.Cit., hlm.119 52 Ibid., hlm.120 53 Wangsawidjaja, Op.Cit.,hlm.84 1. Untuk Pembiayaan dengan akad mudharabah dan musharakah, kriteria pembiayaan bermasalahnya antara lain: a. Pembiayaan kurang lancar kriteria III Terdapat tunggakan pembiayaan angsuran pokok yang telah melampaui 3 tiga bulan, namun belum melampaui 4 empat bulan atau terdapat tunggakan pelunasan pokok melampaui 1 satu bulan, namun belum melampaui 2 dua bulan setelah jatuh tempo b. Pembiayaan diragukan kriteria IV Terdapat tunggakan pembayaran angsuran pokok telah melampaui 4 empat bulan, namun belum melampaui 6 enam bulan atau terdapat tunggakan pelunasan pokok melampaui 2 dua bulan, namun belum melampaui 3 tiga bulan Pembiayaan macet kriteria V Terdapat tunggakan pembayaran angsuran pokok telah melampaui 6 enam bulan atau terdapat tunggakan pelunasan pokok melampaui 3 tiga bulan setelah jatuh tempo 2. Untuk pembiayaan dengan akad murabahah, istishna’, dan qard, kriteria pembiayaan bermasalahnya antara lain: a. Pembiayaan kurang lancar kriteria III Terdapat tunggakan pembayaran angsuran pokok danatau margin telah melampaui 3 tiga bulan, namun belum melampaui 6 enam bulan b. Pembiayaan diragukan kriteria IV Terdapat tunggakan pembayaran angsuran pokok danatau margin telah melampaui 6 enam bulan, namun belum melampaui 9 sembilan bulan. c. Pembiayaan macet kriteria V Terdapat tunggakan pembayaran angsuran pokok danatau margin telah melampui 9 sembilan bulan 3. Untuk pembiayaan dengan akad ijarah atau ijarah muntahiya bi tamlik kriteria pembiayaan bermasalahnya antara lain: a. Pembiayaan kurang lancar kriteria III Terdapat tunggakan pembayaran sewa telah melampui 3 tiga bulan, namun belum melampaui 6 enam bulan b. Pembiayaan diragukan kriteria IV Terdapat tunggakan pembayaran sewa telah melampaui 6 enam bulan, namun belum melampaui 9 sembilan bulan c. Pembiayaan macet kriteria V Terdapat tunggakan pembayaran sewa telah melampaui 9 sembilan bulan 4. Untuk pembiayaan dengan akad salam kriteria pembiayaan bermasalahnya antara lain: a. Pembiayaan kurang lancar kriteria III Piutang salam telah jatuh tempo sampai dengan 2 dua bulan b. Pembiayaan diragukan kriteria IV Piutang salam telah jatuh tempo sampai dengan 3 tiga bulan c. Pembiayaan macet kriteria V Piutang salam telah jatuh tempo lebih dari 3 tiga bulan

C. Akibat Pembiayaan Bermasalah

Dokumen yang terkait

Analisis Perbandingan Sistem Pemberian Kredit Pada Bank Konvensional Dan Pembiayaan Pada Bank Syariah

21 184 80

Analisis Perbandingan Sistem Pemberian Kredit Pada Bank Konvensional (PT. Bank Cimb Niaga) Dan Sistem Pembiayaan Murabahah Pada Bank Syariah (PT. Bank Cimb Niaga Syariah) Di Medan

47 391 89

Analisis Perbandingan Sistem Pemberian Kredit Pada Bank Konvensional dan Pembiayaan Pada Bank Syariah

44 256 120

Strategi manajemen risiko terhadap pembiayaan mudharabah untuk mencegah pembiayaan bermasalh: studi kompirasi pada bank syariah Bukopin dan bank Muamalat Indonesia

9 81 76

Pengaruh Jumlah Pembiayaan yang DIsalurkan Terhadap TIngkat Rasio Non Performing Financing (NPF) (Studi Kasus Pada PT. Bank DKI Syariah)

0 5 116

pengaruh penyaluran pembiayaan mudharabah,pembiayaan musyarakah,pembiayaan murabahah,dan non performing financing (npf) terhadap kinerja bank pembiayaan rakyat syariah di Indonesia periode januari 2010-maret 2015

0 7 122

Analisis Pengaruh Pembiayaan Pemilikan Rumah Sistim Akad Murabahah, Pembiayaan Pemilik Rumah Sistim Akad Istishna dan non Performing Financing Terhadap Profitabilitas Bank Syariah: (Studi Pada Bank Tabungan Negara Syariah Periode Maret 2008- Juni 2016)

5 32 102

PENGARUH DANA PIHAK KETIGA (DPK), SERTIFIKAT BANK INDONESIA SYARIAH (SBIS), NON PERFORMING FINANCING (NPF) DAN RETURN ON ASSETS (ROA) TERHADAP PEMBIAYAAN MURABAHAH (Studi Kasus Pada Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah di Indonesia Periode 2009 - 2014

2 18 138

Analisis Penyelesaian Force Majeure dalam Produk Pembiayaan pada Bank Syariah

6 57 124

PENGARUH NON PERFORMING FINANCING PEMBIAYAAN MUDHARABAH DAN NON PERFORMING FINANCING PEMBIAYAAN MUSYARAKAH TERHADAP PROFITABILITAS PADA BANK UMUM SYARIAH DI INDONESIA - repository perpustakaan

0 0 14