Jenis-jenis Pembiayaan dan Jaminan dalam KUH Perdata 1. Jenis-jenis pembiayaan

“gadai adalah suatu hak yang diperoleh kreditur atas suatu barang bergerak , yang diserahkan kepadanya oleh debitur, atau oleh kuasanya, sebagai jaminan atas utangnya, dan yang memberi wewenang kepada kreditur untuk mengambil pelunasan piutangnya dari barang itu dengan mendahului kreditur-kreditur lain, dengan pengecualian biaya penjualan sebagai pelaksanaan putusan atas tuntutan mengenai pemilikan atau penguasaan, dan biaya penyelamatan barang itu, yang dikeluarkan setelah barang itu diserahkan sebagai gadai dan yang harus didahulukan”. Berdasarkan uraian tersebut di atas, dapat disimpulkan bahwa dalam praktik perbankan syariah pengertian rahn adalah agunan.Namun, ada juga rahn sebagai produk bank syariah. Menurut jumhur ulama, rukun rahn ada lima: 1 Rahim orang yang menggadaikan 2 Murtahin orang menerima gadai 3 MarhunRahn objekbarang gadai 4 Marhun Bih utang dan 5 Sighat ijab kabul. Para ulama fiqih mengemukakan syarat-syarat ar-rahn sesuai dengan rukun ar-rahn itu sendiri, yaitu: 1 Para pihak dalam pembiayaan rahn rahin dan murtahin. 2 Adanya kesepakatan sighat atau ijab Kabul 3 Marhun bih utang

B. Jenis-jenis Pembiayaan dan Jaminan dalam KUH Perdata 1. Jenis-jenis pembiayaan

Penyaluran dana yang dilakukan oleh bank syariah kepada nasabah secara garis besar terbagi ke dalam empat kategori yang dibedakan berdasarkan jenis akad pembiayaan, yaitu: a. Pembiayaan dengan prinsip jual-beli dalam bentuk piutang, yang terbagi lagi berdasarkan akad Murabahah, Salam, dan Istishna’. 24 1 Pembiayaan atas dasar akad Murabahah Pembiayaan dengan akad murabahah adalah transaksi jual beli suatu barang sebesar harga perolehan barang ditambah dengan margin yang disepakati oleh para pihak, dimana penjual menginformasikan terlebih dahulu kepada pembeli. Adapun mekanisme dalam pembiayaan dengan akad Murabahah ini antara lain: a Bank bertindak sebagai pihak penyedia dana dalam kegiatan transaksi Murabahah dengan nasabah; b Bank dapat membiayai sebagian atau seluruh harga pembelian barang yang telah disepakati kualifikasinya; c Bank wajib menyediakan dana untuk merealisasikan penyediaan yang di pesan nasabah, dan; d Bank dapat memberikan potongan dalam besaran yang wajar dengan tanpa diperjanjikan di muka. 2 Pembiayaan atas dasar akad salam Pembiayaan dengan akad salamadalah transaksi jual beli barang dengan cara pemesanan dengan syarat-syarat tertentu dan pembayaran secara tunai terlebih dahulu secara penuh. Adapun mekanisme dalam pembiayaan dengan akad salam ini antara lain: 24 Muhammad, Op.Cit., hlm.49-50 a Bank bertindak baik dengan pihak penyedia dana dalam kegiatan transaksi salam dengan nasabah; b Bank dan nasabah wajib menuangkan kesepakatan dalam bentuk perjanjian tertulis berupa akad pembiayaan atas dasar salam; c Penyediaan dana oleh bank kepada nasabah harus dilakukan di muka secara penuh yaitu pembayaran segera setelah pembiayaan atas dasar akad salam disepakati atau paling lambat 7Tujuh hari setelah pembiayaan atas dasar akad salam disepakati; d Pembayaran oleh bank kepada nasabah tidak boleh dalam bentuk pembebasan utang nasabah kepda bank atau dalam bentuk piutang bank. 3 Pembiayaan atas dasar akad istishna’ Pembiayaan dengan akad istishna’ adalah transaksi jual beli barang dalam bentuk pemesanan pembuatan barang dengan kriteria dan persyaratan tertentu yang disepakati dengan pembayaran sesuai dengan kesepakatan. Adapun mekanisme dengan pembiayaan dengan akad istishna’ini antara lain: a Bank bertindak baik sebagai pihak penyedia dana dalam kegiatan transaksi istishna’ dengan nasabah; dan b Pembayaran oleh bank kepada nasabah tidak boleh dalam bentuk pembebasan utang nasabah kepada bank atau dalam bentuk piuatng bank. a. Pembiayaan dengan prinsip sewa menyewa, yang terbagi dalam bentuk Ijarah atau sewa beli dalam bentuk Ijarah Muntahiya Bittamilk. 25 25 Wangsawidjaja, Op.Cit.,hlm.213 1 Pembiayaan dengan akad ijarah Pembiayan dengan akad ijarah adalah transaksi sewa menyewa atas suatu barang danatau jasa antara pemilik objek sewa untuk kepemilikan hak pakai atau objek sewa dengan penyewa untuk mendapatkan imbalan atas objek sewa yang disewakan. Adapun mekanisme pembiayaan berdasarkan akad ijarah antara lain: a Bank bertindak sebagai penyedia dana dalam kegiatan transaksi ijarah dengan nasabah; b Pengembalian atas penyediaan dana bank oleh nasabah dapat dilakukan baik dengan angsuran maupun sekaligus; c Pengembalian atas penyediaan dana bank tersebut tidak dapat dilakukan dalam bentuk piutang maupun dalam bentuk pembebasan utang 2 Pembiayaan dengan akad ijarah muntahiya bittamilk Pembiayaan dengan akad ijarah muntahiya bittamilk adalah transaksi sewa menyewa antara pemilik objek sewa dan penyewa untuk mendapatkan imbalan atas objek sewa yang disewakanya dengan opsi pemindahan hak milik objek sewa. Mekanisme pembiayaan dengan akad ijarah muntahiya bittamilk adalah bahwa bank selain sebagai penyedia dana dalam kegiatan transaksi ijarah dengan nasabah, bank juga bertindak sebagai pemberi janji wa’ad antara lain untuk memberikan opsi pengalihan hak penguasaan objek sewa kepada nasabah sesuai kesepakatan. b. Pembiayaan dengan prinsip bagi hasil yang terbagi dalam bentuk Mudharabah dan Musharakah; 1 Pembiayaan dengan akad Mudharabah Pembiayaan dengan akad Mudharabah adalah akad kerja sama dalam suatu usaha antara dua pihak dimana pihak pertama malik, shahib al-aml, Lembaga Keuangan SyariahLKS menyediakan seluruh modal, sedang pihak kedua amil, mudarib, nasabah bertindak selaku pengelolah, dan keuntungan usaha dibagi diantara mereka sesuai dengan kesepakatan yang dituangkan dalam kontrak. Akad mudharabah itu sendiri terbagi ke dalam 2 jenis yaitu: 26 a Al-mudaharabah al-muqayyadah resticted mudharabah Disebut al-mudharabah al-muqayyadah atau mudharabah yang terbatas apabila rabb-ul mal menentukan bahwa mudarib hanya boleh berbisnis dalam bidang tertentu. Berarti mudarib hanya boleh menginvestasikan uang rabb-ul mal pada bisnis di bidang tersebut dan tidak boleh pada bisnis di bidang yang lain; b Al-mudharabah al-muthalaqah Unrestricted mudharabah Disebut al-mudharabah al-muthalaqah atau mudharabah yang mutlak atau tidak terbatas apabila rabb-ul mal menyerahkan sepenuhnya kepada pertimbangan mudharib untuk ke dalam bidang bisnis apa uang rabb-ul mal akan ditanamkan. Selanjutnya adapun mekanisme pembiayaan berdasarkan akad mudharabah ini antara lain: 27 a Bank bertindak sebagai pemilik dana shahibul maal yang menyediakan dana dengan fungsi sebagai modal kerja, dan nasabah bertindak sebagai pengelolah dana mudharib dalam kegiatan usahanya; b Bank memiliki hak dalam pengawaan dan pembinaan usaha nasabah walaupun tidak ikut serta dalam pengelolahan usaha nasabah, antara 26 Sutan Remy Sjahdeini, Op.Cit., hlm.294-296 27 Muhammad, Op.Cit.,hlm. 41-42 lain bank dapat melakukan review dan meminta bukti-bukti dari laporan hasil usaha nasabah berdasarkan bukti pendukung yang dapat dipertanggung jawabkan; c Perjanjian atau nisbah bagi hasil yang disepakati tidak dapat diubah sepanjang jangka waktu investasi, kecuali atas dasar kesepakatan para pihak; d Jangka waktu pembiayaan atas dasar akad mudharabah pengembalian dana dan pembagian hasil usaha ditentukan atas dasar kesepakatan bank dengan nasabah; e Pembiayaan atas dasar akad mudharabah diberikan dalam bentuk uang danatau barang, serta bukan dalam bentuk piutang atau tagihan; f Pengembalian pembiayaan atas dasar akad mudharabah dilakukan dalam dua cara, yaitu secara angsuran ataupun sekaligus pada akhir periode akad, sesuai dengan jangka waktu pembiayaan; g Kerugian usaha nasabah pengelolah dana mudharib, yang dapat ditanggung oleh bank selaku pemilik dana Shahibul maal adalah maksimal sebesar jumlah pembiayaan yang diberikanra’sul maal. 2 Pembiayaan berdasarkan akad musharakah Pembiayaan berdasarkan akad musharakah adalah transaksi penanaman dana dari dua atau lebih pemilik dana danatau barang untuk menjalankan usaha tertentu sesuai syariah dengan pembagian hasil usaha antara kedua belah pihak berdasarkan nisbah yang disepakati, sedangkan pembagian kerugian berdasarkan proporsi modal masing-masing. Adapun mekanisme pembiayaan berdasarkan akad musharakah antara lain: 28 a Bank dan nasabah masing-masing bertindak sebagai mitra usaha dengan bersama-sama menyediakan dana danatau barang untuk membiayai suatu kegiatan usaha tertentu; b Nasabah bertindak sebagai pengelolah usaha dan bank sebagai mitra usaha dapat ikut serta dalam pengelolahan usaha sesuai dengan tugas dan wewenang yang disepakati seperti melakukan review, meminta bukti-bukti dari laporan hasil usahayang dibuat oleh nasabah; c Pembagian hasil usaha dari pengelolahan dana dinyatakan dalam bentuk nisbah yang disepakati; d Nisbah yang diespakti tidak dapat diubah sepanjang jangka waktu investasi; e Jangka waktu pembiayaan atas dasar akad musharakah, pengembalian dana dan pembagian hasil usaha ditentukan berdasarkan kesepakatan antara bank dan nasabah. c. Pembiayaan dengan prinsip pinjam meminjam dalam bentuk piutang qardh Pembiayaan berdasarkan akad qardh adalah transaksi pinjam meminjam dana tanpa imbalan dengan kewajiban bahwa pihak peminjam mengembalikan pokok pinjaman secara sekaligus ataupun cicilan dalam jangka waktu tertentu. Adapun mekanisme pembiayaan berdasarkan akad qardh antara lain: 29 28 Wangsawidjaja, Op.Cit. hlm.196 29 Ibid., hlm.222-223 1 Bank bertindak sebagai penyedia dana untuk memberikan pinjaman qardh kepada nasabah berdasarkan kesepakatan; 2 Bank dilarang dengan alasan apapun untuk meminta pengembalian pinjaman melebihi jumlah nominal yang sesuai akad; 3 Bank juga dilarang membebankan biaya apapun atas penyaluran pembiayaan atas dasar qardh, kecuali biaya administrasi dalam batas kewajaran; 4 Pengembalian jumlah pembiayaan atas dasar qardh harus dilakukan oleh nasabah pada waktu yang telah disepakati; 5 Dalam hal nasabah digolongkan mampu, namun tidak mengembalikan sebagian atau seluruh kewajibanya pada waktu yang telah disepakati, maka bank dapat memberikan sanksi sesuai syariah dalam rangka pembinaan nasabah. Selain dibedakan berdasarkan jenis akad pembiayaan yang diberikan, jenis-jenis pembiayaan juga dapat dibedakan berdasarkan sifat pembiayaanya, dimana adapun jenis pembiayaanya antara lain: 1. Pembiayaan produktif Yaitu pembiayaan yang ditujukan untuk memenuhi kebutuhan produksi dalam arti luas, yaitu untuk peningkatan usaha baik itu usaha produksi perdagangan, maupun investasi 2. Pembiayaan konsumtif Yaitu pembiayaan yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan konsumsi yang akan habis digunakan untuk memenuhi kebutuhan yang umumnya dibutuhkan oleh perorangan c Jenis-jenis jaminan dalam pembiayaan Penyaluran dana berdasarkan prinsip syariah oleh bank syariah dan Unit Usaha Syariah UUS mengandung resiko kegagalan atau kemacetan dalam pelunasanya sehingga dapat berpengaruh terhadap kesehatan bank syariah dan UUS, sebagaimana yang diatur dalam Pasal 37 Ayat 1 Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2008 tentang Perbankan syariah. 30 Jaminan sendiri dalam praktiknya dapat dibedakan ke dalam 2 dua bentuk yaitu : Berdasarkan Pasal 37 Ayat 1 Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2008 tentang Perbankan Syariah tersebut maka untuk mengamankan dana yang disalurkan oleh bank syariah tersebut maka diperlukan jaminan atau agunan yang memiliki nilai ekonomis yang dapat di eksekusi guna mengantisipasi apabila nasabah wanprestasi. 31 1. Jaminan Materiil Kebendaan Jaminan ini memberikan ciri-ciri kebendaan dalam arti memberikan hak mendahului di atas benda-benda tertentu dan mempunyai sifat melekat dan mengikuti benda yang bersangkutan. Adapun bentuk-bentuk jaminan kebendaan ini antara lain: a. Gadai Pand, yang diatur dalam Bab 20 Buku ke II Kitab Undang-undang Hukum Perdata; b. Hypoteek, yang diatur dalam Bab 21 Buku ke II Kitab Undang-undang Hukum Perdata; 30 Ibid., hlm.290 31 Salim HS, Op.Cit., hlm.23 c. Credietverband, yang diatur dalam Staatblaad 1908 Nomor 542 sebagaimana yang telah dirubah dengan Staatblaad 1937 Nomor 190; d. Hak Tanggungan, sebagaimana yang diatur dalam Undang-undang Nomor 4 Tahun 1996; e. Jaminan Fidusia, sebagaimana yang diatur Undang-undang Nomor 42 Tahun 1999. 2. Jaminan Immateriil Perorangan Jaminan ini berbeda dengan jaminan kebendaan, dimana pada jaminan ini tidak memberikan hak mendahului atas benda-benda tertentu, tetapi hanya dijamin oleh harta kekayaan seseorang lewat orang yang menjamin pemenuhan perikatan yang bersangkutan. Adapun bentuk-bentuk jaminan perorangan ini antara lain: a. Penanggung Borg, adalah orang lain yang dapat ditagih; b. Tanggung-menanggung, yang serupa dengan tanggung renteng; dan c. Perjanjian garansi

C. Prosedur pemberian pembiayaan

Dokumen yang terkait

Analisis Perbandingan Sistem Pemberian Kredit Pada Bank Konvensional Dan Pembiayaan Pada Bank Syariah

21 184 80

Analisis Perbandingan Sistem Pemberian Kredit Pada Bank Konvensional (PT. Bank Cimb Niaga) Dan Sistem Pembiayaan Murabahah Pada Bank Syariah (PT. Bank Cimb Niaga Syariah) Di Medan

47 391 89

Analisis Perbandingan Sistem Pemberian Kredit Pada Bank Konvensional dan Pembiayaan Pada Bank Syariah

44 256 120

Strategi manajemen risiko terhadap pembiayaan mudharabah untuk mencegah pembiayaan bermasalh: studi kompirasi pada bank syariah Bukopin dan bank Muamalat Indonesia

9 81 76

Pengaruh Jumlah Pembiayaan yang DIsalurkan Terhadap TIngkat Rasio Non Performing Financing (NPF) (Studi Kasus Pada PT. Bank DKI Syariah)

0 5 116

pengaruh penyaluran pembiayaan mudharabah,pembiayaan musyarakah,pembiayaan murabahah,dan non performing financing (npf) terhadap kinerja bank pembiayaan rakyat syariah di Indonesia periode januari 2010-maret 2015

0 7 122

Analisis Pengaruh Pembiayaan Pemilikan Rumah Sistim Akad Murabahah, Pembiayaan Pemilik Rumah Sistim Akad Istishna dan non Performing Financing Terhadap Profitabilitas Bank Syariah: (Studi Pada Bank Tabungan Negara Syariah Periode Maret 2008- Juni 2016)

5 32 102

PENGARUH DANA PIHAK KETIGA (DPK), SERTIFIKAT BANK INDONESIA SYARIAH (SBIS), NON PERFORMING FINANCING (NPF) DAN RETURN ON ASSETS (ROA) TERHADAP PEMBIAYAAN MURABAHAH (Studi Kasus Pada Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah di Indonesia Periode 2009 - 2014

2 18 138

Analisis Penyelesaian Force Majeure dalam Produk Pembiayaan pada Bank Syariah

6 57 124

PENGARUH NON PERFORMING FINANCING PEMBIAYAAN MUDHARABAH DAN NON PERFORMING FINANCING PEMBIAYAAN MUSYARAKAH TERHADAP PROFITABILITAS PADA BANK UMUM SYARIAH DI INDONESIA - repository perpustakaan

0 0 14