86
kemampuan seseorang untuk mengetahui perasaan dalam dirinya, self management yaitu merupakan kemampuan menangani emosinya sendiri, motivation adalah
kemampuan menggunakan hasrat untuk setiap saat membangkitkan semangat dan tenaga, emphaty merupakan kemampuan merasakan apa yang dirasakan oleh orang
lain, relationship management merupakan kemampuan menangani emosi dengan baik ketika berhubungan dengan orang lain. Disisi lain, kecerdasan spiritual adalah
kecerdasan untuk menghadapi persoalan serta menempatkan perilaku dan hidup kita dalam konteks makna yang lebih luas dan kaya, kecerdasan untuk menilai bahwa
tindakan atau jalan hidup seseorang lebih bernilai dan bermakna yang diukur berdasarkan komponen-komponen dalam SQ, yaitu mutlak jujur dalam arti berkata
benar dan konsisten akan kebenaran, keterbukaan ialah bersikap fair atau terbuka, pengetahuan diri, fokus pada kontribusi yang mengutamakan memberi daripada
menerima, spiritual non-dogmatis di dalamnya terdapat tingkat kesadaran yang tinggi, kemampuan untuk menghadapi dan memanfaatkan penderitaan serta kualitas hidup
yang diilhami oleh visi dan nilai. Variabel ini diukur dengan skala likert lima poin dari sangat tidak setuju 1, tidak setuju 2, tidak ada pendapat 3, setuju 4, sampai
sangat setuju 5.
3.2.2.2 Locus of Control LOC
Locus of control individu merupakan salah satu elemen penting yang membedakan perilaku individu. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa locus of
control tentu berpengaruh terhadap perilaku audit yang secara langsung tentu akan memperngaruhi kualitas audit. Dalam menanggulangi time budget pressure yang
Universitas Sumatera Utara
87
dihadapi dalam pelaksanaan program audit, ada dua strategi yang mungkin akan dilancarkan oleh auditor. Yang pertama yaitu menerapkan internal locus of control,
yakni dengan meyakini bahwa mereka dapat melakukan kontrol atas kendala anggaran waktu yang dihadapi dalam pelaksanaan prosedur audit, sehingga diprediksi
akan cenderung menggunakan strategi penanggulangan berfokus masalah dalam menanggulangi kendala anggaran waktu yaitu melalui tindakan bekerja lebih giat atau
meminta tambahan anggaran waktu audit. Yang kedua adalah dengan menggunakan strategi locus of control eksternal yakni dengan meyakini bahwa mereka tidak dapat
melakukan kontrol atas time budget pressure, sehingga diprediksi mereka cenderung menggunakan strategi penanggulangan berfokus emosi melalui tindakan perilaku
Reduce Quality Audit dalam pelaksanaan program audit. Pengukuran locus of control individu auditor menggunakan skala likert
dengan mengadopsi instrumen locus of control dari Spector 1988 dalam Donnelly et al., 2003 yang juga digunakan oleh Silaban 2009 dalam penelitiannya. setiap
responden diminta untuk memberi jawaban dengan sangat tidak setuju 1, tidak setuju 2, tidak ada pendapat 3, setuju 4, sampai sangat setuju 5.
3.2.2.3 Time Budget Pressure
Tekanan Anggaran Waktu menurut Weningtyas 2006 adalah ―keadaan dimana auditor dituntut untuk melakukan efisiensi terhadap anggaran waktu yang
telah disusun, atau terdapat pembatasan waktu dalam anggaran yang sangat ket at‖.
McNamara Liyanarachchi 2008 mendefinisikan tekanan anggaran waktu sebagai ―salah satu jenis tekanan yang menyebabkan auditor tidak dapat memegang kendali
Universitas Sumatera Utara
88
terhadap lingkungan pekerjaannya‖. Berdasarkan definisi dan pendapat diatas dapat kita simpulkan bahwa pengertian tekanan anggaran waktu adalah kondisi dimana
pekerjaan audit yang akan dilakukan memiliki anggaran waktu dan biaya yang telah dirancang sebelumnya sehingga menuntut auditor untuk melakukan pekerjaan audit
sesuai waktu dan biaya yang telah ditetapkan. Untuk mengukur variabel time budget pressure digunakan instrumen yang dikembangkan oleh Kelley Seiler 1982 yang
digunakan oleh Adanan Silabanan 2009 dalam penelitiannya. setiap responden diminta untuk memberi jawaban dengan ―sangat tidak setuju‖ sampai dengan ―sangat
setuju‖ dengan skor ―1‖ sampai dengan ―5‖
3.2.2.4 Moralitas Auditor