16
Imam Ghazali sebagaimana dikutip oleh Ahmad Muhammad Al-Hufy “Bahwasanya Akhlak adalah hal ihwal yang melekat dalam jiwa, dari padanya
timbul perbuatan- perbuatan dengan mudah tanpa dipikir dan diteliti”.
8
Hamzah Ya‟kup sebagaimana dikutip oleh M. Yatimin Abdullah mengemukakan pengertian akhlak sebagai berikut :
9
a. Akhlak ialah ilmu yang menentukan batas antara baik dan buruk,
antara terpuji dan tercela, tentang perkataan atau perbuatan manusia lahir dan batin.
b. Akhlak ialah ilmu pengetahuan yang memberikan pengertian tentang
baik dan buruk, ilmu yang mengajarkan pergaulan manusia dan menyatakan tujuan mereka yang terakhir dari seluruh usaha dan
pekerjaan mereka.
2. Dasar Pendidikan Akhlak
Dasar diartikan sebagai landasan untuk berdirinya sesuatu. Fungsi dasar ialah memberikan arah kepada tujuan yang akan dicapai.
10
Dasar adalah landasan tempat berpijak atau tegaknya sesuatu agar sesuatu tersebut tegak kokoh berdiri. Dengan adanya dasar ini maka
pendidikan Islam akan tegak berdiri dan tidak mudah diombang-ambingkan oleh pengaruh oleh pengaruh luar yang mau merobohkan atau pun mau
mempengaruhinya.
11
Dasar pendidikan adalah pandangan hidup yang melandasi seluruh aktivitas pendidikan. Karena dasar menyangkut masalah ideal dan
fundamental, maka diperlukan landasan pandangan hidup yang kokoh dan komprehensif, serta tidak mudah berubah.
12
Akhlak pada dasarnya adalah sikap yang melekat pada diri seseorang
8
Ahmad Muhammad Al-Hufy, Akhlak Nabi Muhammad Saw, Jakarta: Bulan Bintang, h. 15
9
Yatimin Abdullah, Study Akhlak Dalam Perspektif Al- Qur’an, Jakarta: Sinar Grafika
Offset, 2007, cet. 1, h. 3
10
Ramayulis dan Samsul Nizar, Filsafat Pendidikan Islam, Jakarta: Kalam Mulia, 2009, cet. 3, h. 107
11
Nur Uhbiyati, Ilmu Pendidikan Islam 1, Bandung: Pustaka Setia, 1997, cet. 1, h. 19
12
Abuddin Nata, Filsafat Pendidikan Islam Edisi Baru, Jakarta: Gaya Media Pratama, 2005, cet. 1, h. 59
17
yang secara spontan diwujudkan dalam tingkah laku atau perbuatan. Apabila perbuatan spontan itu baik menurut akal dan agama, maka tindakan itu disebut
akhlak yang baik atau akhlakul karimah. Sebaliknya, akhlak yang buruk disebut akhlakul mazmumah. Baik dan buruk didasarkan kepada sumber nilai,
yaitu Al- Qur‟an dan Sunnah Rasul.
13
3. Tujuan Pendidikan Akhlak
Tujuan adalah sasaran yang akan dicapai oleh seseorang atau kelompok yang melakukan suatu kegiatan. Karena itu, tujuan ilmu pendidikan
Islam, yaitu sasaran yang akan dicapai oleh seseorang atau kelompok orang yang melaksanakan pendidikan Islam.
14
Yang dimaksud tujuan pendidikan adalah target yang ingin dicapai suatu proses pendidikan. Dengan kata lain,
pendidikan dapat mempengaruhi performance manusia.
15
Tujuan yang ingin dicapai oleh orang-orang yang berakhlak yang mulia ialah kebahagiaan yang dapat dirasa serta dinikmati dan inilah yang
dikehendaki oleh Imam Al-Gazali sebagaimana dikutip oleh Ahmad Muhammad Al-
Hufy mengatakan bahwa : “Dan tujuan dari pada akhlak ini ialah supaya amal yang dikerjakan itu menjadi enak maka seseorang yang
dermawan akan merasakan lezat dan lega ketika memberikan hartanya, berbeda dengan seseorang yang memberikan hartanya karena terpaksa, dan
seseorang yang merendahkan diri merasakan lezatnya tawadhu.
16
Menurut Imam Al-Gazali sebagaimana dikutip oleh Yatimin Abdullah menyebutkan bahwa ketinggian akhlak merupakan kebaikan tertinggi.
Kebaikan-kebaikan dalam kehidupan semuanya bersumber pada empat macam:
17
13
Srijanti, Purwanto S.K, Wahyudi Pramono, Etika Membangun Masyarakat Islam Modern, Yogyakarta: Graha Ilmu, 2007, cet. 2, h. 10
14
Djamaluddin dan Abdullah Aly, Kapita Selekta Pendidikan Islam, Bandung: Pustaka Setia, 1998, cet. 2 Revisi, h. 14
15
Asrorun Niam Shaleh, Reorientasi Pendidikan Islam, Jakarta: Elsas, 2006, cet. 1-4, h. 78
16
Djumransyah Abdul Malik Karim Amrullah, Pendidikan Islam Menggali “Tradisi”,
Meneguhkan Eksistensi, UIN-Malang Press, 2007, cet. 1, h. 73-74
17
Yatimin Abdullah, Study Akhlak Dalam Perspektif Al- Qur’an, Jakarta: Sinar Grafika
Offset, 2007, cet. 1, h. 11
18
a. Kebaikan jiwa, yaitu pokok-pokok keutamaan yang sudah berulang
kali disebutkan, yaitu ilmu, bijaksana, suci diri, dan adil. b.
Kebaikan dan keutamaan badan. Ada empat macam, yakni sehat, kuat, tampan, dan usia panjang.
c. Kebaikan eksternal al-kharijiah, seluruhnya ada empat macam juga,
yaitu harta, keluarga, pangkat, dan nama baik kehormatan. d.
Kebaikan bimbingan taufik hidayah, juga ada empat macam, yaitu petunjuk Allah, bimbingan Allah, pelurusan, dan penguatannya.
Jadi, tujuan akhlak diharapkan untuk mencapai kebahagiaan dunia dan akhirat bagi pelakunya sesuai ajaran Al-
Qur‟an dan Hadist. Ketinggian akhlak terletak pada hati yang sejahtera qalbun salim dan pada ketentraman
hati rahatul qalbi. Tujuan sebenarnya dari pendidikan adalah mencapai suatu akhlak
yang sempurna. Maka tujuan pokok dan terutama dari pendidikan Islam ialah mendidik budi pekerti dan pendidikan jiwa. Menurut Al-Gazali sebagaimana
dikutip oleh Muhammad „Athiyah Al-Abrasjy berpendapat : Tujuan dari
pendidikan ialah mendekatkan diri kepada Allah SWT, bukan pangkat dan bukan bermegah-megah, dan janganlah hendaknya seorang pelajar itu belajar
untuk mencari pangkat, harta, menipu orang-orang bodoh atau bermegah- megah dengan kawan. Jadi pendidikan itu tidak keluar dari pendidikan
akhlak.
18
Sedangkan tujuan pendidikan menurut M. Djunaidi Dhany, sebagaimana dikutip oleh Armai Arief adalah sebagai berikut
19
: a.
Pembinaan kepribadian anak didik yang sempurna. 1
Pendidikan harus mampu membentuk kekuatan dan kesehatan badan serta pikiran anak didik.
2 Sebagai individu, maka anak harus dapat mengembangkan
kemampuannya semaksimal mungkin.
18
Muhammad „Athiyah Al-Abrasjy, Dasar-dasar pokok Pendidikan Islam, Terj. dari Attarbijatul Islamijah dari oleh Bustami A. Gani dan Djohar Bahri L.I.S, Jakarta: Bulan Bintang,
1970, cet. 1, h.15
19
Armai Arief, Pengantar Ilmu dan Metodologi Pendidikan Islam, Jakarta: Ciputat Pers, 2002, cet. 1, h. 23-24
19
3 Sebagai anggota masyarakat, anak harus dapat memiliki tanggung
jawab sebagai warga negara. 4
Sebagai pekerja, anak harus bersifat efektif dan produktif serta cinta akan kerja.
b. Peningkatan moral, tingkah laku yang baik dan menanamkan rasa
kepercayaan anak terhadap agama dan kepada Tuhan. c.
Mengembangkan intelegensi anak secara efektif agar mereka siap untuk mewujudkan kebahagiaannya di masa mendatang.
Tujuan dari akhlak adalah membuat amal yang dikerjakan menjadi nikmat. Seseorang yang dermawan akan merasakan lezat dan lega ketika
memberika hartanya dan ini berbeda dengan orang yang memberikan hartanya karena terpaksa. Seseorang yang merendahkan hati, ia merasakan lezatnya
tawadhu.
20
Selanjutnya Mustafa Zahri sebagaimana dikutip oleh Abuddin Nata mengatakan bahwa tujuan perbaikan akhlak itu, ialah untuk membersihkan
kalbu dari kotoran-kotoran hawa nafsu dan amarah sehingga hati menjadi suci bersih, bagaikan cermin yang dapat menerima Nur cahaya Tuhan.
21
Tujuan itu tampaknya didasarkan pada salah satu sifat dasar yang terdapat dalam diri manusia, yakni sifat dasar yang cenderung menjadi orang
yang baik, yakni kecencerungan untuk melaksanakan segala perintah Allah dan menjauhi larangan-Nya.
22
4. Macam-macam Akhlak
Bahwa nilai-nilai yang hendak dibentuk atau diwujudkan dalam pribadi anak didik sehingga fungsional dan aktual dalam perilaku muslim
adalah nilai Islami yang melandasi moralitas. Nilai adalah suatu seperangkat keyakinan atau perasaan yang diyakini
sebagai suatu identitas yang memberikan corak yang khusus kepada pola pemikiran, perasaan keterikatan maupun perilaku. Oleh karena itu sistem nilai
20
Bambang Trim, Meng-Install Akhlak Anak, Jakarta : Hamdalah, 2008, cet. 1, h. 7
21
Abuddin Nata, Akhlak Tasawuf, Jakarta : Rajawali Pers, 2011, cet. 10, h. 13-14
22
Abuddin Nata, Pendidikan Dalam Perspektif Al- Qur’an, UIN-Jakarta Press, 2005,
cet. 1, h. 166
20
dapat merupakan standar umum yang diyakini, yang diserap dari keadaan obyektif maupun diangkat dari keyakinan, sentimen perasaan umum maupun
identitas yang diberikan atau diwahyukan oleh Allah SWT, yang pada gilirannya merupakan sentimen perasaan umum, kejadian umum, identitas
umum yang oleh karenanya menjadi syariat umum.
23
Nilai-nilai dalam Islam dilihat dari segi normatif, yaitu baik dan buruk, benar dan salah, hak dan batil, diridhai dan dikutuk oleh Allah SWT.
Nilai-nilai yang tercakup di dalam sistem nilai Islami yang merupakan komponen atau subsistem adalah sebagai berikut
24
: a.
Sistem nilai kultural yang senada dan senapas dengan Islam. b.
Sistem nilai sosial yang memiliki mekanisme gerak yang berorientasi kepada kehidupan sejahtera di dunia dan bahagia di akhirat.
c. Sistem nilai yang bersifat psikologis dari masing-masing individu
secara terkontrol oleh nilai yang menjadi sumber rujukannya, yaitu Islam.
d. Sistem nilai tingkah laku dari makhluk yang mengandung interrelasi
atau interkomunikasi dengan yang lainnya. Tingkah laku ini timbul karena adanya tuntutan dari kebutuhan mempertahankan hidup yang
banyak diwarnai oleh nilai-nilai yang motivatif dalam pribadinya.
A. Akhlak Terhadap Allah dan Rasul-Nya
Pendidikan akhlak mestinya menjadi care pendidikan nasional. Para murid berakhlak mulia, sopan santun, di rumah, di masyarakat, di sekolah, di
jalan raya, dan dimanapun, itu yang memang sangat di idamkan. Salah seorang penyair besar Islam, Syauqi Bey, sebagaimana dikutip oleh Ahmad
Tafsir, mengatakan bahwa bangsa adalah akhlaknya, hilang akhlak hilanglah bangsa itu. Bahwa pendidikan akhlak memang tidak mungkin terpisah dari
pendidikan agama karena akhlak itu basisnya adalah keimanan dan dipihak lain akhlak itu merupakan bagian dari agama bahkan intinya agama Islam.
23
Abu Ahmad dan Noor Salimi, Dasar-dasar Pendidikan Agama Islam, Jakarta: Bumi Aksara, 2004, cet. 4, h. 202
24
Muzayyin Arifin, Filsafat Pendidikan Islam, Jakarta: Bumi Aksara, 2003, cet. 1, h. 127-128