Tujuan dan Kegunaan Penelitian

14 Pengertian pendidikan adalah secara umum, pendidikan berarti suatu proses pengubahan sikap dan tingkah laku seseorang atau sekelompok orang peserta didik dalam usaha mendewasakan manusia peserta didik melalui upaya pengajaran dan latihan, proses, perbuatan, dan cara-cara mendidik. Secara khusus, penggunaan istilah pendidikan Islam dalam konteks ini berarti proses pentransferan nilai yang dilakukan oleh pendidik, yang meliputi proses pengubahan sikap dan tingkah laku serta kognitif peserta didik, baik secara kelompok maupun individual kearah kedewasaan yang optimal dengan melibatkan seluruh potensi yang dimilikinya, sehingga diharapkan peserta didik mampu mengfungsikan dirinya sebagai hamba maupun khalifah fil ardh dengan tetap berpedoman kepada ajaran Islam. 2 Ki Hajar Dewantara, sebagaimana dikutip oleh Abuddin Nata, menyatakan bahwa pendidikan adalah usaha yang dilakukan dengan penuh keinsyafan yang ditunjukan untuk keselamatan dan kebahagiaan manusia. Pendidikan tidak hanya bersifat pelaku pembangunan tetapi sering merupakan perjuangan. Pendidikan berarti memelihara hidup kearah kemajuan, tidak boleh melanjutkan keadaan kemarin menurut alam kemarin. Pendidikan adalah usaha kebudayaan berasas peradaban, yakni memajukan hidup agar mempertinggi derajat kemanusiaan. 3 Salah satu diantara ajaran Islam tersebut adalah mewajibkan kepada umat Islam untuk melaksanakan pendidikan. Karena menurut ajaran Islam, pendidikan adalah juga merupakan kebutuhan hidup manusia yang mutlak harus di penuhi, demi untuk mencapai kesejahteraan dan kebahagiaan dunia dan akhirat. Demikian pendidikan itu pula manusia akan mendapatkan berbagai macam ilmu pengetahuan untuk bekal dan kehidupannya. 4 Dari pengertian diatas, dapat ditarik kesimpulan bahwa pendidikan adalah merupakan proses mendidik, membina, mengendalikan, mengawas, mempengaruhi, dan mentransmisikan ilmu pengetahuan yang dilaksanakan oleh para pendidik kepada anak didik untuk membebaskan kebodohan, 2 A. Susanto, Pemikiran Pendidikan Islam, Jakarta: Sinar Gratika Offset, 2009, cet. 1, h. 3 3 Abuddin Nata, Kapita Selekta Pendidikan Islam, tt.p : Bandung: Angkasa, 2003, h. 11 4 Zaini Muchtarom, Filsafat Pendidikan Islam, Jakarta: Bumi Aksara, 2009, cet. 5, h. 9 15 meningkatkan pengetahuan, dan membentuk kepribadian yang lebih baik dan bermanfaat bagi kehidupan sehari-hari. Pendidikan juga merupakan usaha dan upaya para pendidik yang bekerja secara interaktif dengan para peserta didik untuk meningkatkan dan mengembangkan serta memajukan kecerdasan dan keterampilan semua orang yang terlibat dalam pendidikan. Dengan demikian, yang dikembangkan dan ditingkatkan ilmu pengetahuandan kecerdasannya bukan hanya anak didik, melainkan para pendidik dan semua orang yang terlibat secara langsung maupun tidak langsung dalam pendidikan. Sebagai ilustrasi, orang tua hanya mengembangkan ilmu pengetahuannya agar dalam mendidik anak-anaknya sejalan dengan tujuan pendidikan secara umum, yaitu pencerdasan anak bangsa. Guru harus ditingkatkan ilmu pengetahuannya supaya ilmu yang diberikan kepada anak didiknya merupakan ilmu yang baru dan mengikuti perkembangan zaman. Demikian seterusnya, apabila dunia pendidikan menghendaki kemajuan yang maksimal dan kondisional. 5 Sebagaimana dikutip Saiful Amin Ghafur, Akhlak berasal dari bahasa Arab akhlak. Kata dasar mufrad adalah khulqu berarti perangai al-sajinah, tabiat atau tingkah laku ath-thabi-ah, kebiasaan al-adat, dan adab yang baik al- muru’ah. 6 Sebagaimana dikutip Yunahar Ilyas berakar dari kata khalaqa yang berarti menciptakan. Seakar dengan kata Khaliq pencipta, makhluq yang diciptakan dan Khalq penciptaan. Kesamaan akar kata diatas mengisyaratkan bahwa dalam akhlak tercakup pengertian terciptanya keterpaduan antara kehendak Khaliq Tuhan dengan perilaku makhluk manusia, atau dengan kata lain, tata perilaku seseorang terhadap orang lain dan lingkungannya baru mengandung nilai akhlak yang hakiki manakala tindakan atau perilaku tersebut didasarkan kepada kehendak Khalik Tuhan. Akhlak bukan saja merupakan tata aturan atau norma perilaku yang mengatur hubungan antar sesama manusia, tetapi juga norma yang mengatur hubungan antara manusia dengan Tuhan dan bahkan dengan alam semesta sekalipun. 7 5 Anas Salahudin, Filsafat Pendidikan, Bandung: Pustaka Setia, 2011, h. 22 6 Saiful Amin Ghofur, Bahaya Akhlak Tercela, Yogyakarta: PT Pustaka Insan Madani, 2007, h. 3 7 Yunahar Ilyas, Kuliah Akhlak,Yogyakarta: Pustaka Pelajar Offset, 2011, cet. XI, h. 1 16 Imam Ghazali sebagaimana dikutip oleh Ahmad Muhammad Al-Hufy “Bahwasanya Akhlak adalah hal ihwal yang melekat dalam jiwa, dari padanya timbul perbuatan- perbuatan dengan mudah tanpa dipikir dan diteliti”. 8 Hamzah Ya‟kup sebagaimana dikutip oleh M. Yatimin Abdullah mengemukakan pengertian akhlak sebagai berikut : 9 a. Akhlak ialah ilmu yang menentukan batas antara baik dan buruk, antara terpuji dan tercela, tentang perkataan atau perbuatan manusia lahir dan batin. b. Akhlak ialah ilmu pengetahuan yang memberikan pengertian tentang baik dan buruk, ilmu yang mengajarkan pergaulan manusia dan menyatakan tujuan mereka yang terakhir dari seluruh usaha dan pekerjaan mereka.

2. Dasar Pendidikan Akhlak

Dasar diartikan sebagai landasan untuk berdirinya sesuatu. Fungsi dasar ialah memberikan arah kepada tujuan yang akan dicapai. 10 Dasar adalah landasan tempat berpijak atau tegaknya sesuatu agar sesuatu tersebut tegak kokoh berdiri. Dengan adanya dasar ini maka pendidikan Islam akan tegak berdiri dan tidak mudah diombang-ambingkan oleh pengaruh oleh pengaruh luar yang mau merobohkan atau pun mau mempengaruhinya. 11 Dasar pendidikan adalah pandangan hidup yang melandasi seluruh aktivitas pendidikan. Karena dasar menyangkut masalah ideal dan fundamental, maka diperlukan landasan pandangan hidup yang kokoh dan komprehensif, serta tidak mudah berubah. 12 Akhlak pada dasarnya adalah sikap yang melekat pada diri seseorang 8 Ahmad Muhammad Al-Hufy, Akhlak Nabi Muhammad Saw, Jakarta: Bulan Bintang, h. 15 9 Yatimin Abdullah, Study Akhlak Dalam Perspektif Al- Qur’an, Jakarta: Sinar Grafika Offset, 2007, cet. 1, h. 3 10 Ramayulis dan Samsul Nizar, Filsafat Pendidikan Islam, Jakarta: Kalam Mulia, 2009, cet. 3, h. 107 11 Nur Uhbiyati, Ilmu Pendidikan Islam 1, Bandung: Pustaka Setia, 1997, cet. 1, h. 19 12 Abuddin Nata, Filsafat Pendidikan Islam Edisi Baru, Jakarta: Gaya Media Pratama, 2005, cet. 1, h. 59