Akhlak Terhadap Keluarga KAJIAN TEORI

26 sudah sewajarnya masuk lembaga-lembaga pendidikan masyarakat yang berdasarkan ajaran Islam. Hal ini dapat dimengerti, karena dengan organisasi yang berdasarkan Islam itu anak-anak didik akan mendapat pendidikan yang sesuai dengan ajaran Islam. 36 Tanggung jawab kemasyarakatan dapat dilakukan dengan kegiatan pembentukan hubungan sosial melalui upaya penerapan nilai-nilai akhlak dalam pergaulan sosial. Langkah-langkah pelaksanaannya mencakup : 1. Melatih diri untuk tidak melakukan perbuatan keji dan tercela seperti menipu, membunuh, menjadi renternir, menghalalkan harta orang lain, makan harta anak yatim, menyakiti sesama anggota masyarakat dan lain sebagainya. 2. Mempererat hubungan kerja sama dengan cara menghindarkan diri dari perbuatan yang dapat mengarah kepada rusaknya hubungan sosial seperti membela kejahatan, berkhianat, melakukan kesaksian yang palsu, mengisolasi diri dari masyarakat, dan lain-lain sebagainya. 3. Menggalakan perbuatan-perbuatan yang terpuji dan memberi manfaat dalam kehidupan bermasyarakat seperti memaafkan kesalahan, menepati janji, memperbaiki hubungan antar manusia, dan lain-lain. 4. Membina hubungan sesuai dengan tata tertib, seperti berlaku sopan, meminta izin ketika masuk rumah, dan masih banyak contoh lain. 37 Akhlak kepada masyarakat atau tetangga berati ketentuan-ketentuan yang harus dilaksanakan seseorang yang masyarakat dan hak-hak yang diterimanya dari masyarakat. Diantara aktualisasi akhlak terhadap masyarakat adalah : 38 a. Tolong menolong antara sesama masyarakat. b. Meminjamkan sesuatu yang dibutuhkan tetangga, jika seseorang memilikinya. 36 Zuhairini, Filsafat Pendidikan Islam, Jakarta: Bumi Aksara, 2009, cet. 5, h. 180 37 Said Agil Husin Al Munawar, Aktualisasi Nilai- nilai Qur’an dalam Sistem Pendidikan Islam, tt.p : PT. Ciputat Press, 2005, cet. 2, h. 8-9 38 Kasmuri Selamat, Ihsan Sanusi, Akhlak Tasawuf Upaya Meraih Kehalusan Budi dan kedekatan, Jakarta: Kalam Mulia, 2012, cet. 1, h. 76-77 27 c. Menjenguk masyarakat yang sakit. d. Saling memberi nasehat sesama masyarakat. Jadi, pendidikan sangat diperlukan dalam kehidupan sehari-hari terutama akhlak sebagai landasan atau pondasi untuk kehidupan. Akhlak sebagai ujung tombak yang harus dimiliki oleh manusia supaya menjadi manusia yang baik. Dalam lingkungan masyarakat merupakan pendidikan setelah keluarga sehingga akan tercapai suasana yang harmonis, saling menghargai perbedaan yang terdapat di masyarakat.

B. Hakikat Novel dalam Sastra Islami

1. Pengertian Novel

Novel diartikan sebagai karangan prosa yang panjang, mengandung rangkaian cerita kehidupan seseorang dengan orang-orang disekelilingnya dengan menonjolkan watak dan sifat setiap pelaku. Biasanya novel menceritakan peristiwa pada masa tertentu. Bahasa yang digunakan lebih mirip bahasa sehari-hari. 39 Novel merupakan karya fiksi tulis yang diceritakan secara panjang lebar, novel mengungkapkan berbagai karakter dan menceritakan kisah yang kompleks dengan menampilkan sejumlah tokoh dalam berbagai situasi yang berbeda. 40 Novel adalah cerita, dan cerita digemari manusia sejak kecil. Bahasa novel juga bahasa denotatif tingkat kepadatan dan makna gandanya sedikit. Jadi novel “Mudah” dibaca dan dicernakan. Juga novel kebanyakan mengandung suspense dalam alur ceritanya, yang gampang menimbulkan sikap penasaran bagi pembacanya. 41 Dalam upaya memahami suatu karya sastra, khususnya prosa fiksi, terdapat dua cara pendekatan, yakni pendekatan terhadap unsur-unsur intrinsik yang merupakan perwujudan dari pendekatan objektif dan pendekatan melalui unsur-unsur ekstrinsik karya. 42 39 Wahyudi Siswanto, Pengantar Teori Sastra, Jakarta: Grasindo, 2008, h. 141 40 Agus Trianto, Pasti Bisa Pembahasan Tuntas Kompetensi Bahasa Indonesia, Jakarta: Esis, 2007, h. 118 41 Jakob Sumardjo, Konteks Sosial Novel Indonesia 1920-1977, Bandung: Alumni, 1999, cet. 1, h. 11-12 42 Harry D. Fauzi, Sastra Indonesia, tt.p : Yudhistira, 2005, h. 44 28 Memahami karya sastra dengan menggunakan unsur-unsur intrinsik adalah upaya memahami karya sastra dengan menerapkan teori-teori atau kaidah-kaidah sastra dalam penguasaan karya sastra. Cara pendekatan terhadap unsur intrinsik berarti menganalisis aspek-aspek struktur cerita yang meliputi tema, alur, dan plot, latar setting, penokohan dan karakterisasi, sudut pandang, serta gaya penuturan. Pendekatan melalui unsur-unsur ekstrinsik merupakan suatu cara pendekatan dengan mempergunakan berbagai ilmu kerabat yang bukan sastra, seperti ilmu sosial kemasyarakatan, ilmu agama, ilmu jiwa, ilmu politik, tegnologi dan sebagainya. Pengupasan karya sastra dengan mempergunakan ilmu-ilmu sosial, misalnya, bermanfaat apabila kita ingin melihat hubungan karya sastra dengan sistem sosial yang berlaku pada zamannya. Begitu pula apabila kita ingin menelaah hubungan pengarang dengan tokoh-tokoh yang diciptakannya harus menggunakan ilmu jiwa psikologi sebagai alat pembantunya.

2. Sastra Islami dan Karakteristik Sastra Islam

Sastra Islam itu artinya memperkatakan sesuatu menurut feeling Islam. Menurut kaca mata Islam dan ada tanda-tanda bahwa watak-watak itu Islam harta walaupun dengan satu dua saranan pendek saja, bukan pada nama watak tetapi perwatakan dan kehidupan watak itu. 43 Sastra Islam adalah isu akademik yang tidak mudah untuk dijabarkan karena mengandung makna yang kompleks dan berpotensi polemik. Dikatakan demikian karena fenomena sastra Islam. Apalagi rumusan teorinya dalam dunia sastra pada umumnya masih belum mendapat perhatian yang sungguh-sungguh dari para peneliti dan para pemerhati sastra. Pada fakta masyarakat sastra di dunia Islam pada umumnya terdapat dua kecenderungan pandangan tentang sastra Islam, yaitu kecenderungan puritanistik dan kecenderungan liberalistik. Kelompok pertama mewakili para ahli sastra dan sastrawan yang berpandangan bahwa sastra Islam harus mengacu pada tauhid keimanan, akhlak, dan sejarah Islam dan segala 43 Yahya M. S, Asas-asas Kritik Sastera, tt.p : Dewan Bahasa dan Pustaka Brunei, 1983, cet. 1, h. 93