21
Dan jika budi pekerti tadi diajarkan terlepas dari agama, maka ia akan kehilangan sanksi “dalam” yang justru paling penting dalam keberkahan
seseorang.
25
Menurut Al-Abrasyi, sebagaimana dikutip oleh Dede Makbuloh pendidikan akhlak adalah jiwa dari pendidikan Islam. Usaha maksimal untuk
mencapai suatu akhlak yang sempurna adalah tujuan sebenarnya dari proses pendidikan Islam. Oleh karena itu, pendidikan akhlak menempati posisi yang
sangat penting dalam pendidikan Islam, sehingga setiap aspek proses pendidikan Islam selalu dikaitkan dengan pembinaan akhlak yang mulia.
26
Adapun hal-hal yang perlu dibiasakan sebagai akhlak terpuji dalam Islam, antara lain:
a. Berani dalam kebaikan, berkata benar serta menciptakan manfaat, baik
bagi diri maupun orang lain. b.
Adil dalam memutuskan hukum tanpa membedakan kedudukan, status sosial ekonomi, maupun kekerabatan.
c. Arif dan bijaksana dalam mengambil keputusan.
d. Pemurah dan suka menafkahkan rezeki baik ketika lapang maupun
sempit. e.
Ikhlas dalam beramal semata-mata demi meraih ridha Allah. f.
Cepat bertobat kepada Allah ketika berdosa. g.
Jujur dan amanah. h.
Tidak berkeluh kesah dalam menghadapi masalah hidup. i.
Penuh kasih sayang. j.
Lapang hati dan tidak balas dendam. k.
Menjaga diri dari perbuatan yang tidak baik. l.
Rela berkorban untuk kepentingan umat dan dalam membela agama Allah.
Maka berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan oleh penulis bahwa pendidikan akhlak sebagai pondasi dalam setiap langkah manusia dan selalu
25
Ahmad Tafsir, Filsafat Pendidikan Islam, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya,2010, cet. 4, h. 124-128
26
Deden Makbuloh, Pendidikan Agama Islam, Jakarta: Rajawali Pers, 2012 cet. 2, h. 142
22
dibiasakan untuk berperilaku baik sehingga menjadi manusia yang berakhlak mulia.
B. Akhlak Terhadap Keluarga
Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat. Baik tidaknya suatu masyarakat ditentukan oleh baik tidaknya keadaan keluarga umumnya pada
masyarakat tersebut. Oleh karena itu apabila kita menghendaki terwujudnya suatu masyarakat yang baik, tertib dan diridhai Allah mulailah dari keluarga.
27
Pendidikan dalam keluarga oleh orang tua adalah merupakan dasar atau pondasi dari pendidikan anak selanjutnya. Di dalam keluargalah tempat
meletakkan dasar-dasar kepribadian anak yang masih usia muda, karena pada usia ini biasanya anak-anak sangat peka terhadap pengaruh lingkungan
keluarga dan masyarakat. Di dalam keluarga, maka orang tua yang terdiri dari ayah, ibu atau
orang yang diserahi tanggung jawab dalam satu keluarga memegang peranan yang sangat penting terhadap pendidikan anak-anak. Oleh karena itu, orang
tualah yang merupakan pendidikan utama dan pertama bagi anak-anak, karena memang merekalah yang mula-mula dikenal oleh anak-anak sejak lahir.
28
Keluarga merupakan masyarakat alamiah yang pergaulan diantara anggotanya bersifat khas. Dalam lingkungan ini terletak dasar-dasar
pendidikan. Di sini pendidikan berlangsung dengan sendirinya sesuai dengan tatanan pergaulan yang berlaku di dalamnya, artinya tanpa harus diumumkan
atau dituliskan terlebih dahulu agar diketahui dan diikuti oleh seluruh anggota keluarga. Di sini diletakkan dasar-dasar pengalaman melalui rasa kasih sayang
dan penuh kecintaan, kebutuhan akan kewibawaan dan nilai-nilai kepatuhan. Justru pergaulan yang demikian itu berlangsung dalam hubungan yang bersifat
pribadi dan wajar, maka penghayatan terhadapnya mempunyai arti yang amat penting.
29
27
Heri Jauhari Muchtar, Fikih Pendidikan, Bandung : Remaja Rosdakarya, 2005, cet. 1, h. 43
28
Djumransyah Abdul Malik Karim Amrullah, Pendidikan Islam Mengg ali “Tradisi”,
Meneguhkan Eksistensi , UIN-Malang Press, 2007, cet. 1, h. 84
29
Zakiyah Darazjat, Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta: Bumi Aksara, 2012, cet. 10, h. 66
23
Keluarga adalah ladang terbaik dalam menyemaian nilai-nilai agama. Orang tua memiliki peranan yang strategis dalam mentradisikan ritual
keagamaan sehingga nilai-nilai agama dapat ditanamkan ke dalam jiwa anak. Kebiasaan orang tua dalam melaksanakan ibadah, misalnya seperti shalat,
puasa, infak, dan sadaqah menjadi suri teladan bagi anak untuk mengikutinya. Di sini nilai-nilai agama dapat bersemi dengan suburnya di dalam jiwa anak.
Kepribadian yang luhur agamis yang membalut jiwa anak menjadikannya insan-insan yang penuh iman dan takwa kepada Allah SWT.
Dalam Al-Quran Allah SWT berfirman :
۳هگݘأ ۳ݘ ۲ًܒ۳ ݇݁ݙ݅هأّ ݇݁سفأ ۲وق ۲وݍ݈آ ݘܑڮ݄۲
“Wahai orang-orang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka”. Q.S. At-Tahrim: 6
Keluarga dan pendidikan tidak bisa dipisahkan. Karena selama ini telah diakui bahwa keluarga adalah salah satu dari Tri Pusat Pendidikan yang
menyelenggarakan pendidikan secara kodrati. Menurut Kamrani Buseri.
30
Pendidikan di lingkungan keluarga berlangsung sejak anak lahir, bahkan setelah dewasa pun orang tua masih berhak memberikan nasihatnya kepada
anak. Sebagaimana ditegaskan dalam Al- Qur‟an Allah berfirman:
۳ً۱ݙش هّ ۲وكܓشت ۳ّ݄ هڮ݄݅۲ ۲ّبع۲ّ ٰݕ݈۳تݙ݄۲ّ ٰݕّܓق݄۲ ݖّّܑ ۳ً۳سحإ ݘ݄۲و݄۳ّّ
݃ݙبڮس݄۲ ّ۲ّ بݍج݄۳ّ بح۳ڮّ݄۲ّ بݍج݄۲ ܒ۳ج݄۲ّ ٰݕّܓق݄۲ ݖܐ ܒ۳ج݄۲ّ ݙك۳س݄݉۲ّ ݇݁۳݉ݘأ ت݈݁݅ ۳ّ݈
܍ف ۳ً݄۳ت܍݈ ݊۳ك ݈ گبحݘ ۳݄ هڮ݄݅۲ ڮ݊إ [ ۲ًܒو
٦::٤ ]
Sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatupun. Dan berbuat baiklah kepada dua orang ibu-bapa, karib-
kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin, tetangga yang dekat dan tetangga yang jauh, dan teman sejawat, ibnu sabil
dan hamba sahayamu. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong dan
membangga-banggakan diri. Q.S.An-Nisa: 36 Oleh karena itu, keluarga memiliki nilai strategis dalam memberikan
pendidikan nilai kepada anak, terutama pendidikan nilai Ilahiyah. Keluarga dituntut untuk merealisasikan nilai-nilai yang positif nilai-nilai keagamaan
sehingga terbina kepribadian anak yang baik pula.
30
Syaiful Bahri Djamarah, Pola Komunikasi Orang Tua dan Anak Dalam Keluarga, Jakarta: Rineka Cipta, 2004, cet. 1, h. 19-22