Analisa Pola Kerja Strategi Pemasaran MGM Tabungan Mudharabah

menjanjikan upah atau hadiah, yang isinya mengandung izin bagi orang lain untuk melaksanakan perbuatan yang diharapkan dan jumlah upah yang jelas. Dalam hal ini, ucapan tersebut tidak mesti keluar dari orang yang memerlukan jasa itu, tetapi boleh juga dari orang lain. Seperti wakilnya, anaknya, atau bahkan oleh orang lain yang bersedia memberikan hadiah atau upah. Selain itu, ji’âlah juga dipandang sah, walaupun hanya ucapan ijab saja yang ada, tanpa ada ucapan qabul cukup dilakukan secara sepihak. 70

2. Analisa Pola Kerja Strategi Pemasaran MGM Tabungan Mudharabah

PD BPRS Kota Bekasi a. Analisa Akad dalam Strategi Pemasaran MGM TABAH Dalam pembahasan mengenai masalah muamalah, maka peranan akad sangat penting dalam menentukan sah atau tidaknya suatu perjanjian bisnis. Dalam hal ini, akad yang terjadi antara BPRS Kota Bekasi dengan nasabah Tabungan Mudharabah dalam program MGM Tabungan Mudharabah adalah akad ji’âlah. Dengan demikian, kedudukan BPRS Kota Bekasi adalah sebagai pihak yang menjanjikan pemberian bonus jâ’il, sementara nasabah Tabungan Mudharabah adalah sebagai pihak yang dijanjikan pemberian bonus jika berhasil mereferensikan nasabah baru Tabungan Mudharabah. 70 Ibid., h.268-269 Mengenai syarat mengikuti program MGM, pada sub bab sebelumnya telah dijelaskan bahwa untuk dapat mengikuti program MGM BPRS Kota Bekasi dan menjadi agen MGM, seseorang diharuskan membuka Tabungan Mudharabah TABAH MGM. Dengan kata lain, hanya nasabah TABAH MGM yang diperbolehkan mengikuti program tersebut dan menjadi agen MGM BPRS Kota Bekasi. Berdasarkan ketentuan ji’âlah, hal tersebut dibolehkan karena sejalan dengan syarat ji’âlah yang dikemukakan Imam Syafi’i, dimana diharuskan adanya pemberian izin dari orang yang mengadakan ji’âlah kepada orang lain untuk melakukan pekerjaan. 71 Dalam konteks ini, BPRS Kota Bekasi selaku pihak yang mengadakan program MGM ja’il hanya mengizinkan nasabah Tabungan Mudharabah untuk menjadi agen MGM. Adapun mengenai ucapan shîghah yang terjadi dalam program MGM BPRS Kota Bekasi, hal tersebut telah dilakukan ketika nasabah menandatangani formulir permohonan beserta pernyataan kesediaan mengikuti syarat-syarat yang ditentukan dalam program MGM dan disetujui oleh pihak BPRS Kota Bekasi. Hal ini sejalan dengan pendapat Madzhab Maliki, Syafi’i dan Hanbali yang menyatakan bahwa harus ada ucapan shîghah dari pihak yang menjanjikan hadiah, yang isinya mengandung izin untuk melaksanakan pekerjaan tersebut. 71 Ibnu Mas’ud, dkk., Fiqih Madzhab Syafi’i Jakarta: Pustaka Setia, 2000, Cet. Pertama, Juz. Ke-2, h.176 Dengan demikian setelah nasabah dinyatakan sebagai agen MGM BPRS Kota Bekasi, berarti ia telah diizinkan oleh BPRS Kota Bekasi untuk bekerja sebagai agen MGM menjadi marketing lepas, sehingga ia berhak menerima bonus atas usahanya tersebut masalah bonus akan dibahas pada sub bab berikutnya. b. Analisa Pola Kerja Agen MGM Pada pembahasan sebelumnya mengenai program MGM BPRS Kota Bekasi, telah dijelaskan bahwa pekerjaan yang dilakukan agen MGM adalah mereferensikan nasabah baru Tabungan Mudharabah. Dengan demikian hal tersebut secara syariah diperbolehkan, karena menabung merupakan hal yang bermanfaat dan termasuk kegiatan untuk memperhatikan hari esok. Terlebih Tabungan Mudharabah adalah termasuk tabungan yang dibolehkan secara syariah Fatwa DSN No.2DSN- MUIIV2000. Hal tersebut sebagaimana dijelaskan dalam al-Qur’an surat al-Hasyr 59 ayat 18, yaitu sebagai berikut: ﺪ ﺪ ﺎ ﺮﻈ و ﷲا اﻮ ا اﻮ اء ﺬ ا ﺎﻬ أﺎ .. . ﺮ ا 18:59 Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, bertaqwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok akhirat...”. Oleh karena itu, mengajak orang lain menabung Tabungan Mudharabah adalah termasuk mengajak orang lain untuk berinvestasi secara syariah serta menghindari riba bunga tabungan konvensional. Hal tersebut merupakan suatu bentuk tolong-menolong dalam kebaikan sebagaimana dianjurkan dalam al-Qur’an surat al-Ma`idah 5 ayat 2, yaitu: . .. ناوﺪ او ﻹا ﻰ اﻮ وﺎ و ىﻮ او ﺮ ا ﻰ اﻮ وﺎ و ... ةﺪﺋﺎ ا 2:5 Artinya: “Dan tolong-menolonglah kamu dalam mengerjakan kebajikan dan taqwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran...”. Dengan demikian pekerjaan yang dilakukan oleh agen MGM adalah bermanfaat dan tidak bertentangan dengan syariah serta ketentuan yang terdapat dalam ji’âlah, sehingga boleh dijadikan objek pekerjaan dalam program MGM BPRS Kota Bekasi. Adapun mengenai waktu pelaksanaan program tersebut yang tidak dibatasi oleh waktu nasabah yang mengikuti program MGM dapat menjadi agen MGM selamanya, hal tersebut tidak bertentangan dengan ketentuan ji’âlah. Hal itu sesuai dengan pendapat madzhab Maliki dan Syafi’i, yang tidak membatasi waktu pelaksanaan ji’âlah. 72 Sementara mengenai pekerjaan tersebut, agen MGM tidak diwajibkandiharuskan melaksanakannya dan tidak diberi target referensi oleh BPRS Kota Bekasi. Dengan kata lain, dalam program MGM BPRS 72 Hasan, Transaksi Dalam Islam, h.269 Kota Bekasi, agen MGM hanya diberikan hak untuk mereferensikan nasabah Tabungan Mudharabah dan tidak dipaksa untuk melakukannya. Hal ini berarti tidak terdapat unsur paksaan ikrâh terhadap agen MGM dalam program MGM BPRS Kota Bekasi. Sehingga hal tersebut sudah sesuai dengan prinsip ji’âlah. Prinsip yang dimaksud ialah bahwa ji’âlah merupakan perbuatan hukum yang bersifat sukarela, yakni didasarkan pada kesukarelaan dan dilakukan secara sukarela. 73 Oleh karena itu dalam ji’âlah, tidak boleh ada unsur paksaan bagi orang lain yang melaksanakannya. c. Berakhirnya Keanggotaan Agen MGM PD BPRS Kota Bekasi Keikutsertaan keanggotaan agen MGM Dalam program MGM BPRS Kota Bekasi, dapat berakhir atau dibatalkan oleh BPRS Kota Bekasi apabila ia melanggar syarat-syarat yang telah ditentukan dalam program MGM, termasuk melanggar kode etik dan peraturan BPRS Kota Bekasi. Dengan demikian, ia dapat kehilangan haknya mendapat bonus dari usaha mereferensikan nasabah Tabungan Mudharabah. Selain itu apabila agen MGM sudah tidak lagi menjadi nasabah Tabungan Mudharabah, secara otomatis keanggotaannya juga berakhir. Hal tersebut adalah tidak bertentangan dengan prinsip syariah dan ketentuan yang terdapat dalam ji’âlah. Hal itu dikarenakan ji’âlah, 73 Ibid., h.270 sebagaimana pendapat madzhab Maliki, Syafi’i dan Hanbali, adalah perbuatan hukum yang bersifat sukarela. Dengan demikian, baik pihak pertama, yaitu yang menjanjikan upah atau hadiah, maupun pihak kedua, yaitu yang melaksanakan pekerjaan, dapat melakukan pembatalan. 74

3. Analisa Bonus pada Strategi Pemasaran MGM Tabungan Mudharabah