Analisa Metode Promosi Strategi Pemasaran MGM TABAH

لﻮ ﺮ ا : و ﷲا ﻰ ا لﺎ : ﺮ ا اﻮ ا ﺮ نا ﺮ ا ﺎ ا اور 81 Artinya : “Dari ibnu Umar r.a. berkata: Rasulullah saw. Bersabda: “Berikanlah upah kepada pekerjamu sebelum kering keringatnya” H.R. Ibnu Majah.

3. Analisa Metode Promosi Strategi Pemasaran MGM TABAH

Salah satu aspek penting dalam pemasaran dan sering dikatakan sebagai “proses berlanjut” adalah promosi. Promosi merupakan arus informasi atau persuasi satu-arah yang dibuat untuk mengarahkan seseorang atau organisasi kepada tindakan yang menciptakan pertukaran dalam pemasaran. 82 Menurut Fandy Tjiptono, promosi adalah semua kegiatan yang dimaksudkan untuk menyampaikan atau mengkomunikasikan suatu produk kepada pasar sasaran, untuk memberi informasi tentang keberadaan dan keistimewaannya, serta untuk mengubah sikap ataupun untuk mendorong orang untuk bertindak. 83 81 Muhammad Isma’il al-Kahlani, Subul as-Salam, Bandung: Maktabah Dahlan, t.th, Juz. Ke-3, h. 8 82 Basu Swastha, Azas-Azas Marketing Yogyakarta: Liberty, 1981, Edisi Kedua, Cet. Ke-3, h.237 83 Fandy Tjiptono, Strategi pemasaran Yogyakarta: Andi Offset, 1995 Cet. Pertama, h.200 Dalam hal ini, promosi yang dilakukan oleh PD BPRS Kota Bekasi untuk mempromosikan Tabungan Mudharabah adalah dengan melakukan promosi melalui presentasi MGM yang dilakukan oleh staf BPRS Kota Bekasi, serta melalui media cetak, yaitu berupa brosur atau pamflet. Sarana tersebut dianggap penting, karena menjadi bahan rujukan bagi masyarakat, terutama bagi setiap agen MGM yang menjadi marketing lepas dalam mengkomunikasikan program tersebut kepada masyarakat. Bentuk promosi yang dilakukan oleh PD BPRS Kota Bekasi adalah dengan berupaya mengkomunikasikan kepada masyarakat, bahwa hanya dengan membuka Tabungan Mudharabah dan mengikuti program MGM, seseorang bisa mendapatkan bonus uang sebesar Rp.61.725.000,- dan bonus uang belanja bulanan sebesar Rp.4.886.665,- lihat tabel 3.1 dan tabel 3.2 atau brosur MGM TABAH. Berdasarkan hal tersebut, dapat dianalisa dua hal. Analisa pertama, adalah mengenai metode promosi MGM TABAH yang dilakukan oleh BPRS Kota Bekasi. Secara prinsip, promosi adalah sesuatu yang diperbolehkan dalam Islam selama metode yang dipakai dalam promosi tersebut tidak bertentangan dengan syariah Islam. 84 . Islam mendukung semua kegiatan promosi yang 84 Sofiniyah Gufran, Briefcase Book Edukasi: Profesional Syariah; Dasar dan Strategi Pemasaran Syariah Jakarta: Renaisan, 2005, Cet. Pertama, h.27 dilandaskan pada prinsip kejujuran dan amanah, dengan mengedepankan faktor kejujuran dan menjauhi penipuan. Dalam hal ini, Rasulullah SAW telah mencontohkan kategori promosi yang dilarang dalam Islam, yaitu sebagai berikut: مﺎ ةﺮ ﻰ ﺮ ﷲا لﻮ ر نأ ﷲا ر ةﺮ ﺮه ﻰ أ ﺎ أ ﺎ ﺎﻬ ﺪ دﺄ , لﺎ : لﺎ ؟مﺎ ا ﺎ ﺎ اﺬه ﺎ : ﷲا لﻮ ر ﺎ ءﺎ ا ﺎ أ , لﺎ : ؟سﺎ ا اﺮ ﻰآ مﺎ ا قﻮ أ ﻰ اور 85 Artinya: Dari Abu Hurairah RA. Bahwasanya Rasulullah SAW pernah melalui suatu onggokan makanan yang bakal dijual. Lantas beliau memasukkan tangan beliau ke dalam onggokan itu, tiba-tiba di dalamnya tangan beliau meraba makanan yang basah, kemudian beliau keluarkan jari beliau yang basah itu seraya berkata, “Apakah ini?” lalu yang menjual makanan berkata, “Basah karena hujan wahai Rasulullah SAW”, kemudian Rasulullah SAW berkata, “Mengapa tidak engkau taruh di bagian atas supaya dapat dilihat orang?”,“Barangsiapa yang menipu, maka ia bukan umatku”. H.R. Muslim Hadis di atas menerangkan metode promosi yang dilarang dalam Islam, yaitu menampilkan ilusi yang tidak sesuai dengan kenyataan. Hal tersebut terjadi dalam aspek promosi yang dilakukan penjual makanan, yaitu dengan 85 Imam Muslim bin Hajjaj al-Qusyairy an-Naisabury, Shahih Muslim Beirut: Dar al-Fikr, 1993, Juz. Ke-2, h.446 menampilkan produk yang bagus di atas sementara yang jelek disembunyikan di bawah. Dampak dari metode promosi tersebut adalah pembeli hanya melihat tampilan yang bagus dan sulit membedakan kualitas produk yang dipromosikan penjual. Sehingga, tercipta ilusi bahwa produk yang dijual pedagang tersebut semuanya berkualitas bagus. Jika dianalogikan dengan hadis yang dikemukakan di atas, metode promosi yang dilakukan BPRS Kota Bekasi dapat termasuk ke dalam kategori bentuk promosi yang tidak diperbolehkan oleh Rasululllah SAW. Dalam konteks ini, metode promosi yang dilakukan BPRS Kota Bekasi agar menarik perhatian awareness masyarakat adalah dengan menampilkan jumlah bonus yang cukup besar, yang dipromosikan pasti didapat dalam program MGM. Dampak yang terjadi dari metode promosi tersebut adalah masyarakat sulit mengetahui bahwa jumlah bonus yang dipromosikan dalam program MGM merupakan suatu bonus yang belum pasti. Sehingga terbangun persepsi publik bahwa hanya dengan membuka Tabungan Mudharabah dan mengikuti program MGM, seseorang pasti akan mendapat bonus sebesar Rp.61.700.000,- dan bonus uang belanja bulanan sebesar Rp.4.886.665,-. Padahal berdasarkan pembahasan sebelumnya, bonus jaringan dan bonus uang belanja bulanan level dua hingga lima merupakan bonus yang belum pasti gharar dan tidak bisa dijadikan objek bonus dalam program MGM. Dengan demikian, dalam metode promosi tersebut terkandung unsur gharartaghrir, 86 sehingga kurang sesuai dengan prinsip syariah dalam berpromosi, yang sangat mengedepankan prinsip kejujuran dan amanah dalam seluruh aspek pemasaran. Sementara itu, marketing gimmick yang terdapat dalam strategi pemasaran Tabungan Mudharabah mengindikasikan adanya suatu bentuk promosi yang berlebihan. Hal tersebut terlihat dari jumlah bonus yang digunakan sebagai strategi promosi, yang didasarkan pada asumsi yang berlebihan dan belum pasti bisa didapat dalam program MGM Tabungan Mudharabah. Dalam hal ini, asumsi tersebut adalah suatu hal yang absurd dan sangat sulit dicapai oleh agen MGM. Karena untuk mencapai bonus seperti yang dipromosikan, seorang agen MGM harus memiliki downline sebanyak 111.110 nasabah, dengan tiap nasabah memiliki baki debet Tabungan Mudharabah sebesar Rp.500.000,- lihat tabel 3.1 dan tabel 3.2. Dengan demikian, hal tersebut dapat dikategorikan sebagai suatu bentuk promosi yang terlalu melebih-lebihkan produk dengan tujuan untuk memikat konsumen. Padahal dalam hadis Rasulullah SAW telah dijelaskan bahwa seorang penjual harus menjauhkan diri dari sumpah-sumpah yang berlebihan untuk melariskan dagangannya, karena hal tersebut dapat menghilangkan keberkahan. Rasulullah SAW bersabda: 86 Menurut Ibnu Urfah, gharar adalah sesuatu yang lahirnya menarik tetapi di dalamnya belum jelas diketahui. Hikmah dilarangnya gharar dalam suatu transaksi adalah untuk menutup pintu perselisihan dan perebutan di antara kedua belah pihak. Lihat Ahmad Muhammad al-‘Assal, dan Fathi Ahmad Abdul Karim, Sistem, Prinsip dan Tujuan Ekonomi Islam. Penerjemah Imam Saefudin Bandung: Pustaka Setia, 1999, Cet. Pertama, h.93-95 أ ﻰ دﺎ ة ا ﻷ رﺎ ي أ ﷲا ر ﷲا لﻮ ر ﷲا ﻰ لﻮ و : ا ةﺮ آو آﺎ إ ا , ﺈ اور 87 Artinya: Dari Abu Qatadah al-Anshari RA. Bahwasanya dia pernah mendengar Rasulullah SAW bersabda: “Jauhilah dirimu dari banyak bersumpah dalam jual beli Karena sesungguhnya sumpah tersebut dapat menghabiskan dagangan, namun kemudian menghapus keberkahan.” HR. Muslim Dalam hadis tersebut Rasulullah SAW telah melihat jauh ke depan mengenai sustainability suatu usaha, sehingga melarang sumpah yang berlebihan dalam promosi. Hikmah dari hal tersebut adalah karena sumpah yang berlebihan, termasuk berlebihan dalam iklan atau promosi, yang dilakukan hanya untuk mendapat penjualan yang lebih maupun menciptakan awareness masyarakat dengan cepat dan singkat, tidak akan dapat menumbuhkan kepercayaan trust pelanggannasabah. Lebih lanjut, hal tersebut tidak dapat menciptakan hubungan jangka panjang long-term-relationship antara produsen dan konsumen, melainkan hanya akan berdampak jangka pendek short-term-relationship. Karena ketika konsumen menyadari bahwa promosi tersebut tidak sesuai dengan 87 Imam Muslim bin Hajjaj al-Qusyairy an-Naisabury, Shahih Muslim Beirut: Dar al-Fikr, 1993, Juz. Ke-3, h.1228 kenyataan, maka ia akan mengambil keputusan untuk tidak pernah membeli lagi produk tersebut di masa yang akan datang. Bahkan terdapat kemungkinan ia akan mempengaruhi sikap calon konsumen lainnya agar membatalkan keputusan untuk membeli, sehingga kondisi tersebut dapat mengancam keberlangsungan sustainablility usaha itu sendiri. Oleh karena itu sebagai bank yang berlandaskan syariah, sudah seharusnya PD BPRS Kota Bekasi menerapkan prinsip serta etika syariah dalam promosi secara menyeluruh. Sehingga selain dapat memperkuat brand serta diferensiasi yang dimiliki, juga dapat semakin menciptakan long-term- relationship dengan masyarakatnasabah. Dengan demikian sustainability usaha bank syariah dapat tercapai. Analisa kedua, adalah terkait penggunaan aspek materi uang sebagai taktik untuk menciptakan awareness masyarakat serta memotivasi masyarakat untuk menabung TABAH dan mengikuti program MGM BPRS Kota Bekasi. Dalam hal ini, promosi yang dilakukan adalah dengan menampilkan bonus uang yang terhitung cukup besar, yang dipromosikan bisa didapat dengan menabung TABAH dan mengikuti program MGM. Secara psikologis hal tersebut menawarkan imajinasi yang terlalu tinggi, terutama bagi masyarakat kalangan bawah dan akar rumput yang menjadi target pemasaran. Sehingga secara tidak langsung menimbulkan kesan dalam persepsi masyarakat, bahwa hanya dengan mengikuti program MGM, masyarakat bisa mendapat bonus seperti yang dipromosikan. Dengan demikian, fokus masyarakat diarahkan kepada iming-iming kemungkinan mendapat bonus tersebut, sehingga termotivasi untuk menabung TABAH. Berdasarkan prinsip syariah, hal tersebut kurang sesuai dengan nilai dan prinsip syariah. Hal itu karena penggunaan aspek materi yang cukup besar sebagai taktik promosi, dapat menimbulkan kecintaan dan obsesi yang berlebihan terhadap uang bonus tersebut, sehingga dapat melalaikan masyarakat dari tujuan asasinya, yaitu beribadah kepada Allah. Sebagaimana firman Allah SWT dalam al-Qur’an surat at-Takatsur 102 ayat 1, yaitu: ﻬ أ ﺮ ﺎﻜ ا ﻜ ﺮ ﺎﻜ ا 1:102 Artinya: “Bermegah-megahan telah melalaikan kamu.” Senada dengan hal tersebut, dalam Fatwa Dewan Syari’ah Partai Keadilan No.02KDS-PKVI11419 juga telah dijelaskan berbagai dampak negatif psikologis yang mungkin timbul dalam menjalankan bisnis dengan sistem Multi-Level-Marketing. Di antaranya adalah timbul obsesi berlebihan untuk mencapai target penjualan tertentu karena terpacu oleh sistem tersebut, tercipta suasana tidak kondusif yang kadang mengarah pada pola hidup hedonis, serta obsesi mendapat harta yang banyak dalam waktu singkat. 88 88 Setiawan Budi Utomo, Fiqih Aktual Jakarta: Gema Insani Press, 2003, Cet.Pertama, h.104 Melalui sistem pemasaran yang cenderung berorientasi pada materi, seseorang akan memperlakukan orang lain berdasarkan target-target penjualan kuantitatif material yang mereka capai. Hal tersebut pada akhirnya dapat menjadikan seseorang berjiwa materialis dan melupakan tujuan asasinya untuk beribadah dan mendekatkan diri kepada Allah. Dari pembahasan di atas, dapat dianalisa bahwa metode promosi yang dilakukan BPRS Kota Bekasi adalah tidak seimbang dan cenderung mengarahkan masyarakat ke paham materialisme. Sehingga hal ini bertentangan dengan nilai pertengahan atau keseimbangan yang merupakan ruh atau spirit bagi sistem Ekonomi Islam, yang membedakannya dari sistem ekonomi lainnya, seperti sosialisme maupun kapitalisme. 89 Padahal Islam menghendaki adanya keseimbangan tawâzun, yaitu perpaduan antara unsur materi dan spiritual dalam segala kehidupan manusia. Islam memang mengakui motif laba profit dalam kegiatan ekonomi, namun Islam menghendaki nuansa motif mencari harta dalam diri manusia hendaknya diawali oleh rasa keterikatan pada Allah SWT. Dengan demikian, motif memperoleh harta hendaknya diniatkan motif karena Allah, dilakukan dengan cara-cara Allah, dan ditujukan hanya untuk Allah ridha Allah. 90 89 Firdaus Efendi dan Yudhi Komaruddin, 10 Petunjuk Membangun Bisnis Islami Jakarta: NIM Press, 2004, Cet. Pertama, h.30 90 Ali Sakti, Analisis Teoritis Ekonomi Islam Jakarta: Paradigma Aqsa Publishing, 2007, Cet. Pertama, h.68 Penggunaan uang materi yang berlebihan dalam promosi merupakan cara yang biasa digunakan dalam sistem yang menganut paham kapitalis. Hal tersebut secara praktis, dapat menyebabkan masyarakat menjadi materialistis, pragmatis, dan rakus untuk memiliki bonus seperti yang dipromosikan. Dalam konteks ini, metode promosi tersebut dapat mengarahkan masyarakat bahwa tujuan utama dari menabung TABAH adalah hanya untuk mendapatkan bonus yang besar profit oriented. Lebih dari itu, dapat menciptakan citra negatif di masyarakat bahwa metode promosi yang dilakukan bank syariah tidak berbeda dengan bank konvensional, sehingga dapat memperlemah positioning dan diferensiasi PD BPRS Kota Bekasi. Hal tersebut merupakan salah satu mudhârat yang sedapat mungkin harus dihindari. Sebagaimana kaidah fiqih yang menjelaskan bahwa menjauhi satu mudhârat kerusakan harus didahulukan terlebih dahulu daripada mengambil banyak maslahat manfaat: د ر ء ا ﺪ ة ﺪ م ﻰ ا ﺎ 91 Artinya: Menolak satu kerusakan harus didahulukan daripada mengambil banyak kemaslahatan. 91 Fathurrahman Djamil, Filsafat Hukum Islam Jakarta: Logos Wacana Ilmu, 1999, Cet. Ke- 3, h.79

B. Aspek Positif dan Negatif Strategi Pemasaran Member Get Member

Tabungan Mudharabah PD BPR Syariah Kota Bekasi 1. Aspek Positif Inovasi merupakan salah satu ruh yang terdapat dalam marketing yang dapat meningkatkan value sebuah perusahaan. Dalam hal ini, inovasi dalam pemasaran produk Tabungan Mudharabah yang diterapkan oleh PD BPRS Kota Bekasi, berupa Program Member-Get-Member memiliki beberapa keunggulan yang cukup signifikan. yaitu antara lain: a. Efisiensi biaya marketing dan promosi. Dengan menjadikan nasabah sebagai marketing lepas, PD BPRS Kota Bekasi dapat menciptakan efisiensi biaya dalam marketing, termasuk efisiensi sumber daya manusia, waktu dan tenaga. Hal itu dikarenakan pemasaran produk Tabungan Mudharabah dapat dilakukan oleh setiap nasabah, tanpa terikat oleh waktu dan tempat. b. Sosialisasi dan distribusi produk secara cepat di masyarakat. Sebagai lembaga keuangan syariah yang baru berdiri, penerapan konsep getok-tular MGM dapat meningkatkan sosialisasi PD BPRS Kota Bekasi serta distribusi produk Tabungan Mudharabah secara cepat dan luas di masyarakat. Terlebih keberadaan bonus dalam program tersebut dapat meningkatkan motivasi dan awareness masyarakat untuk menabung di bank syariah. c. Personal selling yang efektif.