Analisis Pengaruh Penerapan Kurikulum Berbasis Kompetensi Terhadap Hasil Belajar Mahasiswa Akademi Pariwisata Di Medan

(1)

ANALISIS PENGARUH PENERAPAN KURIKULUM BERBASIS

KOMPETENSI TERHADAP HASIL BELAJAR MAHASISWA

AKADEMI PARIWISATA DI MEDAN

TESIS

Oleh

ZUMRI SULTHONY

077019117/IM

SEKOLAH PASCASARJANA

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

M E D A N

2009


(2)

ANALISIS PENGARUH PENERAPAN KURIKULUM BERBASIS

KOMPETENSI TERHADAP HASIL BELAJAR MAHASISWA

AKADEMI PARIWISATA DI MEDAN

TESIS

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Magister Sains dalam Program Studi Ilmu Manajemen pada Sekolah Pascasarjana

Universitas Sumatera Utara

Oleh

ZUMRI SULTHONY

077019117/IM

SEKOLAH PASCASARJANA

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

M E D A N

2009


(3)

Judul Tesis : ANALISIS PENGARUH PENERAPAN KURIKULUM BERBASIS KOMPETENSI TERHADAP HASIL BELAJAR MAHASISWA AKADEMI PARIWISATA DI MEDAN

Nama Mahasiswa : Zumri Sulthony Nomor Pokok : 077019117

Program Studi : Ilmu Manajemen

Menyetujui Komisi Pembimbing

(Prof. Dr. Rismayani, SE, MS) Ketua

(Drs. Syahyunan, M.Si) Anggota

Ketua Program Studi

(Prof. Dr. Rismayani, SE, M.Si)

Direktur

(Prof. Dr. Ir. T. Chairun Nisa B., M.Sc)


(4)

Telah diuji pada

Tanggal : 2 September 2009

PANITIA PENGUJI TESIS:

Ketua : Prof. Dr. Rismayani, SE, MS Anggota : 1. Drs. Syahyunan, M.Si

2. Prof. Dr. Arnita Zainoeddin, M.Si 3. Prof. Dr. Sya’ad Afifuddin, M.Ec 4. Dr. Khaira Amalia F, SE, Ak, MBA


(5)

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis yang berjudul: “ANALISIS

PENGARUH PENERAPAN KURIKULUM BERBASIS KOMPETENSI

TERHADAP HASIL BELAJAR MAHASISWA AKADEMI PARIWISATA DI MEDAN”.

Adalah benar hasil karya saya sendiri dan belum dipublikasikan oleh siapapun sebelumnya. Sumber-sumber data dan informasi yang digunakan telah dinyatakan benar dan jelas.

Medan, 2 September 2009 Yang Membuat Pernyataan,

Zumri Sulthony 077019117


(6)

ABSTRAK

Konsep Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) diterapkan di Akademi Pariwisata Medan pada tahun akademik 2005/2006 karena adanya kebijakan pemerintah tentang pengembangan kurikulum tuntutan dunia kerja sesungguhnya, dan juga karena ada fenomena rendahnya hasil belajar mahasiswa yang terlihat pada Indeks Prestasi Kumulatif Mahasiswa yaitu rata-rata di bawah 3.00. Setelah diterapkan konsep KBK ada peningkatan yaitu di atas 3.00. Rumusan masalah pada penelitian ini adalah Sejauhmana pengaruh penerapan Kurikulum Berbasis Kompetensi yang terdiri dari: silabus, pembelajaran, dan evaluasi pembelajaran terhadap hasil belajar mahasiswa Akademi Pariwisata Medan?, Sejauhmana pengaruh persiapan mengajar, metode, dan sumber belajar terhadap pembelajaran mahasiswa Akademi Pariwisata Medan?. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis sejauhmana pengaruh penerapan Kurikulum Berbasis Kompetensi yang terdiri dari: silabus, pembelajaran, dan evaluasi pembelajaran terhadap hasil belajar mahasiswa dan juga untuk mengetahui dan menganalisis sejauhmana pengaruh persiapan mengajar, metode, dan sumber belajar terhadap pembelajaran mahasiswa.

Teori yang dipergunakan pada penelitian ini adalah teori Manajemen Strategik yang berhubungan dengan penerapan konsep untuk pencapaian tujuan organisasi. Selain itu juga dipergunakan teori tentang penerapan kurikulum berbasis kompetensi.

Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan pendekatan survey, dengan jenis penelitian deskriptif kuantitatif. Populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa Akademi Pariwisata sebanyak 349 orang mahasiswa dan ditentukan sampel sebanyak 78 mahasiswa. Variabel independen pada hipotesis pertama penelitian ini terdiri dari Silabus, Pembelajaran, dan Evaluasi Pembelajaran dengan Variabel dependen yaitu Hasil Belajar Mahasiswa. Sedangkan untuk Variabel independen pada hipotesis kedua terdiri dari: Persiapan Mengajar, Metode, dan Sumber Belajar dengan Variabel dependen yaitu Pembelajaran.

Hasil analisis pada hipotesis penelitian pertama diperoleh nilai koefisien Determinasi (RSquare) sebesar 48.20% dan pada uji secara F atau uji serempak, silabus, pembelajaran, dan evaluasi berpengaruh terhadap hasil belajar mahasiswa. Tetapi pada uji t atau secara parsial diketahui bahwa dari ketiga variabel yang diteliti hanya variabel pembelajaran saja yang memberikan pengaruh terhadap hasil belajar mahasiswa. Hasil analisis pada hipotesis kedua diperoleh nilai Koefisien Determinasi (RSquare) sebesar 58.60% dan seluruh variabel bebas penelitian yaitu persiapan mengajar, metode dan sumber belajar secara serempak berpengaruh terhadap proses pembelajaran. Berdasarkan hasil uji t diketahui bahwa dari ketiga variabel bebas yang diteliti secara signifikan berpengaruh terhadap pembelajaran.

Kesimpulan pada penelitian ini yaitu Kurikulum Berbasis Kompetensi yang terdiri dari Silabus, pembelajaran, dan evaluasi pembelajaran berpengaruh terhadap hasil belajar mahasiswa hal ini terlihat pada hasil uji serempak, tetapi pada hasil uji parsial hanya variabel pembelajaran yang berpengaruh terhadap hasil belajar. Hal ini berarti kegiatan yang berkaitan dengan Silabus, dan evaluasi pembelajaran belum


(7)

dilaksanakan sesuai dengan strategi penerapan kurikulum berbasis kompetensi. Persiapan Mengajar, Metode, dan Sumber Belajar berpengaruh terhadap Pembelajaran mahasiswa Akademi Pariwisata Medan. Pembelajaran yang berlangsung di Akademi Pariwisata Medan, baik secara serempak maupun parsial dipengaruhi oleh persiapan mengajar, metode pembelajaran, dan sumber belajar. Hal ini berarti kegiatan pembelajaran telah berlangsung sesuai dengan penerapan kurikulum berbasis kompetensi.


(8)

ABSTRACT

The concept of Competency Based Curriculum (KBK) applied in Medan Tourism Academy in the 2005/2006 academic year due to government policies on curriculum development demands of the real working world, and also because there is the phenomenon of low student learning outcomes are seen in the cumulative achievement index of students The average below 3.00. After applied the concept of KBK was increased an average that is above 3.00. Formulation of the problem in this research is how far the influence of the application of competency-based curriculum that includes: syllabus, teaching, learning and evaluation of student learning outcomes Medan Tourism Academy?, As far as the influence of teaching preparation, methods, and learning resources for student learning Medan Tourism Academy?. The purpose of this research is to determine and analyze how far the influence of the application of competency-based curriculum that includes: syllabus, teaching, learning and evaluation of student learning outcomes and also to determine and analyze how far the influence of the preparation of teaching, methods, and learning resources for student learning.

The theory used in this research is the theory of Strategic Management related to the implementation of the concept for the achievement of organizational goals. It is also used on the application of the theory of competency-based curriculum.

This research was conducted using a survey approach, with the type of quantitative descriptive research. The population in this research were students of the Medan Tourism Academy, its 349 students and is given a sample of 78 students. Independent variable on the first hypothesis of this research consisted of Teaching, Learning, and Evaluation of Learning with the dependent variable of Student Learning Results. As for the independent variable on the second hypothesis consists of: Teaching preparation, Methods, and Resources Learning with the dependent variable of learning.

The results of the analysis on the first research hypothesis derived Determination coefficient values (R square) of 48.20% and in the F test or tests simultaneously, syllabus, learning, and evaluation of impact on student learning outcomes. But the t test or partially known that the three variables studied only just learning variables that have an impact on student learning outcomes. Analysis results obtained in the second hypothesis Determination coefficient values (R square) of 58.60% and the independent variable is the preparation of research teaching methods and learning resources simultaneously affect the learning process. Based on the results of t test is known that from the three independent variables studied significantly affect learning.

The conclusion of this research is that simultaneous syllabus, learning and evaluation of learning impact on student learning outcomes, but partially from the three variables of learning variables only provide a significant influence on student learning outcomes. Learning which took place in Medan Tourism Academy, both at


(9)

the same time or partial significantly influenced by the preparation of the lecturers in providing teaching materials, methods and sources used in learning.


(10)

KATA PENGANTAR

Dengan mengucap syukur atas kehadirat Allah SWT yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang atas segala karuniaNya, sehingga penulis menyelesaikan penulisan tesis ini.

Penelitian ini merupakan tugas akhir pada Program Studi Magister Ilmu Manajemen Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara. Judul penelitian penulis adalah: “Analisis Pengaruh Penerapan Kurikulum Berbasis Kompetensi terhadap Hasil Belajar Mahasiswa Akademi Pariwisata di Medan”.

Selama melakukan penulisan dan penelitian tesis ini, penulis banyak mendapatkan bantuan moril maupun meteril dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang tulus kepada:

1. Bapak Prof. dr. Chairuddin P. Lubis, DTM&H, Sp.A(K), selaku Rektor Universitas Sumatera Utara.

2. Ibu Prof. Dr. Ir. T. Chairun Nisa. B, M.Sc, selaku Direktur Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara.

3. Ibu Prof. Dr. Rismayani, SE, MS, selaku Ketua Program Studi Magister Ilmu Manajemen Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara, sekaligus Ketua Komisi Pembimbing yang telah membimbing dan memberi masukan hingga selesainya penulisan tesis ini.

4. Bapak Drs. Syahyunan M.Si, selaku Sekretaris Program Studi Magister Ilmu Manajemen Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara, sekaligus Anggota


(11)

Komisi Pembimbing yang telah membimbing dan memberi masukan hingga selesainya penulisan tesis ini.

5. Ibu Prof. Dr. Arnita Zainoeddin, M.Si, Bapak Prof. Dr. Sya’ad Afifuddin, M.Ec, Ibu Dr. Khaira Amalia F, SE, Ak, MBA selaku Komisi Pembanding atas saran dan kritik yang diberikan untuk perbaikan tesis ini.

6. Bapak dan Ibu Dosen serta pegawai di Sekolah Pascasarjana di Universitas Sumatera Utara.

7. Drs. Renalmon Hutahaean, MM selaku Direktur Akademi Pariwisata Medan. 8. Seluruh rekan-rekan angkatan XIII dan mahasiswa di Program Studi Ilmu

Manajemen Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara.

Semoga ALLAH SWT selalu memberikan rahmat dan karunia-Nya kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan dan perhatian kepada Penulis ketika masa kuliah dan saat penulisan tesis. Penulis menyadari tesis ini belum sempurna, namun diharapkan akan dapat bermanfaat kepada seluruh pembaca.

Medan, 2 September 2009 Penulis,


(12)

RIWAYAT HIDUP

Zumri Sulthony lahir di Gunung Bayu Kabupaten Simalungun Provinsi Sumatera Utara pada tanggal 4 Mei 1972, putra ketiga dari lima bersaudara pasangan Ayahanda JK. Sinaga dan Ibunda Saliyam (Alm). Menikah pada tahun 2001 dengan Siti Fatimah Br. Gurusinga dan dikaruniai putra bernama Dzaki Satia Sinaga dan putri bernama Jasmine Azura Sinaga.

Menempuh pendidikan Sekolah Dasar tahun 1979 di Sekolah Dasar (SD) Negeri 29 Pontianak Kalimantan Barat, tamat dan lulus tahun 1985. Melanjutkan pendidikan ke Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri 09 di Medan, tamat dan lulus tahun 1988. Selanjutnya menempuh pendidikan ke Sekolah Menengah Umum (SMU) Negeri 3 Medan, tamat dan lulus tahun 1991. Kemudian melanjutkan pendidikan ke Balai Pendidikan dan Latihan Pariwisata Medan (BPLP) untuk mendapatkan gelar Ahli Madya Diploma 3 pada tahun 1992 dan lulus pada tahun 1995, kemudian menempuh pendidikan Strata Satu (S1) pada tahun 2000 pada Fakultas Sosial Politik Jurusan Hubungan Masyarakat di Universitas Islam Sumatera

Utara (UISU) tamat dan lulus pada tahun 2002. Tahun 2007 melanjutkan studi di Universitas Sumatera Utara pada Program Studi Magister Ilmu Manajemen

Sekolah Pascasarjana.

Pada tahun 1998 hingga saat ini bekerja sebagai Pegawai Negeri Sipil di Departemen Kebudayaan dan Pariwisata Republik Indonesia dan ditempatkan

sebagai dosen di salah satu Unit Pelaksana Teknis (UPT) Departemen yaitu di Akademi Pariwisata Medan.


(13)

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK ... i

ABSTRACT ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

RIWAYAT HIDUP ... v

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL ... ix

DAFTAR GAMBAR ... xi

BAB I. PENDAHULUAN ... 1

I.2. Latar Belakang Penelitian. ... 1

I.2. Perumusan Masalah. ... 5

I.2. Tujuan Penelitian ... 5

I.2. Manfaat Penelitian ... 5

I.2. Kerangka Berpikir ... 6

I.2. Hipotesis ... ... 12

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA ... 13

II.2. Penelitian Terdahulu ... 13

II.2. Teori tentang Manajemen Strategis ... 14

II.2.1. Penerapan Manajemen Strategis pada Lembaga Pendidikan ... 16

II.2. Teori Penerapan Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) 17

II.2. Silabus ... 19

II.2. Pembelajaran ... 21

II.5.1. Persiapan Mengajar ... 23

II.5.2. Metode ... 25

II.5.3. Sumber Belajar ... 26

II.2. Evaluasi Pembelajaran ... 27

II.2. Hasil Belajar ... 29

BAB III. METODOLOGI PENELITIAN ... 33

III.2. Tempat dan Waktu Penelitian ... 33


(14)

III.2. Populasi dan Sampel ... 34

III.2. Metode Pengumpulan Data ... 35

III.2. Jenis dan Sumber Data ... 35

III.2. Identifikasi dan Definisi Operasional Variabel ... 36

III.6.1. Identifikasi Variabel Hipotesis Pertama ... 36

III.6.2. Definisi Operasional Hipotesis Pertama ... 36

III.6.3. Identifikasi Variabel Hipotesis Kedua ... 37

III.6.4. Definisi Operasional Hipotesis Kedua ... 37

III.2. Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen ... 38

III.7.1. Uji Validitas ... 38

III.7.2. Uji Reliabilitas Instrumen ... 44

III.2. Model Analisis Data ... 46

III.8.1. Model Analisis Data Hipotesis Pertama ... 46

III.8.2. Model Analisis Data Hipotesis Kedua... 49

III.2. Uji Asumsi Klasik ... 51

III.9.1. Uji Normalitas ... 51

III.9.2. Uji Multikolinearitas... 52

III.9.3. Uji Heteroskedastisitas ... 52

BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 54

IV.2. Hasil Penelitian ... 54

IV.1.1. Gambaran Umum Akademi Pariwisata Medan .... 54

IV.2. Karakteristik Responden ... 56

IV.2.1. Karakteristik Responden Usia Responden ... 56

IV.2.2. Karakteristik Responden Jenis Kelamin ... 57

IV.2.3. Karakteristik Responden Semester ... 57

IV.2.4. Karakteristik Responden Jurusan ... 58

IV.2.5. Karakteristik Responden Asal Sekolah ... 59

IV.2. Analisis Deskripsi Variabel ... 60

IV.3.1. Penjelasan Responden Atas Pertanyaan Variabel Silabus ... 60

IV.3.2. Penjelasan Responden Atas Pertanyaan Variabel Pembelajaran ... 61

IV.3.3. Penjelasan Responden Atas Pertanyaan Variabel Evaluasi Pembelajaran ... 62

IV.3.4. Penjelasan Responden Atas Pertanyaan Variabel Hasil Belajar ... 63

IV.3.5. Penjelasan Responden Atas Pertanyaan Variabel Persiapan Mengajar ... 65

IV.3.6. Penjelasan Responden Atas Pertanyaan Variabel Metode Pembelajaran ... 66


(15)

IV.3.7. Penjelasan Responden Atas Pertanyaan Variabel

Sumber Belajar ... 67

IV.2. Pengujian Asumsi Klasik Regresi Linier Berganda ... 68

IV.4.1. Uji Normalitas ... 68

IV.4.2. Uji Multikolonieritas ... 71

IV.4.3. Uji Heteroskedastisitas ... 73

IV.2. Pengujian Hipotesis Penelitian ... 75

IV.5.1. Pengujian Hipotasis Pertama ... 75

a. Koefisien Determinasi (R Square) Hipotesis Pertama ... 75

b. Pengujian Hipotesis Pertama Secara Serempak ... 76

c. Pengujian Hipotesis Pertama Secara Parsial . 79

IV.5.2. Pengujian Hipotesis Kedua ... 81

a. Koefisien Determinasi (R Square) Hipotesis Kedua ... 81

b. Pengujian Hipotesis Kedua Secara Serempak 82 c. Pengujian Hipotesis Kedua Secara Parsial .... 85

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN ... 88

V.2. Kesimpulan ... 88

V.2. Saran ... 89


(16)

DAFTAR TABEL

Nomor Judul Halaman

III.1. Definisi Operasional Variabel Hipotesis Pertama ... 36

III.2. Definisi Operasional Variabel Hipotesis Kedua ... 37

III.3. Hasil Uji Validitas Instrumen Silabus ... 39

III.4. Hasil Uji Validitas Instrumen Pembelajaran ... 40

III.5. Hasil Uji Validitas Instrumen Evaluasi Pembelajaran ... 40

III.6. Hasil Uji Validitas Instrumen Hasil Belajar ... 41

III.7. Hasil Uji Validitas Instrumen Persiapan Mengajar ... 42

III.8. Hasil Uji Validitas Instrumen Metode ... 43

III.9. Hasil Uji Validitas Instrumen Sumber Belajar ... 43

III.10. Hasil Uji Reliabilitas Instrumen ... 46

IV.1. Karakteristik Responden Berdasarkan Usia Responden ... 56

IV.2. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 57

IV.3. Karakteristik Responden Berdasarkan Semester ... 58

IV.4. Karakteristik Responden Berdasarkan Jurusan ... 58

IV.5. Karakteristik Responden Berdasarkan Asal Sekolah ... 59

IV.6. Penjelasan Responden terhadap Pertanyaan Silabus ... 60

IV.7. Penjelasan Responden terhadap Pertanyaan Pembelajaran ... 61

IV.8. Penjelasan Responden terhadap Evaluasi Pembelajaran ... 63

IV.9. Penjelasan Responden terhadap Hasil Belajar ... 64

IV.10. Penjelasan Responden terhadap Persiapan Mengajar ... 65

IV.11. Penjelasan Responden terhadap Metode Pembelajaran... 66

IV.12. Penjelasan Responden terhadap Sumber Belajar ... 67

IV.13. Hasil Uji Normalitas Variabel Penelitian ... 71

IV.14. Hasil Uji Multikolonieritas Hipotesis Pertama ... 72


(17)

IV.16. Nilai Koefisien Determinasi Hipotesis Pertama ... 76

IV.17. Hasil Pengujian Hipotesis Pertama Secara Serempak ... 77

IV.18. Hasil Pengujian Hipotesis Pertama Secara Parsial ... 80

IV.19. Nilai Koefisien Determinasi Hipotesis Kedua... 81

IV.20. Hasil Pengujian Hipotesis Kedua Secara Serempak... 82


(18)

DAFTAR GAMBAR

Nomor Judul Halaman

I.1. Kerangka Berpikir ... 12

III.1. Bagan Struktur Organisasi AKPAR Medan ... 55

IV.1. Hasil Uji Normalitas Variabel Hasil Belajar ... 69

IV.2. Hasil Uji Normalitas Variabel Pembelajaran ... 69

IV.3. Hasil Uji Heteroskedastisitas Hipotesis Pertama... 74


(19)

ABSTRAK

Konsep Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) diterapkan di Akademi Pariwisata Medan pada tahun akademik 2005/2006 karena adanya kebijakan pemerintah tentang pengembangan kurikulum tuntutan dunia kerja sesungguhnya, dan juga karena ada fenomena rendahnya hasil belajar mahasiswa yang terlihat pada Indeks Prestasi Kumulatif Mahasiswa yaitu rata-rata di bawah 3.00. Setelah diterapkan konsep KBK ada peningkatan yaitu di atas 3.00. Rumusan masalah pada penelitian ini adalah Sejauhmana pengaruh penerapan Kurikulum Berbasis Kompetensi yang terdiri dari: silabus, pembelajaran, dan evaluasi pembelajaran terhadap hasil belajar mahasiswa Akademi Pariwisata Medan?, Sejauhmana pengaruh persiapan mengajar, metode, dan sumber belajar terhadap pembelajaran mahasiswa Akademi Pariwisata Medan?. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis sejauhmana pengaruh penerapan Kurikulum Berbasis Kompetensi yang terdiri dari: silabus, pembelajaran, dan evaluasi pembelajaran terhadap hasil belajar mahasiswa dan juga untuk mengetahui dan menganalisis sejauhmana pengaruh persiapan mengajar, metode, dan sumber belajar terhadap pembelajaran mahasiswa.

Teori yang dipergunakan pada penelitian ini adalah teori Manajemen Strategik yang berhubungan dengan penerapan konsep untuk pencapaian tujuan organisasi. Selain itu juga dipergunakan teori tentang penerapan kurikulum berbasis kompetensi.

Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan pendekatan survey, dengan jenis penelitian deskriptif kuantitatif. Populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa Akademi Pariwisata sebanyak 349 orang mahasiswa dan ditentukan sampel sebanyak 78 mahasiswa. Variabel independen pada hipotesis pertama penelitian ini terdiri dari Silabus, Pembelajaran, dan Evaluasi Pembelajaran dengan Variabel dependen yaitu Hasil Belajar Mahasiswa. Sedangkan untuk Variabel independen pada hipotesis kedua terdiri dari: Persiapan Mengajar, Metode, dan Sumber Belajar dengan Variabel dependen yaitu Pembelajaran.

Hasil analisis pada hipotesis penelitian pertama diperoleh nilai koefisien Determinasi (RSquare) sebesar 48.20% dan pada uji secara F atau uji serempak, silabus, pembelajaran, dan evaluasi berpengaruh terhadap hasil belajar mahasiswa. Tetapi pada uji t atau secara parsial diketahui bahwa dari ketiga variabel yang diteliti hanya variabel pembelajaran saja yang memberikan pengaruh terhadap hasil belajar mahasiswa. Hasil analisis pada hipotesis kedua diperoleh nilai Koefisien Determinasi (RSquare) sebesar 58.60% dan seluruh variabel bebas penelitian yaitu persiapan mengajar, metode dan sumber belajar secara serempak berpengaruh terhadap proses pembelajaran. Berdasarkan hasil uji t diketahui bahwa dari ketiga variabel bebas yang diteliti secara signifikan berpengaruh terhadap pembelajaran.

Kesimpulan pada penelitian ini yaitu Kurikulum Berbasis Kompetensi yang terdiri dari Silabus, pembelajaran, dan evaluasi pembelajaran berpengaruh terhadap hasil belajar mahasiswa hal ini terlihat pada hasil uji serempak, tetapi pada hasil uji parsial hanya variabel pembelajaran yang berpengaruh terhadap hasil belajar. Hal ini berarti kegiatan yang berkaitan dengan Silabus, dan evaluasi pembelajaran belum


(20)

dilaksanakan sesuai dengan strategi penerapan kurikulum berbasis kompetensi. Persiapan Mengajar, Metode, dan Sumber Belajar berpengaruh terhadap Pembelajaran mahasiswa Akademi Pariwisata Medan. Pembelajaran yang berlangsung di Akademi Pariwisata Medan, baik secara serempak maupun parsial dipengaruhi oleh persiapan mengajar, metode pembelajaran, dan sumber belajar. Hal ini berarti kegiatan pembelajaran telah berlangsung sesuai dengan penerapan kurikulum berbasis kompetensi.


(21)

ABSTRACT

The concept of Competency Based Curriculum (KBK) applied in Medan Tourism Academy in the 2005/2006 academic year due to government policies on curriculum development demands of the real working world, and also because there is the phenomenon of low student learning outcomes are seen in the cumulative achievement index of students The average below 3.00. After applied the concept of KBK was increased an average that is above 3.00. Formulation of the problem in this research is how far the influence of the application of competency-based curriculum that includes: syllabus, teaching, learning and evaluation of student learning outcomes Medan Tourism Academy?, As far as the influence of teaching preparation, methods, and learning resources for student learning Medan Tourism Academy?. The purpose of this research is to determine and analyze how far the influence of the application of competency-based curriculum that includes: syllabus, teaching, learning and evaluation of student learning outcomes and also to determine and analyze how far the influence of the preparation of teaching, methods, and learning resources for student learning.

The theory used in this research is the theory of Strategic Management related to the implementation of the concept for the achievement of organizational goals. It is also used on the application of the theory of competency-based curriculum.

This research was conducted using a survey approach, with the type of quantitative descriptive research. The population in this research were students of the Medan Tourism Academy, its 349 students and is given a sample of 78 students. Independent variable on the first hypothesis of this research consisted of Teaching, Learning, and Evaluation of Learning with the dependent variable of Student Learning Results. As for the independent variable on the second hypothesis consists of: Teaching preparation, Methods, and Resources Learning with the dependent variable of learning.

The results of the analysis on the first research hypothesis derived Determination coefficient values (R square) of 48.20% and in the F test or tests simultaneously, syllabus, learning, and evaluation of impact on student learning outcomes. But the t test or partially known that the three variables studied only just learning variables that have an impact on student learning outcomes. Analysis results obtained in the second hypothesis Determination coefficient values (R square) of 58.60% and the independent variable is the preparation of research teaching methods and learning resources simultaneously affect the learning process. Based on the results of t test is known that from the three independent variables studied significantly affect learning.

The conclusion of this research is that simultaneous syllabus, learning and evaluation of learning impact on student learning outcomes, but partially from the three variables of learning variables only provide a significant influence on student learning outcomes. Learning which took place in Medan Tourism Academy, both at


(22)

the same time or partial significantly influenced by the preparation of the lecturers in providing teaching materials, methods and sources used in learning.


(23)

BAB I PENDAHULUAN

I.1. Latar Belakang Penelitian

Otonomi dalam penyelenggaraan pendidikan memberikan implikasi terhadap masing-masing daerah atau lembaga pendidikan untuk mengembangkan pendidikan sesuai dengan potensi yang dimilikinya. Dalam hal ini maka akan terdapat variasi baik pengelolaan maupun perolehan pendidikan pada masing-masing daerah dan institusi pendidikan. Dengan demikian, kurikulum konvensional-sentralistik yang berlaku untuk semua daerah dan lapisan masyarakat tampaknya sudah tidak relevan lagi diterapkan saat ini. Keadaan seperti itu memberikan konsekuensi terhadap perubahan paradigma tentang kurikulum di mana diperlukan suatu kurikulum yang dapat mengakomodasi semua potensi yang dimiliki oleh masing-masing daerah atau lembaga pendidikan. Menurut Mulyasa (2002), Sistem Pendidikan yang hanya berbasis pada input dan proses dianggap kurang dinamis, kurang efisien dan mengarah pada stagnasi pedagogik.

Hal yang mendasari dan mendorong dilakukan perubahan orientasi kurikulum dan keluaran perguruan tinggi adalah sebagai berikut: (1) Adanya kurikulum yang disarankan oleh UNESCO (The International Comission on Education for the 21st Century) agar lulusan mempunyai kemampuan belajar sepanjang hayat (life long learning), kemampuan ini dapat dicapai apabila didukung dengan empat pilar


(24)

kemampuan yaitu learning to know, learning to do, learning to be and learning to live together, (2) Adanya persyaratan yang dituntut dari dunia kerja yaitu penguasaan pengetahuan dan keterampilan (melakukan analisis dan sintesis, penguasaan teknologi informasi, kemampuan berkomunikasi dan keterampilan minimal dalam dua bahasa), sikap (kepemimpinan dan bekerja dalam grup) dan pengenalan sikap terhadap pekerjaan terkait (terlatih dalam etika kerja, memaknai globalisasi, fleksibel terhadap pilihan pekerjaan), (3) Adanya usaha penyepadanan terhadap persyaratan kerja, belajar sepanjang hayat, kurikulum inti dan institusional.

Dalam Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) terjadi perubahan dalam proses pembelajaran yang menyangkut pula perubahan dalam peran dosen, perencanaan kurikulum, pelaksanaan proses pembelajaran, pengembangan proses pembelajaran, evaluasi program pembelajaran.

Akademi Pariwisata Medan adalah Unit Pelaksana Teknis (UPT) Departemen Kebudayaan dan Pariwisata Republik Indonesia yang merupakan institusi pendidikan kejuruan yang bertujuan mendidik dan menghasilkan tenaga terampil untuk industri pariwisata dan perhotelan. Sesuai dengan visi yang telah ditetapkan oleh manajemen Akademi Pariwisata Medan yaitu menjadi Akademi pariwisata terbaik di Sumatera maka institusi ini yang berdiri sejak 1991 berupaya menghasilkan produk atau lulusannya dengan hasil belajar yang terbaik dan dapat diterima oleh industri. Maka dari itu, Akademi ini membuat dan menerapkan program dan strategi yang berguna untuk pencapaian tujuan lembaga. Salah satunya adalah menerapkan konsep Kurikulum Berbasis Kompetensi.


(25)

Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) adalah kurikulum pendidikan di Indonesia yang mulai diterapkan sejak tahun 2004. Sistem ini sangat berguna

terutama untuk sekolah-sekolah kejuruan baik bisnis manajemen atau teknologi. Kurikulum Berbasis Kompetensi mulai diterapkan di Akademi Pariwisata Medan tahun ajaran 2005/2006, dengan dikeluarkannya peraturan Menteri Kebudayaan dan Pariwisata Nomor: PM.26/DL.107/MKP/05 tentang Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) Program Diploma pada Pendidikan Tinggi Pariwisata di Lingkungan Departemen Kebudayaan dan Pariwisata.

Tujuan penerapan KBK ini adalah agar mahasiswa Akademi Pariwisata Medan setelah menempuh pendidikan dan pelatihan di Akademi ini memperoleh hasil belajar yang baik dan sesuai dengan kebutuhan pencapaian kompetensi yang ada pada industri sesungguhnya. Untuk mencapai tujuan itu maka silabus, pembelajaran, dan evaluasi atau penilaian hasil belajar perlu mendapatkan perhatian yang serius.

Konsep Kurikulum Berbasis Kompetensi diterapkankan di Akademi Pariwisata Medan selain karena adanya kebijakan pemerintah terhadap pengembangan kurikulum tuntutan dunia kerja sesungguhnya, juga karena adanya fenomena rendahnya hasil belajar mahasiswa yang terlihat pada Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) Mahasiswa untuk lulusan tahun 2005 yaitu rata-rata 2.51 (dua koma tujuh satu), lulusan tahun 2006 rata-rata Indeks Prestasi Komulatif yaitu 2.63 (dua koma enam tiga) dan untuk lulusan tahun 2007 rata-rata Indeks Prestasi Komulatif yaitu 2.70 (dua koma tujuh nol), ini menunjukkan hasil belajar mahasiswa belum seperti yang diharapkan oleh manajemen AKPAR Medan yaitu bahwa lulusan


(26)

AKPAR Medan memiliki pencapaian minimal IPK rata-rata yaitu 3.00 (tiga koma nol nol).

Keseluruhan perangkat yang terkait dengan pembelajaran di Akademi ini mulai tahun akademik 2005/2006 diarahkan untuk menerapkan KBK yaitu melakukan perubahan kurikulum dan silabus, metode pembelajaran, dan pelaksanaan evaluasi terhadap hasil belajar mahasiswa.

Sebelum penerapan kurikulum berbasis kompetensi (KBK) banyak kekurangan dan kelemahannya sebagai sebuah institusi pendidikan kejuruan. Pada pelaksanaan pembelajaran masih berorientasi kepada sistem standar akademis belum merujuk kepada sistem standar kompetensi. Sehingga hasil belajar yang dicapai oleh mahasiswa belum memiliki kompetensi tertentu, selain itu belum maksimalnya penerapan silabus, sistem pembelajaran dan evaluasi yang seharusnya menjadi acuan untuk memperoleh hasil belajar mahasiswa. Pada penilaian hasil belajar mahasiswa sebelum penerapan Kurikulum Berbasis Kompetensi cenderung mempergunakan hasil test satu jenis test saja dan tidak melihat kepada indikator kompetensi yang mestinya akan dicapai yaitu meliputi ranah kognitif, afektif, dan psikomotorik.

Setiap sumber daya yang dihasilkan diharapkan dalam menghadapi era globalisasi akan memiliki kemampuan atau kompetensi tertentu yang dapat diterima oleh industri yang membutuhkan tenaga kerja. Untuk itu Akademi Pariwisata Medan mengalami reformasi dalam hal penerapan sebuah konsep kurikulum yang diharapkan mampu membawa suatu perubahan yang positif.


(27)

I.2. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, dirumuskan masalah sebagai berikut: 1. Sejauhmana pengaruh penerapan Kurikulum Berbasis Kompetensi yang terdiri

dari: silabus, pembelajaran, dan evaluasi pembelajaran terhadap hasil belajar mahasiswa Akademi Pariwisata Medan?

2. Sejauhmana pengaruh persiapan mengajar, metode, dan sumber belajar terhadap pembelajaran mahasiswa Akademi Pariwisata Medan?

I.3. Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui dan menganalisis sejauhmana pengaruh penerapan Kurikulum Berbasis Kompetensi yang terdiri dari: silabus, pembelajaran, dan evaluasi pembelajaran terhadap hasil belajar mahasiswa Akademi Pariwisata Medan. 2. Untuk mengetahui dan menganalisis sejauhmana pengaruh persiapan mengajar,

metode, dan sumber belajar terhadap pembelajaran mahasiswa Akademi Pariwisata Medan.

I.4. Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Sebagai bahan masukan bagi Direktur Akademi Pariwisata Medan yang berkaitan dengan penerapan Kurikulum Berbasis Kompetensi sehingga dapat memudahkan dalam pengambilan kebijakan di bidang pengembangan kurikulum bagi mahasiswa Akademi Pariwisata Medan.


(28)

2. Sebagai menambah khasanah penelitian bagi Program Studi Ilmu Manajemen Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara.

3. Menambah wawasan dan pengetahuan bagi peneliti dalam mengembangkan hal-hal yang berhubungan dengan manajemen strategi khususnya terhadap penerapan konsep Kurikulum Berbasis Kompetensi.

4. Sebagai referensi bagi peneliti selanjutnya yang akan melakukan penelitian yang sama di masa yang akan datang.

I.5. Kerangka Berpikir

Konsep kurikulum sebagai sebuah program atau rencana pembelajaran harus mendapat perhatian yang serius karena kurikulum bukan hanya berisi tentang tujuan yang harus ditempuh beserta alat evaluasi untuk menentukan keberhasilan pencapaian tujuan di samping itu, tentu saja berisi tentang alat atau media yang diharapkan dapat menunjang terhadap pencapaian tujuan. Pemberlakuan kurikulum 2004 atau KBK bertujuan meningkatkan kualitas hasil belajar karena sampai saat ini hasil belajar secara klasikal masih tergolong rendah (Subagia dkk, 2006).

Dalam implementasi kurikulum 2004 atau Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) yang berbasis kompetensi setiap lembaga pendidikan memiliki kebebasan untuk menekankan dan mengedepankan kompetensi tertentu sesuai dengan visi, misi lembaga dan daerah masing-masing.

Menurut Wina (2006) sebuah rencana akan bermakna jika dilakukan implementasi atau penerapan. Oleh karena itu dalam konteks perencanaan juga


(29)

sebenarnya terkandung makna implementasi artinya apa yang dilakukan peserta didik semestinya tidak keluar dari program yang telah direncanakan. Sebab pendidikan sebagai suatu proses yang bertujuan maka harus di desain agar implementasinya tidak melenceng dari tujuan yang ditetapkan.

Dalam dokumen Kurikulum Berbasis Kompetansi (KBK) dirumuskan bahwa KBK merupakan perangkat rencana dan pengaturan tentang kompetensi dan hasil belajar yang harus dicapai peserta didik, penilaian, kegiatan belajar mengajar dan pemberdayaan sumber daya pendidikan (Depdiknas, 2002).

Kegiatan pembelajaran dalam KBK diarahkan untuk menggali dan mengembangkan potensi yang dimiliki oleh setiap individu. Oleh sebab proses pembelajaran harus berorientasi pada mahasiswa, artinya peserta didik harus ditempatkan sebagai subjek belajar. Namun peran pendidik tidak bisa dilepaskan begitu saja. Dosen merupakan faktor terpenting dalam menentukan sistem atau metode pengajaran terhadap peserta didiknya mulai dari menyiapkan bahan ajar, menerapkan metode dan lainya. Mereka berperan membentuk sikap-sikap kritis

sebagai pembentukan citra diri peserta didik. Selama ini sistem pengajaran di Indonesia tetap masih dianggap konvensional, meski era globalisasi sudah

membius gaya hidup pendidikan. Watak dan pola pikir peserta didik masih bersifat tradisional. Di sinilah dibutuhkan kesadaran para dosen untuk menjadikan proses pembelajaran sebagai ruang eksplorasi bersama dalam membentuk sistem belajar yang terpadu.


(30)

Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) sebagai acuan kurikulum baru baik di Perguruan Tinggi memberi ruang bagi dosen dan mahasiswa untuk bereksplorasi bersama dalam proses pembelajaran. Bahkan KBK menyaratkan bahwa proses pembelajaran harus berpusat pada mahasiswa. Proses pembelajaran harus memberi kesempatan dan ruang yang lebih besar bagi mahasiswa untuk bereksplorasi, mengalami, menemukan, dan juga menguji pemahaman sendiri dengan terus-menerus bertanya dan mempertanyakan apa yang dipelajari.

Menurut Mulyasa (2004) Kurikulum Berbasis Kompetensi adalah konsep kurikulum yang menekankan pada pengembangan kemampuan melakukan (kompetensi) tugas-tugas dengan standar performasi tertentu, sehingga hasilnya dapat dirasakan oleh peserta didik, berupa penguasaan terhadap seperangkat kompetensi tertentu.

Dalam pencapaian tujuan kurikulum yang telah ditetapkan tentu diperlukan perangkat pendukung seperti perencanaan silabus yang sesuai, pelaksanaan pembelajaran yang sesuai dengan perencanaan yang telah ditetapkan (persiapan mengajar dosen, metode pembelajaran, dan sumber belajar), dan evaluasi pembelajaran.

Ashan dalam Mulyasa (2004) mengatakan bahwa tiga hal perlu diperhatikan dalam pengembangan Kurikulum Berbasis Kompetensi, yaitu penetapan kompetensi yang akan dicapai, pengembangan strategi untuk mencapai kompetensi, dan evaluasi. Sejalan dengan apa yang disampaikan Nasution (2008) menyatakan bahwa, kurikulum merupakan alat yang sangat penting bagi keberhasilan pendidikan tanpa


(31)

kurikulum yang sesuai dan tepat akan sulit untuk mencapai tujuan dan sasaran pendidikan yang diinginkan.

Kompetensi yang hendak dicapai merupakan pernyatakan tujuan (goal statement) yang hendak diperoleh mahasiswa, menggambarkan hasil belajar (learning outcomes) pada aspek pengetahuan, keterampilan, nilai dan sikap.

Strategi mencapai kompetensi adalah upaya untuk membantu peserta didik dalam menguasai kompetensi yang ditetapkan, misalnya membaca, menulis, mendengarkan, berkreasi dan observasi sampai terbentuknya suatu kompetensi. Evaluasi merupakan kegiatan penilaian terhadap pencapaian kompetensi bagi mahasiswa.

Pembelajaran adalah merupakan sebuah kegiatan yang wajib dilakukan dan diberikan kepada mahasiswa. Karena hal ini merupakan kunci sukses untuk menggapai masa depan yang cerah, mempersiapkan generasi bangsa dengan wawasan ilmu pengetahuan yang tinggi. Yang pada akhirnya akan berguna bagi bangsa, negara, dan agama. Melihat peran yang begitu vital, maka menerapkan metode yang efektif dan efisien adalah sebuah keharusan. Dengan harapan proses belajar mengajar akan berjalan menyenangkan dan tidak membosankan.

Strategi pembelajaran sifatnya masih konseptual dan untuk mengimplementasikannya digunakan berbagai metode pembelajaran tertentu. Dengan kata lain, strategi merupakan “a plan of operation achieving something” sedangkan metode adalah “a way in achieving something” (Wina, 2006).


(32)

Dalam pembelajaran Kurikulum Berbasis Kompetensi harus menggunakan pendekatan atau metode yang bervariasi sesuai dengan kompetensi yang ingin dicapai diantaranya:

a. Apersepsi: Dosen memberi motivasi mahasiswa dengan tanya jawab agar mereka benar-benar siap menerima proses pembelajaran yang berlangsung.

b. Ekplorasi: Dosen mengajukan beberapa soal atau masalah yang merupakan upaya agar peserta didik mencari jawaban/informasi dari berbagai sumber (buku-buku, koran, majalah, lingkungan, nara sumber, percobaan dan instansi terkait). Pendekatan semacam ini bisa secara individual atau kelompok.

c. Diskusi dan penjelasan konsep: Dosen mengajak peserta didik untuk membahas masalah-masalah yang didiskusikan oleh peserta didik dengan memberi bimbingan dan penjelasan untuk memecahkan masalah, mencoba mencari ide pemecahannya, dan menyelesaikannya, kemudian memeriksa kembali atau meluruskan konsep peserta didik yang belum benar.

Dalam pembelajaran, agar tercapai tujuan yang telah ditetapkan maka diperlukan persiapan mengajar karena hal ini pada hakikatnya memperkirakan tentang apa yang akan disampaikan pada proses pembelajaran. Selain itu metode yang digunakan dalam proses sangat besar sekali pengaruhnya. Pemilihan metode pada proses pembelajaran hendaknya memperhatikan kompetensi yang akan dicapai.


(33)

Sarana dan sumber belajar sangat melengkapi proses pembelajaran karena tuntutan dalam pembelajaran adalah mahasiswa diharapkan proaktif untuk mendapatkan hal-hal yang baru, tidak hanya tergantung dari dosen.

Setelah dilaksanakan proses pembelajaran yang berdasarkan design silabus yang telah dirancang dan ditetapkan maka evaluasi pembelajaran akan menunjukkan hasil belajar mahasiswa. Sebagaimana dikatakan oleh Gronlund (1981) dalam Arie Senduperdana (2007) Hasil belajar adalah kemampuan yang diperoleh seseorang setelah melakukan kegiatan belajar. Hasil belajar diukur dengan menggunakan instrument tes yang disusun/dinyatakan berdasarkan kemampuan observasi. Sedangkan menurut Taufik, (2006), Hasil belajar adalah “suatu nilai yang menunjukkan hasil tertinggi dalam belajar yang dapat dicapai menurut kemampuan mahasiswa dalam bidang studi tertentu”.


(34)

Berdasarkan uraian di atas, maka kerangka berpikir dapat digambarkan sebagai berikut:

Gambar I.1. Kerangka Berpikir

I.6. Hipotesis

Berdasarkan kerangka berpikir, maka hipotesis sebagai berikut:

1. Penerapan Kurikulum Berbasis Kompetensi yang terdiri dari: Silabus, Pembelajaran, dan Evaluasi Pembelajaran berpengaruh terhadap hasil belajar mahasiswa Akademi Pariwisata Medan.

2. Persiapan Mengajar, Metode, dan Sumber Belajar berpengaruh terhadap pembelajaran mahasiswa Akademi Pariwisata Medan.

SILABUS

HASIL BELAJAR MAHASISWA

PEMBELAJARAN

EVALUASI PEMBELAJARAN

SUMBER BELAJAR METODE MENGAJAR PERSIAPAN MENGAJAR


(35)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

II.1. Penelitian Terdahulu

Penelitian Amin (2005) dengan judul Pengaruh Implementasi Sistem Pembelajaran Kurikulum Berbasis Kompetensi terhadap Hasil Belajar Mahasiswa

Akademi Pariwisata Semarang. Permasalahan dalam penelitian adalah: (1) Sejauhmana pengaruh implementasi sistem pembelajaran Kurikulum Berbasis

Kompetensi terhadap hasil belajar Mahasiswa Akademi Pariwisata Semarang? (2) Seberapa besar pengaruh pelaksanaan sistem pembelajaran Kurikulum Berbasis Kompetensi terhadap hasil belajar Mahasiswa Akademi Pariwisata Semarang?.

Populasi yang berjumlah 223 dalam penelitian ini adalah mahasiswa Akademi Pariwisata Semarang, dengan sampel sebanyak 69 mahasiswa dengan persentase ketidaktelitian 10% dari populasi 223 orang. Ada 2 (dua) variabel yang dikaji dalam penelitian ini, yaitu (1) Pelaksanaan Sistem Pembelajaran Kurikulum Berbasis Kompetensi (X) yang terdiri dari pelaksanaan pembelajaran, metode pembelajaran, media pembelajaran, peningkatan kualitas pembelajaran, dan evaluasi pembelajaran, (2) Hasil Belajar sebagai variabel (Y) yaitu Indeks Prestasi Komulatif Mahasiswa.

Metode pengumpulan data yang digunakan adalah metode dokumentasi, metode angket atau kuesioner, metode observasi, dan metode wawancara. Data yang dikumpulkan dianalisis menggunakan analisis deskriptif persentase dan analisis regresi linier sederhana. Persamaan penelitian ini dengan penelitian penulis adalah


(36)

sama-sama meneliti tentang pengaruh Kurikulum Berbasis Kompetensi terhadap Hasil Belajar. Dan memiliki kesamaan beberapa faktor yang diteliti.

Hasil penelitian menunjukkan adanya pengaruh pelaksanaan sistem pembelajaran Kurikulum Berbasis Kompetensi terhadap hasil belajar Mahasiswa Akademi Pariwisata Semarang. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan sistem pembelajaran kurikulum Berbasis Kompetensi berpengaruh langsung terhadap hasil belajar Mahasiswa Akademi Pariwisata Semarang.

II.2. Teori tentang Manajemen Strategis

Membangun keunggulan sebuah organisasi mengharuskan para pelaku menemukan strategi yang lebih sesuai dengan tuntutan perubahan lingkungan persaingan.

“Kemampuan perusahaan bertahan lama, dan bahkan berkembang dari tahun ke tahun bukan karena ukuran keberuntungannya, tetapi karena organisasi tersebut mampu menunjukkan kapasitas beradaptasi yang lebih cepat terhadap perubahan kondisi tuntutan lingkungannya, terus-menerus melakukan inovasi, dan mengambil keputusan yang tepat untuk menggerakkan organisasinya kearah tujuan yang diinginkan” (Sangkala, 2007).

Manajemen Strategis adalah sejumlah keputusan dan tindakan yang mengarah pada penyusunan suatu strategi atau sejumlah strategi yang efektif untuk membantu mencapai sasaran perusahaan. Proses manajemen strategis adalah cara dengan jalan mana para perencana strategi menentukan sasaran dan mengambil keputusan. Lawrence R. Jauch dan William F. Glueck (1997) dalam Triton (2007). Dalam


(37)

menerapkan konsep maka manajemen strategis sangat bermanfaat membantu organisasi seperti yang dikatakan oleh David (2004), Manajemen strategis menawarkan manfaat berwujud seperti meningkatnya kesadaran ancaman eksternal, pemahaman yang lebih baik mengenai strategi pesaing, meningkatnya produktivitas karyawan, berkurangnya penolakan terhadap perubahan dan pemahaman yang lebih jelas mengenai hubungan prestasi - penghargaan.

Menurut David (2004), Manajemen Strategis dapat didefinisikan sebagai seni dan pengetahuan untuk merumuskan, mengimplementasikan, dan mengevaluasi keputusan lintas fungsional yang membuat organisasi mampu mencapai obyektifnya.

Menurut Hunger, J. David dan Wheelen, Thomas L (2003) dalam Triton (2007) ada tiga pertanyaan kunci strategis yang harus diajukan dan sekaligus harus dijawab oleh manajemen strategis, yaitu:

1. Di mana organisasi sekarang?

2. Jika tidak ada perubahan yang dibuat, di mana perusahaan atau organisasi akan berada dalam satu tahun ini; dua tahun; lima tahun; sepuluh tahun? Apakah jawabannya dapat diterima?

3. Jika jawabannya tidak dapat diterima, tindakan khusus apa yang sebaiknya dilakukan oleh manajemen? Risiko dan hasil apa yang dilibatkan?

Untuk pencapaian tujuan organisasi yang unggul maka diperlukan sebuah penerapan strategi. Saat ini lembaga pendidikan harus lebih responsif terhadap apa yang diinginkan organisasi (David, 2004).


(38)

II.2.1. Penerapan Manajemen Strategis pada Lembaga Pendidikan

Di lingkungan organisasi profit manajemen harus diwujudkan dengan teknik yang dapat mengantarkannya agar menjadi organisasi yang unggul dalam lingkungan bisnis yang bersifat kompetitif. Sedangkan di lingkungan organisasi bidang pendidikan/persekolahan yang lingkungannya tidak bersifat kompetitif untuk profit teknik pelaksanaannya harus diarahkan pada menciptakan dan mengembangkan kegiatan yang efektif, efisien dan saling menunjang/mendukung agar eksistensinya memberi manfaat yang sebesar-besarnya bagi kehidupan bersama dalam bentuk kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.

Meskipun suatu lembaga pendidikan milik pemerintah tidak berorientasi profit tetapi penerapan manajemen strategik dapat dilakukan untuk tujuan menjadi lebih baik. Menurut Nawari (2005), Pengimplementasian manajemen Strategik dapat dipergunakan juga oleh semua organisasi non profit. Implementasi di bidang pendidikan/persekolahan didasari juga oleh peranan pengelolaan dan pengendalian aspek kehidupan tertentu, sangat besar pengaruhnya terhadap usaha mempersiapkan warga negara.

Penerapan manajemen strategik pada bidang pendidikan akan memberikan pengaruh positif bagi lembaga tersebut seperti yang dikatakan oleh Nawawi (2005), Kesediaan dan kemampuan mengadaptasi Manajemen Strategik untuk diimplementasikan di lingkungan organisasi non profit bidang pendidikan/ persekolahan masing-masing akan menjadi kontribusi positif dalam menghasilkan


(39)

penyelenggara atau pengelola negara dan warga negaranya yang baik untuk masa mendatang.

Keberhasilan penerapan suatu strategi atau program banyak faktor yang mempengaruhinya. Menurut Nawawi (2005),

“Berdasarkan karakteristik dan komponen Manajemen Strategik sebagai system, terlihat banyak faktor yang mempengaruhi tingkat intensitas dan formalitas pengimplementasiannya di lingkungan suatu organisasi non profit. Tingkat intensitas dan formalitas itu dipengaruhi juga oleh tantangan internal, antara lain berupa kemampuan menterjemahkan strategi menjadi proses atau rangkaian kegiatan pelaksanaan pekerjaan sebagai pelayanan umum (public service) yang efektif, efisien dan berkualitas (di bidang pendidikan misalnya menetapkan metode/sistem instruksional, sumber-sumber belajar, media pembelajaran, dan lain-lain)”.

II.3. Teori Penerapan Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK)

Menurut Mulyasa (2004), Implementasi merupakan suatu proses penerapan ide, konsep, kebijakan, atau inovasi dalam suatu tindakan praktis sehingga memberikan dampak, baik berupa pengetahuan, keterampilan maupun nilai dan sikap.

Dalam Oxford Advance Learner’s Dictionary dikemukakan bahwa

implementasi adalah: “put something into effect diartikan sebagai penerapan sesuatu

yang memberikan efek atau dampak. Untuk mengimplementasikan suatu konsep maka diperlukan strategi yang tepat agar pencapaian tujuan yang diharapkan dapat tercapai.

Menurut Nurhadi (2004), Kurikulum Berbasis Kompetensi adalah sebuah konsep kurikulum yang menekankan pada pengembangan kemampuan melakukan (kompetensi) tugas-tugas dengan standar performansi tertentu, sehingga hasilnya


(40)

dapat dirasakan oleh peserta didik berupa penguasaan terhadap seperangkat kompetensi tertentu.

Berdasarkan definisi implementasi dan KBK di atas maka penerapan Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) dapat didefinisikan sebagai suatu proses penerapan ide, konsep, dan kebijakan kurikulum (kurikulum potensial) dalam suatu aktivitas pembelajaran sehingga peserta didik menguasai seperangkat kompetensi tertentu sebagai hasil interaksi dengan lingkungan.

Implementasi kurikulum juga dapat diartikan sebagai aktualisasi kurikulum tertulis dalam bentuk pembelajaran. Hal ini sejalan dengan apa yang diungkapkan oleh Miller dan Seller dalam Mulyasa (2006), bahwa, “in some case implementation

has been identified with instruction…..

Kurikulum sebagai rancangan pembelajaran memiliki kedudukan yang sangat strategis dalam keseluruhan pembelajaran yang akan menentukan proses dan hasil pendidikan. Kurikulum Berbasis Kompetensi sebagai sebuah kurikulum memiliki 3 karakteristik utama, yaitu:

Pertama, KBK memuat sejumlah kompetesi dasar yang harus dicapai peserta didik. Kedua, Implementasi pembelajaran dalam KBK menekankan pada proses pengalaman dengan memperhatikan keberagaman setiap individu.

Ketiga, evaluasi dalam KBK menekankan pada evaluasi hasil dan proses belajar. Jadi yang diukur adalah tidak hanya aspek pengetahuan saja tetapi juga sikap dan keterampilan.


(41)

Menurut Mulyasa (2004), Kurikulum Berbasis Kompetensi dapat diterapkan pada setiap jenis dan jenjang pendidikan dan pada berbagai ranah pendidikan.

Kompetensi menurut Finch dan Crunkilton dalam Mulyasa (2004) mengartikan kompetensi sebagai penguasaan terhadap suatu tugas, keterampilan, sikap, dan apresiasi yang diperlukan untuk menunjang keberhasilan

Terdapat 4 kompetensi dasar yang harus dimiliki sesuai dengan tuntuan KBK yaitu:

1. Kompetensi akademik artinya peserta didik harus memiliki pengetahuan dan keterampilan dalam mengatasi tantangan dan persoalan hidup secara independen. 2. Kompetensi okupasional artinya peserta didik harus memiliki kesiapan dan

mampu beradaptasi terhadap dunia kerja.

3. Kompetensi kultural, artinya peserta didik harus menempatkan diri sebaik-baiknya dalam sistem budaya dan tata nilai masyarakat yang pluralistik.

4. Kompetensi temporal, artinya peserta didik tetap eksis dalam menjalani kehidupanya, serta mampu memanfaatkan ketiga kemampuan dasar yang telah dimiliki sesuai dengan perkembangan zaman.

II.4. Silabus

Silabus merupakan seperangkat rencana dan pengaturan tentang pengembangan kurikulum, yang mencakup kegiatan pembelajaran, pengelolaan kurikulum, dan hasil belajar.


(42)

Menurut Mulyasa (2006), Silabus merupakan kerangka inti dari kurikulum 2004 atau KBK yang berisi tiga komponen utama: kompetensi apa yang akan ditanamkan kepada peserta didik melalui suatu kegiatan pembelajaran, kegiatan apakah yang harus dilakukan untuk menanamkan kompetensi tersebut dan upaya apakah yang harus dilakukan untuk mengetahui bahwa kompetensi tersebut sudah dimiliki peserta didik.

Pengembangan silabus harus dilakukan secara sistematis, dan mencakup komponen-komponen yang saling berkaitan untuk mencapai kompetensi dasar yang telah ditetapkan.

Kompetensi dalam hal penyusunan rencana pembelajaran berhubungan dengan kemampuan dalam menyusun program pembelajaran termasuk menyusun silabus yang sesuai dengan kondisi sekolah tempat melaksanakan tugas mengajarnya.

Menurut Mulyasa (2006), Silabus adalah seperangkat rencana dan pengaturan tentang kegiatan pembelajaran, pengelolaan kelas dan penilaian hasil belajar. Komponen-komponen yang harus ada dalam silabus adalah sebagai berikut:

1. Kompetensi dasar, adalah target pembelajaran yang harus dicapai. 2. Hasil belajar merupakan gambaran kemampuan peserta didik. 3. Indikator merupakan kompetensi dasar yang lebih spesifik.

4. Langkah pembelajaran yaitu memuat rangkaian kegiatan yang harus dilakukan oleh pendidik secara berurutan untuk mencapai target kompetensi yang harus dicapai.


(43)

5. Alokasi waktu, yaitu menentukan waktu yang dibutuhkan untuk mempelajari sesuatu materi.

6. Sarana dan sumber belajar, penentuan sarana dan sumber belajar akan sangat membantu dalam proses pencapaian kompetensi yang diharapkan.

7. Penilaian, merupakan serangkaian kegiatan untuk memperoleh, menganalisis, dan menafsirkan data tentang proses dan hasil belajar yang dilakukan secara sistematis dan berkesinambungan sehingga menjadi informasi yang bermakna dalam pengambilan keputusan.

II.5. Pembelajaran

Menurut Mulyasa (2006), Pembelajaran sebagai inti dari implementasi Kurikulum 2004 dalam garis besarnya menyangkut tiga fungsi manajerial, yaitu perencanaan, pelaksanaan, dan pengendalian. Pada fungsi kedua adalah pelaksanaan atau sering juga disebut implementasi, adalah proses yang memberikan kepastian bahwa proses pembelajaran telah memiliki sumber daya manusia dan sarana serta prasarana yang diperlukan dalam pelaksanaan, sehingga dapat membentuk kompetensi yang inginkan.

Menurut Sukmadinata (2002), Keseluruhan pertautan kegiatan yang memungkinkan dan berkenan dengan terjadinya interaksi belajar mengajar disebut Pembelajaran (instruction). Lebih jauh dikatakan bahwa prinsip-prinsip pembelajaran akademik sesuai dengan KBK sebagai berikut:


(44)

a. Menekankan pembelajaran bermakna.

b. Menggunakan metode dan media yang bervariasi. c. Menempatkan peserta didik sebagai subjek belajar.

d. Memberikan pengalaman belajar yang kaya; mendapatkan, mengolah/ mengembangkan, mengaplikasikan teori/konsep memecahkan masalah dan menemukan hal baru.

e. Memberikan keseimbangan antara kegiatan klasikal, kelompok dan individu.

f. Memprioritaskan suasana pembelajaran yang atraktif, memotivasi, kooperatif dan bersahabat.

Keberhasilan implementasi KBK dapat dipengaruhi oleh perencanaan pembelajaran yang disusun oleh pendidik, oleh sebab itu kepiawaian dosen sebagai perencana pembelajaran (instructional design) dapat menentukan keberhasilan pencapaian kompetensi (Mulyasa, 2004).

Kompetensi dalam mengimplementasikan kurikulum berhubungan dengan kemampuan mengelola proses pembelajaran yang menekankan pada aktivitas mahasiswa secara optimal.

Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam merancang kegiatan pembelajaran:

1. Rancangan kegiatan pembelajaran hendaknya memberikan peluang bagi peserta didik untuk mencari, mengolah, dan menemukan sendiri pengetahuan.

2. Rancangan pembelajaran harus disesuaikan dengan ragam sumber belajar dan sarana belajar yang tersedia.

3. Pembelajaran harus dirancang dengan mengkombinasikan berbagai pendekatan misalnya pembelajaran klasikal, individual, kelompok.


(45)

4. Pembelajaran harus memberikan pelayanan terhadap perbedaan individu seperti; bakat, minat, kemampuan, latar belakang sosial ekonomi, budaya dan lain sebagainya.

Pembelajaran merupakan aktualisasi kurikulum yang menuntut keaktifan pendidik dalam menciptakan dan menumbuhkan kegiatan peserta didik sesuai dengan rencana yang telah diprogramkan. Dalam implementasi KBK pembelajaran efektif dan bermakna dapat dilakukan dengan prosedur sebagai berikut:

1. Pemanasan dan apersepsi. 2. Eksplorasi.

3. Konsolidasi pembelajaran.

4. Pembentukan kompetensi, sikap dan perilaku. 5. Penilaian formatif.

II.5.1. Persiapan Mengajar

Menurut Mulyasa (2006) Persiapan mengajar pada hakikatnya merupakan perencanaan jangka pendek untuk memperkirakan atau memproyeksikan tentang apa yang akan dilakukan. Dengan demikian persiapan mengajar merupakan upaya untuk memperkirakan tindakan yang akan dilakukan dalam kegiatan pembelajaran.

Pada KBK Pengembangan Persiapan Mengajar sedikitnya mencakup tiga kegiatan yaitu; Identifikasi kebutuhan, perumusan kompetensi dasar, dan penyusunan program pembelajaran.


(46)

Menurut Mulyasa (2006), terdapat beberapa prinsip yang harus diperhatikan dalam pengembangan persiapan mengajar dalam menyukseskan implementasi Kurikulum Berbasis Kompetensi, sebagai berikut:

a. Kompetensi yang dirumuskan dalam persiapan mengajar harus jelas; makin konkrit kompetensi makin mudah diamati dan makin tepat kegiatan-kegiatan yang harus dilakukan untuk membentuk kompetensi tersebut.

b. Persiapan mengajar harus sederhana dan fleksibel, serta dapat dilaksanakan dalam kegiatan pembelajaran, dan pembentukan kompetensi peserta didik.

c. Kegiatan-kegiatan yang disusun dan dikembangkan dalam persiapan mengajar harus menunjang, dan sesuai dengan kompetensi dasar yang telah ditetapkan. d. Persiapan mengajar yang dikembangkan harus utuh dan menyeluruh, serta jelas

pencapaiannya.

e. Harus ada koordinasi antar komponen pelaksana program di lembaga.

Cyntia dalam Mulyasa (2006), menyatakan bahwa proses pembelajaran yang dimulai dengan fase pengembangan persiapan mengajar, ketika kompetensi dan metodologi telah diidentifikasikan akan membantu pendidik dalam mengorganisasikan materi standar serta mengantisipasi peserta didik dan masalah-masalah yang mungkin timbul dalam pembelajaran. Sebaliknya tanpa persiapan mengajar, seorang pendidik akan mengalami hambatan dalam proses pembelajaran yang dilakukan.

Kutipan di atas mengukuhkan pentingnya persiapan mengajar bagi suksesnya implementasi kurikulum 2004. Dengan persiapan mengajar, pendidik dapat


(47)

mengorganisasikan kompetensi standar yang akan dicapai dalam pembelajaran secara terarah.

II.5.2. Metode

Dalam konteks pembelajaran berdasarkan KBK, strategi dapat dikatakan sebagai pola umum yang berisi tentang rentetan kegiatan yang dapat dijadikan pedoman (petunjuk umum) agar kompetensi sebagai tujuan pembelajaran dapat tercapai secara optimal. Pola atau cara yang ditetapkan sebagai hasil dari kajian strategi itu dalam proses dinamakan dengan Metode Pembelajaran (Wina, 2006).

Pemilihan proses belajar mengajar yang digunakan hendaknya memperhatikan: apakah metode/teknik dapat menciptakan kegiatan untuk mencapai tujuan kognitif, afektif dan psikomotorik (Nana, 1997).

Menurut pendapat Rowntree, Roy Killen dalam Wina (2006), Metode atau strategi yang dapat digunakan dalam pembelajaran adalah:

1. Pembelajaran langsung (direct Instruction). 2. Pembelajaran dengan diskusi.

3. Pembelajaran kerja dengan kelompok kecil. 4. Pembelajaran cooperative learning.

5. Pembelajaran Problem Solving.

Menurut Nurhadi (2004), Pendekatan atau metode yang sesuai dengan KBK yaitu: Menekankan pada pemecahan masalah. Lebih jauh dikatakan oleh Wina (2006), prinsip-prinsip penggunaan strategi atau metode pembelajaran adalah:


(48)

b. Aktivitas, berbuat; memperoleh pengalaman tertentu sesuai dengan kompetensi yang ingin dicapai.

c. Individualistis, mengembangkan setiap individu walaupun belajar dalam kelompok.

d. Integritas, pengembangan potensi yang dimiliki peserta didik.

II.5.3. Sumber Belajar

Secara sederhana Sumber Belajar menurut Wina (2006) dapat dirumuskan sebagai segala sesuatu yang dapat memberikan kemudahan kepada peserta didik dalam memperoleh sejumlah informasi, pengetahuan, pengalaman dan keterampilan dalam proses belajar mengajar.

Dari berbagai sumber belajar yang ada dan mungkin dikembangkan dalam pembelajaran pada garis besarnya dapat dikelompokkan sebagai berikut:

1. Manusia yaitu orang yang menyampaikan pesan secara langsung. 2. Bahan, yaitu sesuatu yang mengandung pesan pembelajaran.

3. Lingkungan, yaitu ruang dan tempat di mana sumber-sumber dapat berinteraksi dengan para peserta didik.

4. Alat dan peralatan yaitu; sumber belajar untuk produksi dan atau memainkan sumber-sumber lain.

5. Aktivitas yaitu sumber belajar yang biasanya merupakan kombinasi antara teknik dengan sumber lain untuk memudahkan belajar.

Hal yang harus diperhatikan dalam menyukseskan implementasi kurikulum 2004 adalah menciptakan lingkungan yang kondusif akademik, baik secara fisik


(49)

maupun non fisik. Iklim belajar yang kondusif ditunjang oleh berbagai fasilitas belajar yang menyenangkan seperti sarana, laboratorium, pengaturan lingkungan, penampilan dan sikap guru.

Berikut adalah hal yang harus diperhatikan dalam menyukseskan implementasi Kurikulum Berbasis Kompetensi adalah pengembangan fasilitas dan sumber belajar yang memadai, agar kurikulum yang sudah dirancang dapat dilaksanakan secara optimal. Secara umum fasilitas dan dan sumber belajar terdiri dari dua kelompok yaitu: fasilitas dan sumber belajar yang direncanakan dan yang dimanfaatkan. Pendayagunaan fasilitas dan sumber belajar perlu dikaitkan dengan kompetensi dasar yang hendak dicapai dalam proses pembelajaran.

II.6. Evaluasi Pembelajaran

Evaluasi hasil belajar menurut Mulyasa (2006) adalah merupakan suatu kegiatan untuk mengukur perubahan perilaku yang telah terjadi.

Dalam kaitanya dengan evaluasi pembelajaran, Moekijat (1992) dalam Mulyasa (2006) mengemukakan teknik evaluasi belajar pengetahuan, keterampilan, dan sikap sebagai berikut:

“(1) Evaluasi belajar pengetahuan, dapat dilakukan dengan ujian tulis, lisan, dan daftar isian pertanyaan; (2) evaluasi belajar keterampilan, dapat dilakukan dengan ujian praktik, analisis keterampilan dan analisis tugas, serta evaluasi oleh peserta didik sendiri; (3) Evaluasi belajar sikap, dapat dilakukan dengan daftar isian sikap dari diri sendiri, daftar isian sikap yang disesuaikan dengan tujuan program, dan skala deferensial sematik (SDS)”.


(50)

Menurut Wina (2006), “Evaluasi adalah merupakan suatu proses artinya dalam pelaksanaan suatu evaluasi mestinya terdiri dari berbagai macam tindakan yang harus dilakukan”. Lebih jauh dikatakan pula bahwa evaluasi itu merupakan suatu proses memberikan pertimbangan dan arti sesuatu yang dinilai, sesuatu yang dipertimbangkan itu bisa berupa orang, benda, kegiatan, keadaan, atau sesuatu kesatuan tertentu.

Menurut Nurhadi (2004), “Sumber data penilaian dapat dikumpulkan dari berbagai sumber, seperti portofolio (kumpulan kerja), product (hasil karya), project (penugasan), performances (unjuk kerja), dan paper & pen (tes tertulis). Prinsip penilaian yang digunakan dalam konsep KBK adalah:

1. Penilaian berorientasi pada pencapaian kompetensi.

2. Dasar pemikiranya, dosen menilai apa yang seharusnya dinilai, bukan melulu mengukur pengetahuan mahasiswa.

3. Proses penilaian berlangsung terus menerus. Data nilai diambil dari berbagai sumber dan berbagai cara, tidak hanya hasil tes. Dosen menilai dari penampilan, kinerja, dan hasil karya mahasiswa. Penilaian menekankan pada hasil dan proses.

4. Penilaian dilakukan secara berkelanjutan dan mencakup semua aspek. 5. Menilai dengan berbagai cara dan berbagai sumber.

6. Mengukur pengetahuan dan keterampilan.

7. Mempersyaratkan penerapan dan pengetahuan atau pengalaman.

8. Isi, perintah, dan tugas-tugas yang berhubungan dengan penilaian bersifat kontekstual dan relevan.

9. Proses dan produk kedua-duanya dapat diukur”.

Melalui evaluasi ini pendidik dapat menilai sejauhmana kompetensi telah dicapai peserta didik. Evaluasi hasil belajar pada hakikatnya merupakan suatu kegiatan untuk mengukur perubahan perilaku yang telah terjadi. Pada umumnya hasil belajar akan memberikan pengaruh dalam dua bentuk: (1) peserta akan mempunyai


(51)

(2) mereka mendapatkan bahwa perilaku yang diinginkan itu telah meningkat baik setahap atau dua tahap.

II.7. Hasil Belajar

Menurut Mulyasa (2006), Hasil belajar merupakan prestasi belajar peserta didik secara keseluruhan, yang menjadi indikator kompetensi dan derajat perubahan perilaku yang bersangkutan.

Menurut S. Nasution (1983), Hasil belajar atau prestasi siswa adalah hasil yang telah dicapai dalam bentuk perubahan kelakuan peserta didik berdasarkan pengalaman dan pelatihan.

Lebih lanjut dikatakan: hasil belajar dirumuskan sebagai tujuan Instruksional umum yang dinyatakan dalam bentuk yang lebih spesifik dan merupakan komponen dari tujuan umum mata kuliah atau bidang studi. Hasil belajar ini menyatakan apa yang akan dapat dilakukan atau dikuasai peserta didik sebagai hasil pelajaran (Hendyat dan Wasty, 1993).

Hasil belajar merupakan prestasi belajar peserta didik secara keseluruhan, yang menjadi indikator kompetensi dan derajat perubahan perilaku yang bersangkutan. Oleh karena itu dalam kaitannya dengan implementasi KBK harus meliputi ranah kognitif, afektif, dan psikomotorik. Selain itu Mulyasa (2006) menyatakan, “Apapun bentuk tes yang diberikan kepada peserta didik, tetap harus sesuai dengan persyaratan yang baku, yakni tes itu harus (1) memiliki validitas (2) Mempunyai reliabilitas (3) Objektivitas (4) Harus efisien dan efektif”.


(52)

Menurut Gagne (1975) dalam Senduperdana (2007) ada lima kapabilitas hasil belajar, yaitu (1) Keterampilan intelektual (intellectual skills), (2) informasi verbal (verbal information), (3) Strategi Kongitif (cognitive strategy), (4) Keterampilan Motorik (motoric skill), (5) Sikap (attitude). Dan diperkuat oleh Bloom (1986) dalam Senduperdana (2007) yaitu membagi perilaku hasil belajar atas tiga ranah, yaitu ranah kognitif, afektif, psikomotor.

Beberapa faktor yang mempengaruhi hasil belajar yaitu:

1. Faktor yang berasal dari dalam diri peserta didik (faktor internal), yang meliputi: A. Kondisi Fisiologis

Kondisi Fisiologis pada umumnya sangat berpengaruh terhadap prestasi belajar. Orang yang dalam keadaan segar jasmani, akan berlainan belajarnya dengan keadaan orang yang dalam keadaan kelelahan. Di samping kondisi fisiologis umum, hal yang tidak kalah pentingnya adalah kondisi panca indra, tertama penglihatan dan pendengaran, karena sebagian besar yang dipelajari oleh manusia adalah menggunakan penglihatan dan pendengaran.

B. Kondisi Psikologis

Semua keadaan dan fungsi psikologis sangatlah berpengaruh terhadap proses belajar yang telah bersifat psikologis. Beberapa faktor psikologis yang utama antara lain adalah:

a) Minat: Minat mempengaruhi proses dan hasil belajar. Kalau seseorang tidak berminat untuk mempelajarai sesuatu, jangan diharapkan dia akan berhasil. Kalau sudah ada minat dalam dirinya, ada kemungkinan harapan agar dia dapat


(53)

berhasil. Minat adalah kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan dan mengenang beberapa kegiatan.

b) Kecerdasan: kecerdasan adalah kecakapan yang terdiri dari tiga jenis, yaitu kecakapan untuk menghadapi, dan menyesuaikan kedalam situasi yang baru dengan cepat dan efektif, mengetahui relasi dan mempelajari dengan cepat. Kecerdasan besar pengaruhnya terhadap kemajuan prestasi belajar. Dalam situasi yang sama, mahasiswa yang mempunyai tingkat kecerdasan tinggi akan lebih berhasil dari mahasiswa dengan kecerdasan rendah.

c) Bakat: bakat adalah kemampuan untuk belajar, kemampuan ini baru terealisasi menjadi kecakapan yang nyata sesudah belajar dan berlatih.

d) Motivasi: Motivasi adalah psikologis yang mendorong seseorang melakukan sesuatu. Motivasi belajar adalah kondisi psikologis yang mendorong seseorang untuk belajar. Dari uraian di atas jelaslah bahwa motivasi yang kuat dapat dilaksanakan dengan adanya latihan, kebiasaan dan pengaruh lingkungan yang memperkuat, jadi latihan itu sangat perlu dalam belajar.

e) Kemampuan Kognitif: Kemampuan kognitif adalah kemampuan seseorang dalam melakukan persepsi, dalam mengingat dan berfikir.

2. Faktor-faktor yang berasal dari luar (ekternal)

Faktor eksternal yaitu faktor-faktor yang berasal dari luar individu yang dapat mempengaruhi proses belajar. Faktor-faktor dari luar terdiri dari dua:


(54)

A. Faktor lingkungan

a) Lingkungan alam, seperti suhu, kelembaban udara berpengaruh terhadap hasil belajar. Belajar dalam keadaan udara segar akan lebih baik hasilnya daripada belajar dalam keadaan uadeara yang panas dan pengap.

b) Lingkungan sosial baik yang berwujud manusia maupun berwujud hal-hal yang lain, langsung berpengaruh terhadap proses belajar (Gerungan, 1986).

B. Faktor instrumental

Faktor instrumental adalah faktor yang adanya dan penggunaanya dirancang sesuai dengan hasil belajar yang diharapkan. Faktor instrumental berfungsi sebagai sarana untuk tercapainya tujuan-tujuan belajar yang telah direncanakan. Faktor instrumental terdiri atas:

1) Kurikulum, kurikulum yang sering berubah-ubah dapat mengganggu proses dan hasil belajar.

2) Program, program yang baik jelas dan sasarannya akan membantu kelancaran proses belajar.

3) Sarana dan fasilitas, Sarana dan Fasilitas belajar yang lengkap dan baik akan membantu kelancaran proses belajar dan pada akhirnya akan mempengaruhi hasil belajar.

4)Tenaga Pendidik, kualitas dosen akan menentukan mutu keberhasilan belajar anak didik. Dosen yang profesional akan memberikan kemudahan peserta didik dalam proses dan hasil belajar (Sumadi Suryabrata, 1995).


(55)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

III.1. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Akademi Pariwisata Medan di Jalan RS. Haji No. 12 Medan. Pelaksanaan penelitian dimulai dari bulan Mei 2009 sampai dengan bulan Juli 2009.

III.2. Metode Penelitian

Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan pendekatan survey, dengan jenis penelitian deskriptif kuantitatif. Pendekatan survey adalah kegiatan mengumpulkan data sebanyak-banyaknya mengenai fakta-fakta yang merupakan pendukung terhadap penelitian, dengan maksud untuk mengetahui status, gejala, menentukan kesamaan status dengan cara membandingkan dengan standard yang sudah dipilih dan atau ditentukan (Arikunto, 2005).

Singarimbun dan Effendi (1995) menyatakan bahwa, “Penelitian Survey adalah penelitian yang mengambil sampel dari satu populasi dan menggunakan kuesioner sebagai alat pengumpulan data yang pokok”. Sifat penelitian ini adalah explanatory, yaitu penelitian yang bermaksud menjelaskan kedudukan variabel-variabel yang diteliti serta hubungan antara satu variabel-variabel dengan variabel-variabel yang lain (Sugiyono 2006).


(56)

Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif kuantitatif yaitu untuk mengetahui dan menganalisis penerapan Kurikulum Berbasis Kompetensi terhadap hasil belajar mahasiswa di Akademi Pariwisata Medan. Menurut Sugiyono (2006), penelitian deskriptif dilakukan untuk mengetahui nilai variabel independen, adapun sifat penelitian ini adalah explanatory research yaitu menguraikan dan menjelaskan pengujian hipotesis mengenai konsep baru atau pencarian sebab akibat antar variabel.

III.3. Populasi dan Sampel

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh mahasiswa yang saat ini belajar di Akademi Pariwisata sebanyak 349 orang mahasiswa. Menurut Umar (2005) menyatakan bahwa untuk menentukan minimal sampel yang dibutuhkan jika ukuran populasi diketahui, dapat digunakan rumus Slovin sebagai berikut:

Di mana:

n = ukuran sampel N = ukuran populasi

e = persen kelonggaran ketidaktelitian karena kesalahan pengambilan sampel yang masih dapat ditolerir atau diinginkan

Dengan populasi (N) sebanyak 349 mahasiswa, dan tingkat kesalahan (e) sebesar 10%, maka besarnya sampel adalah:


(57)

= 77.72

n dibulatkan menjadi 78 mahasiswa.

III.4. Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah: 1. Wawancara (interview) kepada pihak yang berhak dan berwenang memberikan

data dan informasi sehubungan dengan penelitian ini.

2. Daftar pertanyaan (questionaire) yang diberikan kepada Mahasiswa di Akademi Pariwisata Medan yang menjadi responden penelitian.

3. Studi dokumentasi dilakukan dengan mengumpulkan dan mempelajari dokumen-dokumen yang relevan dan mendukung penelitian yaitu: sejarah singkat, struktur organisasi dan hasil evaluasi belajar mahasiswa.

III.5. Jenis dan Sumber Data

Jenis dan sumber data yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah: a. Data primer diperoleh dari wawancara (interview) dan daftar pertanyaan

(questionaire).


(58)

III.6. Identifikasi dan Definisi Operasional Variabel III.6.1. Identifikasi Variabel untuk Hipotesis Pertama

Variabel yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah:

1. Variabel independen/variabel bebas yaitu terdiri dari Silabus (X1), Pembelajaran (X2), dan Evaluasi Pembelajaran (X3).

2. Variabel dependen/variabel terikat yaitu Hasil Belajar Mahasiswa (Y).

III.6.2. Definisi Operasional Hipotesis Pertama

Tabel III.1. Definisi Operasional Variabel Hipotesis Pertama

Variabel Definisi Operasional Indikator Pengukuran

1. Silabus (X1)

Seperangkat rencana dan pengaturan tentang kegiatan pembelajaran, pengelolaan kelas dan penilaian hasil belajar mahasiswa

a. Target pembelajaran. b. Kemampuan mahasiswa. c. Alokasi waktu pembelajaran. d. Sarana.

e. Kegiatan penilaian.

Skala Likert

2. Pembelajaran (X2)

Keseluruhan kegiatan yang memungkinkan terjadinya interaksi belajar mengajar

a. Pembelajaran bermakna. b. Metode pembelajaran

bervariasi.

c. Menggunakan media yang bervariasi.

d. Suasana pembelajaran yang atraktif.

Skala Likert

3. Evaluasi Pembelajaran (X3)

Rangkaian kegiatan evaluasi untuk mengukur hasil dan proses pembelajaran mahasiswa

a. Penilaian berbasis kelas. b. Test kemampuan dasar. c. Penilaian praktik. d. Sertifikasi.

Skala likert

4. Hasil belajar Mahasiswa (Y)

Prestasi belajar mahasiswa secara keseluruhan, yang menjadi indikator kompetensi dan derajat perubahan perilaku

a. Pengetahuan. b. Sikap. c. Keterampilan. d. Keberhasilan KBK.


(1)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

V.1. Kesimpulan

Dari hasil penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan pada bab sebelumnya disimpulkan sebagai berikut:

1. Pengujian hipotesis pertama, dengan menggunakan analisis uji serempak diperoleh hasil bahwa penerapan kurikulum berbasis kompetensi yang terdiri dari silabus, pembelajaran, dan evaluasi pembelajaran berpengaruh terhadap hasil belajar mahasiswa. Berdasarkan hasil uji parsial hanya variabel pembelajaran yang berpengaruh terhadap hasil belajar. Hal ini berarti kegiatan yang berkaitan dengan silabus, dan evaluasi pembelajaran belum dilaksanakan sesuai dengan strategi penerapan kurikulum berbasis kompetensi. Silabus yang merupakan kerangka inti pada pembelajaran kurang disosialisasikan kepada mahasiswa sehingga pemahaman akan pencapaian hasil belajar melalui evaluasi pembelajaran belum dilaksanakan secara optimal.

2. Pengujian hipotesis kedua, dengan menggunakan analisis uji serempak diperoleh hasil bahwa persiapan mengajar, metode, dan sumber belajar berpengaruh terhadap pembelajaran mahasiswa Akademi Pariwisata Medan. Pembelajaraan yang berlangsung di Akademi Pariwisata Medan, baik secara serempak maupun parsial dipengaruhi oleh persiapan mengajar yaitu dosen telah memperkirakan atau memproyeksikan tentang apa yang akan dilakukan dalam memberikan materi


(2)

pengajaran, demikian pula metode pembelajaran yang telah menyesuaikan dengan kebutuhan kompetensi, dan dukungan sumber belajar yang digunakan dalam pembelajaran sehingga memudahkan mahasiswa dan dosen dalam memperoleh informasi, pengetahuan dan keterampilan pada proses pembelajaran di Akademi Pariwisata Medan.

V.2. Saran

Dari hasil penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan pada bab sebelumnya disarankan sebagai berikut:

1. Penerapan Kurikulum Berbasis Kompetensi yang selama ini dilaksanakan khususnya pada silabus, pembelajaran, dan evaluasi pembelajaran agar tetap digunakan karena konsep ini berpengaruh terhadap hasil belajar mahasiswa. Untuk lebih optimal hendaknya dosen melakukan sosialisasi silabus pada proses pembelajaran agar mahasiswa lebih memahami target pencapaian kompetensi. Selain itu perlu juga memperhatikan faktor lain seperti motivasi, minat, dan faktor internal maupun eksternal dari diri mahasiswa, karena hal ini mempengaruhi hasil belajar selain silabus, pembelajaran, dan evaluasi pembelajaran.

2. Kegiatan persiapan mengajar, penggunaan Metode Belajar, dan Sumber Belajar yang tersedia di Akademi Pariwisata Medan agar dipertahankan bahkan ditingkatkan karena hal ini berpengaruh terhadap Pembelajaran mahasiswa Akademi Pariwisata Medan. Selain itu faktor lain yang perlu menjadi perhatian dalam proses pembelajaran adalah kemampuan dosen yang perlu ditingkatkan


(3)

agar menjadi sumber belajar yang baik karena dosen adalah bagian penting pada proses pembelajaran sehingga pencapaian kompetensi dapat dicapai optimal.


(4)

DAFTAR PUSTAKA

Buku :

Arikunto, Suharsimi, 2005, Manajemen Penelitian, Cetakan Ketujuh, Rineka Cipta, Jakarta.

________________, 2006, Prosedur Penelitian, Cetakan Ketigabelas, Rineka Cipta, Jakarta.

Badan Standar Nasional Pendidikan. 2006. Panduan Kurikulum Tingkat Satuan

Pendidikan, BNSP, Jakarta.

David, Fred R, 2004, Manajemen Strategis, Edisi Ketujuh, PT. Indeks, Jakarta. Depdiknas. Surat Keputusan Mendiknas nomor 045/U/2002 tentang Kurikulum

Inti Perguruan Tinggi.

Gerungan, 1986, Psikologi Pendidikan, Erosco, Bandung.

Ghozali, Imam, 2002, Statistik Non-Parametrik, Badan Penerbit Universitas Diponegoro, Semarang.

Husein, Imam, 2005, Riset Sumber Daya Manusia dalam Organisasi, Cetakan Ketujuh, Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.

Mulyasa, E, 2004, Implementasi Kurikulum 2004 Panduan Pembelajaran KBK, Penerbit PT. Remaja Rosdakarya, Bandung.

__________, 2006, Kurikulum Berbasis Kompetensi, Konsep, Karakteristik dan

Implementasi, penerbit PT. Remaja Rosdakarya, Bandung.

Nasution, M.A, 2008, Azas-azas Kurikulum, Penerbit PT. Bumi Aksara, Jakarta. Nawawi, H Hadari, 2005, Manajemen Strategik Organisasi Non Profit Bidang

Pemerintahan, Ilustrasi di Bidang Pendidikan, Gadjah Mada University

Press, Yogyakarta.

Nurhadi, 2004, Kurikulum 2004, (Pertanyaan dan Jawaban), Penerbit PT. Grasindo, Jakarta.


(5)

Pusat Kurikulum, Balitbang, 2003, Kurikulum Berbasis Kompetensi, Jakarta. Peraturan Menteri Kebudayaan dan Pariwisata, Nomor PM.26/DL.107/MKP/05,

tentang Kurikulum Berbasis Kompetensi.

Sangkala, 2007, Knowledge Management, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta.

Sanjaya, Wina, 2005, Pembelajaran dalam Implementasi Kurikulum Berbasis

Kompetensi, Edisi Pertama Cetakan Kedua, Kencana Prenada Group, Jakarta.

Singarimbun, Masri dan Effendi, Sopian, 1999, Metode Penelitian Survey, Penerbit PT. Pustaka LP3ES Indonesia, Jakarta.

Sugiyono, 2006, Statistika untuk Penelitian, Cetakan Kesembilan, Penerbit Alfabeta, Bandung.

Sukmadinata, Nana Syaodih, 1997, Pengembangan Kurikulum, Teori dan Praktik, PT. Remaja Rosdakarya, Bandung.

Suryabrata, Sumadi, 1995, Psikologi Pendidikan, PT Raja Grafindo Persada. Jakarta.

Triton, PB, 2007, Manajemen Strategis, Terapan Perusahaan dan Bisnis, Tugu Publisher, Yogyakarta.

Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.

Jurnal:

Subagia, I Wayan, 2006, Evaluasi Pelaksanaan Uji Coba Kurikulum 2004, Jurnal Pendidikan dan Pengajaran Vol. 39. No. 2, Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan Negeri Singaraja.

Senduperdana, Arie, 2007, Analisis Hasil Belajar Mata Kuliah Umum: Survei

di Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Krisnadwipayana Jakarta,


(6)

Skripsi:

Amin, Rifai (2005), Pengaruh Implementasi Sistem Pembelajaran Kurikulum

Berbasis Kompetensi terhadap Hasil Belajar Mahasiswa Akademi Pariwisata Semarang, Skripsi tidak dipublikasikan. Semarang: Universitas

Negeri Semarang.

Internet:

Dadang, Sukirman, 2007. Landasan Pengembangan Kurikulum.(www.upi.ac.id).

Suyanto, 2006. Persoalan Implementasi Kurikulum Berbasis Kompetensi, http://www2.kompas.com/kompas-cetak/0310/06/Didaktika/604355.html Taufik, 2006. Perubahan Kurikulum Dapat Menentukan Nasib Baik Hasil