Pendapatan Tambahan dengan Subjective Well-being Pengaruh Variabel Self-esteem, Usia, Pendapatan, dan Masa Kerja

79 Berdasarkan data yang diperoleh melalui tabel di atas, terlihat bahwa koefisien determinasi R square R 2 menunjukkan nilai sebesar 0,165 atau 16,5. Hal ini menunjukkan bahwa self-esteem, usia, pendapatan dan masa kerja secara bersama-sama memberikan sumbangsih terhadap variabel subjective well-being sebesar 16,5. Untuk mengetahui pengaruh atau sumbangsih yang diberikan signifikan atau tidak, dapat dilihat hasilnya pada tabel anova. Dari hasil perhitungan SPSS diperoleh hasil sebagai berikut: Tabel 4.37 ANOVA e Model Sum of Squares df Mean Square F Sig. 1 Regression 1768.431 1 1768.431 20.243 .000 a Residual 11531.569 132 87.360 Total 13300.000 133 2 Regression 2055.669 2 1027.835 11.975 .000 b Residual 11244.331 131 85.835 Total 13300.000 133 3 Regression 2155.976 3 718.659 8.383 .000 c Residual 11144.024 130 85.723 Total 13300.000 133 4 Regression 2190.971 4 547.743 6.360 .000 d Residual 11109.029 129 86.117 Total 13300.000 133 a. Predictors: Constant, SE b. Predictors: Constant, SE, usia c. Predictors: Constant, SE, usia, pendapatan d. Predictors: Constant, SE, usia, pendapatan, masa kerja e. Dependent Variable: Tskor SWB Hasil perhitungan menunjukkan bahwa p value yang diperoleh 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa secara bersama-sama self-esteem, usia, 80 pendapatan, dan masa kerja pengaruhnya signifikan terhadap variabel subjective well-being. 81

BAB V KESIMPULAN, DISKUSI, DAN SARAN

Dalam bab ini, akan dibahas mengenai kesimpulan, diskusi, serta saran dari hasil penelitian.

5.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis data penelitian yang telah dikemukakan pada bab sebelumnya, maka dapat diambil kesimpulan bahwa: 1. Ada hubungan yang signifikan antara self-esteem dengan subjective well-being pada karyawan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Koefisien korelasi positif, artinya hubungan bersifat positif dimana semakin tinggi self-esteem yang dimiliki maka akan semakin tinggi subjective well-being karyawan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 2. Ada pengaruh yang signifikan antara usia dengan subjective well-being pada karyawan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 3. Tidak ada pengaruh yang signifikan antara jenis kelamin dengan subjective well-being pada karyawan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 4. Tidak ada pengaruh yang signifikan antara status pernikahan dengan subjective well-being pada karyawan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 5. Tidak ada pengaruh yang signifikan antara pendapatan atau gaji perbulan maupun pendapatan tambahan dengan subjective well-being pada karyawan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 82 6. Tidak ada pengaruh yang signifikan antara jabatan dan golongan dengan subjective well-being pada karyawan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 7. Ada pengaruh yang signifikan antara pekerjaan masa kerja dengan subjective well-being pada karyawan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 8. Ada pengaruh yang signifikan antara tingkat pendidikan dengan subjective well-being pada karyawan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 9. Ada pengaruh yang signifikan antara self-esteem, usia, pendapatan, dan masa kerja secara bersama-sama terhadap subjective well-being pada karyawan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 10. Self-esteem secara mandiri memberikan sumbangsih sebesar 13,3 terhadap subjective well-being pada karyawan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 11. Hasil analisis uji regresi antara usia, jenis kelamin, status pernikahan, tingkat pendidikan, pekerjaan terdiri dari jabatan, golongan dan masa kerja, pendapatan, dan pendapatan tambahan dengan subjective well-being pada karyawan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dapat disimpulkan bahwa usia responden memberikan sumbangsih sebesar 4,6, jenis kelamin 0, status pernikahan sebesar 1,8, tingkat pendidikan sebesar 9,7, pekerjaan yang terdiri dari jabatan sebesar 12,8, golongan sebesar 10,5 dan masa kerja sebesar 4,7, pendapatan sendiri baik itu gaji perbulan maupun pendapatan perbulan masing-masing memberikan sumbangsih sebesar 0, terhadap variabel subjective well-being. Namun, jenis kelamin, status pernikahan, jabatan dan golongan, serta pendapatan atau gaji perbulan maupun pendapatan tambahan pengaruhnya tidak signifikan terhadap variabel subjective well- 83 being. Karena pada tabel anova diperoleh p value masing-masing dari keenam variabel tersebut 0,05. Artinya pengaruhnya tidak signifikan. Berbeda halnya dengan usia, tingkat pendidikan, dan pekerjaan yaitu masa kerja. Usia, tingkat pendidikan, dan pekerjaan yaitu masa kerja pengaruhnya signifikan terhadap variabel subjective well-being. Karena pada tabel anova diperoleh p value tersebut 0,05. Artinya pengaruhnya signifikan. 12. Self-esteem, usia, pendapatan, dan masa kerja secara bersama-sama memberikan sumbangsih sebesar 16,5 terhadap subjective well-being karyawan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Karena p value dari self-esteem, usia, pendapatan, dan masa kerja secara bersama-sama 0,05. Artinya pengaruhnya signifikan.

5.2 Diskusi

Berdasarkan hasil penelitian terbukti bahwa terdapat hubungan positif yang signifikan antara self-esteem dengan subjective well-being pada karyawan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Hal tersebut menunjukkan bahwa semakin tinggi self- esteem seseorang, maka akan semakin tinggi pula subjective well-being pada karyawan. Hal ini sesuai dengan teori Rosenberg bahwa secara khusus, global self-esteem berhubungan dengan well-being atau kesejahteraan psikologis Rosenberg et al., 1995. Menurut Morris Rosenberg dalam Flynn, 2001 definisi self-esteem adalah sikap individual, baik positif atau negatif terhadap dirinya sebagai suatu totalitas.