Faktor-faktor yang Mempengaruhi Self-esteem

37 memiliki rasa kepuasaan hidup yang tinggi dibandingkan dengan orang yang memiliki self-esteem yang rendah. Tingginya self-esteem merujuk pada tingginya estimasi individu atas nilai, kemampuan, dan kepercayaan yang dimilikinya. Self-esteem yang rendah melibatkan penilaian yang buruk akan pengalaman masa lalu dan pengharapan yang rendah bagi pencapaian masa depan. Orang dengan harga diri atau self-esteem tinggi memiliki sifat positif terhadap dirinya. Mereka merasa puas dan menghargai diri sendiri, yakin bahwa mereka mempunyai sejumlah kualitas baik, dan hal-hal yang patut dibanggakan. Selain self-esteem, faktor-faktor demografis seperti usia, jenis kelamin, status pernikahan, pendapatan, pekerjaan dan tingkat pendidikan juga memegang peranan penting dalam hal kesejahteraan psikologis atau subjective well-being. Contohnya, sebagian hasil penelitian menyebutkan bahwa orang yang menikah, baik pria maupun wanita, secara konsisten lebih bahagia dibanding orang-orang yang tidak menikah Lee, Seccombe, Shehan 1991, dalam Eddington Shuman, 2005, dan Diener, dkk 1998, dalam Eddington Shuman, 2005 menemukan bahwa pernikahan menawarkan keuntungan yang lebih besar bagi pria atau wanita dalam hal emosi positif, tapi tidak dalam kepuasan hidup. Lebih jauh lagi, terdapat bukti-bukti bahwa orang-orang yang bahagia memiliki kecendrungan untuk menikah, keuntungan pernikahan itu sendiri bisa meningkatkan subjective well-being Mastekaasa, 1995 dalam Eddington Shuman, 2005. 38 Subjective well-being mengacu pada bagaimana orang menilai kehidupan mereka, dan termasuk beberapa variabel seperti kepuasan hidup dan kepuasan perkawinan, kurangnya depresi, kegelisahan, suasana hati dan emosi positif. Seseorang dikatakan telah memiliki subjective well-being tinggi jika ia mengalami kepuasan hidup dan sering gembira, dan sedikit pengalaman yang tidak menyenangkan seperti jarang emosi kesedihan dan kemarahan. Sebaliknya, seseorang dikatakan telah memiliki subjective well-being rendah jika ia tidak puas dengan kehidupan, sedikit pengalaman sukacita dan kasih sayang, dan sering merasa emosi negatif seperti kemarahan atau kecemasan. Bagan 2.2 Kerangka Berpikir Usia Jenis Kelamin Status Pernikahan Pendapatan Gaji Pekerjaanposisijabatan Tingkat Pendidikan Self-esteem Subjective well-being