64
Untuk mengetahui skor self-esteem yang diperoleh responden tersebut tinggi atau rendah, maka disajikan norma skor self-esteem setelah diketahui nilai
mean dan SD pada tabel 5 di atas. Peneliti membagi klasifikasi skor self-esteem menjadi tiga kategori, yaitu
tinggi, sedang, dan rendah. Dari tabel 4.10, diketahui bahwa mean skor self- esteem adalah sebesar 50,0000 dengan standar deviasi sebesar 10,00000. Berikut
ini akan digambarkan pada tabel persebaran skor self-esteem responden penelitian.
Tabel 4.13 Penyebaran Skor Skala
Self-Esteem Kategori
Rumus Rentangan
Standart Score Jumlah
Subjek Persen
Tinggi X M + 1SD
60 21
15,7 Sedang
M – 1SD ≤ X≤ M + 1SD
40 – 60 93
69,4 Rendah
X M – 1SD 40
20 14,9
∑ 134
100 Berdasarkan gambaran tabel di atas dapat terlihat bahwa sebagian besar
responden memiliki self-esteem yang sedang dengan presentase sebesar 69,4. Sedangkan 21 orang dari 134 responden memiliki sel-esteem yang tinggi dengan
presentase 15,7 dan sebanyak 20 orang dari 134 responden yang memiliki self- esteem yang rendah dengan presentase 14,9.
4.4 Uji Hipotesis
Analisis statistik yang digunakan untuk menguji hipotesis pada penelitian ini menggunakan rumus regresi berganda untuk mencari hubungan subjective well-
being dengan self-esteem karyawan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Dalam perhitungannya, peneliti menggunakan program SPSS versi 17.0 Berikut ini
adalah hasil perhitungannya.
65
Tabel 4.14 Korelasi
Self-Esteem dengan Subjective Well-being
Correlations
SWB SE
Pearson Correlation SWB
1.000 .365
SE .365
1.000 Sig. 1-tailed
SWB .
.000 SE
.000 .
N SWB
134 134
SE 134
134
Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui nilai r hitung antara subjective well-being dengan self-esteem sebesar 0,365 dan nilai p value sebesar 0,00.
Karena nilai p value 0,05 , maka hipotesis nol yang menyatakan bahwa tidak ada hubungan antara subjective well-being dengan self-esteem ditolak.
Tabel 4.15 Model Summary
Model R R Square
Adjusted R Square
Std. Error of the Estimate
Change Statistics R Square
Change F Change df1
df2 Sig.
F Change
1 .365
a
.133 .126
9.34668 .133
20.243 1
132 .000
a. Predictors: Constant, SE
Berdasarkan data yang diperoleh melalui tabel di atas, terlihat bahwa koefisien determinasi R square R
2
menunjukkan nilai sebesar 0,133 atau 13,3. Hal ini menunjukkan bahwa variabel self-esteem memberikan sumbangsih
terhadap variabel subjective well-being sebesar 13,3. Dengan demikian, perubahan variabel subjective well-being sebesar 86,7 dapat dijelaskan oleh
variabel lain selain self-esteem.
66
Setelah diketahui nilai r square signifikansi sumbangsih kedua variabel X terhadap variabel Y, kemudian dilakukan penghitungan Anova uji linearitas
untuk mengetahui apakah model persamaan garis regresi yang dipergunakan tepat diterapkan dalam perhitungan regresi ini. Hasilnya disajikan pada tabel Anova b
berikut:
Tabel 4.16 ANOVAb
Model Sum of Squares
Df Mean Square
F Sig.
1 Regression
1768.431 1
1768.431 20.243
.000
a
Residual 11531.569
132 87.360
Total 13300.000
133 a. Predictors: Constant, SE
b. Dependent Variable: SWB
Hasil perhitungan menunjukkan bahwa nilai F hitung yang diperoleh adalah sebesar 20,243 dengan p value 0,000. Karena p value yang diperoleh
0,05 maka dapat disimpulkan bahwa model persamaan garis regresi yang dipergunakan dalam penelitian ini dapat diterapkan.
Setelah diketahui nilai r hitung untuk menguji persamaan regresi, kemudian dilakukan perhitungan nilai konstanta dari kedua variabel X. Hasilnya
disajikan dalam tabel Coeficients a berikut:
Tabel 4.17 Coefficientsa
Model Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
T Sig.
B Std. Error
Beta 1
Constant 31.768
4.132 7.688
.000 SE
.365 .081
.365 4.499
.000 a. Dependent Variable: SWB
67
Pada tabel 4.14 di atas dapat diketahui bahwa nilai t hitung antara self- eeteem dengan subjective well-being sebesar 4,499 dengan p value sebesar 0,000.
Hal ini menunjukkan bahwa self-esteem berpengaruh terhadap subjective well- being. Selain itu, dari tabel 4.16 pada kolom beta dapat diketahui koefisien regresi
dari masing-masing variabel sehingga dapat diperoleh persamaan garis regresi, yaitu:
Y’ = 31,768 + 0,365 X
1
Keterangan: Y’ = subjective well-being
X
1
= self-esteem Dengan model persamaan ini, dapat diperkirakan subjective well-being
dengan self-esteem pada karyawan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Nilai koefisien positif menunjukkan hubungan positif, dimana variabel subjective well-
being akan naik sebesar 0,365 dengan self-esteem. Karena koefisien positif menunjukkan hubungan positif maka semakin tinggi self-esteem yang dimiliki
maka akan semakin tinggi subjective well being karyawan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
4.5 Analisis Demografi
Peneliti melakukan analisis demografi untuk melihat regresi antara usia, jenis kelamin, status pernikahan, tingkat pendidikan, pekerjaan yang terbagi dalam
jabatan, golongan, masa kerja, dan pendapatan perbulan karyawan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang terbagi dalam gaji perbulan di instansi tempat
karyawan bekerja dan ada atau tidaknya pendapatan lain diluar gaji dimana
68
karyawan bekerja di instansi tersebut. Berikut ini adalah hasil perhitungan yang diperoleh dengan menggunakan SPSS 17.0.
4.5.1 Usia dengan
Subjective Well-being
Dari hasil uji regresi dengan menggunakan SPSS 17.0, diperoleh hasil sebagai berikut:
Tabel 4.18
Berdasarkan data yang diperoleh melalui tabel di atas, terlihat bahwa koefisien determinasi R square R
2
menunjukkan nilai sebesar 0,046 atau 4,6. Hal ini menunjukkan bahwa usia responden memberikan sumbangsih terhadap
variabel subjective well-being sebesar 4,6. Untuk mengetahui pengaruh atau sumbangsih yang diberikan signifikan
atau tidak, dapat dilihat hasilnya pada tabel anova. Dari hasil perhitungan SPSS diperoleh hasil sebagai berikut:
Tabel 4.19
ANOVA
b
Model Sum of Squares
df Mean Square
F Sig.
1 Regression
611.283 1
611.283 6.359
.013
a
Residual 12688.717
132 96.127
Total 13300.000
133 a. Predictors: Constant, usia
b. Dependent Variable: Tskor SWB
Model Summary
Model R
R Square
Adjusted R Square
Std. Error of the
Estimate Change Statistics
R Square Change
F Chang
e df1
df2 Sig. F
Change 1
.214
a
.046 .039
9.80442 .046
6.359 1
132 .013
a. Predictors: Constant, usia
69
Hasil perhitungan menunjukkan bahwa nilai F hitung usia yang diperoleh adalah sebesar 6,359 dengan p value 0,013. Karena p value yang diperoleh 0,05
maka dapat disimpulkan bahwa usia pengaruhnya signifikan terhadap variabel subjective well-being.
4.5.2 Jenis Kelamin dengan Subjective Well-being
Hasil uji regresi yang diperoleh dari SPSS 17.0, adalah sebagai berikut:
Tabel 4.20 Model Summary
Model R
R Square
Adjusted R Square
Std. Error of the
Estimate Change Statistics
R Square
Change F
Change df1 df2
Sig. F
Change 1
.010
a
.000 -.007
10.03726 .000
.014 1
132 .905 a. Predictors: Constant, VAR00003
Berdasarkan data yang diperoleh melalui tabel di atas, terlihat bahwa koefisien determinasi R square R
2
menunjukkan nilai sebesar 0,000 atau 0. Hal ini menunjukkan bahwa jenis kelamin responden memberikan sumbangsih
terhadap variabel subjective well-being sebesar 0. Untuk mengetahui pengaruh atau sumbangsih yang diberikan signifikan
atau tidak, dapat dilihat hasilnya pada tabel anova. Dari hasil perhitungan SPSS diperoleh hasil sebagai berikut: