Pengujian Sampel dengan Spektroskopi FTIR Analisis Data

27 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta tidak akan kembali pada bentuk asalnya. Plastisitas lemak disebabkan karena lemak merupakan campuran trigliserida yang masing-masing mempunyai titik cair sendiri-sendiri Gaman dan Sherrington, 1994.

4.2 Pembuatan Krim Pelembab Wajah dan Evaluasi

Pada proses pembuatan krim pelembab wajah, masing-masing bahan memiliki fungsi yang berbeda-beda, di antaranya adalah sebagai berikut: minyak babiminyak inti sawit sebagai basis minyak, gliserin sebagai humectant pelembab, asam stearat dan TEA sebagai zat pengemulsi Sheskey, 2006. Krim yang dibuat terdiri dari enam formula dengan variasi perbandingan konsentrasi minyak babiminyak inti sawit. Hal ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan serapan spektrum FTIR dari minyak babi pada masing-masing formulasi krim pelembab wajah. Evaluasi homogenitas krim dengan cara dioleskan pada kaca objek dan dilihat penyebaran komposisi di dalamnya. Hasil evaluasi dapat dilihat pada gambar 4.3. Minyak Babi Minyak Inti Sawit Evaluasi Homogenitas Gambar 0 : 100 Homogen 20 : 80 Homogen 40 : 60 Homogen 28 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 60 : 40 Homogen 80 : 20 Homogen 100 : 0 Homogen Gambar 4.3 Evaluasi Homogenitas pada Krim Pelembab Wajah Gambar di atas adalah hasil evaluasi krim pelembab wajah yang meliputi pemeriksaan homogenitas. Tujuan evaluasi ini adalah untuk mengetahui homogenitas pencampuran komponen di dalam krim pelembab wajah. Semakin homogen pencampuran bahan dalam krim, maka akan semakin homogen pula minyak yang terkandung di dalam cuplikan sampel krim yang digunakan untuk proses ekstraksi. Terlihat dari gambar 4.3 di atas bahwa setiap komponen dalam krim pelembab wajah telah tersebar secara merata atau homogen. Proses ekstraksi yang digunakan adalah ekstraksi cair-cair karena zat yang diekstraksi terdapat di dalam campuran yang berbentuk cair dan pelarut yang digunakan adalah pelarut cair. Krim ditambahkan 1 ml HCl pekat dan 9 ml air. Fungsi dari HCl dalam perlakuan ini adalah untuk memutus ikatan emulsifier yang terdapat di dalam krim membentuk tegangan permukaan antara fase minyak dan fase air, sehingga kedua fase tersebut dapat terpisahkan. Proses ekstraksi cair- cair terdiri dari dua tahap. Tahap pertama pencampuran secara intensif bahan ekstraksi dengan pelarut dan tahap kedua pemisahan kedua fasa cair itu sesempurna mungkin. Pelarut yang digunakan dalam mengekstraksi minyak adalah kloroform. Kloroform bersifat semi polar dan minyak bersifat non polar,