Definisi Mikropartikel sebagai Sistem Penghantaran Obat

12 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Mikropartikel yang sferis disebut mikrosfer, terdapat 2 jenis mikrosfer yaitu mikrokapsul dan mikromatrik. Mikrokapsul merupakan mikrosfer berinti padat, cair atau gas yang dikelilingi oleh suatu bahan tertentu yang berbeda dengan intinya, sedangkan mikromatrik merupakan mikrosfer dimana terdapat senyawa yang didispersikan dalam matriksnya Agus et al., 2010. Gambar 2.5 Diagram skematik ilustrasi mikrosfer. A mikrokapsul yang terdiri dari partikel inti yang terenkapsulasi dan B mikromatrik yang terdiri dari bahan aktif yang terdispersi homogen dalam partikel Swarbick, 2007

2.4.2 Tujuan Mikroenkapsulasi

Dalam bidang farmasi, mikropartikel dapat digunakan sebagai penutup rasa pahit, perlindungan obat dari kondisi lingkungan kelembaban, cahaya, panas, danatau oksidasi, solusi pada inkompatibilitas dengan komponen lain, mengembangkan sifat alir dari serbuk, mendapatkan sediaan lepas lambat, dan mencegah iritasi lambung Agus et al., 2010.

2.4.3 Keuntungan dan Kerugian Mikroenkapsulasi

Adapun keuntungan dari pembentukan mikroenkapsulasi senyawa obat yakni sebagai berikut. a. Dengan adanya lapisan dinding polimer, bahan inti akan terlindung dari pengaruh lingkungan luar; b. Dapat mencegah perubahan warna dan bau serta dapat menjaga stabilitas bahan inti yang dipertahankan dalam jangka waktu yang lama; c. Dapat dicampur dengan komponen lain yang berinteraksi dengan bahan inti; Selain memiliki beberapa keuntungan seperti yang disebutkan di atas, mikroenkapsulasi juga memiliki kelemahan, diantaranya: 13 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta a. Biasanya penyalutan bahan inti oleh polimer kurang sempurna atau tidak merata sehingga akan mempengaruhi pelepasan bahan inti dari mikropartikel; b. Dibutuhkan teknologi mikroenkapsulasi; c. Harus dilakukan pemilihan polimer sebagai penyalut dan pelarut yang sesuai dengan bahan inti agar diperoleh hasil mikropartikel yang baik Lachman, 1994.

2.4.4 Faktor Keberhasilan Mikroenkapsulasi

Menurut Benita 1996, faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan mikroenkapsulasi, antara lain: a. Sifat fisikokimia bahan inti atau zat aktif; b. Bahan penyalut yang digunakan, meliputi polimer ataupun monomer; c. Medium yang digunakan air,pelarut organik, atau gas. d. Tahap proses mikroenkapsulasi tunggalbertingkat; e. Metode mikroenkapsulasi metode kimia, fisiko kimia, atau mekanis; f. Sifat licin atau lengket dan struktur dinding mikropartikel tunggal atau berlapis-lapis; g. Kondisi pembuatan basah atau kering Benita, 1996 dalam Kasih, 2014.

2.4.5 Komponen Penyusun Mikropartikel

Pada prinsipnya terdapat tiga bahan yang terlibat dalam pembuatan mikropartikel ini, yaitu: a. Bahan inti Bahan inti merupakan bahan yang spesifik akan dilapisi oleh suatu penyalut, dapat berupa bahan padat, gas atau cair. Selain itu, bahan inti yang digunakan sebaiknya tidak larut atau tidak bereaksi dengan bahan penyalut dan pelarut yang digunakan Lachman, 1994. b. Bahan penyalut Penyalut adalah bahan yang digunakan untuk menyalut inti dengan tujuan tertentu, seperti menutupi rasa dan bau yang tidak enak, perlindungan terhadap pengaruh lingkungan, meningkatkan stabilitas, pencegahan penguapan, kesesuaian dengan bahan inti maupun bahan lain yang berhubungan dengan proses