14
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
penyalutan serta sesuai dengan metode mikroenkapsulasi yang digunakan. Bahan penyalut yang digunakan dapat berupa polimer alam, polimer semi sintetik,
maupun polimer sintetik. Bahan penyalut harus mampu memberikan lapisan tipis yang kohesif dengan bahan inti, dapat bercampur secara kimia, tidak bereaksi
dengan inti bersifat inert, dan mempunyai sifat yang sesuai dengan tujuan penyalutan Lachman, 1994.
c. Pelarut
Pelarut adalah bahan yang digunakan untuk melarutkan bahan penyalut dan dapat mendispersikan bahan inti. Pemilihan pelarut yang akan digunakan
dalam pembentukan mikropartikel berdasarkan sifat kelarutan dari bahan inti dan bahan penyalut, sehingga pelarut yang digunakan tersebut tidak atau hanya sedikit
melarutkan bahan inti, tetapi dapat juga melarutkan bahan penyalut Lachman, 1994.
2.4.6 Metode Pembuatan Mikropartikel
Metode mikroenkapsulasi terdiri dari berbagai macam, diantaranya adalah sebagai berikut:
a. Presipitasi dengan Penambahan Non-Solvent Koaservasi Dalam metode koaservasi, mikropartikel dibuat dengan mendispersikan
partikel padat atau larutan obat ke dalam larutan polimer, diikuti pemisahan fase dengan menambahkan pelarut organik, di mana polimer tidak dapat larut.
Penambahan non-solvent menghasilkan presipitasi polimer disekitar larutan obat untuk membentuk mikropartikel. Penambahan non-solvent dalam jumlah yang
besar akan mengekstraksi polimer dan membuat mikropartikel semakin keras. Mikropartikel yang dihasilkan dengan metode ini memiliki distribusi ukuran yang
luas, sehingga tidak disarankan untuk penggunaan klinis. Parameter-parameter dalam metode ini meliputi rasio polimer-pelarut, kecepatan pengadukan, suhu
pembuatan, volume dan tipe non-solvent Muhaimin, 2013. b. Presipitasi Partikel dengan Partisi Pelarut
Metode ini dilakukan dengan cara melarutkan atau mensuspensikan obat dalam polimer atau pelarut organik dengan cara menginjeksikannya ke dalam
minyak mineral. Pelarut organik akan larut di dalam minyak, sementara obat dan
15
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
polimer tidak larut dalam minyak, sehingga akan terjadi kopresipitasi obat dan polimer akibat dari partisi campuran ke dalam minyak. Hasil akan tergantung
pada kelarutan obat. Jika obat larut dalam larutan polimer, obat dan polimer akan mengalami partisi secara bersamaan. Jika obat tertahan dalam larutan polimer,
polimer akan mengalami presipitasi di antara partikel obat. Ukuran mikropartikel yang dihasilkan cukup besar dan beragam tergantung laju alir dan diameter jarum
yang digunakan untuk menginjeksikan campuran obat-polimer. Parameter- parameter yang mempengaruhi metode ini meliputi rasio polimer, laju alir
minyak mineral, dan polimer yang digunakan Muhaimin, 2013. c. Semprot Kering
Dalam metode semprot kering, obat dilarutkan ke dalam larutan polimer dan campuran tersebut dimasukkan ke dalam alat semprot kering untuk
membentuk mikropartikel. Keuntungan dari metode ini adalah pada senyawa yang larut maupun tidak larut dapat dibuat menjadi sferik, tidak seperti metode
emulsifikasi tunggal OW yang tidak cocok untuk senyawa yang larut air. Metode ini dapat menghasilkan mikropartikel dengan ukuran diameter 5-125 µm
Muhaimin, 2013. d. Metode Ekstraksi dengan Fluida Superkritis
Penggunaan fluida superkritis sebagai media ektraksi merupakan alternatif yang menjanjikan untuk pembentukan mikropartikel obat dan eksipien farmasi.
Ada dua alasan utama untuk menggunakan metode ini, pertama pemilihan kemampuan melarut dari pelarut untuk memisahkan komponen partikular dari
campuran multikomponen. Kedua, keuntungan transfer masa bebas dan tingginya solubilitas pelarut dalam fluida superkritis membuat pengeringan mikropartikel
cepat dan efisien dengan sedikit residu pelarut Muhaimin, 2013. e. Metode Penguapan Pelarut
Metode ini telah digunakan secara luas untuk membuat mikropartikel yang mengandung obat. Parameter-parameter yang mempengaruhi sifat
mikropartikel yang terbentuk yaitu kelarutan obat, morfologi, tipe pelarut, laju difusi, suhu, komposisi polimer, viskositas polimer, dan muatan obat. Keefektifan
dari metode penguapan pelarut adalah untuk menghasilkan mikropartikel bergantung pada keberhasilan zat aktif terperangkap dalam partikel dan proses ini