Uji Heteroskedastisitas Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen

apabila titik-titik data terkumpul di sekitar garis lurus dan untuk mengetahui apakah data berdistribusi normal atau mendekati normal. “Untuk melihat normalitas data bisa dilakukan uji statistik non parametrik Kolmogorov Smirnov K-S”, Ghozali 2005.

3.9.2 Uji Multikolinearitas

Uji Multikolinearitas dipergunakan untuk mengetahui ada tidaknya variabel independen yang memiliki kemiripan dengan variabel independen lain dalam satu model yang dapat menyebabkan terjadinya korelasi yang sangat kuat antara variabel independen tersebut. Multikoleniaritas adalah suatu keadaan dimana variabel independent saling berkorelasi satu dengan lainnya. Persamaan regresi berganda yang baik adalah persamaan yang bebas dari adanya multikoleniaritas antara variabel independent. Menurut Ghozali 2005, untuk mendeteksi ada tidaknya multikolinieritas pada model regresi yaitu jika nilai Variance Inflation Factor VIF tidak lebih dari 10 dan nilai Torelance tidak kurang dari 0,1 maka model dapat dikatakan terbebas dari multikolinieritas.

3.9.3 Uji Heteroskedastisitas

Uji Heteroskesdastisitas bertujuan untuk menguji terjadinya perbedaan variance dari residual suatu periode pengamatan ke periode pengamatan yang lain. Jika varience dari residual satu pengamatan kepengamatan lain tetap, maka disebut homoskedastisitas dan jika varience berbeda disebut heteroskedastisitas. Menurut Ghozali 2005, bahwa model regresi yang baik adalah tidak terjadi Universitas Sumatera Utara heteroskedastisitas. “Heteroskesdastisitas dapat diuji dengan menggunakan uji metode grafik, yaitu dengan melihat ada tidaknya pola tertentu yang tergambar pada scatterplot antara sumbu Y yang telah diprediksi dan sumbu X adalah residual yang telah di studentize. Dengan dasar analisis sebagai berikut: a. Jika ada pola tertentu seperti titik-titik yang ada membentuk pola teratur bergelombang, melebar kemudian menyempit maka telah terjadi heteroskesdastisitas. b. Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik meyebar di atas dan di bawah angka 0 nol pada sumbu Y maka tidak terjadi heteroskesdastisitas. Universitas Sumatera Utara

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Sejarah Singkat Kopertis Wilayah I NAD – Sumut Kopertis adalah singkatan dari Koordinasi Perguruan Tinggi Swasta yang dibentuk pertama sekali pada tahun 1972, berdasarkan: 1. Surat Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI No. 05401972 tanggal 25 maret 1972 yang meliputi wilayah I sd VII, untuk Kopertis Wilayah I, wilayah kerjanya yaitu: Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Barat dan Riau. 2. Surat Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI No. 22701975 tentang pembagian wilayah Koordinator Perguruan Tinggi Swasta. 3. Surat Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI No.06201982 tanggal 2 februari 1982 tentang perincian tugas bagian dan sub bagian pada sekretaris pelaksana Kopertis Wilayah I. 4. Surat Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI No. 02301983 tentang perincian tugas bagian dan sub bagian di lingkungan Kopertis Wilayah I. 5. Dan terakhir setelah perkembangan Kopertis Wilayah I yang meliputi wilayah I sd XII, untuk Kopertis Wilayah I dengan type A yang wilayah kerjanya 57 Universitas Sumatera Utara