menjadi tinggi, hal ini akan memicu pertumbuhan myoma uteri.
29
Lumbiganon 1996 di Thailand melaporkan peningkatan resiko terkena myoma 6 untuk setiap
kenaikan 1 unit IMT Indeks Massa Tubuh. Eduardo 2001 dengan desain penelitian case control melaporkan wanita dengan IMT 25 beresiko 2,3 kali menderita
myoma uteri dibanding wanita dengan IMT ≤ 25 OR = 2.3; 95 CI: 1.4, 3.8.
35
g. Hormonal
Pengaruh estrogen terhadap uterus yakni memperkuat otot uterus, memicu proliferasi endometrium, dan membantu perkembangan kelenjar endometrium yang
dimanfaatkan untuk memberi nutrisi pada ovum. Esterogen dapat juga diperoleh dari kontrasepsi hormonal seperti: Pil KB, KB Suntik, KB susuk.
20
Tidak ditemukannya penderita myoma uteri sebelum menarse, semakin meningkat pada masa reproduksi dan mengecil setelah menopause menjadi dasar
beberapa peneliti menyatakan bahwa Estrogen memegang peranan penting terhadap pertumbuhan myoma uteri.
Meyer De Snoo mengajukan Teori Cell nest atau teori genitoblast menyatakan myoma muncul karena adanya rangsangan estrogen terhadap sel imatur miometrium
secara terus menerus. Pernyataan ini diperkuat oleh percobaan Lipschutz yang memberikan estrogen kepada kelinci percobaan ternyata menimbulkan tumor
fibromatosa baik pada permukaan maupun pada tempat lain dalam abdomen
4
Progesteron memiliki fungsi yang berlawanan dengan estrogen. Peranannya antara lain mempersiapkan uterus menerima ovum yang telah dibuahi dan mencegah
terlepasnya ovum. Pemberian preparat progesteron atau testosteron dapat mencegah efek fibromatosa.
4\
Universitas Sumatera Utara
2.7. Perubahan Sekunder
Myoma uteri dilapisi oleh jaringan areolar tipis yang membentuk pseudokapsul tempat masuknya pembuluh darah yang akan mensuplai darah untuk pertumbuhan
myoma. Berkurangnya suplai darah ke sarang myoma akan mengakibatkan perubahan sekunder. Perubahan yang terjadi pada myoma sebagian besar bersifat
degenerasi, seperti:
4,24
2.7.1. Atrofi
Sesudah menopause ataupun sesudah kehamilan myoma uteri menjadi kecil.
2.7.2. Degenerasi hialin
Perubahan ini sering terjadi terutama pada penderita berusia lanjut. Tumor kehilangan struktur aslinya menjadi homogen. Dapat meliputi sebagian besar atau
hanya sebagian kecil daripadanya, seolah-olah memisahkan satu kelompok serabut otot dari kelompok lainnya.
2.7.3. Degenerasi kistik
Dapat meliputi daerah kecil maupun luas, dimana sebagian dari myoma menjadi cair, sehingga terbentuk ruangan-ruangan yang tidak teratur berisi seperti
agar-agar, dapat juga terjadi pembengkakan yang luas dan bendungan limfe sehingga menyerupai limfangioma. Dengan konsistensi yang lunak ini tumor sukar dibedakan
dari kista ovarium atau suatu kehamilan.
2.7.4. Degenerasi membatu calcireous degeneration:
Perubahan ini terutama terjadi pada wanita usia lanjut oleh karena adanya gangguan dalam sirkulasi. Dengan adanya pengendapan garam kapur pada sarang
myoma, maka myoma menjadi keras dan memberikan bayangan pada foto Rontgen.
Universitas Sumatera Utara
2.7.5. Degenerasi merah carneous degeneration
Perubahan ini biasanya terjadi pada kehamilan dan nifas. Patogenesis diperkirakan karena suatu nekrosis subakut sebagai gangguan vaskularisasi. Pada
pembelahan dapat dilihat sarang myoma seperti daging mentah berwarna merah disebabkan oleh pigmen hemosiderin dan hemofusin. Degenerasi merah tampak khas
apabila terjadi pada kehamilan muda disertai emesis, haus, sedikit demam, kesakitan, tumor pada uterus membesar dan nyeri pada perabaan. Penampilan klinik ini seperti
pada putaran tangkai tumor ovarium atau myoma bertangkai.
2.7.6. Degenerasi lemak :
Jarang terjadi, merupakan kelanjutan degenerasi hialin.
4
2.8 Komplikasi
Komplikasi pada penderita myoma uteri yang mungkin timbul antara lain:
2.8.1. Degenerasi ganas
Myoma uteri yang menjadi leimiosarkoma ditemukan hanya 0,32-0,6 dari seluruh kasus myoma uteri serta merupakan 50-75 dari semua sarkoma uterus.
Keganasan umumnya baru ditemukan pada pemeriksaan histologi uterus yang telah diangkat. Komplikasi ini dicurigai jika ada keluhan nyeri atau ukuran tumor yang
semakin bertambah besar terutama jika dijumpai pada penderita yang sudah menopause.
Universitas Sumatera Utara
2.8.2. Anemia
Anemia timbul karena seringkali penderita myoma uteri mengalami perdarahan pervaginam yang abnormal. Perdarahan abnormal pada kasus myoma
uteri akan mengakibatkan anemia defisiensi besi. 2.8.3.
Torsi Sarang myoma yang bertangkai dapat mengalami torsi dan gangguan
sirkulasi akut sehingga mengalami nekrosis. Dengan demikian timbul sindroma abdomen akut, mual, muntah dan shock.
2.8.4. Komplikasi pada kehamilan.
Myoma pada masa kehamilan dapat mengakibatkan distorsi rongga uterus sehingga risiko abortus spontan menjadi dua kali lipat dan kemungkinan persalinan
prematur meningkat. Myoma yang terletak pada bagian bawah uterus dapat menimbulkan obstruksi jalan lahir sehingga menghambat persalinan per vaginam.
4
2.9. Pencegahan Myoma Uteri
2.9.1 Pencegahan Primordial
Pencegahan primordial adalah upaya awal pencegahan myoma uteri yang dilakukan sebelum terpapar faktor resiko.
37
Dapat dilakukan dengan kegiatan berupa pemberian informasi kepada remaja wanita mengenai penyakit myoma uteri serta
mulai menerapkan pola hidup sehat sejak dini seperti mengkonsumsi sayur mayur dan buah-buahan secara teratur.
Universitas Sumatera Utara
2.9.2 Pencegahan Primer
Pencegahan primer yaitu upaya mengurangi insidensi myoma uteri dengan cara mengendalikan faktor resiko sebelum seseorang menderita myoma uteri.
38
Upaya yang dapat dilakukan berupa pemberian informasi mengenai gejala myoma uteri dan disarankan untuk memeriksakan diri secara teratur sehingga upaya deteksi
dini dan pengobatan penyakit dapat ditegakkan sesegara mungkin. Disamping itu pemberian informasi mengenai upaya pencegahan juga tetap dilakukan seperti
rmengkonsumsi makanan berserat, olah raga teratur dan mengurangi konsumsi daging secara berlebihan.
2.9.3 Pencegahan Sekunder
Pencegahan sekunder ditujukan untuk orang yang telah terkena myoma uteri,
tindakan ini bertujuan untuk menghindarkan terjadinya komplikasi. Pencegahan ini dapat dilakukan dengan diagnosa dini dan pengobatan yang tepat.
a. Diagnosa Dini
Upaya yang dilakukan oleh ahli medis untuk menegakkan diagnosa myoma uteri dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut :
a.1. Pemeriksaan fisik
i. Pemeriksaan abdomen
Pada pemeriksaan abdomen uterus yang membesar dapat dipalpasi pada abdomen. Tumor teraba sebagai nodul ireguler dan tetap, area perlunakan memberi
kesan adanya perubahan-perubahan degeneratif. Myoma lebih terpalpasi pada abdomen selama kehamilan. Perlunakan pada abdomen yang disertai nyeri dapat
disebabkan oleh perdarahan intraperitoneal dari ruptur vena pada permukaan tumor.
Universitas Sumatera Utara
ii. Pemeriksaan pelvis
Pada pemeriksaan pelvis serviks biasanya normal. Namun pada myoma submukosa yang bertangkai dapat mengawali dilatasi serviks dan terlihat pada
osteum servikalis. Sedangkan uterus dan kavum uterus cenderung membesar, tidak beraturan dan berbentuk nodul. Uterus sering dapat digerakan, kecuali pada keadaan
patologik pada adneksa.
39
a. 2. Pemeriksaan Penunjang