3.4.2 Sampel
Sampel penelitian adalah seluruh seluruhan pekerja pabrik kelapa sawit Bagerpang estate stasiun proses dan bengkel sebanyak 72 orang, yaitu 50 orang
pekerja pada stasiun proses dan 22 orang pekerja pada stasiun bengkel. 3.5 Jenis dan Cara Pengumpulan Data
3.5.1. Jenis Data
a. Data Primer Data primer meliputi data karakteristik responden, asupan zat gizi energi
karbohidrat, protein dan lemak dan Fe serta status gizi dan produktivitas responden. Data karakteristik pekerja, asupan gizi dan produktivitas kerja diperoleh dari
wawancara langsung dengan bantuan kuesioner terhadap pekerja pabrik kelapa sawit di Bagerpang Estate PT. PP. Lonsum, dan data status gizi pekerja diperoleh dengan
pengukuran tinggi badan dan berat badan secara langsung terhadap pekerja pabrik kelapa sawit di Bagerpang Estate PT. PP. Lonsum.
b. Data Sekunder Data sekunder diperoleh dari data yang telah tersedia di pabrik Bagerpang Estate
yaitu data pemeriksaan kesehatan berkala pekerja pabrik kelapa sawit Bagerpang Estate.
3.5.2 Cara Pengumpulan Data
a. Karakteristik responden nama, jenis kelamin, umur, station diperoleh dengan wawancara.
Universitas Sumatera Utara
b. Jumlah energi dan Fe diperoleh dari hasil wawancara dengan menggunakan teknik food recall 24 jam sebanyak dua kali tanpa berturut-turut. Tingkat
kecukupan energi karbohidrat, protein dan lemak dan Fe dikategorikan atas : sangat tinggi, tinggi, cukupsesuai standar, rendah dan sangat rendah.
c. Data produktivitas kerja diperoleh dengan melakukan wawancara kepada setiap kepala stasiun dengan menggunakan kuesioner serta melakukan
observasi langsung. d. Status Gizi dapat dilihat dengan menghitung Indeks Massa Tubuh IMT
responden yaitu diperoleh dari hasil perbandingan berat badan kg dan kuadrat tinggi badan m dan disesuaikan dengan batas ambang IMT,
berdasarkan Depkes 2002 yang dikutip dari Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia 2007, batas ambang IMT dikategorikan atas :
- Kekurangan berat badan tingkat berat : 17,0
- Kekurangan berat badan tingkat ringan : 17,0 - 18,5
- Normal gizi baik : 18,5
– 25,0 - Kelebihan berat badan tingkat ringan
: 25,0 – 27,0
- Kelebihan berat badan tingkat berat : 27,0
3.6 Instrumen Penelitian
Penelitian ini menggunakan instrumen antara lain : a. Formulir Food Recall 24 jam
b. Kuesioner c. DKBM Daftar Komposisi Bahan Makanan
Universitas Sumatera Utara
d. Microtoice e. Weight Scale max : 125 kg
3.7 Defenisi Operasional
a. Asupan zat gizi adalah banyaknya zat gizi yang masuk melalui makanan yang dikonsumsi pekerja selama 24 jam.
b. Asupan Energi adalah banyaknya energi dari karbohidrat, protein dan lemak yang masuk melalui makanan dikonsummsi pekerja selama 24 jam.
c. Asupan Fe adalah banyaknya Fe yang masuk melalui makanan yang dikonsummsi pekerja selama 24 jam.
d. Status Gizi adalah keadaan tubuh dari pekerja yang dihasilkan karena keseimbangan antara kebutuhan dan jumlah asupan zat gizi yang dimakan.
e. Produktivitas kerja adalah upaya yang dilakukan oleh pekerja dalam menyelesaikan pekerjaannya untuk menghasilkan keluaran output.
3.8 Aspek Pengukuran
a. Tingkat kecukupan gizi dinilai dari hasil recall 24 jam, lalu dihitung rata-rata dari hasil dua kali pengukuran. Hasil rata-rata dilakukan perhitungan tingkat
kecukupan dengan, dengan rumus : ������ �
� ��� �� = K
KC x 100
Dimana : TK
: Tingkat Kecukupan energi, protein dan Fe K
: Konsumsi KC
: Kecukupan yang dianjurkan AKG individu
Universitas Sumatera Utara
Untuk menentukan AKG individu dapat diperoleh cara : ��� �� � �
= BB nyata
BB standar x AKG
energi, protein dan Fe standar BB standar dan angka kecukupan standar energi, protein dan Fe dapat dilihat
melalui tabel angka kecukupan gizi 2004 bagi orang indonesia DKGA berdasarkan rentang usia.
Setelah tingkat kecukupan diperoleh dalam bentuk persen, selanjutnya hasil persen tersebut dikategorikan.
Pengkategorian tersebut adalah: - Kategori energi Depkes, 1996 : defisit tingkat berat70 angka
kebutuhan, defisit tingkat sedang 70-79 angka kebutuhan, defisit tingkat ringan 80-89 angka kebutuhan, Normal 90-119 angka
kebutuhan, di atas angka kebutuhan ≥120 angka kebutuhan.
- Kategori Fe Gibson, 2005 : Kurang 77 angka kecukupan, Cukup ≥77 angka kecukupan.
Untuk mengukur kontribusi karbohidrat, protein dan lemak terhadap asupan energi total dengan melakukan food recall 24 jam. Lalu dilakukan perhitungan
sebagai berikut : Kontribusi Karbohidrat
= asupan karbohidrat pekerja
gr x 4 Energi
AKG x 100
Kontribusi Lemak =
asupan lemak pekerja gr x 9
Energi AKG
x 100
Universitas Sumatera Utara
Kontribusi Protein =
asupan protein pekerja gr x 4
Energi AKG
x 100
Dimana : Energi AKG → Umur 19 – 29 tahun = 2550 kal
Umur 30 – 49 tahun = 2350 kal
Umur 50 – 64 tahun = 2250 kal
b. Status gizi dinilai dengan menentukan IMT, dimana menentukan nilai IMT dengan rumus :
I �� =
� ��� �� � �� �� ��� � � � �� ��� �� �
Setelah IMT diperoleh dikategorikan berdasarkan ambang batas IMT Depkes, 2002 dikutip dari Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas
Indonesia, 2007, yaitu : kurus tingkat berat, kurus tingkat ringan, normal, gemuk tingkat ringan, gemuk tingkat berat.
c. Produktivitas kerja dinilai dengan melakukan wawancara dengan masing- masing kepala stasiun dan melakukan observasi langsung dengan
menggunakan kuesioner. Indikator yang ditanyakan adalah kemampuan pekerja dalam menyelesaikan pekerjaan, ketepatan waktu pekerja dalam
melakukan pekerjaan, kesesuaian pekerja terhadap prosedur operasional SOP yang telah ditentukan perusahaan dalam melakukan pekerjaan, dan
keseringan pekerja dalam melakukan kesalahan.
Universitas Sumatera Utara
Kemudian berdasarkan indikator tersebut akan diberi penilaian yang sudah ditentukan. Nilai tersebut dijumlahkan lalu dikategorikan menjadi tiga
kategori yaitu kurang jika jumlah penilaian produktivitas kerja 7, cukupsedang jika jumlah penilaian produktivitas kerja 7-9, baik jika
penilaian produktivitas kerja 9. 3.9 Pengolahan dan Analisa Data