bisa terjadi dikarenakan faktor eksternal pekerja dan faktor internal. Contoh faktor eksternal seperti terjadinya kerusakan pada mesin produksi atau kehabisan suku
cadang yang akan digunakan dalam perbaikan mesin. Adapun faktor internal seperti terganggunya kesehatan pekerja.
Berdasarkan absensi pekerja diperoleh 41,7 pekerja selalu hadir kerja. Sebagian besar pekerja pabrik tercatat yang memiliki ketidak hadiran dalam satu
bulan terakhir dengan keterangan cuti yaitu sebesar 54,2. Dimana pabrik kelapa sawit Bagerpang Estate PT. PP. London Sumatera Indonesia Tbk memberi hak
kepada setiap pekerja untuk memperoleh izin cuti sekali dalam sebulan. Adapun pekerja yang tidak hadir dikarenakan sakit tercatat sebanyak 4,2 dengan lama absen
1-3 hari.
5.4. Tingkat Kecukupan Zat Gizi Dengan Status Gizi Pekerja
Sebagian besar 59,2 status gizi pekerja pabrik Bagerpang pada kategori normal, dan sisanya mempunyai status gizi lebih. Namun pada penelitian ini pekerja
yang memiliki status gizi normal sampai dengan status gizi lebih masih banyak yang memiliki tingkat asupan energi, protein dan Fe yang defisit. Mengingat tahun 2012
terdapat sebanyak 50 pekerja pabrik Bagerpang Estate mengalami kelebihan berat badan, maka bagian kesehatan menyarankan kepada para pekerja untuk menurunkan
berat badan agar memperoleh status gizi normal. Jika dilihat berdasarkan asupan pekerja yang defisit, hal ini dikarenakan adanya usaha pekerja dalam memperbaiki
status gizi. Namun, terlihat hampir seluruh asupan zat gizi mengalami defisit terutama
Universitas Sumatera Utara
asupan Fe. Hal ini dapat dikarenakan kurang pahamnya pekerja dalam usaha memperbaiki atau menjaga status gizi pekerja.
Jika dilihat pada dari data kesehatan tahun 2012 terdapat sebanyak 37,1 pekerja mengalami anemia. Data ini sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan
bahwa lebih dari separuh pekerja mempunyai tingkat kecukupan Fe yang kurang. Kekurangan Fe dapat menyebabkan anemia mikrositik. Anemia mikrositik
merupakan anemia yang paling banyak terdapat di dunia, dimana 60-70 anemia mikrositik disebabkan karena kekurangan Fe. Fe akan mengikat 4 oksigen di dalam
hemoglobin, sehingga kekurangan Fe akan menyebabkan rendahnya peredaran oksigen dalam tubuh sehingga mengakibatkan mudah pusing, lelah, letih, lesu dan
turunnya konsentrasi berfikir Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2007.
5.5. Tingkat Kecukupan Zat Gizi Dengan Produktivitas Kerja
Pekerja ynag memiliki tingkat kecukupan energi dan protein yang normal lebih cenderung mempunyai produktivitas kerja yang baik yaitu sebanyak 75,8
pekerja pada tingkat kecukupan energi yang normal dan 80,0 pekerja yang memiliki tingkat kecukupan protein normal. Pada tingkat kecukupan energi dan
protein yang defisit, penilaian produktivitas kerja pada pekerja pabrik kelapa sawit Bagerpang estate juga masih dalam kategori cukup dan baik. Dapat diambil
kesimpulan bahwa tingkat kecukupan energi dan protein tidak mempengaruhi produktivitas kerja. Demikian pula pada tingkat kecukupan Fe pekerja, sebagian
besar pekerja yang memiliki tingkat kecukupan Fe kurang tetap memiliki penilaian
Universitas Sumatera Utara
produktivitas kerja yang baik. Hal ini dikarenakan pekerja pabrik kelapa sawit Bagerpang estate sedang melakukan perbaikan status gizi, sehingga terlihat adanya
tingkat kecukupan zat gizi yang defisit. Namun, jika dilihat tingkat kecukupan Fe berdasarkan setiap indikator
pertanyaan diperoleh hasil tingkat kecukupan Fe pekerja yang kurang sebagian besar cenderung kurang tepat waktu dalam menyelesaikan pekerjaannya yaitu sebanyak
71,0 pekerja.
5.6 Status Gizi Dengan Produktivitas Kerja