Gambaran Status Gizi Pekerja

4.4. Gambaran Status Gizi Pekerja

Berdasarkan hasil dari penelitian yang dilakukan diperoleh data status gizi pekerja pabrik kelapa sawit Bagerpang Estate seperti pada tabel berikut : Tabel 4.11. Distribusi Pekerja Pabrik Berdasarkan Status Gizi No. Status Gizi Jumlah Persentase

1. Normal Cukup

43 59,7

2. Kelebihan BB tingkat ringan

21 29,2 3. Kelebihan BB tingkat berat 8 11,1 Total 72 100,0 Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa sebanyak 43 orang 59,7 pekerja pabrik mempunyai status gizi normal. Sebanyak 29 orang 40,3 pekerja mempunyai status gizi lebih, dimana 21 orang 29,2 pekerja memiliki kelebihan berat badan tingkat ringan, dan 8 orang 11,1 pekerja memiliki kelebihan berat badan tingkat berat. 4.5. Gambaran Produktivitas Pekerja Produktivitas pekerja merupakan prioritas utama yang dituntut setiap perusahaan kepada setiap pekerja. Penelitian produktivitas dilakukan dengan menggunakan kuesioner yang diisi sebagai penilaian kinerja kerja para pekerja pabrik seperti berikut : Universitas Sumatera Utara Tabel 4.12. Hasil Penilaian Produktivitas Pekerja Pabrik Kelapa Sawit Bagerpang Estate No. Pertanyaan Penilaian Total 1 2 3 n n n n

1. Apakah pekerja mampu

menyelesaikan pekerjaan? 3 4,2 69 95,8 72 100,0

2. Apakah pekerja tepat waktu

dalam menyelesaikan pekerjaannya? 51 70,8 21 29,2 72 100,0

3. Apakah pekerjaan yang

dilakukan sudah sesuai target atau SOP yang telah ditentukan? 21 29,2 51 70,8 72 100,0

4. Apakah pekerja sering

melakukan kesalahan dalam menyelesaikan pekerjaannya? 72 100,0 72 100,0 Keterangan : No. 1 : 1. Tidak mampu; 2. Kurang mampu; 3. Mampu No. 2 : 1. Tidak tepat waktu; 2. Kurang tepat waktu; 3. Tepat waktu No. 3 : 1. Tidak sesuai; 2. Kurang sesuai; 3. Sesuai No. 4 : 1. Sering; 2. Jarang Sekali-sekali; 3. Tidak pernah Dari hasil penelitian diperoleh rata-rata produktivitas kerja pada pekerja pabrik kelapa sawit Bagerpang Estate adalah pada kategori cukup dengan nilai rata- rata 9,96. Nilai tertinggi produktivitas kerja pada pekerja pabrik kelapa sawit Bagerpang Estate adalah 11 dan nilai terendah adalah 8 dengan standar deviasi 0,83. Berdasarkan indikator penilaian produktivitas terlihat pada pertanyaan kemampuan dan kesesuaian SOP sebagian besar pekerja mempunyai penilaian yang mampu dan sesuai dengan persentase 95,8 pekerja mampu menyelesaikan pekerjaannya dan sebanyak 70,8 pekerja telah sesuai SOP dalam melaksanakan pekerjaannya. Sedangkan pada indikator pertanyaan ketepatan waktu pekerja menyelesaikan pekerjaanya dan seberapa sering pekerja melakukan kesalahan dalam melaksanakan tugas, sebanyak 70,8 pekerja mempunyai penilaian kurang tepat Universitas Sumatera Utara waktu dalam menyelesaikan pekerjaan yang diberikan dan seluruh pekerja pernah melakukan kesalahan ketika melaksanakan tugasnya namun jarang atau sekali-sekali. Berikut data distribusi pekerja pabrik berdasarkan produktivitas kerja yang diperoleh: Tabel 4.13. Distribusi Pekerja Berdasarkan Tingkat Produktivitas Kerja No. Produktivitas Kerja Jumlah Persentase

1. Kurang

2. Cukup 22 30,6 3. Baik 50 69,4 Total 72 100,0 Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa sebanyak 50 orang atau 69,4 pekerja dari total keseluruahan pekerja mempunyai produtivitas yang baik dan 22 orang atau 30,6 pekerja mempunya tingkat produktivitas yang cukup. 4.6. Gambaran Tingkat Kecukupan Zat Gizi Berdasarkan Status Gizi Pekerja Pabrik Bagerpang Estate Status gizi merupakan keadaan dari penampilan seseorang yang diakibatkan keseimbangan antara asupan dan pengeluaran zat gizi yang diperoleh dari makanan yang dimakan setiap hari. Berdasarkan penelitian yang dilakukan, diperoleh hasil distribusi statu gizi pekerja pabrik kelapa sawit Bagerpang Estate berdasarkan asupan zat gizi yang dapat dilihat pada tabel 4.14. sebagai berikut : Universitas Sumatera Utara Tabel 4.14. Distribusi Status Gizi Berdasarkan Tingkat Kecukupan Energi Pekerja No. Tingkat Kecukupan Energi Status Gizi IMTU n Normal Lebih Tingkat Ringan Lebih Tingkat Berat n n n

1. 2.

3. 4. 5. Defisit berat Defisit sedang Defisit ringan Normal Di atas kebutuhan 3 4 7 25 4 42,9 36,4 41,2 75,8 100,0 1 6 8 6 14,3 54,5 47,1 18,2 3 1 2 2 42,9 9,1 11,8 6,1 7 11 17 33 4 100,0 100,0 100,0 100,0 100,0 Berdasarkan tabel 4.14 dapat dilihat sebagian besar pekerja yang memiliki status gizi normal mempunyai tingkat kecukupan energi pada kategori normal yaitu 25 pekerja dari 43 pekerja berstatus gizi normal. Tabel 4.15. Distribusi Status Gizi Berdasarkan Tingkat Kecukupan Protein Pekerja No Tingkat Kecukupan Protein Status Gizi IMTU n Normal Lebih Tingkat Ringan Lebih Tingkat Berat n n n

1. 2.

3. 4. 5. Defisit berat Defisit sedang Defisit ringan Normal Di atas kebutuhan 1 5 9 17 11 20,0 62,5 69,2 48,6 100 2 2 3 14 40,0 25,0 23,1 40,0 2 1 1 4 40,0 12,5 7,7 11,4 5 8 13 35 11 100,0 100,0 100,0 100,0 100,0 Berdasarkan tabel di atas terlihat bahwa sebagian besar pekerja 17 pekerja yang memiliki status gizi normal 43 pekerja mempunyai tingkat kecukupan energi normal. Tabel 4.16. Distribusi Status Gizi Berdasarkan Tingkat Kecukupan Zat Besi Fe Pekerja No Tingkat Kecukupan Fe Status Gizi IMTU n Normal Lebih Tingkat Ringan Lebih Tingkat Berat n n n

1. 2.

Kurang Cukup 40 3 58,0 100,0 21 30,4 8 11,6 69 3 100,0 100,0 Universitas Sumatera Utara Berdasarkan tabel 4.16. terlihat sebagian besar tingkat kecukupan zat gizi Fe pekerja pabrik kelapa sawit Bagerpang Estate mengalami kekurang. Sebanyak 3 pekerja mempunyai status gizi normal dan mempunyai tingkat kecukupan asupan Fe cukup. Terlihat pada seluruh tingkat kecukupan zat gizi yang defisit, baik tingkat kecukupan energi, protein, dan Fe pekerja seluruhnya masih memiliki status gizi yang normal sampai dengan lebih. 4.7. Gambaran Tingkat Kecukupan Zat Gizi Berdasarkan Produktivitas Kerja Asupan zat gizi pada pekerja dibutuhkan untuk menjalankan aktivitasnya, terutama asupan energi. Energi dibutuhkan untuk melakukan gerakan dan pekerjaan fisik dan menggerakan proses di dalam tubuh. Energi dapat diperoleh dari karbohidrat, protein dan lemak yang merupakan zat gizi penghasil energi. Selain itu, zat besi merupakan salah satu zat gizi mikro yang sangat dibutuhkan oleh tubuh. Walaupun jumlah kebutuhannya sedikit, namun kekurangan zat besi akan menyebabkan anemia gizi besi. Anemia dapat menurunkan kenerja fisik, hambatan perkembangan, menurunkan kognitif, dan dapat menurunkan daya tahan tubuh. Dari penelitian yang dilakukan diperoleh distribusi produktivitas pekerja berdasarkan asupan zat gizi seperti pada tabel 4.17. Universitas Sumatera Utara Tabel 4.17. Distribusi Produktivitas Kerja Berdasarkan Asupan Zat Gizi Pekerja No Asupan Zat Gizi Produktivitas n Cukup Baik n n

1. Tingkat Kecukupan Energi :

- Defisit berat - Defisit sedang - Defisit ringan - Normal - Di atas kebutuhan 3 4 5 8 2 42,9 27,3 29,4 24,2 50,0 4 7 12 25 2 57,1 72,7 70,6 75,8 50,0 7 11 17 33 4 100,0 100,0 100,0 100,0 100,0 2. Tingkat Kecukupan Protein : - Defisit berat - Defisit sedang - Defisit ringan - Normal - Di atas kebutuhan 1 3 5 7 6 20,0 37,5 38,5 20,0 54,5 4 5 8 28 5 80,0 62,5 61,5 80,0 45,5 5 8 13 35 11 100,0 100,0 100,0 100,0 100,0 3. Tingkat Kecukupan Fe: - Kurang - Cukup 21 1 30,4 33,3 48 2 69,6 73,0 69 3 100,0 100,0 Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa produktivitas kerja pada pekerja pabrik Bagerpang Estate berada pada kategori cukup dan baik. Sebagian besar pekerja memiliki produktivitas baik memiliki tingkat kecukupan asupan energi dan protein dalam kategori normal, yaitu secara berturut-turut sebanyak 25 orang dan 28 orang pekerja. Pada tingkat kecukupan asupan Fe sebagian besar pekerja yang memiliki produktivitas kerja baik dalam kategori kurang yaitu sebanyak 69,7. Hal ini dapat diambil kesimpulan bahwa asupan Fe tidak berpengaruh terhadap produktivitas kerja. Jika tingkat kecukupan Fe berdasarkan indikator pertanyaan diperoleh data sebagai berikut : Universitas Sumatera Utara Tabel 4.18 Indikator Kemampuan Pekerja Dalam Menyelesaikan Pekerjaannya Berdasarkan Tingkat Kecukupan Fe Pekerja No. Tingkat Kecukupan Fe Kemampuan Menyelesaikan Pekerjaan n Tidak Kurang Mampu n n n

1. Kurang

3 4,3 66 95,7 69 100,0 2. Cukup 3 100,0 3 100,0 Berdasarkan tabel diatas terlihat bahwa pekerja yang memiliki tingkat kecukupan Fe kurang sebagian besar 95,7 mempunyai penilaian mampu menyelesaikan pekerja. Pada pekerja yang memiliki tingkat kecukupan Fe cukup seluruhnya mempunyai penilaian mampu dalam menyelesaikan pekerjaannya. Tabel 4.19. Indikator Ketepatan Waktu Pekerja Dalam Menyelesaikan Pekerjaannya Berdasarkan Tingkat Kecukupan Fe Pekerja No. Tingkat Kecukupan Fe Ketepatan Waktu Menyelesaikan Pekerjaan n Tidak Kurang Tepat n n n 1. Kurang 49 71,0 20 29,0 69 100,0

2. Cukup

2 66,7 1 33,3 3 100,0 Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat pekerja yang memiliki tingkat kecukupan Fe kurang cenderung memiliki penilaian kurang tepat waktu dalam menyelesaikan pekerjaannya yaitu sebanyak 71,0. Tabel 4.20. Indikator Kesesuaian SOP Berdasarkan Tingkat Kecukupan Fe Pekerja No. Tingkat Kecukupan Fe Kesesuaian SOP dalam Melaksanakan Tugas n Tidak Kurang Sesuai n n n

1. Kurang

20 29,0 49 71,0 69 100,0 2. Cukup 1 33,3 2 66,7 3 100,0 Berdasarkan tabel 4.20 dapat dilihat bahwa sebagian besar 71,0 pekerja yang memiliki tingkat kecukupan Fe kurang sudah melaksanakan pekerjaannya sesuai SOP yang telah ditentukan perusahaan. Universitas Sumatera Utara Tabel 4.21. Indikator Keseringan Pekerja Melakukan Kesalahan Berdasarkan Tingkat Kecukupan Fe Pekerja No. Tingkat Kecukupan Fe Keseringan Melakukan Kesalahan n Sering Jarang Tidak Pernah n n n

1. Kurang

69 100,0 69 100,0 2. Cukup 3 100,0 3 100,0 Berdasarkan tabel 4.21. terlihat bahwa baik pekerja yang memiliki tingkat kecukupan Fe kurang maupun yang cukup memiliki penilaian jarang melakukan kesalahan dalam menyelesaikan pekerjaannya. 4.8. Gambaran Status Gizi Pekerja Berdasarkan Produktivitas Kerja Status gizi pekerja merupakan gambaran keadaan fisik pekerja yang disebabkan dari keseimbangan antara asupan zat gizi pekerja yang diperoleh dari makanan sehari-hari dengan zat gizi yang dikeluarkan untuk menunjang aktivitas pekerjaan mencapai target produktivitas. Berdasarkan hasil penelitian diperoleh distribusi produktivitas pekerja berdasarkan status gizi seperti pada tabel berikut : Tabel 4.22. Distribusi Produktivitas Kerja Berdasarkan Status Gizi Pekerja. No. Status Gizi Produktivitas Kerja n Cukup Baik n n 1. Normal 17 39,5 26 60,5 43 100,0

2. Kelebihan BB tingkat ringan

5 23,8 16 76,2 21 100,0

3. Kelebihan BB tingkat berat

8 100,0 8 100,0 Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa dari 43 pekerja mempunyai status gizi normal, dimana 39,5 pekerja pada kategori pekerja yang memiliki produktivitas cukup dan sebanyak 60,5 pekerja yang memiliki produktivitas kerja baik. Dari hasil Universitas Sumatera Utara penelitian tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa semakin baik status gizi maka akan semakin baik produktivitas kerja. Selain itu diperoleh absensi pekerja pabrik dalam satu bulan terakhir ini beserta keterangannya seperti pada tabel berikut : Tabel 4.23. Distribusi Absensi Pekerja Berdasarkan Keterangannya No. Keterangan Absen n Selalu Masuk 1-3 hari N n

1. Selalu Masuk

30 100,0 30 100,0

2. Sakit s

3 100,0 3 100,0

3. Izincuti i

0 39 100,0 39 100,0 Dari tabel di atas dapat dilihat sebanyak 39 pekerja yang dalam sebulan terakhir mempunyai absensi tidak masuk kerja mempunyai keterangan izin atau cuti. Dimana setiap pekerja memiliki hak cuti sekali dalam sebulan serta lama ketidak hadiran pekerja hanya sekitar 1-3 hari dan sebanyak 3 pekerja pabrik tidak hadir kerja dikarenakan sakit. Universitas Sumatera Utara

BAB V PEMBAHASAN

5.1. Asupan Zat Gizi Pekerja