Sektor Tersier Kesimpulan Analisis Transformasi Struktural Perekonomian di Kota Pematang Siantar

atau 34,68 terhadap konstribusi PDRB provinsi. Pengaruh komponen bauran industri Mij mempunyai efek negatif, hal ini menyebabkan pertumbuhan PDRB di Kota Pematang Siantar tertinggal sebanyak Rp -459.903 juta atau 176,85 . Pertumbuhan sektor sekunder dalam sisi PDRB tumbuh relatif lebih lambat dibandingkan pertumbuhan sektor yang sama di tingkat provinsi. Pengaruh komponen keunggulan kompetitif Cij sektor sekunder mempunyai efek negatif, dimana pertumbuhan PDRB di Kota Pematang Siantar sebanyak Rp -2.252.944 juta atau 52,93 lebih lambat dibandingkan dengan pertumbuhan sektor yang sama di tingkat provinsi. Untuk jumlah keseluruhan Dij, sektor sekunder menunjukkan jumlah yang positif sebanyak Rp 1.089.214 juta atau 15,63 yang mempunyai arti bahwa pertumbuhan sektor sekunder di Kota Pematang Siantar relatif lebih cepat dibanding pertumbuhan PDRB sektor yang sama ditingkat provinsi. Sektor sekunder dapat memberikan konstribusi yang sangat besar terhadap PDRB Kota Pematang Siantar sehingga pertumbuhan ekonomi di Kota Pematang Siantar mengalami pergeseran dari perekonomian tradisional ke perekonomian modern.

c. Sektor Tersier

Sektor tersier jasa di Kota Pematang Siantar berdasarkan analisis Shift Share tahun 2004–2010 dipengaruhi oleh beberapa komponen. Pengaruh komponen pertumbuhan provinsi Nij sektor ini mempunyai efek positif dalam memberikan konstribusi PDRB yaitu sebesar Rp 6.743.977 juta atau 61,51 terhadap konstribusi PDRB provinsi. Pengaruh komponen bauran Universitas Sumatera Utara industri Mij mempunyai efek positif, hal ini menyebabkan pertumbuhan PDRB di Kota Pematang Siantar sebanyak Rp 735.806 juta atau 282,95 . Pertumbuhan sektor tersier dalam sisi PDRB tumbuh relatif lebih cepat dibandingkan pertumbuhan sektor yang sama di tingkat provinsi. Pengaruh komponen keunggulan kompetitif Cij sektor tersier mempunyai efek negatif, dimana pertumbuhan PDRB di Kota Pematang Siantar sebanyak Rp -1.658.091 juta atau 38,95 lebih lambat dibandingkan dengan pertumbuhan sektor yang sama di tingkat provinsi. Untuk jumlah keseluruhan Dij, sektor tersier menunjukkan jumlah yang positif sebanyak Rp 5.821.692 juta atau 83,55 yang mempunyai arti bahwa pertumbuhan sektor tersier di Kota Pematang Siantar relatif lebih cepat dibanding pertumbuhan PDRB sektor yang sama ditingkat provinsi. Pertumbuhan sektor tersier cukup memberikan konstribusi PDRB untuk perekonomian di Kota Pematang Siantar sebagai pendorong perekonomian modern. Universitas Sumatera Utara BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Dari hasil penelitian dan perhitungan dengan metode shift share pada 3 sektor ekonomi di Kota Pematang Siantar dalam kurun waktu tahun 2004- 2010 diperoleh kesimpulan sebagai berikut : 1. Dilihat dari hasil analisis shift share untuk penyerapan tenaga kerja di Kota Pematang Siantar tahun 2004–2010. Komponen jumlah dari analisis shift share menunjukkan bahwa sektor tersier yang paling banyak dalam menyerap tenaga kerja sebesar 86,64 selanjutnya diikuti sektor primer 13,72 sedangkan sektor sekunder menunjukkan nilai negatif sebesar 0,37 artinya bahwa telah terjadi pergeseran dalam penyerapan tenaga kerja di Kota Pematang Siantar. Dilihat dari hasil analisis shift share untuk konstribusi PDRB di Kota Pematang Siantar tahun 2004–2010. Komponen jumlah dari analisis shift share menunjukkan nilai positif semua dari 3 sektor tersebut, sektor tersier yang paling banyak dalam memberikan konstribusi terhadap PDRB di Kota Pematang Siantar sebesar 83,55 diikuti sektor sekunder sebesar 15,63 kemudian sektor primer sebesar 0,82 . Artinya bahwa telah terjadi pergeseran sektor perekonomian dari sektor perekonomian tradisional ke sektor perekonomian modern. 2. Pergeseran struktur ekonomi di Kota Pematang Siantar dari struktur ekonomi primer pertanian ke struktur ekonomi sekunder industri kemudian bergeser ke sektor ekonomi tersier jasa. Pergeseran ini diikuti Universitas Sumatera Utara dengan pergeseran konstribusi terhadap PDRB dari sektor primer ke sektor tersier tetapi tidak diikuti peningkatan penyerapan tenaga kerja di Kota Pematang Siantar pada sektor ekonomi tersier jasa.

5.2. Saran