2.1.3.6. Harrod Domar
Menurut teori ini, setiap perekonomian harus mencadangkan atau menabung sebagian tertentu dari pendapatan nasionalnya untuk menambah
ataupun mengganti barang-barang modal gedung, alat-alat, bahan baku yang telah aus atau rusak. Namun untuk memacu pertumbuhan ekonomi,
dibutuhkan investasi baru yang merupakan tambahan netto terhadap cadangan atau stok modal capital stock Todaro, 2000.
2.1.3.7. Thomas Robert Malthus
Malthus tidak menganggap proses pembangunan ekonomi terjadi dengan sendirinya. Malahan proses pembangunan ekonomi memerlukan
berbagai usaha yang konsisten di pihak rakyat. Dia tidak memberikan gambaran adanya gerakan menuju keadaan stasioner tetapi menekankan
bahwa perekonomian mengalami kemerosotan beberapa kali sebelum mencapai tingkat tertinggi dari pembangunan. Jadi menurut Malthus proses
pembangunan adalah suatu proses naik-turunnya aktivitas ekonomi lebih daripada sekedar lancar tidaknya aktivitas ekonomi.
Menurut Malthus pertumbuhan penduduk saja tidak cukup untuk berlangsungnya pembangunan ekonomi. Malahan, pertumbuhan penduduk
adalah akibat dari proses pembangunan Jhingan, 2008.
2.1.4. Ukuran Pertumbuhan Ekonomi Daerah
Ukuran-ukuran mengenai keterkaitan ekonomi pada dasarnya menggambarkan hubungan antara perekonomian daerah dengan lingkungan
sekitarnya. Analisis shift share merupakan teknik yang sangat berguna dalam
Universitas Sumatera Utara
menganalisis perubahan stuktur ekonomi daerah dibanding perekonomian nasional. Analisis ini memberikan data tentang kinerja perekonomian dalam 3
bidang yang berhubungan satu sama lain yaitu: a
Pertumbuhan ekonomi daerah diukur dengan cara menganalisis perubahan pengerjaan agregat secara sektoral dibandingkan dengan
perubahan sektor yang sama diperekonomian yang dijadikan acuan. b
Pergeser proposional mengukur perubahan relatif, pertumbuhan atau penurunan, pada daerah dibandingkan dengan perekonomian yang lebih
besar dijadikan acuan. Pengukuran ini memungkinkan kita untuk mengetahui apakah perekonomian daerah terkonsentrasi pada industri-
industri lebih cepat ketimbang perekonomian yang dijadikan acuan. c
Pergeseran diferensial membantu kita dalam menentukan seberapa jauh daya saing industri daerah lokal dengan perekonomian yang dijadikan
acuan. Oleh karena itu, jika pergeseran diferensial dari suatu industri adalah positif, maka industri tersebut lebih tinggi daya saingnya
ketimbang industri yang sama pada perekonomian yang dijadikan acuan Arsyad, 1999.
2.1.5. Produk Domestik Regional Bruto PDRB
Salah satu indikator penting untuk mengetahui kondisi ekonomi di suatu wilayahpropinsi dalam suatu periode tertentu ditunjukkan oleh data
Produk Domestik Regional Bruto PDRB, baik atas dasar harga yang berlaku atau atas dasar harga konstan. PDRB didefinisikan sebagai jumlah nilai
tambah yang dihasilkan oleh seluruh unit usaha dalam satu wilayah, atau
Universitas Sumatera Utara
merupakan jumlah seluruh nilai barang dan jasa akhir yang dihasilkan oleh seluruh unit ekonomi di suatu wilayah.
PDRB atas dasar harga berlaku menggambarkan nilai tambah barang dan jasa yang dihitung menggunakan harga pada setiap tahunnya. Sedangkan
PDRB atas dasar harga konstan menunjukkan nilai tambah barang dan jasa yang dihitung menggunakan harga pada tahun tertentu sebagai dasar. PDRB
atas dasar harga berlaku digunakan untuk melihat pergeseran dan struktur ekonomis. Sedangkan harga konstan digunakan untuk mengetahui
pertambahan ekonomi dari tahun ke tahun.
2.1.5.1. Pengertian PDRB
Produk Domestik Regional Bruto PDRB adalah jumlah seluruh nilai produk barang dan jasa yang dihasilkan oleh unit-unit produksi yang
beroperasi pada suatu daerah dalam jangka waktu tertentu. Atau apabila ditinjau dari segi pendapatan merupakan jumlah dari pendapatan yang
diterima oleh faktor-faktor produksi yang dimiliki oleh penduduk di wilayah tersebut yang ikut serta dalam proses produksi dalam jangka waktu tertentu.
2.1.5.2. Metode Penghitungan PDRB
Ada dua metode yang dapat dipakai untuk menghitung PDRB, yaitu : 1. Metode Langsung
Penghitungan didasarkan sepenuhnya pada data daerah, hasil penghitungannya mencakup seluruh produk barang dan jasa akhir yang
dihasilkan oleh daerah tersebut. Pemakaian metode ini dapat dilakukan melalui tiga pendekatan.
Universitas Sumatera Utara
a. Pendekatan Produksi PDRB merupakan jumlah Nilai Tambah Bruto NTB atau nilai
barang dan jasa akhir yang dihasilkan oleh unit-unit produksi di suatu wilayahregion dalam suatu periode tertentu, biasanya satu tahun. Sedangkan
NTB adalah Nilai Produksi Bruto NPBOutput dari barang dan jasa tersebut dikurangi seluruh biaya antara yang digunakan dalam proses produksi.
b. Pendekatan Pendapatan PDRB adalah jumlah seluruh balas jasa yang diterima oleh faktor-
faktor produksi yang ikut serta dalam proses produksi di suatu wilayahregion dalam jangka waktu tertentu, biasanya satu tahun. Berdasarkan pengertian
tersebut, maka NTB adalah jumlah dari upah dan gaji, sewa tanah, bunga modal, dan keuntungan; semuanya sebelum dipotong pajak penghasilan dan
pajak langsung lainnya. Dalam pengertian PDRB ini termasuk pula komponen penyusutan dan pajak tak langsung neto.
c. Pendekatan Pengeluaran PDRB adalah jumlah seluruh pengeluaran yang dilakukan untuk
pengeluaran konsumsi rumah tangga dan lembaga swasta nirlaba, pengeluaran konsumsi pemerintah, pembentukan modal tetap domestik bruto, perubahan
inventori dan ekspor neto ekspor neto merupakan ekspor dikurangi impor, di dalam suatu wilayahregion dalam periode tertentu, biasanya satu tahun.
Dengan metode ini, penghitungan NTB bertitik tolak pada penggunaan akhir dari barang dan jasa yang dipakai.
Universitas Sumatera Utara
2. Metode Tidak Langsung Alokasi Penghitungan dengan menggunakan metode ini merupakan
penghitungan nilai tambah suatu kelompok ekonomi dengan mengalokasikan nilai tambah nasional ke dalam masing-masing kelompok kegiatan ekonomi
pada tingkat regional. Indikator yang digunakan adalah indikator yang paling besar pengaruhnya atau erat kaitannya dengan produktifitas kegiatan ekonomi
tersebut. Pemakaian masing-masing metode pendekatan sangat tergantung
pada data yang tersedia. Pada kenyataannya, pemakaian kedua metode tersebut akan saling menunjang satu sama lain, karena metode langsung akan
mendorong peningkatan kualitas data daerah, sedang metode tidak langsung akan merupakan koreksi dalam menghitung dalam pembanding bagi data
daerah.
2.1.5.3. Penghitungan Atas Dasar Harga Berlaku dan Harga Konstan
1. Penghitungan Atas Dasar Harga Berlaku Produk Domestik Regional Bruto PDRB atas dasar harga berlaku
merupakan jumlah seluruh NTB atau nilai barang dan jasa akhir yang dihasilkan oleh unit-unit produksi dalam suatu periode tertentu, biasanya satu
tahun, yang dinilai dengan harga tahun yang bersangkutan. NTB atas dasar harga berlaku yang didapat dari pengurangan
NPBOutput dengan biaya antara masing-masing dinilai atas dasar harga berlaku. NTB menggambarkan perubahan volumekuantum produksi yang
dihasilkan dan tingkat perubahan harga dari masing-masing kegiatan
Universitas Sumatera Utara
subsektor dan sektor. Mengingat sifat barang dan jasa yang dihasilkan oleh setiap sektor, maka penilaian NPBOutput dilakukan sebagai berikut :
a. Sektor primer yang produksinya bisa diperoleh secara langsung dari
alam seperti pertanian, pertambangan dan penggalian, pertama kali dicari kuantum produksi dengan satuan standar yang biasa digunakan.
Setelah itu ditentukan kualitas dari jenis barang yang dihasilkan. b.
Sektor sekunder yang terdiri dari sektor industri pengolahan, listrik, gas dan air minum, dan sektor bangunan, penghitungannya sama dengan
sektor primer. Data yang diperlukan adalah kuantum produksi yang dihasilkan serta harga produsen masing-masing kegiatan, subsektor, dan
sektor yang bersangkutan. c.
Sektor tersier yang secara umum produksinya berupa jasa seperti sektor perdagangan, restoran dan hotel, pengangkutan dan komunikasi, bank
dan lembaga keuangan lainnya, sewa rumah dan jasa perusahaan serta pemerintah dan jasa-jasa, untuk penghitungan kuantum produksinya
dilakukan dengan mencari indikator produksi yang sesuai dengan masing-masing kegiatan, subsektor, sektor. Pemilihan indikator produksi
didasarkan pada karakteristik jasa yang dihasilkan serta disesuaikan dengan data penunjang lainnya yang tersedia.
2. Penghitungan Atas Dasar Harga Konstan Penghitungan atas dasar harga konstan pengertiannya sama dengan
atas dasar harga berlaku, tetapi penilaiannya dilakukan dengan harga suatu tahun dasar tertentu. NTB atas dasar harga konstan menggambarkan
Universitas Sumatera Utara
perubahan volumekuantum produksi saja. Pengaruh perubahan harga telah dihilangkan dengan cara menilai dengan harga suatu tahun dasar tertentu.
Penghitungan atas dasar harga konstan berguna untuk melihat pertumbuhan ekonomi secara keseluruhan atau sektoral. Juga untuk melihat perubahan
struktur perekonomian suatu daerah dari tahun ke tahun. Pada dasarnya dikenal empat cara penghitungan nilai tambah atas
dasar harga konstan. Masing-masing dapat diuraikan sebagai berikut : a. Revaluasi
Dilakukan dengan cara menilai produksi dan biaya antara masing- masing tahun dengan harga pada tahun dasar. Hasilnya merupakan output dan
biaya antara atas dasar harga konstan. Selanjutnya nilai tambah atas dasar harga konstan, diperoleh dari selisih antara output dan biaya antara atas dasar
harga konstan. b. Ekstrapolasi
Nilai tambah masing-masing tahun atas tahun dasar harga konstan diperoleh dengan cara mengalikan nilai tambah pada tahun dasar dengan
indeks produksi. Indeks produksi sebagai ekstrapolator dapat merupakan indeks dari masing-masing produksi yang dihasilkan ataupun indeks dari
berbagai indikator produksi seperti tenaga kerja, jumlah perusahaan dan lainnya, yang dianggap cocok dengan jenis kegiatan subsektor, dan sektor
yang dihitung. Ekstrapolasi juga dapat dilakukan terhadap output atas dasar harga
konstan, kemudian dengan menggunakan rasio tetap nilai tambah terhadap
Universitas Sumatera Utara
output akan diperoleh perkiraan nilai tambah atas dasar harga konstan. c. Deflasi
Nilai tambah atas dasar harga konstan diperoleh dengan cara membagi hasil nilai tambah atas dasar berlaku masing-masing tahun dengan
indeks harga. Indeks harga yang digunakan sebagai deflator biasanya merupakan indeks harga konsumen IHK, indeks harga perdagangan besar
IHPB dan sebagainya, tergantung mana yang lebih cocok. Indeks harga di atas dapat pula dipakai sebagai inflator, dalam
keadaan dimana nilai tambah atas harga berlaku justru diperoleh dengan mengalikan nilai tambah atas dasar harga konstan dengan indeks harga
tersebut. d. Deflasi Berganda
Dalam deflasi berganda yang dideflasi adalah output dan biaya antaranya, sedangkan nilai tambah diperoleh dari selisih antara output dan
biaya hasil deflasi tersebut. Indeks harga yang digunakan sebagai deflator untuk perhitungan output atas dasar harga konstan adalah IHK atau IHPB
sesuai cakupan komoditinya, sedangkan indeks harga untuk biaya antara adalah indeks harga dari komponen input terbesar.
2.1.6. Ketenagakerjaan 2.1.6.1. Definisi Tenaga Kerja
Tenaga kerja adalah penduduk yamg berumur di dalam batas usia kerja. Batasan usia kerja berbeda-beda antara negara satu dengan yang lain.
Batas usia kerja yang dianut oleh Indonesia adalah minimum 15 tahun, tanpa
Universitas Sumatera Utara
batas umur maksimum. Tenaga kerja manpower dibagi pula ke dalam dua kelompok yaitu angkatan kerja laborforce dan bukan angkatan kerja.
Yang termasuk angkatan kerja ialah tenaga kerja atau penduduk dalam usia yang bekerja, atau yang mempunyai pekerjaan namun untuk sementara
sedang tidak bekerja, dan yang mencari pekerjaan. Sedangkan yang termasuk bukan angkatan kerja adalah tenaga kerja atau penduduk dalam usia kerja
yang tidak bekerja, tidak mempunyai pekerjaan dan sedang tidak mencari pekerjaan Dumairy,1996.
Selanjutnya, angkatan kerja dibedakan pula menjadi dua subsektor yaitu kelompok pekerja dan penganggur. Yang dimaksud pekerja adalah
orang-orang yang mempunyai pekerjaan, mencakup orang yang mempunyai pekerjaan, dan memang sedang bekerja, serta orang yang mempunyai
pekerjaan namun untuk sementara waktu kebetulan sedang tidak bekerja. Adapun yang dimaksud penganggur adalah orang yang tidak mempinyai
pekerjaan, lengkapnya orang yang tidak bekerja dan masih mencari pekerjaan Hasani, 2010.
2.1.6.2. Tenaga Kerja di Negara Sedang Berkembang NSB
Tingkat pertumbuhan angkatan kerja yang cepat dan pertumbuhan lapangan kerja relatif lambat menyebabkan masalah pengangguran di NSB
menjadi semakin serius. Tingkat pengangguran terbuka terbuka di perkotaan hanya menunjukkan aspek – aspek yang tampak saja dari masalah kesempatan
kerja di NSB yang bagaikan ujung sebuah gunung es. Tenaga kerja yang tidak bekerja bekerja secara penuh mempunyai berbagai bentuk, termasuk
Universitas Sumatera Utara
berbagai bentuk dan underemployment di NSB sangat jarang, tetapi dari hasil studi ditunjukkan bahwa sekitar 30 persen dari penduduk perkotaan di NSB
bisa dikatkan tidak bekerja secara penuh underutilitized . Untuk itu dalam mengurangi masalah ketenagakerjaan yang dihadapi NSB perlu adanya solusi
yaitu, memberikan upah yang memadai dan menyediakan kesempatan- kesempatan kerja bagi kelompok masyarakat miskin. Oleh karena itu,
peningkatan kesempatan kerja merupakan unsur yang paling esensial dalam setiap strategi pembangunan yang menitikberatkan kepada penghapusan
Arsyad, 1999.
2.1.7. Analisis Shift Share
Analisis Shift Share dalam Hasani 2010 adalah analisis yang bertujuan untuk menentukan kinerja atau produktivitas kerja perekonomian
daerah dengan membandingkannya dengan daerah yang lebih besar regional atau nasional.
Teknik analisis shift share ini membagi pertumbuhan sebagai perubahan D suatu variabel wilayah, seperti tenaga kerja, nilai tambah,
pendapatan atau output, selama kurun waktu tertentu menjadi pengaruh- pengaruh : pertumbuhan nasional N, industri mixbauran industri M, dan
keunggulan kompetitif C . Bentuk umum persamaan dari analisis shift share dan komponen-
komponennya adalah :
D
ij
= N
ij
+ M
ij
+ C
ij
Universitas Sumatera Utara
2.2. Penelitian Terdahulu
Pada bagian ini memuat tentang penelitian-penelitian yang dilakukan sebelumnya yang mendasari pemikiran penulis dan menjadi pertimbangan
dalam penyusunan skripsi ini, adapun penelitian-penelitian tersebut adalah : a
Penelitian Irman I.P. Simanjuntak 2010 tentang Analisis Transformasi Struktural Perekonomian Sumatera Utara Skripsi Program Studi
Ekonomi Pembangunan, Universitas Sumatera Utara. Penelitian ini menggunakan pendekatan model ekonometrika dengan teknik analisis
metode kuadrat terkecil biasa Ordinary Least SquareOLS. Adapun kesimpulan dari penelitian tersebut adalah peranan sektor pertanian
sangat besar terhadap struktur perekonomian Sumatera Utara meskipun jumlah kontribusi sektor pertanian terhadap PDRB Produk Domestik
Regional Bruto Sumatera Utara semakin menurun persentasenya dari tahun 1983 sebanyak 30,25 persen dari total PDRB dan menjadi 25,05
persen pada tahun 2008. Peranan Sektor Industri berperan besar terhadap PDRB Sumatera
Utara dengan jumlah kontribusi sektor industri yang terus meningkat dari tahun ke tahun. Perkembangan sektor industri sangat pesat meskipun
pada tahun 1983-1988 sektor industri masih menjadi sektor ketiga penyumbang PDRB, namun sejak tahun 1989-2008 kontribusi sektor
industri sangat besar hingga menjadi sektor kedua terbanyak memberikan kontribusi terhadap struktur perekonomian.
Universitas Sumatera Utara