BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Landasan Teori
2.1.1. Teori Perubahan Struktural
Teori-teori perubahan struktural struktural change theory memusatkan perhatiannya pada mekanisme yang akan memungkinkan negara-
negara terbelakang untuk mentransformasikan struktur perekonomian dalam negeri mereka dari perekonomian pertanian subsisten tradisional yang hanya
mampu mencukupi keperluan sendiri ke perekonomian yang lebih modern, lebih berorientasi ke kehidupan perkotaan, dan lebih bervariasi, serta memiliki
sektor industri manufaktur dan jasa-jasa yang tangguh Todaro, 2000.
2.1.1.1. Teori W. Arthur Lewis
Teori Lewis membahas proses pembangunan di negara-negara Dunia Ketiga yang mengalami kelebihan penawaran tenaga kerja. Menurut model
yang diajukan oleh Lewis, perekonomian yang terbelakang terdiri dari dua sektor :
1 Sektor tradisional, yaitu sektor pedesaan subsisten yang kelebihan
penduduk dan ditandai dengan produktivitas marjinal tenaga kerja sama dengan nol. Ini merupkan situasi yang memungkinkan Lewis untuk
mendefinisikan kondisi “surplus” tenaga kerja sebagai suatu fakta bahwa sebagian tenaga kerja tersebut ditarik dari sektor pertanian dan sektor itu
tidak akan kehilangan outputnya sedikit pun.
Universitas Sumatera Utara
2 Sektor industri perkotaan modern yang tingkat produktivitasnya tinggi
dan menjadi tempat penampungan tenaga kerja yang ditransfer sedikit demi sedikit dari sektor subsisten.
Perhatian utama dari model Lewis ini diarahkan pada terjadinya proses pengalihan tenaga kerja di sektor yang modern. Pengalihan tenaga
kerja dan pertumbuhan kesempatan kerja tersebut dimungkinkan oleh adanya perluasan output pada sektor modern tersebut.
Universitas Sumatera Utara
Total Produk Manufaktur Total Produk Manufaktur
TP
M
=fL
M
,K,t K
3
K
2
K
1
TP
A
=fL
A
,K,t
TP
3
TP
M
K
3
TP
M
K
2
TP
2
T TP
A
K TP
M
K
1
O’TO’L
A
=A TP
1
Q
LM
Q
LA
Upah riil AP
LA
MP MP
LA
MP
LA
W F
G H S
L
A A
D
3
K
3
D
2
K
2
AP
LA
D
1
K
1
0 L
1
L
2
L
3
0 L
A
Jumlah Tenaga Kerja Q
LM
Jumlah Tenaga Kerja Q
LA
a.Sektor Modern Industri b.Sektor Tradisional Pertanian
Sumber : M.L. Jhingan 2008
Gambar 2.1 Model Pertumbuhan Sektor Modern dalam Perekonomian Dua Sektor yang
Mengalami Surplus Tenaga Kerja Hasil Rumusan Lewis
Universitas Sumatera Utara
2.1.1.2 Teori Hollis B. Chenery
Teori Chenery mengidentifikasikan karakteristik-karakteristik yang sekiranya berpengaruh besar terhadap keberhasilan proses pembangunan.
Faktor-faktor yang didapatinya penting antara lain adalah kelancaran transisi dari perekonomian agraris ke perekonomian industri; kesinambungan
akumulasi modal fisik dan manusia; perubahan jenis permintaan konsumen dari produk kebutuhan pokok ke berbagai macam barang dan jasa;
perkembangan daerah perkotaan terutama pusat-pusat industri berkat migrasi para pencari kerja dari daerah-daerah pertanian di pedesaan dan kota-kota
kecil; serta pengurangan jumlah anggota dalam setiap keluarga dan kenaikan populasi pada umumnya Todaro, 2000.
Analisis teori Pattern of Development menjelaskan perubahan struktur dalam tahapan proses perubahan ekonomi dari negara berkembang yang
mengalami transformasi dari pertanian tradisional beralih ke sektor industri sebagai mesin utama pertumbuhan ekonomi. Peningkatan peran sektor industri
dalam perekonomian sejalan dengan peningkatan pendapatan perkapita yang berhubungan sangat erat dengan akumulasi capital dan peningkatan sumber
daya Human Capital. a Dilihat dari Permintaan Domestik
Apabila dilihat dari permintaan domestik akan terjadi penurunan permintaan terhadap konsumsi bahan makanan karena dikompensasikan oleh
peningkatan permintaan terhadap barang- barang non kebutuhan pangan, peningkatan investasi, dan peningkatan anggaran belanja pemerintah yang
Universitas Sumatera Utara
mengalami peningkatan dalam struktur GNP yang ada. Di sektor perdagangan internasional terjadi juga perubahan yaitu peningkatan nilai ekspor dan impor.
Sepanjang perubahan struktural ini berlangsung terjadi peningkatan pangsa ekspor komoditas hasil produksi sektor industri dan penurunan pangsa sektor
yang sama pada sisi impor. b Dilihat dari Tenaga Kerja
Apabila dilihat dari sisi tenaga kerja ini akan terjadi proses perpindahan tenaga kerja dari sektor pertanian di desa menuju sektor industri di
perkotaan, meski pergeseran ini masih tertinggal lag dibandingkan proses perubahan struktural itu sendiri. Dengan keberadaan lag inilah maka sektor
pertanian akan berperan penting dalam peningkatan penyediaan tenaga kerja, baik dari awal maupun akhir dari proses tranformasi perubahan struktural
tersebut. Secara umum negara-negara yang memiliki tingkat populasi tinggi yang
pada dasarnya menggambarkan tingkat permintaan potensial yang tinggi, cenderung untuk mendirikan industri yang bersifat substitusi impor. Artinya
mereka memproduksi sendiri barang-barang yang dulunya impor untuk kemudian dijual di pasaran dalam negeri. Sebaliknya negara-negara dengan
jumlah penduduk yang relatif kecil, cenderung akan mengembangkan industri yang berorientasi ke pasar internasional. Teori perubahan struktural
menjelaskan bahwa percepatan dan pola transformasi struktural yang terdaji pada suatu negara dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal yang saling
berkaitan satu dengan yang lain.
Universitas Sumatera Utara
Dari pengamatan “Chenery dan Syrquin” di peroleh pola yang sistematik bahwa dalam tahap awal pembangunan ekonomi sektor pertanian
sangat menonjol, kemudian dengan semakin tingginya Produk Nasional Bruto PNB peran pertanian akan semakin menurun. Sedangkan pangsa industri dan
jasa-jasa semakin meningkat, landasan dari terjadinya perubahan dengan arah seperti di atas diawali dengan kesenjangan produktivitas marginal dari sumber
daya yang dipakai di sektor pertanian dan industri Sirojuzilam dan Kasyful Mahalli, 2010.
Sumber : Tulus Tambunan 2001
Gambar 2.2 Perubahan Struktur Ekonomi dalam Proses Pembangunan Ekonomi
Secara lengkap faktor-faktor yang dianalisis oleh Chenery dan Syrquin untuk menunjukkan perubahan-perubahan dalam struktur ekonomi
dalam proses pembangunan, dan cara-cara yang digunakan untuk menunjukkan corak perubahan tersebut, dikemukakan dalam tabel 2.1.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 2.1 Cara-cara yang Digunakan untuk Menunjukkan Corak Perubahan Struktur
Ekonomi dalam Proses Pembangunan
Faktor-faktor yang Dianalisis Cara-Cara Yang Digunakan Untuk
Menunjukkan Perubahan yang Terjadi
I. Proses Akumulasi
1. a.
b. c.
2. a.
b. 3.
a. b.
Pembentukan modal. Tabungan domestik bruto
Pembentukan modal domestik bruto Aliran masuk modal di luar impor
barang dan jasa Pendapatan pemerintah.
Pendapatan pemerintah Pendapatan dari pajak
Pendidikan. Pengeluaran untuk pendidikan
Tingkat pemasukan anak-anak ke sekolah dasar dan sekolah menengah
Dengan melihat perubahan nilai-nilainya dan dinyatakan
sebagai persentase dari Produk Domestik Bruto
GDP.
Dengan menunjukkan
perubahan persentase GDP untuk pendidikan.
Dengan menunjukkan
perubahan persentase anak- anak yang bersekolah di
sekolah dasar dan sekolah menengah.
II. Proses Alokasi Sumber Daya 4.
a. b.
c. d.
5. a.
b. c.
d. 6.
a. b.
c. d.
Struktur permintaan domestik. Pembentukan modal domestik bruto
Konsumsi rumah tangga Konsumsi pemerintah
Konsumsi atas bahan makanan Struktur produksi.
Produksi sektor primer Produksi sektor industri
Produksi perusahaan utilities Produksi sektor jasa
Struktur perdagangan. Ekspor
Ekspor bahan mentah Ekspor barang-barang industri
Impor Dengan melihat perubahan
nilai-nilainya dan dinyatakan sebagai persentase dari
Produk Domestik Bruto GDP.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 2.1 Lanjutan
Faktor-faktor yang Dianalisis Cara-Cara Yang Digunakan Untuk
Menunjukkan Perubahan yang Terjadi
III. Proses Demografis dan Distribusi 7.
a. b.
c. 8.
9. a.
b. 10.
a. b.
Alokasi tenaga kerja. Dalam sektor primer
Dalam sektor industri Dalam sektor jasa
Urbanisasi. Penduduk daerah urban
Transisi demografis. Tingkat kelahiran
Tingkat kematian Distribusi pendapatan.
Bagian dari 20 persen penduduk yang menerima pendapatan paling tinggi
Bagian dari 40 persen penduduk yang menerima pendapatan paling rendah
Dengan melihat perubahan jumlahnya dan dinyatakan
sebagai persentase dari keseluruhan jumlah tenaga
kerja. Dengan melihat perubahan
jumlahnya dan dinyatakan sebagai persentase dari
keseluruhan jumlah penduduk Dengan melihat perubahan
persentase Produk Nasional Bruto GNP yang diterima
oleh masing-masing golongan pendapatan tersebut.
Sumber : Sadono Sukirno 2006
2.1.1.3 Teori John Fei dan Gustav Ranis