kerja terbesar dari tingkat pendidikan S1 sebanyak 408 atau sekitar 39,16 persen dari total pencari kerja.
e. Pendidikan
Peningkatan partisipasi sekolah penduduk tentunya harus diimbangi
dengan penyediaan sarana fisik pendidikan maupun tenaga guru yang memadai. Ditingkat pendidikan Taman Kanak-kanak TK, jumlah sekolah
pada tahun 2010 ada sebanyak 24 buah dengan jumlah guru sebanyak 164 orang dan murid sebanyak 2.779 orang.
Jumlah Sekolah Dasar ada sebanyak 139 sekolah dengan jumlah guru sebanyak 1.706 orang dan jumlah murid sebanyak 29.195 orang. Sementara
jumlah Sekolah Menengah Pertama SMP ada sebanyak 41 sekolah dengan jumlah guru sebanyak 1.393 dan jumlah murid sebanyak 18.581 orang. Pada
tahun yang sama jumlah Sekolah Menengah atas SMA ada sebanyak 29 sekolah dengan jumlah guru sebanyak 1.069 orang dan murid 17.906 orang.
f. Potensi Wilayah
Wilayah Pematang Siantar memiliki potensi lahan yang cukup luas dan subur untuk dikembangkan menjadi areal pertanian untuk menunjang
pertumbuhan industri. Sedangkan keindahan alam daerah merupakan potensi energik untuk pengembangan industri, perdagangan, dan lain-lain.
Kegiatan perekonomian terpenting di Pematang Siantar adalah pada sektor pertanian yang menghasilkan bahan pangan dan budidaya ekspor dari
perekebunan karet, sawit, dan teh, tanaman pangan, peternakan, perikanan, dan kehutanan. Sedangkan industri yang berkembang di Pematang Siantar
Universitas Sumatera Utara
adalah industri pengolahan yang menunjang sektor pertanian meliputi industri makanan, minuman, dan tembakau, industri yang memproduksi barang-barang
kebutuhan dalam negeri dan ekspor meliputi industri logam dasar, mesin dan perlengkapannya, industri kecil dan kerajinan.
Kemudian kota ini juga menghubungkan jalan darat ke kabupaten- kabupaten lainnya, seperti Toba Samosir, Tapanuli Utara, dan Tapanuli
Selatan. Sehingga, posisinya sangat strategis sebagai kota transit perdagangan antar kabupaten atau transit wisata ke Danau Toba Parapat. Disamping itu,
sektor jasa berkaitan dengan fasilitas perbankan dan jasa perdagangan lainnya serta komunikasi seperti telepon, teleks, faximile, pos dan giro telah cukup
berkembang.
4.1.2. Perekonomian Kota Pematang Siantar
Secara umum PDRB Kota Pematang Siantar dalam periode 2004-2010 mengalami peningkatan baik atas dasar harga berlaku maupun atas dasar harga
konstan lihat lampiran 4 dan 5. PDRB atas dasar harga berlaku yang terbentuk pada tahun 2010 adalah sebesar Rp. 4.163.437,74 juta, mengalami
pertumbuhan sebesar 11,14 persen dibandingkan dengan tahun 2009 sebesar Rp. 3.746.215,84 juta. Sedangkan PDRB atas dasar harga konstan pada tahun
2010 sebesar Rp. 2.038.924,45 juta, mengalami pertumbuhan sebesar 5,85 persen dibandingkan dengan tahun 2009 sebesar Rp. 1.926.298,65 juta lihat
tabel 4.4. Sektor-sektor ekonomi yang mendominasi pembentukan PDRB Kota
Pematang Siantar pada tahun 2010 adalah sektor perdagangan, hotel dan
Universitas Sumatera Utara
restoran; sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan; dan sektor jasa-jasa. Peranan dari ketiga sektor ini dalam pembentukan PDRB Kota Pematang
Siantar adalah 59,33 persen atas dasar harga berlaku dan 58,51 persen atas dasar harga konstan 2000.
4.2. Perkembangan dan Struktur Perekonomian Kota Pematang Siantar
4.2.1. Perkembangan Produk Domestik Regional Bruto PDRB Kota
Pematang Siantar Sebagaimana telah kita ketahui bahwa PDRB adalah merupakan salah
satu indikator ekonomi makro yang dapat memberikan petunjuk bagi kita ada tidaknya atupun sejauh mana perkembangan ekonomi yang telah dicapai oleh
suatu daerah. Ditinjau dari sajian angka-angka PDRB atas dasar harga berlaku
tahun berjalan ataupun menurut harga konstan 2000, perkembangan PDRB Kota Pematang Siantar selama periode 2004-2010 mengalami kenaikan yang
cukup berarti. Untuk lebih jelasnya dalam melakukan evaluasi selanjutnya dahulu kita lihat tabel berikut ini :
Tabel 4.3 Produk Domestik Regional Bruto Kota Pematang Siantar tahun 2004-2010
Tahun Atas Dasar Harga
Berlaku Juta Rp Atas Dasar Harga
Konstan 2000 Juta Rp 2004
2.400.683,08 1.467.879,16
2005 2.556.769,18
1.552.523,79 2006
2.749.779,17 1.645.113,63
2007 3.094.556,17
1.729.273,45 2008
3.464.686,68 1.828.251,13
2009 3.746.215,84
1.926.298,65 2010
4.163.437,74 2.038.924,45
Sumber : BPS Kota Pematang Siantar, 2011
Universitas Sumatera Utara
Dari data pada tabel diatas kita peroleh gambaran bahwa selama periode tahun 2004-2010 baik atas dasar harga berlaku maupun atas dasar
harga konstan 2000 PDRB Kota Pematang Siantar mengalami kenaikan. Untuk lebih jelasnya mengenai kenaikan tersebut dari tabel 4.3 dapat disajikan tabel
4.4 berikut ini :
Tabel 4.4 Rata-rata Pertumbuhan dan Persentase Pertumbuhan PDRB Kota
Pematang Siantar Atas Dasar Harga Berlaku dan Atas Dasar Harga Konstan 2000
Tahun Atas Dasar Harga
Berlaku Atas Dasar Harga
Konstan 2000 Pertumbuhan
Juta Rp Pertumbuhan
Juta Rp 2005
156.086,10 6,50
84.644,63 5,77 2006
193.009,99 7,55
92.589,84 5,96 2007
344.777,00 12,54
84.159,82 5,12 2008
370.130,51 11,96
98.977,68 5,72 2009
281.529,16 8,13
98.047,52 5,36 2010
417.221,90 11,14
112.625,80 5,85 Rata-rata
293.792,44 9,64
95.174,22 5,63
Sumber : BPS Kota Pematang Siantar Data Diolah
Selama periode 2005-2010 rata-rata pertumbuhan PDRB atas dasar harga berlaku adalah sebesar Rp. 293.792,44 juta atau sebesar 9,64
sedangkan atas dasar harga konstan 2000 tumbuh sebesar Rp. 95.174,22 juta atau sebesar 5,63 rata-rata per-tahun.
4.2.2. Peranan Sektor terhadap Produk Domestik Regional Bruto
PDRB Kota Pematang Siantar Dengan mengetahui peranan dari masing-masing sektor perekonomian
kita akan dapat mendapatkan gambaran sektor-sektor mana yang paling besar peranannya terhadap perekonomian daerah tersebut. Dengan mengetahui
peranan dari pada masing-masing sektor berarti kita dapat membuat gambaran
Universitas Sumatera Utara
keterkaitannya dengan skala prioritas pembanguan yang akan difokuskan ataupun sebagai landasan dalam pembangunan ekonomi khususnya.
Distribusi atau besarnya peranan setiap sektor PDRB atas dasar harga yang berlaku selama kurun waktu tahun 2004-2010, setiap tahunnya tampak
mengalami perubahan. Apabila dilakukan perbandingan, maka sektor yang mengalami kenaikan ataupun sektor yang cenderung mengalami penurunan
selama kurun waktu 2004-2010 dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 4.5 Distribusi Persentase PDRB Kota Pematang Siantar Menurut Lapangan
Usaha Atas Dasar Harga Berlaku tahun 2004-2010
No. Lapangan Usaha
2004 2005
2006 2007
2008 2009
2010 1.
Pertanian 4,11
4,08 3,76
3,20 3,01
2,89 2,72
2. Pertambangan
Penggalian 0,20
0,03 0,03
0,03 0,02
0,02 0,02
Sektor Primer 4,31
4,11 3,79
3,23 3,03
2,91 2,74
3. Industri Pengolahan
27,02 26,32
26,43 26,85
25,46 24,05
22,23 4.
Listrik, Gas, Air Minum
1,81 1,78
1,81 1,66
1,55 1,49
1,40 5.
Bangunan 6,64
6,90 6,87
6,22 5,63
5,35 5,05
Sektor Sekunder 35,47
35,00 35,11
34,73 32,64
30,89 28,68
6. Perdagangan, Hotel
Restoran 28,90
28,75 28,41
29,22 30,28
31,69 34,02
7. Pengangkutan
Komunikasi 11,82
11,75 10,98
10,35 9,97
9,70 9,24
8. Keuangan Jasa
Perusahaan 8,95
10,19 10,90
11,57 11,99
12,74 13,40
9. Jasa-jasa
10,53 10,21
10,79 10,90
12,08 12,06
11,91
Sektor Tersier 60,20
60,90 61,08
62,04 64,32
66,19 68,57
Total 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
Sumber : BPS Kota Pematang Siantar, 2011
Dilihat pada tabel 4.5 tersebut maka dapat diambil kesimpulan bahwa hanya beberapa sektor saja yang mengalami kenaikan seperti sektor
perdagangan, hotel, dan restoran pada tahun 2004 sebesar 28,90 naik menjadi 34,02 pada tahun 2010. Sektor keuangan dan jasa perusahaan pada
Universitas Sumatera Utara
tahun 2004 sebesar 8,95 menjadi 13,40 pada tahun 2010 dan sektor jasa- jasa pada tahun 2004 sebesar 10,53 naik menjadi 11,91 pada tahun 2010.
Sektor yang cenderung mengalami penurunan adalah sektor pertanian pada tahun 2004 sebesar 4,11 turun menjadi 2,72 pada tahun 2010. Sektor
pertambangan dan penggalian pada tahun 2004 sebesar 0,20 turun menjadi
0,02 pada tahun 2010. Sektor industri pengolahan pada tahun 2004 sebesar 27,02 turun menjadi 22,23 pada tahun 2010. Sektor listrik, gas, dan air
minum pada tahun 2004 sebesar 1,81 turun menjadi 1,40 pada tahun
2010. Sektor bangunan pada tahun 2004 sebesar 6,64 turun menjadi 5,05 pada tahun 2010 dan sektor pengangkutan dan komunikasi pada tahun 2004
sebesar 11,82 turun menjadi 9,24 pada tahun 2010. Dilihat dari sektor primer, sekunder, dan tersier dapat diambil
kesimpulan bahwa pada periode tahun 2004-2010, peranan sektor tersier terhadap PDRB Kota Pematang Siantar pada tahun 2004 sebesar 60,20 naik
menjadi 68,57 pada tahun 2010. Sedangkan sektor primer dan sekunder
mengalami penurunan. Sektor primer pada tahun 2004 sebesar 4,31 turun
menjadi 2,74 pada tahun 2010. Sektor sekunder pada tahun 2004 sebesar
35,47 turun menjadi 28,68 pada tahun 2010.
Selanjutnya pada distribusi atau besarnya peranan setiap sektor terhadap PDRB atas dasar harga konstan 2000 dapat dilihat pada tabel berikut
ini :
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.6 Distribusi Persentase PDRB Kota Pematang Siantar Menurut Lapangan
Usaha Atas Dasar Harga Konstan 2000 tahun 2004-2010
No. Lapangan Usaha
2004 2005
2006 2007
2008 2009
2010 1.
Pertanian 4,92
4,70 4,35
3,79 3,56
3,37 3,20
2. Pertambangan
Penggalian 0,24
0,02 0,03
0,03 0,02
0,02 0,02
Sektor Primer 5,16
4,72 4,38
3,82 3,58
3,39 3,22
3. Industri Pengolahan
14,28 13,52
13,56 13,32
13,11 12,64
12,14 4.
Listrik, Gas, Air Minum
1,33 1,31
1,36 1,25
1,21 1,18
1,14 5.
Bangunan 9,22
9,33 9,36
8,96 8,50
8,34 8,16
Sektor Sekunder 24,83
24,16 24,28
23,53 22,82
22,16 21,44
6. Perdagangan, Hotel
Restoran 28,79
29,63 29,23
29,19 30,34
31,36 32,34
7. Pengangkutan
Komunikasi 17,14
17,43 17,25
17,36 17,20
17,07 16,84
8. Keuangan Jasa
Perusahaan 11,37
11,28 11,69
12,45 12,69
12,90 13,19
9. Jasa-jasa
12,71 12,78
13,18 13,66
13,37 13,13
12,98
Sektor Tersier 70,01
71,12 71,35
72,66 73,60
74,46 75,35
Total 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
Sumber : BPS Kota Pematang Siantar, 2011
Dari data pada tabel 4.6 diatas tercatat 3 tiga sektor yang memberikan sumbangan atau berperan yang relatif besar setiap tahunnya yaitu
sektor perdagangan, hotel dan restoran pada tahun 2004 berperan sebesar 28,79 , tahun 2005 sebesar 29,63 . Pada 2006 sebesar 29,23 dan pada tahun
2007 sebesar 29,19 , kemudian pada tahun 2008 berperan sebesar 30,34 . Pada tahun 2009 sebesar 31,36 dan naik lagi menjadi 32,34 pada tahun
2010. Sektor keuangan dan jasa perusahaan berperan sebesar 11,37 pada tahun 2004 dan sebesar 11,28 pada tahun 2005, sebesar 11,69 pada tahun
2006 dan sebesar 12,45 pada tahun 2007. Kemudian pada tahun 2008 berperan sebesar 12,69 , pada tahun 2009 sebesar 12,90 dan sebesar 13,19
pada tahun 2010. Dan sektor jasa-jasa berperan sebesar 12,71 pada tahun
Universitas Sumatera Utara
2004 dan sebesar 12,78 pada tahun 2005, sebesar 13,18 pada tahun 2006 dan sebesar 13,66 pada tahun 2007. Kemudian pada tahun 2008 berperan
sebesar 13,37 , pada tahun 2009 sebesar 13,13 dan sebesar 12,98 pada tahun 2010.
Dilihat dari sektor primer, sekunder, dan tersier dapat diambil kesimpulan bahwa pada periode tahun 2004-2010, peranan sektor tersier
terhadap PDRB Kota Pematang Siantar pada tahun 2004 sebesar 70,01 naik menjadi 75,35 pada tahun 2010. Sedangkan sektor primer dan sekunder
mengalami penurunan. Sektor primer pada tahun 2004 sebesar 5,16 turun
menjadi 3,22 pada tahun 2010. Sektor sekunder pada tahun 2004 sebesar
24,83 turun menjadi 21,44 pada tahun 2010. 4.2.3.
Perkembangan Tenaga Kerja Kota Pematang Siantar
Pertumbuhan tenaga kerja di Kota Pematang Siantar sejalan dengan pertumbuhan penduduk. Namun pertumbuhan ini tidak sebanding dengan
pertumbuhan lapangan pekerjaan sehingga mengakibatkan tingginya jumlah pengangguran. Angkatan kerja merupakan salah satu unsur utama dalam proses
produksi barang dan jasa serta mengatur sarana produksi untuk menghasilkan barang dan jasa tersebut. Semakin banyak angkatan kerja dalam satu wilayah
atau daerah maka akan semakin besar pula kontribusi yang diberikan pada pertumbuhan ekonomi daerah tersebut.
Perkembangan tenaga kerja Kota Pematang Siantar selama periode 2004-2010 mengalami kenaikan yang cukup berarti. Untuk lebih jelasnya
dalam melakukan evaluasi selanjutnya dahulu kita lihat tabel berikut ini.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.7 Tenaga Kerja Kota Pematang Siantar tahun 2004-2010 Jiwa
Tahun Tenaga Kerja Jiwa
2004 74.800
2005 89.220
2006 81.666
2007 88.251
2008 98.088
2009 103.737
2010 108.513
Sumber : BPS Kota Pematang Siantar, 2011
Dari data pada tabel diatas kita peroleh gambaran bahwa selama periode tahun 2004-2010 tenaga kerja Kota Pematang Siantar mengalami
kenaikan. Untuk lebih jelasnya mengenai kenaikan tersebut dari tabel 4.7 dapat disajikan tabel 4.8 berikut ini :
Tabel 4.8 Rata-rata Pertumbuhan dan Persentase Pertumbuhan Tenaga Kerja Kota
Pematang Siantar
Tahun Pertumbuhan Jiwa
2005 14.420
19,28 2006
-7.554 -8,47
2007 6.585
8,06 2008
9.837 11,15
2009 5.649
5,76 2010
4.776 4,60
Rata-rata 5.619
6,73
Sumber : BPS Kota Pematang Siantar Data Diolah
Selama periode 2005-2010 rata-rata pertumbuhan tenaga kerja Kota Pematang Siantar adalah sebesar 5.619 jiwa atau sebesar 6,73 rata-rata per-
tahun.
4.2.4. Peranan Sektor terhadap Tenaga Kerja Kota Pematang Siantar
Distribusi atau besarnya peranan setiap sektor terhadap tenaga kerja Kota Pematang Siantar selama kurun waktu tahun 2004-2010, setiap tahunnya
Universitas Sumatera Utara
tampak mengalami perubahan. Apabila dilakukan perbandingan, maka sektor yang mengalami kenaikan ataupun sektor yang cenderung mengalami
penurunan selama kurun waktu 2004-2010 dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 4.9 Distribusi Persentase Tenaga Kerja Kota Pematang Siantar Berdasarkan
Sektor Primer, Sekunder dan Tersier tahun 2004-2010
No. Lapangan Usaha
2004 2005
2006 2007
2008 2009
2010 1.
Sektor Primer 3,41 3,41 7,53 8,81 11,61 9,12 8,63
2. Sektor Sekunder
16,02 16,02 14,48 17,68 14,80 19,37 13,50 3.
Sektor Tersier 80,57 80,57 77,99 73,51 73,59 71,51 77,87
Total 100,00
100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 Sumber : BPS Kota Pematang Siantar, 2011
Dilihat dari sektor primer, sekunder, dan tersier dapat diambil kesimpulan bahwa pada periode tahun 2004-2010, peranan sektor primer
terhadap tenaga kerja Kota Pematang Siantar pada tahun 2004 sebesar 3,41 naik menjadi 8,63 pada tahun 2010. Sedangkan sektor sekunder dan tersier
mengalami penurunan. Sektor sekunder pada tahun 2004 sebesar 16,02 turun
menjadi 13,50 pada tahun 2010. Sektor tersier pada tahun 2004 sebesar
80,57 turun menjadi 77,87 pada tahun 2010. 4.3.
Analisis Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang diperoleh dari berbagai sumber penerbitan, seperti yang diterbitkan oleh Badan
Pusat Statistik BPS, dan sumber-sumber lain yang terkait dengan objek yang diteliti. Data tersebut digunakan untuk menganalisis perubahan pertumbuhan
tenaga kerja dan konstribusi PDRB pada sektor-sektor ekonomi di Kota Pematang Siantar dibandingkan perubahan pertumbuhan tenaga kerja dan
konstribusi PDRB pada sektor-sektor perekonomian Sumatera Utara. Dalam
Universitas Sumatera Utara
penelitian ini menggunakan alat analisis Shift-Share. Data-data tersebut adalah data jumlah penduduk berumur 15 tahun ke atas yang bekerja menurut
lapangan usaha utama dan jumlah PDRB pada sektor-sektor ekonomi di Kota Pematang Siantar dan Provinsi Sumatera Utara, dimana data tersebut dimulai
dari tahun 2004–2010.
4.3.1. Hasil Analisis Shift Share Berdasarkan Jumlah Tenaga Kerja di
Kota Pematang Siantar tahun 2004-2010 pada masing-masing Sektor Ekonomi
Tabel 4.10 Hasil Analisis
Shift Share Jumlah Tenaga Kerja Kota Pematang Siantar tahun 2004-2010 Jiwa
Lapangan Usaha Nij Mij
Cij Dij
Sektor Primer 4.471 6,63 -1.532 -4,26 12.885 108,34 15.823 13,72
Sektor Sekunder 10.844 16,08 4.022 11,18 -15.287 -128,54 -421 -0,37 Sektor Tersier
52.119 77,29 33.500 93,08 14.295 120,20 99.914 86,64
Sumber : BPS Kota Pematang Siantar Data Diolah
Gambar 4.1 Grafik
Shift Share Tenaga Kerja di Kota Pematang Siantar tahun 2004-2010
-20000 20000
40000 60000
80000 100000
Nij Mij
Cij Dij
Sektor Primer Sektor Sekunder
Sektor Tersier
Universitas Sumatera Utara
a. Sektor Primer
Sektor primer pertanian di Kota Pematang Siantar berdasarkan analisis Shift Share tahun 2004–2010 dipengaruhi oleh beberapa komponen.
Pengaruh komponen pertumbuhan provinsi Nij sektor ini mempunyai efek positif dalam menyerap tenaga kerja yaitu sebesar 4.471 atau 6,63 tenaga
kerja terhadap penyerapan tenaga kerja provinsi. Pengaruh komponen bauran industri Mij mempunyai efek negatif, hal ini menyebabkan pertumbuhan
tenaga kerja di Kota Pematang Siantar tertinggal sebanyak -1.532 atau 4,26 tenaga kerja. Pertumbuhan sektor primer dalam sisi tenaga kerja tumbuh relatif
lebih lambat dibandingkan pertumbuhan sektor yang sama di tingkat provinsi. Pengaruh komponen keunggulan kompetitif Cij sektor primer
mempunyai efek positif, dimana pertumbuhan tenaga kerja di Kota Pematang Siantar sebanyak 12.885 atau 108,34 tenaga kerja lebih cepat dibandingkan
dengan pertumbuhan sektor yang sama di tingkat provinsi. Untuk jumlah keseluruhan Dij, sektor primer menunjukkan jumlah yang positif sebanyak
15.823 atau 13,72 tenaga kerja yang mempunyai arti bahwa pertumbuhan sektor primer di Kota Pematang Siantar relatif lebih cepat dibanding
pertumbuhan tenaga kerja sektor yang sama ditingkat provinsi. Sektor primer mengalami pergeseran atau peningkatan dalam penyerapan tenaga kerja di
Kota Pematang Siantar disebabkan oleh upah yang relatif tinggi sehingga menarik banyak tenaga kerja untuk berpindah migrasi dari sektor sekunder
atau tersier ke sektor primer.
Universitas Sumatera Utara
b. Sektor Sekunder