Sektor Sekunder Sektor Sekunder

b. Sektor Sekunder

Sektor sekunder industri di Kota Pematang Siantar berdasarkan analisis Shift Share tahun 2004–2010 dipengaruhi oleh beberapa komponen. Pengaruh komponen pertumbuhan provinsi Nij sektor ini mempunyai efek positif dalam menyerap tenaga kerja yaitu sebesar 10.844 atau 16,08 tenaga kerja terhadap penyerapan tenaga kerja provinsi. Pengaruh komponen bauran industri Mij mempunyai efek positif yaitu sebanyak 4.022 atau 11,18 tenaga kerja. Hal ini menunjukkan sektor industri dapat menyerap tenaga kerja lebih banyak atau pertumbuhan sektor sekunder dalam sisi tenaga kerja tumbuh relatif lebih cepat dibandingkan pertumbuhan sektor yang sama di tingkat provinsi. Pengaruh komponen keunggulan kompetitif Cij sektor sekunder mempunyai efek negatif, dimana pertumbuhan tenaga kerja di Kota Pematang Siantar sebanyak -15.287 atau 128,54 tenaga kerja lebih lambat dibandingkan dengan pertumbuhan sektor yang sama di tingkat provinsi. Untuk jumlah keseluruhan Dij, sektor sekunder menunjukkan jumlah yang negatif sebanyak -421 atau 0,37 tenaga kerja yang mempunyai arti bahwa pertumbuhan sektor sekunder di Kota Pematang Siantar relatif lebih lambat dibanding pertumbuhan tenaga kerja sektor yang sama ditingkat provinsi. Sektor sekunder mengalami pergeseran atau penurunan dalam penyerapan tenaga kerja di Kota Pematang Siantar disebabkan oleh tingkat upah yang rendah akan mendorong terjadinya migrasi tenaga kerja untuk mencari pekerjaan yang mempunyai tingkat upah tinggi pada sektor ekonomi lainnya. Universitas Sumatera Utara

c. Sektor Tersier

Sektor tersier jasa di Kota Pematang Siantar berdasarkan analisis Shift Share tahun 2004–2010 dipengaruhi oleh beberapa komponen. Pengaruh komponen pertumbuhan provinsi Nij sektor ini mempunyai efek positif dalam menyerap tenaga kerja yaitu sebesar 52.119 atau 77,29 tenaga kerja terhadap penyerapan tenaga kerja provinsi. Pengaruh komponen bauran industri Mij mempunyai efek positif yaitu sebanyak 33.500 atau 93,08 tenaga kerja. Hal ini menunjukkan sektor tersier dapat menyerap tenaga kerja lebih banyak atau pertumbuhan sektor tersier dalam sisi tenaga kerja tumbuh relatif lebih cepat dibandingkan pertumbuhan sektor yang sama di tingkat provinsi. Pengaruh komponen keunggulan kompetitif Cij sektor tersier mempunyai efek positif, dimana pertumbuhan tenaga kerja di Kota Pematang Siantar sebanyak 14.295 atau 120,20 tenaga kerja lebih cepat dibandingkan dengan pertumbuhan sektor yang sama di tingkat provinsi. Untuk jumlah keseluruhan Dij, sektor tersier menunjukkan jumlah yang positif sebanyak 99.914 atau 86,64 tenaga kerja yang mempunyai arti bahwa pertumbuhan sektor tersier di Kota Pematang Siantar relatif lebih cepat dibanding pertumbuhan tenaga kerja sektor yang sama ditingkat provinsi. Sektor tersier mengalami pergeseran dalam tenaga kerja yang disebabkan oleh perekonomian modern yang dapat menarik banyak tenaga kerja yang tiap tahunnya mengalami kenaikan. Universitas Sumatera Utara

4.3.2. Hasil Analisis Shift Share Berdasarkan Nilai PDRB di Kota

Pematang Siantar tahun 2004-2010 pada masing-masing Sektor Ekonomi Tabel 4.11 Hasil Analisis Shift Share Nilai PDRB Kota Pematang Siantar tahun 2004- 2010 Jutaan Rp Lapangan Usaha Nij Mij Cij Dij Sektor Primer 418.472 3,82 -15.857 -6,10 -345.513 8,12 57.103 0,82 Sektor Sekunder 3.802.061 34,68 -459.903 -176,85 -2.252.944 52,93 1.089.214 15,63 Sektor Tersier 6.743.977 61,51 735.806 282,95 -1.658.091 38,95 5.821.692 83,55 Sumber : BPS Kota Pematang Siantar Data Diolah Gambar 4.2 Grafik Shift Share PDRB di Kota Pematang Siantar tahun 2004-2010 a. Sektor Primer Sektor primer pertanian di Kota Pematang Siantar berdasarkan analisis Shift Share tahun 2004–2010 dipengaruhi oleh beberapa komponen. Pengaruh komponen pertumbuhan provinsi Nij sektor ini mempunyai efek -3000000 -2000000 -1000000 1000000 2000000 3000000 4000000 5000000 6000000 7000000 Nij Mij Cij Dij Sektor Primer Sektor Sekunder Sektor Tersier Universitas Sumatera Utara positif dalam memberikan konstribusi PDRB yaitu sebesar Rp 418.472 juta atau 3,82 terhadap konstribusi PDRB provinsi. Pengaruh komponen bauran industri Mij mempunyai efek negatif, hal ini menyebabkan pertumbuhan PDRB di Kota Pematang Siantar tertinggal sebanyak Rp -15.857 juta atau 6,10 . Pertumbuhan sektor primer dalam sisi PDRB tumbuh relatif lebih lambat dibandingkan pertumbuhan sektor yang sama di tingkat provinsi. Pengaruh komponen keunggulan kompetitif Cij sektor primer mempunyai efek negatif, dimana pertumbuhan PDRB di Kota Pematang Siantar sebanyak Rp -345.513 juta atau 8,12 lebih lambat dibandingkan dengan pertumbuhan sektor yang sama di tingkat provinsi. Untuk jumlah keseluruhan Dij, sektor primer menunjukkan jumlah yang positif sebanyak Rp 57.103 juta atau 0,82 yang mempunyai arti bahwa pertumbuhan sektor primer di Kota Pematang Siantar relatif lebih cepat dibanding pertumbuhan PDRB sektor yang sama ditingkat provinsi. Sektor primer masih memberikan konstribusi yang cukup besar untuk Kota Pematang Siantar tetapi mengalami penurunan tiap tahunnya sehingga pertumbuhan ekonomi Kota Pematang Siantar mengalami pergeseran dari sektor primer pertanian ke sektor sekunder industri dan sektor tersier jasa.

b. Sektor Sekunder

Sektor sekunder industri di Kota Pematang Siantar berdasarkan analisis Shift Share tahun 2004–2010 dipengaruhi oleh beberapa komponen. Pengaruh komponen pertumbuhan provinsi Nij sektor ini mempunyai efek positif dalam memberikan konstribusi PDRB yaitu sebesar Rp 3.802.061 juta Universitas Sumatera Utara atau 34,68 terhadap konstribusi PDRB provinsi. Pengaruh komponen bauran industri Mij mempunyai efek negatif, hal ini menyebabkan pertumbuhan PDRB di Kota Pematang Siantar tertinggal sebanyak Rp -459.903 juta atau 176,85 . Pertumbuhan sektor sekunder dalam sisi PDRB tumbuh relatif lebih lambat dibandingkan pertumbuhan sektor yang sama di tingkat provinsi. Pengaruh komponen keunggulan kompetitif Cij sektor sekunder mempunyai efek negatif, dimana pertumbuhan PDRB di Kota Pematang Siantar sebanyak Rp -2.252.944 juta atau 52,93 lebih lambat dibandingkan dengan pertumbuhan sektor yang sama di tingkat provinsi. Untuk jumlah keseluruhan Dij, sektor sekunder menunjukkan jumlah yang positif sebanyak Rp 1.089.214 juta atau 15,63 yang mempunyai arti bahwa pertumbuhan sektor sekunder di Kota Pematang Siantar relatif lebih cepat dibanding pertumbuhan PDRB sektor yang sama ditingkat provinsi. Sektor sekunder dapat memberikan konstribusi yang sangat besar terhadap PDRB Kota Pematang Siantar sehingga pertumbuhan ekonomi di Kota Pematang Siantar mengalami pergeseran dari perekonomian tradisional ke perekonomian modern.

c. Sektor Tersier